DEFINISI
Enterocutaneous fistula (ECFs) dapat terjadi sebagai komplikasi dari semua jenis
operasi pada saluran pencernaan. Lebih dari 75% dari semua ECF timbul sebagai
komplikasi pasca operasi, sementara sekitar 15-25% dari mereka hasil dari trauma
abdomen atau terjadi secara spontan dalam kaitannya dengan kanker, iradiasi,
penyakit usus inflamasi, atau kondisi iskemik atau infeksi.
C. ETIOLOGI
1. Spontan
Penyebab:
E. KLASIFIKASI
kecil
b. Moderate
Output >200 – 500 ml dalam 24 jam
c. High
d. Output >500 ml dalam 24 jam, pada umunya berasal dari usus besar
F. MANIFESTASI KLINIK
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
1. Non operative management:
Jika fistula merupakan akibat dari karsinoma, tuberculosis, penyakit Crohn atau
colitis, maka penyakit primer harus diterapi dengan tepat agar lesi ini sembuh.
Kebanyakan ahli bedah menolak melakukan operasi anorectum pada pasien
dengan penyakit peradangan usus, karena kekambuhan lokal dan kegagalan
penyembuhan luka. Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi jumlah
2. Terapi bedah :
Fistulektomi (eksisi saluran fistula) adalah prosedur yang dianjurkan. Usus bawah
dievakuasi secara seksama dengan enema yang diprogramkan. Selama
pembedahan saluran sinus diidentifikasi dengan memasang alat ke dalamnya atau
dengan menginjeksi saluran dengan larutan biru metilen. Fistula didiseksi ke luar
atau dibiarkan terbuka, dan insisi lubang rektalnya mengarah keluar. Luka diberi
tampon dengan kassa.
Komplikasi :
Sepsis
Gangguan cairan dan elektrolit
Nekrosis pada kulit
Malnutrisi
Tabel fase pengobatan pada fistula enterocutanus
Phase Time Course Primary goals
1. Recognition and 24–48 hours Correct fluid and electrolyte
stabilization imbalances
Drainage of intra-abdominal
abscesses
Control of sepsis
Control of fistula drainage
Ensure adequate skin care
Aggressive nutritional support
Phase Time Course Primary goals
2. Investigation after 7–10 days Determine anatomy and fistula
characteristics
3. Decision up to 4–6 weeks Determine likelihood of
spontaneous closure
Plan course of therapy
4. Definitive therapy after 4–6 weeks or if Closure of fistula
closure is unlikely
Reestablish gastrointestinal
continuity
Secure closure of abdomen
5. Healing 5–10 days after closure Ensure adequate nutritional
onward support
Transition to oral intake
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh\
4. Diare
5. Cemas
DAFTAR PUSTAKA