DI PANDEMI COVID-19
Oleh:
2. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, seluruh dunia saat ini sedang berupaya untuk menangani
wabah Corona Virus Disease (Covid-19), termasuk juga di Indonesia. Satu aspek penting yang
tidak boleh dilupakan dalam penanganan wabah ini adalah pengelolaan limbah medis dengan
karakter infeksius, yang dihasilkan dari pasien dan petugas medis yang terpapar dengan virus
tersebut. Pengelolaan limbah infeksius ini menjadi penting, karena dikhawatirkan limbah ini bisa
menjadi salah satu media penyebaran virus apabila tidak ditangani dengan baik.
Dalam menyikapi wabah Covid-19 ini, pemutusan mata rantai penyebaran virus bisa dilakukan
dengan salah satu cara yaitu pengelolaan limbah medis infeksius yang benar sesuai prosedur.
Secara khusus, pengelolaan limbah medis diatur dalam PERMEN LHK No. P.56/Menlhk-
Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Penanganan pasien Covid-19 yang sangat meningkat di Indonesia membutuhkan perlengkapan
medis yang lebih banyak seperti masker, kacamata, pakaian pelindung dan sebagainya. Hal ini
akan mengakibatkan peningkatan timbunan limbah medis B3 rumah sakit secara signifikan,
sehingga membutuhkan juga peningkatan kapasitas pengelolaan limbahnya dari aspek kuantitas
dan kualitasnya. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi penularan kembali dari limbah medis
B3 rumah sakit yang digunakan. Berangkat dari masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
menganalisis gambaran tentang timbunan limbah medis rumah sakit selama masa penanganan
pandemik Covid-19, kapasitas pengelolaan, dan prosedur penanganannya.
3. Tujuan Penelitian :
a. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan limbah medis di rumah sakit selama masa
pandemic Covid-19
b. Untuk mengetahui kapasitas pengelolaan limbah medis di rumah sakit selama pandemic
Covid-19
c. Untuk mengetahui prosedur pengelolaan limbah medis di rumah sakit selama pandemic
Covid-19
4. Referensi :
WHO : Air, Sanitasi, Higiene, dan Pengelolaan Limbah yang Tepat Dalam Penanganan
Wabah COVID-19. Pedoman Sementara WHO dan UNICEF 19 Maret 2020.