Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

AKUNTANSI DALAM ORGANISASI RUMAH SAKIT

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan dan Akuntansi Rumah Sakit
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dosen Pembimbing:
Dr. Budi Hartono, SE., MARS

Anggota Kelompok 1:
Adrian Mulya
Dessy Srikandi
Five Indah Lestari
Syntia Melantika
Tino Suhendro
Yalesvitri

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2021/2022
AKUNTANSI DALAM ORGANISASI RUMAH SAKIT

A. Pengertian Akuntansi dan Pentingnya Laporan Neraca dalam Suatu Organisasi


1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan sebuah informasi yang menjelaskan kondisi keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan laporan tersebut untuk segala jenis
kegiatan dan juga untuk menentukan keputusan. Akuntansi adalah suatu proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan
dilakukannya penilaian dan pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-
pihak yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Tujuan utama akuntansi adalah
untuk menghasilkan atau menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi akuntansi biasanya digunakan oleh investor, kreditor, pemerintah,
karyawan, juga manajer atau pemimpin perusahaan. Informasi tersebut berguna bagi
mereka sebagai dasar pengambilan keputusan serta sebagai bukti pertanggungjawaban
manajemen kepada pemilik, di samping bukti untuk mengetahui perkembangan
perusahaan dari tahun ke tahun. Dengan demikian, manfaat akuntansi adalah untuk
mendapatkan informasi keuangan perusahaan, untuk bukti pertanggungjawaban
manajemen kepada pemili dan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan.

2. Pentingnya Laporan Neraca dalam Suatu Organisasi


Laporan keuangan adalah laporan yang berisi kondisi keuangan dari perusahaan
atau bisnis. Laporan keuangan akan menjadi laporan akhir dari proses pencatatan
keuangan pada perusahaan dan bisnis. Jika perusahaan tidak memiliki laporan
keuangan, perusahaan akan kesulitan melihat apa yang menjadi kelebihan hingga
kekurangan pada perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan, perusahaan akan
mudah menganalisa apa yang terjadi di perusahaan. Sehingga bisa merancang strategi
apa yang harus perusahaan lakukan dari informasi yang diperoleh pada laporan
keuangan.
Laporan keuangan merupakan hal penting bagi setiap perusahaan. Seberapa
penting laporan keuangan bagi sebuah perusahaan atau bisnis?
a. Memantau Perkembangan Bisnis
Perkembangan bisnis menjadi satu hal yang wajib diperhatikan oleh owner.
Berapa banyak modal yang sudah keluar, berapa pangsa pasar, dan sebagainya
menjadi salah satu catatan yang akan masuk di laporan keuangan.
Laporan keuangan memiliki beberapa jenis, dan setiap jenisnya memiliki
fungsi masing-masing. Seperti laporan laba rugi, laporan neraca, dan laporan arus
kas. Dari keempat laporan ini Anda akan mengetahui bagaimana laba rugi bisnis
Anda, berapa arus kas, dan berada di posisi mana bisnis Anda saat ini.
Perkembangan bisnis menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan oleh
pemilik bisnis untuk mengetahui posisi bisnisnya saat ini. Banyak pengusaha yang
mengabaikan ini. Padahal dengan memantau perkembangan bisnis bisa menentukan
cara terbaik untuk menentukan strategi bisnis ke depan.
b. Mengetahui Jumlah Aset
Sudah berapa lama Anda berbisnis? Pastinya Anda sudah memiliki berbagai
macam aset bukan? Meskipun aset itu tampaknya benda kecil, namun itu harus
tetap dicatat dalam bisnis Anda. Dengan laporan keuangan, Anda bisa mengetahui
berapa banyak jumlah aset yang Anda miliki.
Banyak pengusaha yang sering mengabaikan asetnya. Sehingga mereka tidak
mengetahui berapa banyak aset yang sudah dimiliki. Dengan catatan laporan
keuangan yang rapih, Anda bisa mengetahui apa saja aset yang Anda miliki.
Laporan keuangan juga bisa memantau aset Anda secara real time. Ketika ada
perubahan nilai aset, dengan laporan keuangan, Anda bisa mencatatnya dengan
baik.
Inilah pentingnya laporan keuangan bagi sebuah perusahaan atau bisnis. Jika
perusahaan atau bisnis Anda tidak memiliki laporan keuangan sebagai pencatatan
seluruh aset, Anda akan kebingungan dalam mencatat setiap aset yang Anda miliki.
c. Kontrol Biaya
Banyaknya biaya yang dikeluarkan haruslah dicatat dengan benar dan baik
oleh setiap pebisnis. Disini, laporan keuangan akan berperan penting untuk
mencatat seluruh biaya yang dikeluarkan dalam setiap aktivitas produksi atau
aktivitas yang berkaitan dengan jalannya bisnis.
Apa lagi semua biaya yang dikeluarkan bukan hanya biaya yang dikeluarkan
saat bisnis di mulai saja. Melainkan juga ketika bisnis berjalan akan ada biaya-biaya
yang selalu dikeluarkan. Untuk mengetahui secara rinci berapa biaya yang
dikeluarkan dalam satu bulan, sebagai pengusaha harus mencatatnya dalam
pembukuan dan menyajikan dalam bentuk laporan keuangan di setiap akhir periode
akuntansi.
Setiap nominal yang tercatat akan membantu Anda dalam menentukan harga
dari produk yang di produksi. Sehingga Anda juga bisa mengetahui berapa biaya
profit yang harus Anda dapatkan dari setiap produk atau jasa dari perusahaan Anda.
Tanpa adanya laporan keuangan secara akurat, Anda akan sangat sulit dalam
menentukan harga produksi hingga menghitung laba dan rugi. Mending kalau Anda
untung terus, tetapi jika Anda rugi, Anda akan sulit dalam mengembangkan bisnis
ke depan.
d. Memantau Hutang
Berapa sih hutang Anda? Apakah Anda punya hutang bisnis? Baik kepada
supplier, atau kepada pemilik modal. Ataupun hutang kepada pihak eksternal
seperti bank? Banyak perusahaan yang terkadang tidak bisa lepas dari hutang.
Sehingga membuat hutang menjadi hal yang lumrah dilakukan.
Untuk mengetahui jumlah hutang ini, Anda perlu laporan keuangan. Hutang
akan lebih mudah dilihat jika tercatat dalam laporan keuangan. Jika Anda tidak
mengetahui secara pasti berapa hutang yang dimiliki, tentunya ini akan berakibat
fatal terhadap usaha Anda.
Pada laporan keuangan, Anda bisa mengetahui sisa hutang yang dimiliki.
Hingga kapan tanggal jatuh tempo hutang. Bagi perusahaan besar mungkin ini
sudah biasa tertulis, namun bagi perusahaan sekelas UKM belum tentu ada
pencatatan serapih yang dilakukan oleh perusahaan besar.
Pentingnya laporan keuangan pada bisnis, dapat menjadi alat tolak ukur dan
pertimbangan dalam berhutang. Sehingga Anda bisa mengelola hutang dengan baik
serta aspek yang berhubungan pada aspek finansial.
e. Mudah dalam Menghitung Pajak
Pentingnya laporan keuangan akan membantu Anda sebagai pengusaha untuk
lebih mudah dalam menghitung pajak Anda. Dan ini akan memudahkan Anda
dalam menghitung pajak, dan tidak takut untuk di bohongi jika ada pihak pajak
yang nakal dan meminta jumlah pembayaran pajak lebih dari yang seharusnya
Anda bayarkan.
f. Alat Pengambil Keputusan
Laporan keuangan yang sudah siap dan sudah jadi, akan menjadi informan
yang akurat terhadap kondisi bisnis dan perusahaan terkini. Dari kondisi perusahaan
yang ada ini akan menjadi salah satu alat untuk mengambil keputusan yang tepat
dan jelas. Sehingga bisa memudahkan Anda dalam menjalankan sebuah bisnis.
Hasil pada laporan keuangan bisa digunakan untuk menjadi alat pengambil
keputusan. Jika perusahaan untung, strategi apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keuntungan atau minimal untuk mempertahankan keuntungan.
Apabila perusahaan rugi, kebijakan seperti apa yang harus dilakukan oleh
manajemen untuk bisa membuat perusahaan untung dan bisa membawa hasil yang
lebih maksimal kedepannya. Inilah kenapa sebuah perusahaan atau bisnis harus
memiliki sebuah laporan keuangan dalam bisnis mereka untuk kedepannya.
g. Informasi Bagi Manajemen
Laporan keuangan sangat penting untuk manajemen perusahaan dan pihak-
pihak lain yang ada pada perusahaan tersebut. Seperti untuk investor yang telah
menanamkan dananya di perusahaan atau bisnis Anda. Mereka sangat memerlukan
laporan keuangan ini.
Keberadaan laporan keuangan akan menjadi penilaian bagi investor mengenai
dana yang telah ia tanamkan di perusahaan atau bisnis tersebut. Sehingga investor
bisa mengetahui, apakah modal yang diberikan telah digunakan secara tepat dan
akurat.
Inilah pentingnya laporan keuangan bagi perusahaan dan bisnis. Sehingga
Anda sebagai pihak owner tidak boleh mengabaikan laporan keuangan. Tanpa
laporan keuangan, Anda akan kesulitan dalam mendapatkan investor untuk
mengembangkan perusahaan kedepan.
Keberadaan laporan keuangan cukup vital bagi sebuah perusahaan atau bisnis.
Tanpa laporan keuangan, bisnis tidak akan bisa melakukan evaluasi dan inovasi
mengenai diri mereka. Banyak bisnis yang gagal karena tidak memiliki catatan
keuangan yang baik.

B. Prinsip - Prinsip dalam Akuntansi


Prinsip akuntansi Adalah Prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak hanya berisi
tentang prinsip tetapi juga tentang konsep dan metode yang menunjukkan bagaimana cara
yang tepat untuk menghasilkan informasi akuntansi. Konsep dasar yang mendasari
penyusunan prinsip akuntansi adalah prinsip biaya historis (historical cost principle), prinsip
pengakuan pendapatan (revenue recognition principle), prinsip mempertemukan (matching
principle), prinsip konsistensi (consistency principles), dan prinsip lengkap (full
disclousure).
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang,
modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari
harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop
tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga
perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang
muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan
barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.
Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau
ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan
yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya
penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat
jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya
biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan
berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum
kita terima selama periode berjalan.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan
penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode
yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material)
terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat
dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam
laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat
mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan
tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan
tersebut bisa menyesatkan para pemakainya.

Beberapa prinsip atau sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan). Prinsip - prinsip ini
mendasari sifat dan ciri laporan keuangan dan ouput akuntansi lainnya. Prinsip itu adalah
sebagai berikut:
a. Accounting entity (entitas) 
Yang menjadi fokus perhatian adalah “entity” tertentu atau lembaga tertentu yang
dilaporkan, bukan lembaga lainnya.
b. Going Concern (Kelangsungan Usaha) 
Dalam penyusunan laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan atau entity
yang dilaporkan terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang. Jika perusahaan
dianggap tidak mampu melanjutkan usahanya harus diungkapkan oleh akuntan.
c. Measurement (Pengukuran)
Akuntansi adalah sebagai media pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic
resources) dan kewajiban (liability). Akuntasi harus mengukur hasil transaksi, ukuran
yang dipakai adalah unit moneter.

d. Time Period (Periode Waktu)


Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu.
Laporan keuangan harus memiliki batas waktu yang jelas.
e. Monitery Unit (Unit Moneter)
Pengukuran setiap transaksi adalah dalam bentuk nilai atau unit uang.
f. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan berdasarkan
kejadian-kejadiannya tanpa melihat apakah transaksi pembayaran atau penerimaan kas
telah dikeluarkan atau belum.
g. Exchange Price (Harga Pertukaran)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada harga pertukaran pada saat
terjadinya transaksi.
h. Aproximation (Penaksiran)
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran. setiap transaksi umum,
transaksi harga, pemilihan prinsip yang digunakan dann sebagainya.
i. Judgment (Pertimbangan) 
Dalam penyusunan laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan
berdasrkan keahlian, baik keahlian memeilih alternatif prinsip maupun pemilihan cara
penyajian dalam laporan keuangan.
j. General Purpose (Bertujuan Umum)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disajikan dalam laporn
keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum
bukan secara khusus.
k. Interrelated Statement (Laporan yang sangat terkait) 
Neraca, Daftar Laba/rugi, dan laporan sumber dan penggunaan kas mempunyai
hubungan yang sangat erat dan berkaitan.angka dari neraca ,laba/rugi yang saling
terkait.
l. Subtance Over 
Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian dari pada bukti
legalnya atau formalnya.

m. Materiality (Materialitas) 
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting. Dan dalam setiap
pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya secara umum. indikator
materialitasnya adalah dikaitkan dengan dampaknya terhadap laporan keuanga

C. Pengertian Transaksi dan Contoh


1. Pengertian Transaksi
Transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan
terhadap posisi harta keuangan perusahaan, misalnya seperti menjual, membeli,
membayar gaji, serta membayar berbagai macam biaya yang lainnya. Administrasi
transaksi adalah suatu kegiatan untuk mencatat berbagai perubahan posisi keuangan dari
sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode - metode tertentu
sehingga hasil pencatatan dapat di komunikasikan kepada pihak lainnya. Lalu
pengertian transaksi keuangan ialah kegiatan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan
uang tertentu, yang dapat mengubah posisi keuangan perusahaan tersebut. dan
pengertian transaksi bisnis yaitu dapat di artikan sebagai kejadian - kejadian ekonomi
dari suatu bisnis yang secara langsung mempengaruhi kondisi kuangan suatu bisnis, ini
merupakan kegiatan dasar yang mendefinisikan status dalam bisnis.
2. Jenis - Jenis Transaksi
Pada umumnya transaksi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari di dalam suatu
perusahaan terbagi menjadi dua jenis, diantaranya yaitu:
a. Transaksi internal adalah suatu transaksi yang terjadi yang melibatkan hanya bagian
- bagian yang terdapat di dalam perusahaan saja, lebih menekankan perubahan
posisi keuangan yang terjadi antara bagian yang ada dalam perusahaan misalnya
seperti memo dari pimpinan kepada seseorang yang ditunjuk, perubahan nilai dari
harta kekayaan karena penyusutan, pemakaian perlengkapan kantor. Lebih tepatnya
dibuat dan juga dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu dapat juga
diartikan sebagai bukti pencatatan atas kejadian-kejadian yang terjadi di dalam
perusahaan itu sendiri. Contohnya seperti: penghapusan piutang usaha,
pengalokasian beban dan lain-lain.
b. Transaksi eksternal adalah suatu transaksi yang melibatakan pihak dari luar
perusahaan. Seperti misalnya: transaksi penjualan, pembelian, pembayaran hutang
piutang dan lain-lain.
1) Bukti Transaksi Internal
Bukti transaksi internal ialah bukti pencatatan kejadian di dalam perusahaan
tersebut. Umumnya berupa memo dari pimpinan ataupun orang yang ditunjuk.
2) Bukti Transaksi Eksternal
Bukti transaksi eksternal ialah bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan
pihak luar perusahaan. Bukti-bukti tersebut, yaitu:
a) Faktur
Adalah suatu perhitungan penjualan barang yang dilakukan secara kredit,
yangdibuat oleh pihak penjual lalu disampaikan kepada pihak konsumen
atau pembeli. Pada umumnya dibuat rangkap dua, yang asli diberikan ke si
konsumen pembeli sebgai bukti pencatatan pembelian secara kredit
sedangkan kopiannya dipegang oleh si penjual sebagai bukti pencatatan
penjualan secara kredit.
b) Kwitansi (official receipt)
Adalah suatu bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran suatu
barang ataupun yang lainnya. Kwitansi dibuat serta ditanda tanganioleh
pihak yang menerima uang dan juga diserahkan kepada pihak yang
telahmelakukan pembayaran. Kwitansi pada umumnya terdiri dari dua
bagian, bagian pertama diberikan kapada pihak yang membayar yaitu
sebagi bukti pencatatan pengeluaran uang, sedangkan bagian yang
tertinggal atau bonggol kuitansi dapat dijadikan sebagai bukti pencatatan
penerimaan uang.
c) Nota Debet (debit memo)
Adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim suatu perusahaan
atau suatu badan usaha kepada konsumennya, bahwa akunnya telah
didebetdengan nominal jumlah tertentu. Menerina nota debet ini akan
mencatat pada akun pihak pengirim nota pada sisi kredit.

d) Nota Kredit
Adalah pemberitahuan atau perhitunganyang dikirim suatu perusahaan
atau badan usaha kepada pelanggannya, bahwa akunnya telah dikredit
dengan nominal jumlah tertentu. Menerima nota kredit ini, akan mencatat
pada akun pihak - pihak pengirim nota pada sisi debet.
e) Cek (cheque)
Adalah suatu surat perintah yang tidak bersyarat kepada bank untuk
membayar sejumlah uang tertentu saat waktu surat tersebut diserahkan
kepada bank,lalu ditandatangani oleh pihak yang menjadi nasabah suatu
bank serta mempunyaisimpanan pada bank tersebut dalam bentuk giro.
Lembaran cek terdiri dari dua bagian,diantaranya: lembar utama yang
diserahkan kepada pihak lain sebagai alat pembayaran, dan juga struk
bonggol cek untuk dijadikan bukti tambahan transaksi yang
disatukandengan kuitansi bukti dari pembayaran.
f) Bilyet Giro
Adalah suatu surat perintah dari nasabah suatu bank, kepada bank yang
berkaitan bersangkutan untuk memindah bukukan sejumlah uang dari
rekeningnya kerekening si penerima yang namanya telah disebut dalam
bilyet giro pada bank yangsama ataupun pada bank yang lain. "enerima
bilyet giro tak bisa menukarkannyadengan uang tunai kepada bank yang
bersangkutan, Akan tetapi hanya saja dapatmenyetorkan bilyet giro kepada
bank sebagai tambahan simpanan pada rekeningnya.
g) Rekening Koran
Adalah suatu bukti mutasi kas di bank yang disusun oleh bank untuk para
nasabahnya, dan juga digunakan sebagai dasar penyesuaian pencatatan
antara saldokas menurut perusahaan, dan juga saldo kas menurut bank.
h) Bukti Setoran Bank
Adalah saat atau setiap melakukan setoran bank, harus mengisi slipsetoran
yang telah disediakan oleh bank terlebih dahulu.

i) Bukti Memorandum
Adalah suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan
ataupun orang yang diberi wewenang untuk kejadian - kejadian yang
berlangsung didalam internal perusahaan tersebut dan umumnya terjadi
pada akhir periode seperti memo untuk mencatat gaji para pegawai yang
masih dibayar.
j) Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar
Adalah bukti kas masuk yaitu bukti atas penerimaan uang ataupun kas
yang dilengkapi dengan buktinya. Seperti contohnya: kuitansi dan nota.
Bukti kas keluar yaitu suatu bukti transaksi pengeluaran kas ataupun
pembayaran. Seperti contohnya: kuitansi dari kreditur dan nota kontan asli.

D. Pengertian Jurnal dalam Akuntasi, Cara dan Contoh


1. Pengertian Jurnal dalam Akuntansi
Dalam ilmu akuntansi dan pembukuan, jurnal adalah semua transaksi keuangan suatu
badan usaha atau organisasi yang dicatat secara kronologis dan bertujuan untuk
pendataan, termasuk di dalamnya jumlah transaksi, nama-nama transaksi baik
memengaruhi atau dipengaruhi, dan waktu transaksi berjalan. Proses pencatatan ini
disebut penjurnalan. jurnal dikenal juga sebagai buku pemasukan utama books of
original entry karena menjadi tempat terjadinya pencatatan transaksi pertama atau
penyesuaian pemasukan adjusting entries.
Jurnal dibagi menjadi 2 bagian,yaitu:
- Transaksi belum dibayar (prepayments ),terdiri dari beban belum dibayar (prepaid
expenses) dan pendapatan (unearned revenues).
- Transaksi dibayar (accruals), terdiri dari beban dibayar dan pendapatan (accrued
revenues).
2. Cara Membuat Jurnal dalam Akuntansi
Proses tersebut dimulai dari pengolahan data dari tahapan transaksi yang disesuaikan
dengan bukti transaksi. hal ini dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk
membuat laporan dengan adanya hal ini, kesalahan bisa diminimalisir karena, setiap
perubahan transaksi yang terjadi dan perbandingan jumlah debit dan kredit dari setiap
transaksi telah tercatat.
3. Contoh Jurnal dalam Akuntansi
Diatas, kita melihat jurnal umum dari perusahaan XYZ. PT. XYZ dimiliki oleh ibu Tika
dan untuk memfasilitasi pengendalian keuangan bisnis yang dimilikinya, ibu Tika
memutuskan untuk membuat jurnal seperti diatas.
a. Pertama, Ibu Tika selaku pemilik dari PT. XYZ memutuskan untuk membuka
rekening bank dengan nama Tika dan melakukan penyetoran uang sebesar Rp.
100.000.000 yang digunakan sebagai modal awal perusahaan. Selanjutnya, pada
bagian debit dan kredit ditulis, Rp. 100.000.000.
b. Pada tanggal 6 Januari 2018, PT. XYZ melakukan pembelian peralatan sebesar Rp.
25.000.000 dan pembayaran dilakukan secara kredit. Peralatan (Debit) Rp.
25.000.000 Hutang Usaha (Kredit) Rp. 25.000.000
c. Dua hari kemudian (8 Januari 2018), PT. XYZ melakukan pembelian polis asuransi
untuk satu tahun. Biaya perolehannya sebesar Rp. 3.000.000 dan terhitung
semenjak tanggal 1 Januari. Asuransi dibayar dimuka (Debit) Rp. 3.000.000
Kas (Kredit) Rp. 3.000.000
d. Selanjutnya, PT. XYZ kembali melakukan pembelian perlengkapan untuk
keperluan usaha sebesar Rp. 9.000.000 dan pembayaran dilakukan secara tunai.
Perlengkapan (Debit) Rp. 9.000.000 Kas (Kredit) Rp. 9.0000.000
e. Di tanggal 13 Juli 2018, PT. XYZ mengeluarkan faktur tagihan senilai Rp.
5.600.000 kepada klien untuk jasa pembukuan yang sudah selesai. Piutang usaha
(debit) Rp. 5.600.000 Pendapatan honorarium (kredit) Rp. 5.600.000
f. Di tanggal 17 Januari 2018, pihak PT. XYZ mendapatkan pendapatan jasa senilai
Rp. 35.000.000 dari pelanggan Kas (Debit) Rp. 35.000.000. Pendapatan jasa
(Kredit) Rp. 35.000.000
g. PT. XYZ melakukan pelunasan pembayaran akan peralatan yang telah dibeli senilai
Rp. 25.000.000 yang dilakukan pada tanggal 6 Januari 2018. Hutang usaha (debit)
Rp. 25.000.000 Kas (kredit) Rp. 25.000.000
h. Di tanggal 28 Januari 2018, PT. XYZ melakukan pembayaran listrik senilai Rp.
2.500.000 Beban listrik dan telepon (debit) Rp. 2.500.000 Kas (kredit) Rp.
2.500.000
i. Di tanggal 31 Januari 2018, PT. XYZ mengambil sebagian dari bagian modal untuk
keperluan pribadi senilai Rp. 3.000.000 Prive (debit) Rp. 3.000.000 Kas (Kredit)
Rp. 3.000.000
E. Pengertian Buku Besar dalam Akuntansi dan Contohnya
1. Pengertian Buku Besar
Yang dimaksud dengan buku besar akuntansi (Ledger) adalah suatu kumpulan
akun - akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal.
Buku besar akuntansi perusahaan juga dapat diartikan sebagai sebuah tahapan catatan
terakhir dalam akuntansi atau  book of final entry yang menampung ringkasan data yang
sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari jurnal.

2. Contoh dari Buku Besar


a. Buku Besar Bentuk T
Buku besar perusahaan dengan bentuk T dalam akuntansi atau keuangan
merupakan sebuah bentuk buku besar yang paling sederhana dan bentuknya hanya
seperti huruf T besar.
1) Di sebelah kanan menunjukan sisi Kredit, di sebelah kiri menunjukan sisi
Debit.
2) Bentuk juga fungsi dari buku besar ini cukup sederhana dan mudah.
3) Nama akun diletakkan pada sisi kiri atas buku besar dan kode akun diletakkan
di sisi kanan atas buku besar.
4) Jumlah akun dan transaksi yang dicatat berbeda-beda untuk setiap perusahaan
5) Bentuk Buku Besar bentuk T tetap memiliki kesamaan meskipun akun yang
dicatat berbeda.
6) Kesamaannya yaitu format tanggal, debit, kredit, dan nama dan nomor akun,
total di akhir jumlahnya.

Contoh bentuk Buku Besar Bentuk T


b. Bentuk Skontro
Bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro sendiri artinya adalah
sebelah atau dibagi dua yaitu kanan dan kiri atau debet dan kredit. Buku besar
skontro adalah merupakan salah satu bentuk buku besar akuntansi perusahaan yang
cukup mudah namun tetap detail dalam setiap catatan transaksi dan nominalnya

Contoh Bentuk Skontro


c. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal
Buku besar bentuk staffle berkolom saldo tunggal biasanya digunakan dalam
perusahaan yang memiliki banyak jumlah transaksi. Kolom saldo digunakan untuk
menuliskan hasil setelah terjadi transaksi debet atau kredit. Ini akan lebih
memudahkan jika jumlah transaksi yang terjadi banyak dalam satu periode.
Contoh Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal

d. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap


Buku besar bentuk staffle berkolom ganda adalah bentuk buku yang menyerupai
bentuk kolom saldo buku besar. Yang membedakan dari bentuk staffle berkolom
tunggal hanyalah dalam kolom saldo, dibagi menjadi 2 kolom lagi yaitu kolom
debet dan kolom kredit.

Contoh Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap

F. Pengertian Neraca Saldo Serta Contoh


1. Pengertian Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan siklus akuntansi yang dilakukan setelah tahap buku besar.

Neraca saldo adalah buku yang berisi daftar seluruh akun dengan saldo yang
berasal dari masing-masing akun yang telah dibuat dalam buku besar dengan sejumlah
uang yang diletakkan dalam sisi debit dan kredit. Neraca menggambarkan nilai
kekayaan, utang, dan modal pada saat atau pada periode tertentu [ CITATION Dia18 \l
1033 ]. Fungsi dari neraca saldo adalah untuk mendeteksi setiap kesalahan penjumlahan
yang telah terjadi dalam pembukuan yang ada dalam sisi debit dan kredit. Jika terdapat
perbedaan artinya terjadi kesalahan

2. Contoh Neraca Saldo


Neraca saldo dibuat berdasarkan buku besar :
Dari contoh buku besar diatas maka dapat dibuat neraca saldo sebagai berikut :
Keterangan: Dilihat dari buku besar diatas, maka:
- Kas = 785.000 – 400.500
Kas = 384.500
Maka, di neraca saldo pada kas debit sebesar 384.500
- Piutang = 50.000 – 35.000
Piutang = 15.000.
Maka, neraca saldo pada piutang debit sebesar 15.000
- Perlengkapan Kantor = 50.000 – 25.000
Perlengkapan Kantor = 25.000 pada debit
- Peralatan salon 25.000 pada debit
- Perangkat lain-lain 225.000
- Akumulasi penyusutan pada kredit 10.000
- Hutang = 70.000 – 150.000
Hutang = 80.000
Maka, Hutang di neraca saldo terletak di kredit sebesar 80.000
- Modal Pemilik Awal sebesar 600.000 pada kredit
- Prive debit sebesar 25,000
- Pendapatan semua jasa sebesar 150.000 pada kredit
- Pendapatan belum di terima 50.000 pada kredit
- Beban gaji karyawan 25.000 pada Debit
- Beban perlengkapan kantor 25.000 pada debit
- Beban Operasional karyawan 2.000 debit
- Beban Makan dan minuman 1000 pada debit
- Beban Bunga 2.500 Pada Debit
- Beban peralatan Kantor10.000
- Setelah semua buku besar telah di pindahkan pada kolomnya masing - masing,maka
dijumlahkan keseluruhan angka debit dan juga angka yang berada dikolom kredit.
- Jika kolom debit dan kredit nilai atau nominal penjumlahan sama atau balance
maka pembukuan telah dilakukan dengan benar, tetapi apabila berbeda dapat terjadi
kesalahan baik itu dalam perhitungan, bahkan transaksi.
Pada contoh diatas, dapat dilihat antara kolom debit dan kredit memiliki hasil yang
sama, ini yang dikatakan “balance”. Jika terdapat perbedaan artinya terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Saputra, D. 2018. Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha Toko Kain Pakaian. Jurnal Valuta
Vol. 4 No 2, Oktober 2018, 5.
https://perpustakaan.akuntansipoliban.ac.id/uploads/attachment/4skySVKhCeHZtIrlGX6wiLoQd
JM7qWx931j2ERmBzUnDaTvYcO.pdf. Diakses pada tanggal 12 November 2021.
https://hukumline.com/cara-membuat-neraca-saldo-plus-contohnya/. Diakses pada tanggal 12
November 2021.

Anda mungkin juga menyukai