Anda di halaman 1dari 16

A.

Campuran Berdasarkan Ukuran


Partikelnya, dibedakan menjadi c. Suspensi
3 golongan umum Suspensi adalah sistem yang
a. Larutan sekurang-kurangnya terdapat
Larutan merupakan satu komponen partikel yang
campuran homogen yang relatif besar tersebut merata
memiliki dimensi berupa dalam komponen lainnya.
molekul kecil atau ion yang Contoh suspensi : jika kita
berdiri sendiri. Partikel ini mencampurkan tepung terigu
tersebar merata dalam dengan air maka tepung terigu
komponen lainnya sehingga tersebut tidak bisa larut.
tercipta satu fase homogen. Tepung terigu akan memisah
Larutan terdiri dari satu fase (mengendap) jika didiamkan
sehingga ketika disaring tidak beberapa saat. Partikel tepung
terdapat residu. dalam suspensi akan
Contoh : Larutan NaCl yang mengendap akibat pengaruh
dibuat dari padatan NaCl yang gravitasi.
dilarutkan dalam air. Natrium
klorida sebagai zat terlarut d. Emulsi
terdistribusi secara merata ke Emulsi adalah sistem koloid
dalam air sehingga kita tidak yang terbentuk dari fase cair
dapat melihat partikel NaCl. yang terdispersi dalam zat
padat atau cair. Emulsi
b. Koloid digolongkan menjadi dispersi
Sistem koloid terdiri atas fase partikel minyak dalam air dan
terdispersi dengan ukuran sebaliknya air dalam minyak
tertentu dengan medium yang distabilkan oleh bahan
pendispersi. Zat yang pengemulsi. Pengemulsi adalah
didispersikan disebut fase zat yang digunakan untuk
terdispersi, sedangkan medium memudahkan pembuatan
yang digunakan untuk emulsi dan selanjutnya akan
mendispersi disebut medium menstabilkan emulsi tersebut.
pendispersi. Koloid juga Kebanyakan pengemulsi berupa
dinamakan dispersi koloid atau bahan aditif, misalnya sabun.
suspensi koloid, adalah e. Aerosol
campuran pertengahan antara Aerosol adalah butiran zat cair
larutan sejati dan suspensi. atau zat padat yang sangat
Contoh koloid : susu segar, ringan, sehingga dapat
yang terdiri dari butiran lemak mengambang di udara atau gas
sangat kecil yang tersebar lain. Contoh aerosol antara lain
dalam fase berair yang juga kabut, asap, awan, dan kabut
mengandung kasein (suatu semprotan pembasmi serangga.
protein) dan beberapa bahan
lain.
f. Gel 7. Koloid pelindung
Gel merupakan fase padat suatu
larutan koloid yang dapat di
ubah kembali menjadi cair 1. Efek Tyndall dan Gerak Brown
dengan cara pemanasan. A. EFEK TYNDALL
Contoh gel : gelatin, agar-agar, efek Tyndall adalah gejala
selai. penghamburan berkas cahaya oleh
partikel koloid. Efek Tyndall
g. Buih atau busa digunakan untuk membedakan
Buih adalah sistem koloid larutan sejati dengan koloid.
dengan fase terdispersi gas Penerapan Efek Tyndall dalam
dalam zat cair yang cukup kehidupan sehari-hari sebagai
stabil.Buih atau busa dapat berikut.
dihasilkan oleh kocokan atau 1. Sorot cahaya mobil tampak jelas
dengan bantuan zat kimia. pada daerah yang berkabut.
Dalam laboratorium, kita sering merasa 2. Berkas cahaya matahari terlihat
perlu memisahkan endapan tersuspensi jelas di sela-sela pohon yang
dari campuran reaksi. Salah satu metode sekitarnya berkabut.
ialah dalam penyaringan. Campuran yang 3. Berkas cahaya proyektor tampak
mengandung materi tersuspensi dilewatkan jelas di gedung bioskop yang
melalui penyaring (filter). Kadang kita berasap.
bersandar pada kecenderungan suspensi
untuk mengendap karena pengaruh B. GERAK BROWN
gravitasi, tetapi kita dapat membantu • Gerak partikel koloid yang
proses itu dengan menggunakan sentrifus bergerak secara acak (zig-zag) dan
(centrifose) (lihat gambar). Dengan berlangsung terus-menerus ini
sentrifus, campuran diputar dengan cepat, disebut Gerak Brown.
dan gaya sentrifugal yang dihasilkannya • Gerak Brown merupakan faktor
bekerja sebagai gravitasi buatan yang penyebab stabilnya partikel koloid
sangat kuat yang mendorong endapan ke dalam medium pendispersinya dan
dasar wadah. partikel koloid dapat terhindar dari
pengendapan karena adannya
B. Sifat Koloid gerakan acak yang berlangsung
• Koloid mempunyai sifat berbeda terus-menerus dapat mengimbangi
dengan larutan dan suspensi. Sifat gaya gravitasi.
fisika koloid yang akan dibahas
antara lain 2. Muatan Listrik Partikel Koloid
1. Efek Tyndall
2. Gerak Brown • Partikel sol bersifat menyerap ion-
3. Adsorpsi ion yang terdapat dipermukaannya.
4. Elektroforesis Partikel koloid dapat bermuatan
5. Koagulasi listrik yang disebabkan oleh sifat-
6. Dialisis, dan sifat partikel koloid berikut:
a. Adsorpsi ditembus oleh makromolekul itu
Partikel koloid mempunyai tetapi dapat ditembus oleh molekul
kemampuan menyerap ion pada air atau ion-ion. Makromolekul
permukaannya sehingga partikel tersebut dapat berupa partikel
koloid menjadi bermuatan listrik. koloid. Proses pemisahan hasil
Peristiwa penyerapan pada metabolisme dari darah oleh ginjal
permukaan disebut adsorpsi. merupakan proses dialisis.
Misalnya sol As2S3 mengadsorpsi
ion S2- sehingga bermuatan negatif. 1. Cara kondensasi, dengan cara
ini, ion-ion atau molekul-
b. Elektroforesis molekul digabungkan menjadi
Elektroforesis adalah suatu proses partikel dengan ukuran koloid.
berpindahnya partikel sol karena
pengaruh medan listrik. Pada a. Reaksi Redoks, merupakan
elektroforesis, terjadi partikel- reaksi yang melibatkan perubahan
partikel koloid bermuatan sehingga bilangan oksidasi.
jika dalam sistem koloid Contoh : reduksi SO2 terlarut dalam
dimasukkan dua elektrode yang air dialiri gas H2S dapat
dihubungkan dengan sumber arus menghasilkan sol belerang.
listrik, maka partikel koloid yang Reaksi : 2 H2S(g) + SO2(aq) 3
bermuatan positif bergerak ke S(s) + 2 H2O(l)
katode (elektrode negatif) dan koloid
partikel koloid negatif bergerak ke
anode (elektrode positif). b. Reaksi hidrolisis, adalah reaksi
kimia antara air dengan zat lain
c. Koagulasi yang menghasilkan zat baru.
Koagulasi merupakan proses yang • Contoh : hidrolisis larutan FeCl3
dapat menyebabkan partikel halus dengan air yang mendidih akan
bergabung untuk menghasilkan dihasilkansol Fe(OH)3.
partikel yang dapat mengendap. • Reaksi : FeCl3(aq) + 3 H2O(l)
Biasanya digunakan koagulan, Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
yakni bahan yang menyebabkan Koloid
penggumpalan sol. Koagulasi
disebabkan oleh terlepasnya c. Dekomposisi rangkap, adalah
muatan listrik dari partikel-partikel proses terurainya zat menjadi
koloid, sehingga antarpartikel penyusunnya.
koloid akan mudah bergabung. Contoh : Gas H2S dialirkan
3. Dialisis pada larutan arsen (III) oksida
Dialisis merupakan proses akan terbentuk sol As2O3.
pemisahan makromolekul dari ion- Reaksi:
ion dan senyawa yang mempunyai 2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g)
berat molekul rendah dengan As2S3(s) + 6 H2O(l
menggunakan selaput (membran)
semipermeabel yang tidak dapat
d. Pengganti pelarut Gula tebu yang masih berwarna dapat
Cara ini dilakukan dengan diputihkan. Dengan melarutkan gula ke
mengganti medium pendispersi dalam air, kemudian larutan dialirkan
sehingga fase terdispersi yang melalui sistem koloid tanah diatomae atau
semula larut setelah diganti karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi
pelarutnya menjadi partikel zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid
yang berukuran koloid. tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula
Contoh : Larutan jenuh kalsium tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
asetat dicampur dengan
alkhohol akan terjadi Manfaat Sistem Koloid
kondensasi dan terbentuk Jenis industri Contoh aplikasi
koloid kalsium asetat yang
berupa gel. Industri makanan Keju, mentega, susu, saus
salad
2.Cara Dispersi, dengan cara dispersi, Industri kosmetika dan Krim, pasta gigi, sabun
partikel-partikel dipecah menjadi ukuran perawatan tubuh
koloid

a. Desintegrasi mekanis merupakan cara Industri cat Cat


dimana zat ditumbuk dan dihaluskan
Industri kebutuhan Sabun, deterjen
dengan penumbuk koloid. Misalnya :
rumah tangga
pembuatan semen, pigmen cat.

b. Desintegrasi listrik, merupakan cara Industri pertanian Peptisida dan insektisida


yang menggunakan sel-sel elektrolit yang
dielektrolisis. Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk
Misalnya: elektrolisis larutan NaOH suntikan
dengan katoda logam yang akan dibuat
koloid dan dialiri arus yang rapatnya besar.
Akibatnya, Na diendapkan di katoda dan
membentuk aliase dengan logam yang ada.
Aliase ini bereaksi dengan air sehingga
terjadi koloid.

c. Peptisasi, disini endapan yang terjadi


dilarutkan kembali sehingga terjadi koloid,
dengan menambahkan elektrolit tertentu.
Misalnya: endapan Fe(OH)3 akan larut
dalam bentuk koloid bila ditambahkan
larutan HCl encer.

Penjelasan mengenai aplikasi koloid

1. Pemutihan Gula
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
SETENGAH PADAT
1. Laju penglepasan obat yang diinginkan
Keuntungan Sediaan Salep dibandingkan
dengan cream atau gel: 2. Peningkatan absorbsi obat oleh dasar
salep
“ Dapat melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup lama 3. Kelayakan dasar salep dalam
sebelum sediaan dicuci” melindungi kelembapan kulit

Macam-macam sediaan semi padat: 4. Kestabilan obat dalam basisnya

 salep, 5. Pengaruh obat terhadap viskositas salep

 pasta, Metode pembuatan salep

 cream, 1. metode pencampuran

 gel Caranya semua komponen salep dicampur


bersama sampai sediaan homogen
Salep : sediaan semi padat yang terdiri dari
komponen basis yang dapat berupa basis Alat yang digunakan dapat berupa
larut air (polietilenglikol/PEG), atau basis lumpang alu dari porselen
berlemak, seperti minyak mineral, a) pencampuran bahan padat
petrolatum
Biasanya digunakan spatula logam tahan
Pasta: sediaan semi padat yang karat, atau bisa juga digunakan spatula dari
mengandung zat padat yang tidak larut karet yang keras Bahan obat atau bahan
dalam konsentrasi yang tinggi, zat padat tambahan lain yang berupa serbuk digerus
tersebut dapat terdispersi dalam terlebih dahulu, kemudian ditambahkan
pembawanya basisnya dan diaduk sampai homogen
Krim : sediaan semipadat dengan sistem b) pencampuran cairan
emulsi yang tidak jernih, tidak tembus
cahaya, konsistensinya tergantung pada Penambahan bahan cairan atau larutan
tipe emulsinya obat akan mengalami kesulitan untuk basis
yang berlemak, perlu diperhatikan
Gel : sediaan semi padat yang fase cairnya pemilihan basisnya
dibentuk dalam matrix polimer tiga
dimensi yang mempunyai ikatan fisik atau Alat lain yang dapat digunakan adalh
kimiawi yang tinggi. Contoh polimernya: - penggiling salep mekanik (roller mill,
polimer alam ( gom, tragakan, pektin, agar, colloid mill), dengan menggunakan
asam alginat), dan polimer semisisntetik pengaduk logam tahan karat, hasilnya
atau sintetik (metil selulosa, lebih halus dan rata
karboksimetilselulosa, hidroksi metil
2. Metode kedua: peleburan
selulosa, carbopol)
Semua atau beberapa komponen dari salep
dicampurkan dengan melebur bersama dan
didinginkan dengan pengadukan yang 3. Stabilitas kimia, fisika, dan
konstan sampai mengental. Komponen mikrobiologi
yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan
pada campuran yang sedang mengental 4. Toksisitas zat aktif
setelah didinginkan dan diaduk 5. data biofarmasi (disolusi, absorbsi,
Bahan-bahan yang mudah menguap metabolisme, bioavailability, waktu paruh
ditambahkan terakhir, bila temperatur eliminasi)
sudah turun 6. Sifat bahan tambahan
Contoh bahan pengawet: • Perlu diperhatikan :
Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat, • 1. jumlah zat aktif yang ada dalam
asam sorbat, garam amonium kuartener formula, semakin banyak akan
Jika perlu dapat juga ditambahkan semakin banyak pula yang dapat
antioksidan, BHA, BHT mencapai stratum korneum, sampai
diperoleh konsentrasi jenuh
Yang perlu diperhatikan dalam formulasi
sediaan topical • 2. Polaritas formulasi relatif
terhadap stratum korneum, yang
1.Karakteristik fisikokimia bahan aktif diharapkan yaitu zat aktif dalam
yang meliputi: salep lebih mudah larut dalam
stratum korneum dibandingkan di
- kelarutan dalam formulanya
- koefisien partisi zat aktif,
perbandingan kelarutan obat dalam lipid
dibandingkan kelarutannya dalam air ,
untuk sediaan topikal, bahan-bahan dalam
sediaan harus dapat berpenetrasi ke dalam
kulit, perlu diperhatikan sifat (lipofilisitas
kulit)

- titik leleh, sebaiknya kurang dari


200 derajat C,

2. Karakterisrik fisik bahan aktif


- warna, bau, rasa

- ukuran molekul (bobot molekul,


< 500 Dalton), dan distribusi ukuran
partikel

-densitas

-viskositas
EMULSI 2. Fase dalam mempunyai ukuran
partikel yang kecil dan sama besar
Emulsi adalah sediaan yang homogen mendekati ukuran partikel koloid
mengandung minyak atau lemak,
terdispersi dalam vehikulum, distabilkan 3. Tidak terjadi creaming atau
dengan emulgator atau surfaktan yang cracking
cocok. (ars prescribendi)
4. Warna, bau dan rasa menarik
Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase
terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil Menurut konsistensinya dan maksud
zat cair yang terdistribusi ke seluruh pemakaiannya:
pembawa yang tidak bercampur. - emulsi cair : pemakaian oral, topikal,
(pengantar bentuk sediaan farmasi) parenteral
Menurut F I ed. III mis : emulsi ol.iecoris aselli,
Emulsi adalah sediaan yang balsamum papilare, intralipid injeksi
mengandung bahan obat cair atau larutan - emulsi semisolid : pemakaian topikal
obat, terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi atau mis : vanishing cream
surfaktan yang cocok.
2. Menurut asal bahan pembuat emulsi
Menurut F I ed. IV
a. Emulsi alam / emulsi vera (emulsa
Emulsi adalah sistem dua fase, naturalia)
yang salah satu cairannya terdispersi
Dibuat dari bahan dasar biji-bijian
dalam cairan yang lain dalam bentuk
yang mengandung emulgendum &
tetesan kecil.
emulgens, dengan penambahan air dari
Emulsi ~ mengandung 2 zat yang tidak luar akan terbentuk emulsi.
bercampur
b. Emulsi buatan / emulsi spuria
Fase terdispers ~ fase dalam : emulgendum
dibuat dari bahan cair yang umumnya
Fase pendispers ~ medium dispersi ~ fase berupa minyak dengan penambahan
luar ~ fase kontinu : menstruum emulgator dan air dari luar akan terbentuk
emulsi
Bahan pengemulsi : emulgens ~ emulgator
3. Menurut tipe emulsi / jenis emulsi
Ukuran partikel: Ø 0,25-25 mikron,
umumnya > 1 mikron a. Tipe minyak dalam air = m/a = o/w

- fase dalam : minyak/bahan serupa


minyak.
Sediaan emulsi yang baik harus :
- fase luar : air
1. Stabil dan homogen
b. Tipe air dalam minyak = a/m = w/o 3. Tes Konduktivitas / Conductivity Test

- fase dalam : air Berdasarkan sifat air yg dapat


menghantarkan aliran listrik. Test ini akan
- fase luar : minyak lebih sensitif bila ditambah sedikit NaCl.
dilakukan dengan cara :
Jenis/ tipe emulsi yang terbentuk
- dibuat suatu rangkaian listrik, media
umumnya tergantung dari penghantar arus digunakan emulsi yang
emulgator yang digunakan ingin diketahui tipenya.

CARA PENENTUAN TIPE EMULSI - adanya arus akan ditunjukkan dengan


menyalanya lampu yg dipasang pada
1. Tes pengenceran = drop dilution rangkaian tersebut.
test
Berdasarkan pengenceran fase luar
emulsi dilakukan dengan cara :  Bila emulsi dapat menghantarkan
listrik à lampu menyala à fase luar
- meneteskan air atau minyak pada emulsi adalah air à tipe emulsi
sejumlah tertentu emulsi. adalah minyak dalam air (m/a)

- bila emulsi dapat diencerkan dengan  Bila emulsi tidak dapat


air (tetap homogen) à menghantarkan aliran listrik à
lampu tidak menyala à fase luar
tipe emulsi adalah m/a. emulsi adalah minyak à
- bila emulsi dapat diencerkan dengan tipe emulsi air dalam minyak
minyak (tetap homogen) à (a/m).
tipe emulsi adalah a/m.  Perlu diperhatikan emulsi dengan
emulgator ionik dapat memberi
2. Tes kelarutan zat warna = Dye
reaksi positif.
Solubility Test
4. Tes Flouresensi / Flourescence test
Berdasarkan kelarutan zat warna
dalam airatau minyak (fase pendispers). Berdasarkan sifat beberapa minyak
dilakukan dengan cara: yang berflouresensi pada sinar
ultraviolet. dilakukan dengan cara :
- meneteskan larutan zat warna pada
sejumlah tertentu emulsi. - emulsi yang ingin diketahui
tipenya disinari dengan sinar
- bila larutan zat warna dalam air,
ultraviolet.
ditambahkan pada suatu emulsi dan
didapat : - bila fluoresensi merata di seluruh
bagian à tipe emulsi adalah air
warna yang homogen à
dalam minyak (a/m).
tipe emulsi minyak dalam air (m/a).
- bila fluoresensi bintik-bintik à
warna yang heterogen à
tipe emulsi adalah minyak dalam
tipe emulsi air dalam minyak (a/m). air (m/a).
Sediaan emulsi dapat dipergunakan untuk 3. Viskositas fase luar
obat dalam maupun obat luar.
Makin besar viskositas emulsi ,
Untuk obat dalam, lebih disukai emulsi maka makin kurang
tipe m/a karena : gerakan/tumbukan butir-butir fase
dalam, dengan demikian
- rasa atau bau minyak yang tidak enak menghalangi bersatunya fase dalam
dapat tertutup/dikurangi. dan menghindari terjadinya
creaming.
- minyak dalam butir-butir halus lebih
mudah dicerna. Sesuai dengan hukum Stoke’s
Co: emulsi minyak ikan à untuk p.o
TUJUAN d2 ( ρt - ρo ) g
1. Untuk menutupi rasa yang kurang enak V = ---------------------------
2. Untuk mempermudah proses 18 η
pencernaan
Ketidak stabilan emulsi secara fisis dapat
3. Untuk memudahkan pemakaian ditunjukkan dengan terjadinya :
- memudahkan pengolesan à emulsi tipe a. creaming
a/m
Bila fase dalam menjadi lebih pekat dan
- memudahkan pencucian à emulsi tipe mendorong fase luar yang cenderung naik
m/a ke atas atau turun ke bagian bawah
sediaan, tergantung dari berat jenis kedua
4. Memberi efek emolient.
fase tersebut.Keadaan ini dapat diperbaiki
5. Memperlama khasiat dengan pengocokan.

1. Ukuran fase terdispersi/dalam b. cracking

Suatu emulsi stabil, jika butir yang Bila fase dalam dan fase luar memisah
terdispersi berada dalam keadaan terbagi secara menyeluruh yang umumnya disebut
halus dalam waktu yang lama, bila fase pecahnya sistem emulsi. Keadaan ini tidak
terdispersi makin mendekati keadaan dapat diperbaiki dengan pengocokan.
koloidal maka emulsi tersebut makin
Fase dalam dan fase luar cenderung
stabil.
memisah → adanya tegangan permukaan
2. Konsentrasi fase dalam pada kedua cairan. bila gaya ini tidak
dihilangkan , butir-butir fase dalam akan
Adalah salah satu faktor penyebab bersatu dan emulsi akan pecah.
terjadinya creaming. Butir-butir yang besar
dan dapat bergerak dengan cepat akan Efek dari gaya ini dapat diatasi dg
menubruk butir-butir yang kecil dengan cara : 1. Menambah bahan yang dapat
pergerakan yang lambat. menurunkan tegangan permukaan /
surfaktan.
Bila konsentrasi fase dalam > , shg butir-
butir yg berada pada dasar sampai 2. Menambah bahan yg dapat
permukaan bersentuhan maka gerakan dari menempatkan diri pada permukaan antara
butir-butir tidak memungkinkan lagi krn kedua fase dan mengikat kedua fase
alasan ruang geometriknya. dengan kekuatan besar.
3. Menambah bahan yg membentuk suatu c. Non ionik
film / selaput tipis di sekeliling butiran-
butiran fase dalam yang secara mekanis - bersifat lipofil
mencegah kedua fase tersebut bersatu.
* alkohol – lemak à stearil alkohol
Terbntknya emulsi tipe m/a atau a/m
* ester-ester asam lemak dg alkohol
tergantung :
tinggi:
a. Kelarutan selektif emulgator yg
-dg as. lemak jenuhà span 20, 40, 60
digunakan.
-dg as. Lemak tdk jenuh àspan 80, 85
- bila emulgator larut dalam air à
terbentuk emulsi tipe m/a - bersifat hidrofil mis : ester asam lemak
- bila emulgator larut dalam minyak à * dengan polietilenglikol à PEG 4000
terbentuk emulsitipe a/m monostearat
b. Perbandingan jumlah fase minyak dan * dengan polioksietilen à tween
fase air.
d. amphoter misal : protein
a.Bahan obat.
1.Golongan karbohidrat : gom arab,
Bahan obat dalam sediaan emulsi tragakan, metilselulosa, karboksimetil
dapat berasal dari minyak yang dikandung selulosa
dlm biji-bijian atau bahan cair yang
umumnya berupa minyak atau yang 2.Golongan protein : gelatin = pharmagel
menyerupai minyak yang tidak dapat
tercampurkan dengan pembawa umumnya 3.Golongan sabun dan alkali : TEA
air. 4.Golongan alkohol : setil alkohol, stearil
b.Bahan pengemulsi = emulgator. alkohol, oleil alkohol, gliseril monostearat,
PEG
Untuk menstabilkan suatu emulsi,
agar fase dalam dan fase luar tidak 5.Golongan pembasah : Natrium lauril
memisah dapat ditambahkan bahan sulfat, Span, Tween
pengemulsi / surfaktan. Bhn pengemulsi 1. Gol. Karbohidrat :
dibdkan berdsrkan:
Gom arab dapat digunakan untuk
Kelarutan emulgator mengemulsikan minyak lemak dan
- emulgator larut air mis: gom arab, minyak menguap
tragakan,tween - Jumlah gom arab yang dibutuhkan :
- emulgator larut minyak mis: sabun menurut pustaka(Van Duin) untuk :
kalsium stearat,span * minyak lemak : digunakan ½ x minyak
Muatan emulgator * minyak menguap : digunakan sama
a. anionik mis : gom arab, sabun natrium banyak
stearat * minyak jarak : digunakan 1/3 x minyak
b. kationik mis : benzalkonium klorida Emulsi dengan gom arab stabil pada pH 2-
11
Dapat digunakan sebagai musilago atau Karboksimetil selulosa = CMC
dalam bentuk kering → hasil yang lebih
baik.Emulsi dengan gom arab Sifat hampir sama dengan MC. Digunakan
viskositasnya agak rendah → agak cepat sebagai musilago,
terjadi creaming atau sedimentasi. Emulsi
cara : mencampur minyak dengan
dengan gom arab OTT dengan:
musilago CMC
- alkohol konsentrasi > 35%,
golongan protein
- larutan FeCl3
Gelatin = Pharmagel
- larutan pekat Natrium borat
Ada 2 jenis yaitu Gelatin A dan Gelatin B
Tragakan
Gelatin A : mempunyai titik isoelektrik
Sebagai emulgator, tragakan kurang pada pH 8
efisien → tidak menurunkan tegangan
- pada pH ± 3,2 : sangat mudah terhidrasi,
antar permukaan secara nyata. Diameter
bermuatan positif dan berfungsi baik
butiran-butiran minyak agak besar
sebagai stabilitas emulsi.
Pembuatan yang baik dengan
homogenizer. - untuk membuat pH 3,2 ditambahkan
asam tartrat.
Jumlah tragakan yang dibutuhkan :
Gol sabun
1/10 bagian dari Gom Arab
Sabun jenis monovalen dari asam lemak
Stabil dalam media asam dan netral
tinggi menghasilkan emulsi yang baik
Umumnya digunakan sebagai mucilago → dalam sediaan lotion atau linimen. Untuk
tragakan digerus dengan air 20kalinya → obat luar → rasa tidak enak dan efek
ditambah bergantian sejumlah kecil laxansnya shg dihindari penggunaannya
minyak dan air. untuk emulgator obat dalam.

- Viskositas lebih besar dari gom arab → - Emulsi dg sabun dari logam alkali
sukar dituang. polivalent menghasilkan emulsi type a/m.

Bila tragakan dikombinasi dengan gom TEA : Trietanolamin + asam lemak bebas
arab (0,1 g tragakan ditambah 1 g gom membentuk sabun → bersifat basa lemah.
arab) → Menghasilkan emulsi stabil tipe m/a utk
penggunaan luar. Bila kandungan asam
gom arab membuat diameter butir-butir lemak dari suatu minyak terlalu rendah,
minyak lebih kecil tragakan memperbesar dpt ditambahkan asam stearat /asam oleat
viskositas. tergantung jumlah minyak yg diemulsikan.
Metilselulosa = MC Membuat emulsi dengan emulgator TEA +
asam stearat dengan cara :
Merupakan semisintetis selulosa, jenis
tergantung viskositasnya.Jumlah MC yang 1. Asam stearat dicairkan dengan
digunakan : umumnya dalam kadar 1 – minyaknya, TEA dilarutkan dalam air
10%, tergantung jenisnya.Stabil pada pH 2 panas.
– 12. Digunakan sebagai musilago,
2. Tambahkan fase air pelan-pelan ke fase
cara : mencampur minyak dengan minyak pada suhu yg sama dengan
musilago MC pengadukan konstan sampai dingin.
Gol alkohol Campur kedua fase dalam botol bermulut
lebar, kemudian kocok beberapa menit.
Sejumlah alkohol BM tinggi dlm sistem
emulsi → utk daya stabilisasi.Yang umum HLB 1,8 – 8,6 → lipofil → tipe A/M
digunakan adalah setil alkohol, stearil
alkohol, oleil alkohol dan gliseril HLB 9,6 – 16,7 → hidrofil → tipe M/A
monostearat. Dalam pembuatan emulsi
Contoh :
dikombinasi dg sabun-sabun atau zat
pembasah utk mendapatkan emulsi yg R/ Tween 80 70 % HLB: 15
stabil.
Span 80 30 % HLB: 4,3
Polietilen Glikol Ester = PEG
Perhitungan:
Mempunyai gugus etilenoksid dengan satu
atau dua radikal asam lemak. Macam PEG Tween 80: 70% x 15 = 10,5
berdsrkn BM. Perbandingan gugus
hidrofil-lipofil yg berbeda-beda dan Span 80 : 30% x 4,3 = 1,3
membentuk emulsi tipe m/a. Umumnya HLB campuran : 11,8
digunakan untuk penggunaan luar (kulit).
Golongan Pembasah
1. Emulsi vera / emulsi alam
Bahan surfaktan sintetis → mengurangi
tegangan antar permukaan antara dua Emulsi alam dibuat dari bahan dasar biji-
cairan yg tidak tercampurkan. bijian yang mengandung minyak dan
Mengandung gugus hidrofil dan lipofil, emulgator (protein). Dengan penambahan
dan dalam emulsi dapat digunakan sebagai air dari luar akan terbentuk emulsi.
emulgator atau penstabil emulsi. Contoh :
Natrium lauril sulfat, ester sorbitol dan Apabila tidak disebut lain,emulsi alam
derivat polioksi etilen dibuat dari 10 bagian bahan dasar untuk
100 bagian emulsi.
Derivat Sorbitol Ester
Untuk biji kacang tanah, biji amigdalae
Span : bersifat lipofilik, mempunyai harga dulces, maka kulit biji harus dihilangkan
HLB yg rendah dan merupakan emulgator dg merendam biji dlm air panas
tipe a/m
Cara pembuatan :
Tween : bersifat hidrofilik, mempunyai
harga HLB yang tinggi dan cenderung -Biji kacang tanah disiram dg air panas shg
membentuk emulsi tipe m/a kulitnya dapat dg mudah dilepas.

Kombinasi antar Span dan Twen untuk -Biji kacang tanah tanpa kulit digerus kuat-
mendapatkan harga HLB tertentu dari fase kuat dalam mortir, kmdn + air ± ½ kali
minyak akan menghasilkan emulsi yang berat kacang gerus sampai menjadi bubur.
mudah dan stabil baik emulsi tipe m/a atau
-(+) kan air kira-kira ⅓ dari seluruh air yg
a/m
tersedia, gerus sampai berwarna putih,
Untuk membuat emulsi dengan emulgator kmdn diserkai dg kain flanel.
span dan tween dilakukan dengan cara :
-Ulangi lagi 2 kali proses tersebut dg sisa
Span dilarutkan dalam fase minyak
air yg tersedia.
Tween dilarutkan dalam fase air
Emulsi spuria / emulsi buatan b. Cara gom basah / cara Inggris
Dalam pembuatan emulsi yang baik, perlu Perbandingan minyak, gom arab, dan air
suatu tata cara urutan pencampuran fase untuk pembuatan corpus emulsi sama
minyak, fase air, dan emulgator . seperti cara kering.
Dalam pembuatan emulsi dapat dilakukan Cara pembuatan :
dalam mortir atau dengan bantuan alat
mis. Homogenizer. 1. gom arab ditambah air, gerus ad
terbentuk musilago
bila dibuat dalam mortir, penggerusannya
tidak memerlukan tekanan tetapi 2.Tambahkan minyaknya sedikit demi
memerlukan gerakan yang cepat dan sedikit dengan digerus secara cepat. Bila
konstan. terlalu kental, sebelum seluruh minyak
ditambahkan, dapat diencerkan dengan
Untuk pembuatan emulsi dengan sedikit air, kemudian ditambah sisa
emulgator gom arab ada beberapa cara yg minyak sedikit-sedikit ad terbentuk corpus
dapat digunakan : emulsi.
Cara gom kering = cara kontinental c. Cara Botol
corpus emulsi dibuat dengan perbandingan Cara ini umumnya baik untuk pembuatan
: emulsi yang mengandung minyak
menguap.Corpus emulsi dibuat dengan
- menurut ANSEL minyak : air : gom arab perbandingan minyak : air : gom arab = 2 :
=4:2:1 2:1
- menurut Van Duin minyak : air : gom Cara pembuatan :
arab = 2 :1,5 : 1
1. Gom arab dan minyak menguap
Cara Pembuatan : dimasukkan ke dalam botol kering,
kemudian dikocok kuat-kuat sampai
Minyak dan gom arab yang telah
tercampur merata.
dihaluskan à digerus dalam mortir kering
sampai homogen. 2. Tambahkan air sedikit-sedikit,
kemudian kocok kuat-kuat ad terbentuk
Tambahkan air sekaligus à gerus secara
corpus emulsi.
cepat dan konstan sampai terbentuk corpus
emulsi yang berwarna putih. Cara botol ini tidak bisa digunakan untuk
minyak lemak, karena emulsi yang
Bahan-bahan lain seperti sirup, gliserin
terbentuk hasilnya kurang baik. Hal ini
ditambahkan ke corpus emulsi sedikit-
disebabkan karena kekentalan yang
sedikit sambil digerus.
terbentuk menghalangi pencampuran.
Tinctura, cairan alkoholis dan lar.elektrolit
ditambahkan setelah pengenceran
Hasil lebih baik / cepat daripada cara
basah.
R/ Parafin liquidi 20 Cara pembuatan : Sama seperti pada
pembuatan dengan minyak lemak.
Gummi arabici 7,5
e. Emulsi dengan balsem
Aqua ad 50
Jumlah gom arab yang digunakan adalah
Cara pembuatan : sama banyak dengan jumlah balsem, tetapi
dengan gom arab sejumlah 2 kali balsem
 Parafin liq. 15 + gom arab 7,5 à
akan didapat hasil yang lebih baik seperti
gerus ad hom
pada sediaan Balsamum papilare.
 (1) + air 1,5 kali gom arab (11 ml)
Cara pembuatan :Seperti pada minyak
sekaligus à gerus ad corpus emulsi
lemak
(+) kan sisa Parafin liq. (5 g)
sedikit-sedikit ke corpus emulsi à f. Emulsi dari balsem bersama-sama
gerus ad emulsi. dengan minyak lemak.
b. Emulsi dari lemak padat jumlah gom yang digunakan :
Pembuatan emulsi dengan lemak padat - untuk minyak : à digunakan gom arab ½
harus dilakukan pada suhu tinggi sehingga jumlah minyak
lemak padatnya mencair.Jumlah gom arab
yang digunakan sama banyak dengan - untuk balsem: à digunakan gom arab
jumlah lemak padatnya. sama banyak balsem
Cara pembuatan : Cara pembuatan : Dibuat corpus emulsi
dari minyak dan seluruh gom arab,
1. Lemak padat dilebur di atas penangas kemudian + kan balsem ke dalam corpus
air, kemudian + gom à gerus/aduk ad emulsi.
merata.
Bahan-bahan pembantu / tambahan
2. (+) segera air panas à gerus ad corpus yang umumnya ditambahkan dalam
emulsi sediaan emulsi
c. Emulsi minyak atsiri 1. Pengawet
Jumlah gom arab yang digunakan sama Emulsi yang menggunakan emulgator gom
banyak dengan jumlah minyak atsirinya. atau zat organik lainnya ,mudah sekali
terurai baik oleh jamur, ragi atau bakteri
Cara pembuatan :
Emulsi yang disimpan tanpa pendinginan,
sama seperti pada pembuatan emulsi agar tidak rusak atau pecah harus ditambah
dengan minyak lemak.misal : Benzoas pengawet. Agar efektif, pengawet harus
Benzylicus, Kreosot larut dalam air karena umumnya
mikroorganisme tsb tumbuh dalam fase
d.Emulsi minyak atsiri bersama-sama air.
dengan minyak lemak
Pengawet yang dapat digunakan a.l. :
Jumlah gom yang digunakan :
Alkohol, konsentrasi 12 – 15 % dari fase
Untuk minyak lemak : à digunakan gom air
arab ½ kali minyak
Asam benzoat, konsentrasi 0,2 %
Untuk minyak atsiri : à digunakan gom
arab sama banyak dg minyak
Parahidroksi benzoat, konsentrasi 0,1 – 0,2
%
asam sorbat, konsentrasi 0,2 %
Sentawa amonium kuarterner
2. Corrigens
Penambahan corrigens ditujukan untuk
menutupi rasa dan bau dari minyak agar
emulsi menjadi lebih enak.
Untuk minyak ikan dapat diberi :
- ekstrak glicyrrhizae
- kopi
- vanili
- coklat
- minyak atsiri
Corigens sering ditambahkan pada fase
minyak sebelum diemulsikan untuk
memberi rasa enak pada fase dalam.
Umumnya corrigens ditambah ke fase
dalam dan fase luar
Konsentrasi minyak atsiri yang digunakan
0,1 – 0,5 %
Sebagai pemanis dapat digunakan sirup,
gula atau sakarin.
Sediaan Emulsi, kecuali dinyatakan lain,
disimpan dalam wadah tertutup baik di
tempat sejuk, dalam botol atau pot sesuai
dengan viskositas emulsi/sediaan.
Sediaan emulsi harus diberi label
“kocok dahulu “ karena sebelum
digunakan sediaan harus dikocok untuk
menjamin distribusi fase dalam yang
merata dalam pembawa.

Anda mungkin juga menyukai