PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010
dalam Legawati, 2018). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
Menurut data World Health Organization (WHO) 2016, kematian ibu sebanyak
99% diakibatkan oleh masalah persalinan atau kelahiran. Minimnya pengetahuan ibu
umumnya menyebabkan angka kematian yang tinggi. Mayoritas kematian ibu terjadi
Planning And Reproductive Health (ICIFPRH) hingga tahun 2019 Angka Kematian
Ibu di Indonesia masih tetap tinggi, yakni 302 /100.000 kelahiran hidup. Sementara,
target AKI Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup (Pusat
1
2
kasus dengan jumlah kelahiran hidup 66.106 jumlah AKI mengalami kenaikan pada
tahun 2019 yaitu 59 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 65.762 penyebab kematian
ibu di Provinsi Jambi yaitu salah satunya perdarahan sebanyak 18 kasus. Berdasarkan
data Dinas Provinsi Jambi untuk Kabupaten Batang Hari ada sebanyak 7/59 kelahiran
hidup, ibu yang mengalami kematian dalam persalinan (Dinkes Provinsi Jambi,
2020).
Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani nyeri pada
persalinan merupakan proses yang fisiologis. Nyeri menyebabkan frustasi dan putus
asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir tidak akan mampu melewati proses
persalinan (Aryani, et al, 2015). Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Ajartha (2007) dalam Noviyanti (2019) terhadap 2.700 parturien di 212 pusat
obstetric dari 36 negara menemukan bahwa persalinan yang berlangsung tanpa nyeri
15%, persalinan dengan nyeri sedang 30%, persalinan di sertai dengan nyeri hebat
Rasa nyeri dalam persalinan merupakan masalah bagi ibu bersalin. Hal tersebut
merupakan rintangan terbesar dalam persalinan dan jika tidak diatasi akan berdampak
pada terhambatnya kemajuan persalinan. Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan
rasa nyeri persalinan dapat menyebabkan tidak terkoodinasinya kontraksi uterus yang
terganggu. Tidak ada kemajuan persalinan atau kemajuan persalinan yang lambat
merupakan salah satu komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan, rumit, dan tidak
otot uteri. Pada awal proses persalinan, kontraksi yang dirasakan ibu bersalin
cenderung dirasakan di punggung bawah. Semakin maju persalinan, maka nyeri yang
intensitas kontraksi semakin meningkat sehingga nyeri yang dirasakan akan semakin
menimbulkan efek yang kurang baik dan tidak semua fasilitas kesehatan
untuk mengurangi nyeri pada persalinan dimana setiap lapisan masyarakat dapat
efektif dan tanpa efek yang merugikan. Salah satu metode non farmakologi yang
dapat digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan adalah terapi birth ball
Menurut Mohtar, 2002 dalam Maryani (2016) Birth ball memiliki arti bola lahir
yang dapat digunakan ibu inpartu kata I ke fase yang membantu kemajuan persalinan.
Adapun keuntungan dari pemakaian Birlh Ball ini adalah meningkatkan aliran darah”
ke rahim, plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan dapat meningkatkan ouilet
panggul sebanyak 30 %, memberikan rasa nyaman untuk iutut dan pergelangan kaki,
memberikan kontra-tekanan pada perineum dan paha, bekerja dengan gravitasi yang
Penggunaan birth ball akan merangsang reflek postural dan menjaga otot – otot
yang mendukung tulang belakang. Posisi duduk diatas bola diasumsikan mirip
Jika bola diletakkan diatas tempat tidur, kemudian dilakukan latihan dengan posisi
berlutut atau membungkuk dengan berat badan tertumpu di atas bola, bergerak
mendorong panggul maka bayi akan berubah ke posisi yang benar. Kegatan ini akan
Dalam hal kepuasan pemakaian, 84% menyatakan birth ball dapat meredakan
nyeri kontraksi, 79% dapat meredakan nyeri punggung dan 95% menyatakan nyaman
ketika menggunakan birth ball. Manfaat yang didapatkan dengan menggunakan birth
ball selama persalinan dapat mengurangi rasa nyeri, kecemasan, dan membantu
kepuasan dan serta kesejahteraan ibu - ibu (Hau & Kwan W, 2016).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah :
C. Tujuan
A. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan intensitas senam hamil dengan nyeri
punggung pada ibu hamil Trimester III.
5
b. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan Pengkajian dan pengumpulan data pada asuhan kebidanan
persalinan fisiologis.
b. Menginterpretasikan data pada pada asuhan kebidanan persalinan
fisiologis.
c. Merumuskan Diagnosa potensial pada pada asuhan kebidanan persalinan
fisiologis.
d. Mengidentifikasi tindakan segera atau antisipasi pada pada asuhan
kebidanan persalinan fisiologis.
e. Menyusun rencana tindakan pada pada asuhan kebidanan persalinan
fisiologis.
f. Pelaksanaan Asuhan kebidanan persalinan fisiologis.
g. Mengevaluasi pada asuhan kebidanan persalinan fisiologis.
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah
wawasan dan pengetahuan serta menjadi sumber informasi khususnya untuk
ilmu kebidanan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institut
Mengevaluasi pemahaman mahasiswa Institut Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Jambi tentang peneliti dan hasil penelitian dapat dijadikan
masukan untuk proses belajar mengajar di akademik kebidanan di Institut
Poltekkes Jambi.
b. Bagi Pendidikan Kebidanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari Rahim. Persalinan diangap abnormal jika prosesnya terjadi pada usia cukup
2. Tahapan-tahapan Persalinan
KALA I
d. Periksa dalam
1) Pengertian Pemeriksaan Vaginal Toucher (Vt)
Pemeriksaan vagina toucer menurut sarwono adalah pemeriksaan
kebidanan yang terpenting karena mempunyai beberapa keuntungan
yaitu:
a) Untuk menentukan apakah penderita benar dalam inpartu
b) Untuk menentukan faktor janin dan panggul
c) Mementukan ramalan persalianan (Prawiroharjo,2015)
2) Tujuan dari Pemeriksaan Vagina Toucher
a) Untuk menentukan apakah pasien sudah sungguh-sungguh in partu
atau belum.
b) Untuk menentukan keadaan yang menjadi tolak ukur dari rencana
pimpinan persalinan.
c) Untuk menentukan ramalan persalinan dengan lebih tepat.
d) Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses
persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
3) Indikasi dan Kontra Indikasi Pemeriksaan Vaginal Toucher (Vt)
Indikasi pemeriksaan vaginal toucher
a) Mengharapkan pembukaan lengkap
b) Membuat identifikasi positif tentang presentasi janin
c) Menentukan apakah kepala janin sudah mengalami engagement jika
terdapat keraguan
d) Memastikan apakah forewater sudah ruptur atau membuat ruptur
buatan
e) Mengeluarkan prolapsus tali pusat setelah forewater ruptur, terutama
jika terdapat bagian fresentasi yang tidak tepat letaknya atau terjadi
perubahan prekuensi jantung janin.
10
Kemajuan persalinan :
a) Pembukaan Serviks
b) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
c) Garis waspada dan garis bertindak
Jam dan waktu :
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
Kontrasksi Uterus :
a) Frekuensi dan lamanya
b) Lama kontraksi (dalam detik)
Obat-obatan dan cairan yang diberikan :
a) Oksitosin
b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
Kondisi ibu :
a) Nadi,tekanan darah dan temperature tubuh;
b) Urin (volume, asetn dan protein)
KALA II
a. Asuhan persalinan kala II
1. Pengertian
Kala II disebut juga kala pengeluaran dimulai dari pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala
dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. (Oktarina,Mika.2017)
2. Tanda dan gejala kala II persalinan
a) Ibu merasakan ingin meneran secara bersamaan dengan terjadinya
kontrasepsi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan
vaginanya
c) Perineum menonjol
d) Vulva-vagina dan spingter ani membuka
e) Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah
f) Pembukaan serviks telah lengkap, atau
13
KALA IV
a. Asuhan persalinan kala IV
1. Pengertian
Kala IV persalinan di mulai sejak plasenta lahir sampai kurang
lebih 2 jam setelah plasenta lahir kala ini dimasukkan dalam persalinan
karna pada masa ini sering timbul perdarahan. 2 jam setelah persalianan
merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Dalam kala IV ini petugas
atau bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi utnuk memastikan bahwa
keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat
untuk melakukan stabilisasi (Walyani, 2016).
2. Pemantauan dan penanganan kala IV
a) Memperhatikan jumlah darah yang keluar
Salah satu cara memperkiraka banyaknya darah yang keluar
adalah dengan menghitung jumlah kain yang dipakai.ini juga tidak
tepat karena ibu yang mengganti kain ketika telah benar-benar basah
dengan darah.Jumlah darah yang keluar dapat diperkirakan dengan
bertanya kepada diri sendiri beberapa botol ukuran 500 cc yang akan
dapat diisi oleh darah tersebut? jika jawabannya dalah 2 botol, ibu
maka ibu telah kehilangan darah 1 liter,jika ½ botol, ibu telah
kehilangan dara 250 cc. Perkiraan darah yang keluar hanya merupakan
salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.
Adalah jauh lebih penting seringkali memeriksa ibu selama Kala
IV dan menilai jumlah darah yang dikeluarkan melalui tanda-tanda
vital dan pengamatan darah yang keluar dari vagina. Serta penilain
kontraksi uterus.
b) Pemeriksaan perineum lihat adakah perdarahan aktif dan nilai derajat
laserasi perineum.
20
Birth Ball
1. Pengertian
Birth ball adalah sebuah bola terapi fisik yang membantu kemajuan
persalinan dan dapat digunakan dalam berbagai posisi. Salah satu gerakan
latihan birth ball berupa duduk diatas bola dengan menggoyongkan panggul
ibu dengan membawa beban besar dibagian perut. Birting ball dapat
digunakan pada saat yoga, birthing ball, gerakan jongkok bangun pada ibu
hamil. Selain itu penggunaan birthing ball juga membantu untuk pemijatan
bagian perineum ibu hamil. Birthing ball dapat membantu ibu dalam posisi
tegak, tetap tegak ketika dalam proses persalinan akan memungkinkan rahim
untuk bekerja seefisien mungkin dengan membuat bidang panggul lebih luas
dan terbuka. Dengan kata lain dapat merangsang dilatasi dan memperlebar
outlet panggul. Duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan
membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera turun ke panggul
(Riyanti, 2018)
22
Penggunaan birth ball akan merangsang reflek postural dan menjaga otot
otot yang mendukung tulang belakang. Posisi duduk diatas bola diasumsikan
persalinan. Jika bola diletakkan diatas tempat tidur, kemudian dilakukan latihan
dengan posisi berlutut atau membungkuk dengan berat badan tertumpu di atas
bola, bergerak mendorong panggul maka bayi akan berubah ke posisi yang
Birth ball memiliki arti bola lahir dimana metode ibu menduduki bola
saat proses persalinan yang memiliki manfaat membantu ibu dalam mengurangi
rasa nyeri saat persalinan dimana birth ball sangat baik mendorong tenaga kuat
ibu yang diperlukan saat melahirkan, posisi postur tubuh yang tegak, akan
Birthing ball dapat digunakan pada saat yoga, birthing ball, gerakan
jongkok bangun pada ibu hamil. Selain itu penggunaan birthing ball juga
membantu untuk pemijatan bagian perineum ibu hamil. Birthing ball dapat
membantu ibu dalam posisi tegak, tetap tegak ketika dalam proses persalinan
bidang panggul lebih luas dan terbuka. Dengan kata lain dapat merangsang
dilatasi dan memperlebar outlet panggul. Duduk lurus di atas bola maka gaya
gravitasi bumi akan membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh apriany dan lia ifwana tahun
2021 dari 35 ibu primigravida (100%) yang melaksanakan birthing ball sebanyak 21
orang (60%) dengan lama persalinan cepat sebanyak 18 orang (51,4%) dan lama
persalinan lambat sebanyak 3 orang (8,6%). Yang tidak melaksanakan birthing ball
sebanayk 14 orang ( 40%) dengan lama persalinan cepat sebanyaj 4 orang (11,4%) dan
lama persalinan lambat sebanyak 10 orang (28,6%). Hal ini menunjukkan bahwa
Salah satu dukungan dan upaya untuk menyamankan ibu bersalin adalah
mengayun dengan menggunakan birth Ball. ibu hamil dapat duduk diatasnya
atau mengayun badannya selama dan diantara kontraksi, terutama selama awal
persalinan. Penggunaan birth ball ini sangat nyaman untuk digunakan pada awal
persalinan (Aryani et al, 2016). Penggunaan birth ball dapat dilakukan dengan:
24
a. Persiapan Alat
1) Birth ball
2) Matras
3) Lembar Observasi
b. Persiapan Pasien
ibu bersalin.
c. Pelaksanaan Terapi
Gambar 2.4 Duduk Berayun Pada Sebuah Bola (Mutoharoh, dkk., 2019).
25
sehingga tungkai membentuk sudut 90% pada posisi lantai yang datar.
Ibu duduk diatas birth ball dengan kedua tungkai terpisah selebar ± 60 cm
di atas bola tersebut. Hal ini akan memungkinkan ibu untuk berada dalam
tekukkan lutut pada sudut yang benar) kemudian ibu dapat memutar
penurunan janin. Selain gerakan dengan pola tersebut, ibu juga dapat
menggerakkan pinggulnya dari satu sisi ke sisi lain atau dari depan
Duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan membantu
janin untuk segera turun ke panggul. Disamping itu duduk pada Birth
belakang, sisi satu ke sisi lain dan berotasi hampir tanpa usaha. Gerakan
Ibu juga dapat meletakkan birth ball di tempat tidur dan kemudian
birth ball dan kemudian ibu dapat melakukan pergerakan berpola dengan
mengayunkannya dari satu sisi ke sisi lain atau dari depan kebelakang
Gambar 2.6 Berdiri Bersandar pada Sebuah Bola (Mutoharoh, dkk., 2019).
28
memeluk birth ball dan kemudian ibu dapat melakukan pergerakan berpola
dengan mengayunkan dari satu sisi ke sisi lain atau dari depan ke belakang
(mutoharoh, et al., 2019). Alat ini meyokong tubuh ibu dan memungkinkan
4. Waktu Pelaksanaan
(Musfari et al., 2012) penggunaan birth ball dihentikan apa bila ibu mengalami
menjadi terbuka dan melebar terlalu cepat sebelum waktunya), faktor risiko
dapatkan bahwa metode birth ball kepada ibu bersalin 1 kali pada kala I fase
aktif (pembukaan serviks 4-8 cm) minimal selama 30 menit. Birth Ball yang
diberikan kepada ibu sessuai dengan pola yang telah dicantumkan dalam
prosedur birth ball, seperti pola duduk diatas bola, memeluk bola, dan posisi
berlutut. Teknik ini merupakan salah satu cara untuk mengalihkan perhatian ibu
bersalin dari nyeri yang dirasakannya sehingga ibu tidak stress dan kecemasan
ibu berkurang.
29
dan menjaga otot – otot yang mendukung tulang belakang. Posisi duduk diatas
berat badan tertumpu di atas bola, bergerak mendorong panggul maka bayi
akan berubah ke posisi yang benar. Kegiatan ini akan bermanfaat dalam
santai dan bergoyang di atas bola, atau memeluk bola selama kontraksi
memiliki manfaat membantu ibu merasa rileks dan sebagai distraksi dari rasa
dan bentuk bola yang bulat dan dapat rnenyesuaikan dengan bentuk tubuh
ibu membuat ibu lebih mudah relaksasi, selain itu ligament dan otot
tekanan pada sendi sacroiliac, pembuluh darah sekitar uterus dan tekanan
pada kandung kemih, punggung, pinggang, tulang ekor serta dapat mengurangi
terlentang secara terus-menerus. Salah satu penelitian tentang birth ball yang
dilakukan oleh Kwan et al (2016) yaitu evaluasi penggunaan birth ball pada
tingkat nyeri setelah menggunakan birth ball, 8% melaporkan nyeri yang lebih
dari sebelumnya, 26% melaporkan tidak ada perubahan dalam tingkat nyerinya
nyeri karena merangsang refleks postural dan menjaga otot-otot serta menjaga
kepuasaan dan kesejahteraan ibu, selain itu juga dilaporkan bahwa para ibu
merasa lebih nyaman dan rileks dan 95% responden menyatakan bahwa latihan
BAB III
TINJAUAN KASUS
No hp :- No hp :-
Penanggung jawab
Nama Suami : Tn. Jupriadi
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Rt. 12 Legok
Hubungan dengan pasien : Suami
Pola Eliminasi
BAK : ± 5-6 kali/hari
BAB : 1-2 kali/hari
Tidak ada masalah/gangguan yang ditemukan pada pola eliminasi.
Pola Istirahat
Tidur 5-6 jam/hari
Tidur terakhir jam 05.00 WIB
Tidak ada masalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat.
Pola Seksualitas
Frekuensi : 1-2 kali/minggu
Terakhir berhubungan seksualitas 1 minggu yang lalu.
Riwayat Psikososial
Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : diharapkan.
Sosial support dari : suami, orang tua, mertua dan keluarga lain.
Perilaku Kesehatan
Ibu tidak atu bukan pengguna miras, zat adiktif dan merokok.
B DATA OBJEKTIF (PEMERIKSAAN)
1 Keadaan umum : Baik
Sikap tubuh : Lordosis
Tanda-tanda vital : TD : 112/87 mmHg N : 89 x/mnt Rr : 23 x/mnt S : 36,6
0
C
Turgor : Baik
Mata ; Sklera : Tidak Ikterus
Konjungtiva : Tidak Pucat
Penglihatan : Jelas
Muka : Tidak tampak kelainan
Payudara : Puting susu menonjol, aerola mamae bersih dan ada sedikit
kolostrum
Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada
Gerakan janin : Baik dan aktif
37
Striae : Albikans
Linea : Fusca
Kontraksi : Baik Pergerakan : Baik
TFU : 30 cm Letak Punggung : Pu-Ka Presentasi : kepala
TBJ : 2945 gram
DJJ : 140x/menit teratur dan kuat
Punctum maksimum pada 4 cm sebelah perut kanan ibu di bawah pusat
Ekstremitas : Tidak tampak kelainan
Reflek Patella : +/+ (Kanan, Kiri) Akral : Normal/Hangat
Anogenetalia :
Inspeksi Anogenetalia : vulva bersih, pengeluaran lendir bercampur darah,
tidak ada varises, tidak ada hemoroid, tidak ada bekas luka pada perineum
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
Tanggal/Jam S O A P
10 Ibu mengatakan K/U : Baik Inpartu Kala I 1. Informed consent
40
03.20 WIB Bayi Baru Lahir Bayi Menangis BBL 1. Mengeringkan dan
Spontan Kuat menghangatkan bayi
2. Memeriksa apakah ada janin
kedua
3. Melakukan penyuntikan
oksitosin
4. Mengklem dan memotong tali
pusat
5. Meletakkan bayi diantara kedua
payudara
6. Menyelimuti bayi
03.30 WIB Ibu mengatakan Tali pusat Parturien Kala 1. Memastikan kandung kemih ibu
perutnya mules memanjang III agar tetap kosong
2. Memindahkan klem 5-10 cm
kedepan vulva
3. Meletakkan tangan diatas supra
pubik
4. Melakukan PTT
5. Menyambut plasenta dengan
tangan kiri
6. Memutar plasenta searah jarum
jam dengan tangan kanan
7. Memeriksa kelengkapan
42
plasenta
04.00 WIB Ibu mengatakan Plasenta dan Parturien Kala 1. Memeriksa TTV 15 menit tiap
lega selaput plasenta IV jam pertama dan 30 menit jam
lahir lengkap kedua
2. Mengobservasi kontraksi uterus
3. Mengobservasi laserasi dan
perdarahan
4. Mempertahankan kandung
kemih tetap kosong
5. Membereskan dan merapikan
ibu
6. Melepaskan APD
7. Mencuci tangan
8. Melakukan dokumentasi
KONTROL HIS
LAPORAN PERSALINAN
Kala III Mengecek tanda pelepasan plasenta, tali pusat memanjang dan ada
03.20 semburan darah, tangan kiri diletakkan disupra pubik menekan korpus
uteri tangan kanan melakukan PTT, setelah plasenta tampak diintroitus
vagina sambut plasenta dengan tangan kiri dan kemudian putar searah
jarum jam hingga plasenta dan selaput plasenta lahir lengkap.
- Perdarahan : ±150 cc
45
Kontraksi : Baik
Laserasi : Tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
- Bayi :
BB : 3200 gr
PB : 51 cm
LK : 34 cm
JK : Laki-laki
Anus : (+)
Cacat : (-)
BAB IV
PEMBAHASAN
46
(EBM).
Rahmawati adalah kurangnya adaptasi terhadap rasa nyeri pada waktu kontraksi dan
cemas dalam menghadapi proses persalinan. Pada persalinan Ny. Sri Rahmawati usia
26 tahun tergolong persalinan normal. Dapat dilihat pada askeb persalinan Ny. Sri
Setelah dilakukan scoring diketahui prioritas masalah pada Ny. Sri Rahmawati
adalah kurangnya adaptasi terhadap rasa nyeri. Untuk mengatasi masalah tersebut
Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani, dimana
sebagian besar persalinan disertai rasa nyeri. Nyeri pada persalinan merupakan
frustasi dan putus asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir tidak akan
non farmakologis. Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah dengan
teknik relaksasi yang mencakup relaksasi napas dalam, relaksasi otot, masase,
Birth ball memiliki arti bola lahir dimana metode ibu menduduki bola saat
proses persalinan yang memiliki manfaat membantu ibu dalam mengurangi rasa
nyeri saat persalinan dimana birth ball sangat baik mendorong tenaga kuat ibu yang
diperlukan saat melahirkan, posisi postur tubuh yang tegak, akan menyongkong
dengan bagus proses kelahiran serta membantu posisi janin berada di posisi optimal
Birthing ball merupakan alat bantu yang bisa digunakan untuk melakukan
lebih agar ibu tidak terjatuh pada saat menggunakannya, mengingat bentuk bola
yang bundar dan keseimbangan ibu dengan membawa beban besar dibagian perut.
Birthing ball dapat digunakan pada saat yoga, birthing ball, gerakan jongkok bangun
pada ibu hamil. Selain itu penggunaan birthing ball juga membantu untuk pemijatan
Birthing ball dapat membantu ibu dalam posisi tegak, tetap tegak ketika dalam
dengan membuat bidang panggul lebih luas dan terbuka. Dengan kata lain dapat
merangsang dilatasi dan memperlebar outlet panggul. Duduk lurus di atas bola maka
gaya gravitasi bumi akan membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera
48
turun ke panggul (Riyanti, 2018) Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh apriany
dan lia ifwana tahun 2021 dari 35 ibu primigravida (100%) yang melaksanakan birthing
ball sebanyak 21 orang (60%) dengan lama persalinan cepat sebanyak 18 orang (51,4%) dan
lama persalinan lambat sebanyak 3 orang (8,6%). Yang tidak melaksanakan birthing ball
sebanayk 14 orang ( 40%) dengan lama persalinan cepat sebanyak 4 orang (11,4%) dan lama
persalinan lambat sebanyak 10 orang (28,6%). Hal ini menunjukkan bahwa birthing ball
masalah kurangnya adaptasi Ny. Sri Rahmawati terhadap rasa nyeri dan lamanya
pembukaan serviks, penulis mengajarkan teknik birth ball yaitu terapi dengan
dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang diatas bola, memeluk bola selama
kontraksi memiliki manfaat membantu ibu untuk mengurangi rasa nyeri saat
Hongkong pada 217 responden menyimpulkan bahwa penggunaan birth ball aman
mempercepat pembukaan serviks dan aman untuk janin. Demikian juga dengan
Taiwan, program latihan dengan birth ball merupakan metode yang efektif untuk
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya pengaruh birth ball dengan persalinan fisiologis dan sesuai dengan
beberapa hasil penelitian seperti penelitian dari Mohtar, 2002 dalam Maryani
50
(2016) Birth ball memiliki arti bola lahir yang dapat digunakan ibu inpartu kata I
pemakaian Birlh Ball ini adalah meningkatkan aliran darah” ke rahim, plasenta
dan bayi, meredakan tekanan dan dapat meningkatkan ouilet panggul sebanyak
B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan Poltekes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Diharapkan untuk menambah sumber referensi buku di perpustakaan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi jurusan kebidanan sehingga
memudahkan mahasiswa dalam membuat tugas, makalah, dan lain
sebagainya.
2. Bagi PMB Latifah Kota Jambi
Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk Asuhan
Kebidanan Persalinan fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Hani, Ummi. dkk. 2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Kusmiati, Yuni. dkk.2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).Jakarta:
Fitramaya.
51
Manjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Manuaba, Ida Ayu Chandrarita, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
danKBJakarta: EGC.
Maryunani, Anik. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Trans Info Media.
Muslihatun, Wafi Nur, dkk, 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Firmaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info
Media.
Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info
Media.
Sulistyawati, Ari. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika.
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo