Anda di halaman 1dari 44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat
Untuk menyelesaikan suatu pemodelan basis data dibutuhkan komponen
utama berupa alat yang akan digunakan untuk mengolah data. Alat yang
digunakan berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
3.1.1. Perangkat Keras
Untuk pembuatan model basis data perangkat keras (hardware) yang
saya gunakan adalah laptop. Dimana di dalam sebuah laptop terdapat
komponen - komponen :
1. Hardisk
2. Monitor/LCD
3. Keyboard.
4. Mouse
3.1.2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) yang saya gunakan untuk menyelesaikan
pembuatan model basis data ini adalah Microsoft Acces .

1
3.2. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan

Pengumpulan Data

Data spasial : Data non spasial:


- Peta Administrasi - Data kecamatan
Kota Batu - Data desa
- Peta Jenis Tanah - Data jenis tanah
- Peta Penggunaan - Data pengguanaan
Lahan lahan
- Peta Curah hujan - Data curah hujan

Editing Peta Penyusunan basis


data

Editing OK Desain Basis Data

Editing Basis
data
Proses Topologi

Basis data OK
A

2
A B

Penggabungan data

Data Management System


(DBMS)

Analisa Spasial
(Overlay Peta)

Hasil Analasis

Layout Peta
WebGIS
(Standar SNI)

Peta Analisa Rawan Bencana


Kota Batu

Selesai

3
Keterangan :
Diagram di atas menunjukkan alur atau urutan dalam proses pembuatan
basis data yang terangkum sebagai suatu bentuk rumusan permasalahan, yaitu
meliputi beberapa hal antara lain :
 Persiapan
Tahap persiapan meliputi dua hal yaitu kesiapan dari segi teknis dan
kesiapan data-data yang akan digunakan. Kesiapan teknis berkaitan
dengan alat yang akan dipakai untuk mengolah data ( membuat basis
data ) baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunaknya.
Sedangkan kesiapan data-data berkaitan dengan suatu
permasalahan/topik pada bidang tertentu yang akan diangkat untuk
diatur/diorganisir membentuk suatu sistem basis data.
 Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam menganalisa kesesuaian lokasi TPA
membutuhkan data-data yang terorganisir. Dimana data yang di
dapat adalah data non spasial dan spasial. Data non spasial yaitu data
kecematan, data kelurahan, data curah huja, pengunaan lahan, dan
jenis tanah. Sedangakan data spasialnya adalah peta admin kota
Batu, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta penggunaan lahan.
 Pengolahan data
Pengolahan data non spasial di lakukan pada Microsoft Accses.
Sedangakan data spasialnya di olah pada Software Argisc.
 Join
Setelah data spasial dan non spasial selesai diolah kemudian di
gabungkan dan menghasilkan suatu lokasi Rawan Bencana Kota
Batu
 Analisis Spasial (overlay)
Setelah data di join dan menghasilkan DBMS maka semua data di
overlay menggunakan sistem Intersect.
 Hasil Analasis
Kemudian di didapat hasil Peta Daerah Rawan Bencana Kota Batu.

4
3.3. Desain Basis Data
Desain Basis Data yang digunakan untuk menghasilkan keluaran atau
output dari peta yang ingin dihasilkan antara lain :
- Entitas
 Data kecematan
 Data Desa
 Data jenis tanah
 Data tutupan lahan
 Data Curah hujan
- Enterprise Rule
 Kecamatan, Desa
Satu kecamatan terdiri dari beberapa Desa
Beberapa Desa memiliki satu kecamatan
 Desa, jenis tanah
Satu jenis tanah dimiliki beberapa Desa
Beberapa Desa memiliki satu jenis tanah yang sama
 Desa , tutupan lahan
Satu tutupan lahan tersebar di beberapa Desa
Beberapa Desa memiliki satu tutupan lahan
 Desa, curah hujan
Beberapa Desa memiliki satu curah hujan
Satu curah hujan terdapat pada beberapa Desa

- Obligatory/Non Oblygatory

1 M
Kecamatan Desa

M 1
Desa
Jenis tanah
1

M 1 Tutupan
Desa
lahan

M 1
Desa Curah hujan

5
- Diagram ER
ID Desa
Nama Desa
ID Kecamatan
ID Jenistanah
ID Penggunaan lahan
ID Curah Hujan

M 1 M 1

M M
IDKecamatan
Kecamatan Kelurahan Penggunaan
Nama lahan
ID Penggunaan
Kecamatan Tanah
Nama
Penggunaan
Tanah

1 1

Curah hujan Jenis Tanah


ID Jenis Tanah
ID Curah hujan Nama Jenis
Nama Curah Hujan Tanah

6
- Tabel Skeleton
 Kecamatan

 Desa

 Curah Hujan

 Penggunaan Lahan

7
 Jenis Tanah

3.4. Langkah-langkah Desain Basis Data Pada MS Access


Langkah-langkah desain basis data dengan menggunakan Microsoft Access
1. Klik tombol Start yang ada di Taskbar.
2. Kemudian search Microsoft Office Access 2016 lalu double klik.

Gambar 3.1 Membuka MS Access

3. Klik/Pilih Menu New Blank Database. Pada kotak dialog blank


database tentukan nama database yang akan kita desain dan tentukan
letak penyimpanannya, setelah itu pilih tombol Create.

8
Gambar 3.2 Tampilan Awal MS Access
4. Langkah selanjutnya adalah dengan membuat table, untuk membuat
table yaitu klik create => table, kemudian klik desain view untuk
memberikan nama pada table lalu klik ok.

Gambar 3.3 Membuat Tabel

5. Kemudian mengisi nama field dan memilih type data

9
Gambar 3.4 Membuat Tabel
6. Setelah Masukkan nama field ke table kemudian pilih menu View
untuk menamplkan table.
7. Setelah itu isi table sesuai database yang ingin dibuat. Jika ingin
menambah table, ulangi langkah yang sama seperti diatas dan
seterusnya.

Gambar 3.5 Tampilan Tabel

8. Setelah membuat tabel-tabel, langkah selanjutnya adalah membuat


relasi antar tabel atau membuat relationship dengan cara klik
Database tools => relationship. Kemudian akan muncul menu show
tabel, lalu add semua tabel.

10
Gambar 3.6 Membuat Relationship

9. Gambar di bawah ini merupakan hasil relationship

Gambar 3.7 Relationship Antar Tabel

3.5. Menampilkan Data Spasial Pada ArcMap


Berikut merupakan proses menampilkan data spasial pada ArcMap.
1. Buka software ArcMap 10.3.

11
Gambar 3.8 Membuka ArcGis
2. Lalu klik simbol dibawah ini atau Add Data.

Gambar 3.9 Add Data


3. Masukkan semua data SHP yang digunakan dalam analisis rawan
longsor. Dalam analisis SIG ini kami memakai data SHP curah hujan,
jenis tanah, kelerengan, batuan dan penggunaan lahan.

Gambar 3.10 Memasukan Shapefile Data

4. Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini

12
Gambar 3.11 Shapefile Data Curah hujan

Gambar 3.12 Shapefile Data Jenis tanah

Gambar 3.13 Shapefile Data Kecamatan

13
Gambar 3.14 Shapefile Data Desa

Gambar 3.16 Shapefile Data Pengguaan lahan

3.6. Topologi
Topologi adalah hubungan (relasional) antar feature yang terdapat dalam SIG.
Definisi lain menyebutkan bahwa topologi adalah prosedur matematis yang secara
eksplisit menyatakan hubungan spasial dari feature. Feature sendiri adalah elemen
yang terdapat dalam display layar, dapat berupa titik, garis, ataupun poligon. Perlu
diperhatikan bahwa topologi tidak sama dengan tipologi. Konsep topologi SIG dapat
dibedakan menjadi:
1. Contiguity/ Adjacency, yaitu hubungan antar feature yang bersebelahan,

14
2. Connectivity, yaitu garis yang saling berhubungan, dan
3. Areal definition, yaitu pembangkitan parameter pada suatu poligon.
Konsep topologi contiguity ini dipakai dalam menganalisis keterkaitan antar daerah
yang berdekatan. Contohnya adalah wilayah A yang dikelilingi oleh wilayah B, C,
dan D apabila terjadi kebakaran hutan maka wilayah B, C, dan D akan menerima efek
yang ditimbulkan oleh wilayah A.
Konsep topologi connectivity ini dipakai dalam menganalisis feature garis.
Misalkan terdapat jaringan jalan di provinsi Jawa Barat dan seseorang akan
menganalisis rute tercepat dari Bandung menuju Bogor maka hubungan antar feature
garis ini dapat dipakai. Connectivity ini dapat memberikan data panjang jalan rute
yang kita kehendaki.
Konsep topologi areal definition ini dipakai dalam pembangkitan data suatu areal.
Misalkan seseorang menghitung luas wilayah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor
maka topologi yang dipakai adalah topologi areal definition.
Berikut merupakan langkah – langkah melakukan Topologi :
1. Buka software ArcMap 10.3.
2. Kemudian masukan data yang dibutuhkan untuk menganalisis
kesesuaian lokasi TPA.

Gambar 3. 17 Proses Add data


3. Akan muncul gambar di bawah ini

15
Gambar 3.18 Hasil Shapefile

4. Kemudian buatlah File Geodatabase dengan cara klik kanan pada


folder yang sudah terkoneksi, lalu selanjutnya pilih menu New =>
File Geodatabase.

Gambar 3.19 Proses File Geodatabase

5. Klik kanan pada Geodatabase yang telah dibuat, lalu pilih New =>
Feature Dataset

16
Gambar 3.20 Proses Feature Dataset

6. Muncul menu seperti di bawah, isi penamaan sesuai Shapefile yang


akan dibuat lalu klik Next

Gambar 3.21 Proses Proses Feature Dataset


7. Pilih koordinat analis sesuai tempat yang akan di analisa lalu klik
Next, hingga sampai pada XY Toleranse klik Finish

17
18
Gambar 3.21 Proses Feature Dataset
8. Setelah itu klik kanan pada Feature Dataset yang sudah dibuat =>
klik Import => klik Feature Class (Multiple)

Gambar 3. 22 Proses Feature Class ke Geodatabase (multiple)

9. Setelah itu muncul jendela seperti dibawah ini, isilah kolom input
features dengan data Shapefile yang sudah tersedia, lalu klik Ok.

Gambar 3.23 Proses Feature Class ke Geodatabase (multiple)

10. Akan Muncul hasil Features Class (multiple) seperti di bawah ini.

19
Gambar 3.24 Hasil Feature Class (multiple)
11. Selanjutnya klik kanan pada Feature Dataset yang sudah dibuat =>
klik New => klik Topology.

Gambar 3.25 Proses pembuatan Topology

12. Setelah itu muncul beberapa jendela, klik Next.

20
Gamabar 3. 26 Proses pembuatan Topology

13. Lalu muncul jendela seperti dibawah ini, klik Add Rule => Dikolom
Rule pilihlah Must Not Overlap => Klik Ok, klik lagi Add Rule =>
Dikolom Rule pilihlah Must Not Have Gaps => Klik Ok.

21
Gambar 3.27 Proses pembuatan Topology

14. Setelah itu klik kanan pada layer yang akan di Topology => klik
edit Features => Start Editing.

Gambar 3.28 Proses pembuatan Topology


15. Pilihlah Error Inspector yang terdapat pada Tools Topology.

Gambar 3.29 Proses pembuatan Topology

22
16. Akan muncul jendela error inspector yang berisikan file – file yang
bermasalah. Kemudian bersihkan file tersebut dengan cara memblok
semua file lalu klik kanan dan pilihlah Create Feature.

Gambar 3.30 Proses Create Feature pada Error Inspector

17. Bila sudah selesai klik kanan pada Tools Editor => Klik Stop

Editing
Gambar 3.31 Stop Editing proses Topologi

23
3.7. Join Data Spasial dan Non Spasial
Langkah ini merupakan proses pemberian atribut pada masing – masing data
spasial. Sebelum melakukan join, terlebih dahulu dilakukan editing tabel yang
berfungsi menyamakan “id” data spasial dengan “id” non spasia. Namun karna pada
data kami data spasial dan nonspasial sudah sama jadi langsung dilanjutkan dengan
Overlay.

3.8. Langkah-Langkah Overlay

Menggabungkan layer peta bahan analisis tahapan regional untuk


memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan.
Pada proses ini data spasial beserta atribut nya di overlay satu dengan yang
lainnya hingga menghasilkan hasil overlay akhir yang merupakan hasil analisis tahap
regional kesesuaian lokasi pembangunan TPA. Untuk lebih jelasnya mekanisme
overlay pada project bisa dilihat pada tabel berikut ini.

Overlay Data
NO Hasil Overlay
Data Spasial I Data Spasial II
1 Jenis Tanah Administrasi Kecamatan Overlay I
2 Penggunaan lahan Curah Hujan Overlay II
3 Overlay I Overlay II Hasil Overlay
Tabel 3.1 Mekanisme overlay peta
3.8.1. Langkah-langkah Overlay
1. Buka software ArcMap 10.3
2. Kemudian masukan data yang dibutuhkan untuk menganalisis kesesuaian
lokasi TPA

24
Gambar 3.40 proses Add data
3. Akan muncul seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.41 hasil Shp

4. Kemudian lakukan overlay seperti mekanisme pada tabel 3.1 diatas


5. Klik ikon ArcToolbox => Analysis Tools => Overlay => Intersect.

Gambar 3.42 proses overlay

6. Lalu akan muncul jendela seperti dibawah ini, kemudian masukan data spasial
yang akan di overlay.

25
Gambar 3.43 proses overlay
7. Akan muncul hasil overlay seperti di bawah ini.

Gambar 3.44 hasil overlay I

8. Lakukan hal yang sama sesuai dengan mekanisme overlay pada tabel 3.1 di
atas
9. Kemudian di dapat hasil overlay seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.45 hasil overlay


10. Karena pada setiap parameter sudah terdapat skor, maka dilakukan
penjumlahan skor-skor dari tiap parameter tersebut, dengan cara klik kanan
pada layer hasil overlay => Klik open atribute table => klik table option =>
Add file.

26
Gambar 3.46 Klik Add feld

11. Lalu akan muncul jendela Add file, kemudian masukan nama “jumlah skor”

Gambar 3.47 Jendela Add Field


12. Untuk memunculkan jumlah skornya klik blok Field jumlahSkor => klik
kanan pada Field jumlahSkor => Field Calculator

Gambar 3.49 Proses Skoring

13. Kemudian muncul jendela Field Calculator. Langkah selanjutnya masukkan


data skor dari tiap parameter dan dijumlahkan lalu OK.

27
Gambar 3.50 Proses skoring

14. Lalu akan muncul hasil seperti gambar dibawah ini

*
Gambar 3.51 Hasil skoring

15. Setelah dilakukan skoring kemudian melaukan pewarnaan pada hasil overlay
dengan cara klik kanan pada layer => propertis => Symbology => Quantities
=> Graduated Colors
- Value: Jumlah skor.

28
- Classes: 5 (jumlah kelas tergantung pada tingkatan analisis yang dibuat).
- Color Ramp: gradasi warna sesuai dengan SNI
- Label dan Range: sesuai rumus perhitungan kelas yakni:
∑ skor maksimal−∑ skor minimal
jumlah kelas
16. Dari rumus di atas di dapat interval kelas seperti tabel di bawah ini
No Interval kelas Keterangan
1 6-8 Sangat Rendah
2 9 Rendah
3 10 Sedang
4 11 Berat
5 12-14 Sangat Berat

Gambar 3.52 Mengatur Graduated Colors

17. Makan akan muncul rekomendasi lokasi TPA diamana yang berwarna merah
adalah sangat sesuai, orange adalah sesuai dan kuning adalah tidak sesuai.

29
Gambar 3.53 hasil analisi lokasi TPA
18. Kemudian untuk mengetahui hasil database pada tampilan ArcMap yaitu klik
Identify => klik pada area yang ingin diketahui informasinya

Gambar 3.54 proses identify

Gambar 3.55 hasil identify

3.9. Query Pada ArcMap


Query adalah semacam kemampuan untuk menampilkan suatu data
dari database dimana mengambil dari table-tabel yang ada di database, namun
tabel tersebut tidak semua ditampilkan sesuai dengan yang kita inginkan. data
apa yang ingin kita tampilkan. Misalnya ingin menampilkan informasi curah
hujan dengan intesitas 1750-2000 , jenis tanah aluvial , dan penggunaan
lahannya adalah bangunan maka akan di ambil dari tabel curah hujan, jenis
tanah dan penggunaan lahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada langkah-
langkah query dibawah ini:
1. Klik kanan pada layer hasil overlay => klik Oppen Atribute Table

30
Gambar 3.56 Open Atribut Table
2. Kemudian pilih Table Options => Select By Atribute.

Gambar 3.57 Table Option


3. Maka akan muncul gambar seperti dibawah ini

31
Gambar 3.58 Table Option
4. Kemdian untuk menampilkan query yang kita inginkan pilih menu-menu yang
terdapat pada kotak merah dibawah ini

Gambar 3.59 menu atribut


5. Misalnya ingin menampilkan informasi curah hujan dengan intesitas 1750-
2000 , jenis tanah aluvial , dan penggunaan lahannya adalah bangunan maka
pilih pada menu-menu seperti gambar diatas. Lalu untuk cara memilih dan
menampilkan query yang ingin di tampilkan yaitu pilih menu
penggnaan_lahan => klik (=) => klik Get Unique Values => add

32
Gambar 3.60 Proses Query
6. Kemudian akan menghasilkan informasi seperti gambar dibawah ini. Jadi
pada area yang bergaris warna biru itu adala lokasi yang curah hujannya 1750-
2000, jenis tanahnya adalah aluvial, penggunaan lahannya adala bangunan.

Gambar 3.61 hasil Query

3.10. Pembuatan Layout Peta


Berikut adalah penjelasan mengenai pembuatan Layout Peta menggunakan
software arcgis 10.1 :

1. Langkah pertama ialah buka software arcgis 10.1 yang akan digunakan untuk
proses pembuatan layout peta :

33
Gambar 3.62 Tampilan ArcGis 10.3

Gambar 3.63 Tampilan ArcGis 10.3


2. Langkah selanjutnya ialah buka data peta yang akan digunakan dengan cara
klik File → Open → Pilih data yang akan digunakan, lalu Klik Open seperti
gambar dibawah ini:

34
Gambar 3.64 Tampilan Open Data

Gambar 3.65 Tampilan Open Data


3. Setelah itu masuk ke tampilan Layout View dengan cara klik Tools View
Seperti Gambar dibawah ini:

Gambar 3.66 Tampilan Layout View


4. Selanjutnya ialah mengatur ukuran kertas yang akan digunakan sesuai
kebutuhan dengan cara klik kanan pada permukaan kertas → Page and Print
Setup → pilih ukuran kertas dan orientasi kertasnya seperti gamabar dibawha
ini :

35
Gambar 3.67 Tampilan Page and Print Setup
5. Selanjutnya yaitu pembuatan judul peta dengan cara klik insert → text → tulis
judul peta → klik OK → atur posisi judul peta tersebut seperti gambar
dibawah ini:

Gambar 3.68 Tampilan Pembuatan Judul Peta

36
Gambar 3.69 Tampilan Pembuatan Judul Peta
6. Selanjutnya yaitu pembuatan arah mata angin dengan cara klik insert →
North Arrow → pilih sesuai yang diinginkan → Klik OK → Atur Posisi arah
mata angin seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.70 Tampilan Pembuatan Arah Mata Angin

37
Gambar 3.71 Tampilan Pembuatan Arah Mata Angin
7. Selanjutnya ialah pembuatan skala peta dan skala bar dengan cara klik insert
→ pilih Scale Text dan Scale Bar → pilih tipe absolute scale untuk skala peta
dan Altimating Scale Bar 2 → klik OK → Atur Posisi Skala peta dan Skala
Bar tersebut seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.72 Tampilan Pembuatan Skala Bar

Gambar 3.73 Tampilan Skala Bar


8. Selanjutnya ialah pembuatan legenda peta dengan cara klik insert → pilih
Legend → Isi Legend Title → Next → Pilih Layer yang akan dimunculkan
sebagai legenda → Next → Next → Next → Klik Finish → Atur Posisi
legenda seperti gambar dibawah ini:

38
Gambar 3.76 Tampilan Pembuatan Legenda

Gambar 3.77 Tampilan Pembuatan Legenda


9. Setelah itu menampilkan sistem proyeksi dan sistem koordiat yang digunakan
dengan cara klik insert → Dynamic Text → Coordinat System, maka akan
muncul seperti gambar dibawah ini:

39
Gambar 3.78 Tampilan Pembuatan Sistem Proyeksi dan Sistem Koordinat

10. Selanjutnya ialah mebuat logo instansi sebagai pembuat peta dengan cara klik
insert → Picture → pilih logo yang diinginkan → Klik Open → Atur posisi
logo tersebut sesuai yang diinginkan, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.79 Menampilkan Logo Instansi

40
Gambar 3.80 Menampilkan Logo Instansi
11. Setelah itu ialah menampilkan nama instansi pada Layout Peta tersebut
dengan cara Klik Insert → Text → Tulis Nama instansi → Atur Posisi Sesuai
yang diinginkan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.81 Tampilan Nama Instansi

Gambar 3.82 Tampilan Nama Instansi


12. Selanjutnya ialah menampilkan Grid Peta dengan cara klik kanan pada data
Frame → Properties → New Grid → pilih Tipe Grid → Next → pilih Simbol

41
Grid → Next → Next → Next → Finish, dapat dilihat seperti gambar dibawah
ini:

Gambar 3.83 Pembuatan Grid

Gambar 3.84 Pembuatan Grid

42
Gambar 3.85 Pemilihan Tipe Grid

Gambar 3.86 Pemilihan Tipe Simbol Grid

Gambar 3.87 Pembuatan Grid

43
Gambar 3.88 Pembuatan Grid
13. Setelah pembuatan grid, maka proses pembuatan layout peta sudah selesai.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Peta daerah rawan bencana Erosi Kota Batu

Gambar 3.89 Hasil Pembuatan Layout Peta

44

Anda mungkin juga menyukai