Anda di halaman 1dari 34

I.

      PENGERTIAN ASURANSI

Menurut Wikipedia.com:

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana
perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain
sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat
terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi
secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan
tersebut. Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan
perlindungan.

Menurut Undang-Undang No.2 Th 1992:

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut
"penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak
legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh
"tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya
ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif,
dan keuntungan.

Berikut ini penulis memberikan studi kasusnya: seorang pasangan membeli rumah seharga Rp.
100.000.000,- Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada
kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan
kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah
mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp.
1.000.000,- per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke
perusahaan asuransi.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang:

Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi
atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:

"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”

II.    PENANGGUNG MENGGUNAKAN ILMU AKTUARIA

Penanggung menggunakan ilmu aktuaria

Penanggung menggunakan ilmu aktuaria untuk menghitung risiko yang mereka perkirakan. Ilmu
aktuaria menggunakan matematika, terutama statistika dan probabilitas, yang dapat digunakan
untuk melindungi risiko untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang
dapat diandalkan.

Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah dan kemudian mereka
membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila kehilangan yang dilindungi terjadi,
penanggung harus membayar klaim. Bagi beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang
mereka terima jauh lebih besar dari uang yang mereka telah bayarkan kepada penanggung.
Lainnya mungkin tidak membuat klaim. Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual,
total klaim yang dibayar keluar lebih rendah dibanding total premi yang dibayar kepada
tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan keuntungan.

III.  KEUNTUNGAN PERUSAHAAN ASURANSI

Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari investasi premi
yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut "float". Penanggung bisa
mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga suku bunga atau
deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh
perusahaan asuransi adalah US$142,3 milyar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003.
Tetapi keuntungan total di periode yang sama adalah US$68,4 milyar, sebagai hasil dari float.

IV. PRINSIP DASAR ASURANSI

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu :
1.    Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
2.    Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua
fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta
maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas
segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
3.    Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber
yang baru dan independen.
4.    Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum
terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
5.    Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
6.    Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity.

V.   PENOLAKAN ASURANSI

Beberapa orang menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang berlaku selama periode
kebijakan. Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti pembeli tidak akan hilang ketika
pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan di biaya yang dibayar kepada perusahaan asuransi
melawan dengan jumlah yang dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan
bila seseorang bertaruh di balap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa
kelompok agama termasuk Amish menghindari asuransi dan bergantung kepada dukungan yang
diterima oleh komunitas mereka ketika bencana terjadi. Di komunitas yang hubungan erat dan
mendukung di mana orang-orangnya dapat saling membantu untuk membangun kembali properti
yang hilang, rencana ini dapat bekerja. Kebanyakan masyarakat tidak dapat secara efektif
mendukung sistem seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk risiko besar.

B.     ASURANSI PENDIDIKAN

I.      PENGERTIAN ASURANSI PENDIDIKAN

Dewasa ini Asuransi Pendidikan sedang ramai diperbincangkan dan patut diperhitungkan
karena banyak orang yang mulai concern tentang persiapan dana pendidikan, sehingga mereka
mencari pilihan produk Asuransi Pendidikan ini.

Dahulu produk Asuransi Pendidikan yang ditawarkan menggunakan asuransi jenis tradisional
WholeLife atau Endowment. Dengan produk WholeLife/Endowment ini biasanya sudah ada
jangka waktu dana keluar atau penarikan dana seperti ketika anak masuk SD, SMP, SMU, dan
kuliah , biasanya disebut tahapan. Saat ini dapat dipastikan sebagian besar Asuransi Pendidikan
yang ditawarkan berbasis unitlink. Sudah sering dipebincangkan bahwa banyak sekali kesalahan
berhubungan dengan unitlink , tebayang dengan Asuransi Pendidikan pun akan terjadi kesalahan-
kesalahan ini. Perlu diingat bahwa basis dari asuransi pendidikan sekarang kebanyakan adalah
unitlink dan ada 2 jenis layanan yaitu proteksi (perlindungan) dan investasi.

Secara konsep tujuan awal dari Asuransi Pendidikan adalah untuk menyediakan dana pendidikan
bagi anak-anak kita. Sebenarnya tidak perlu pakai produk asuransi juga bisa, tapi dengan
memakai produk asuransi sudah ada proteksinya. Asuransi Pendidikan sendiri awalnya bertujuan
memberikan proteksi jiwa (bagi orang tua) dan investasi dana pendidikan bagi si anak, tapi yang
akhirnya sering terjadi belakangan ini banyak dijumpai kasus salah konsep dan salah jual.
Dimana letak salah konsep dan salah jual tersebut?

Bagian Asuransi Jiwa dari Asuransi Pendidikan sebenarnya dibuat bertujuan untuk meng “cover”
jiwa pemilik dana (gaji) alias si pembayar premi asuransi tersebut dalam hal ini harusnya orang
tua. Yang artinya, fungsi awal dari Asuransi Jiwa di Asuransi Pendidikan adalah bila orang tua
meninggal dunia, anak akan mendapatkan sejumlah dana untuk melanjutkan biaya sekolah dan
kuliahnya, langsung dimuka. Case Closed. Yang terjadi belakangan ini hasil kreatifitas agen,
seperti apa bentuknya?
Aidil Akbar menjelaskan dasar-dasar dari Asuransi Pendidikan dan fungsi asuransi tersebut,
ditulisan kali ini kita akan membahas kreatifitas yang banyak dilakukan agen di lapangan yang
ujung-ujungnya justru tidak sesuai dari tujuan semula Asuransi Pendidikan.

Belakangan ini banyak agen yang kreatif dalam menjual Asuransi Pendidikan ini dengan cara
yang berbeda dari konsep diatas, seperti apa kreatifnya? Alih-alih meng cover si bapak atau ibu
pemilik dana (yang bayar premi asuransi), yang dilindungi jiwanya justru si anak. Dengan kata
lain, konsep ini berjalan kalau orang tuanya meninggal dunia, anak tidak dapat dana
untuk kuliah mereka langsung saat itu alias Uang Pertanggungan (UP) nya tidak keluar.
Lalu kemana uangnya? Seperti apa skemanya? Jadi rupanya dibuat skema bahwa yang dicover
jiwanya adalah si anak, bukannya orang tua, sehingga apabila orang tua meninggal dunia maka
UP nya tidak keluar, UP hanya keluar kalau si anak yg meninggal dunia.

Sebagai gantinya, agen unitlink ini akan menganjurkan anda untuk beli rider (asuransi tambahan)
, namanya payor benefit (di beberapa perusahaan namanya beda, tapi tujuannya sama). Rider
Payor Benefit ini akan meneruskan membayarkan premi meskipun orang tua meninggal
sampai anak selesai sekolah. Banyak agen berargumentasi, dengan cara mengcover si anak
maka biaya asuransinya akan kecil, Tapi dengan membeli rider payor benefit, klien justru bayar
asuransi tambahan alias dobel.

Dengan ini perhatikan polis asuransi baik-baik, apakah benar anda membeli seperti skema si
agen? Atau keinginan awal anda membeli asuransi jiwa agar kalau anda meninggal dunia
terdapat sejumlah dana didepan untuk biaya kuliah anak.

Berikut ini Tips mempersiapkan dana pendidikan menurut Prita Ghozie:


1.      Tentukan sekolah mana yang ingin dituju, hitung kebutuhan biaya saat ini. Lakukan riset atau
tanyakan kepada perencana keuangan mengenai hal ini. Lalu, hitung kebutuhan biaya nanti
dengan memasukkan inflasi sebesar 10 - 15 persen per tahun.
2.      Periksa kembali tabungan atau investasi yang sudah Anda persiapkan. Jika dananya belum
cukup atau bahkan belum ada sama sekali, sekaranglah saatnya untuk mempersiapkan.
3.      Sesuaikan produk keuangan yang dipilih dengan jangka waktu kebutuhannya. Masing-masing
produk keuangan memiliki karakter dan fungsi yang berbeda. Misalnya, produk reksadana saham
bisa digunakan untuk memenuhi tujuan dana kuliah anak yang jangka waktunya masih lebih dari
10 tahun dari sekarang, tapi produk ini tidak sesuai untuk memenuhi dana pendidikan jangka
pendek untuk anak yang akan kuliah 3 tahun lagi.
4.      Beli proteksi asuransi jiwa murni, yang akan memberikan jaminan apabila kepala keluarga
meninggal dunia dan tidak dapat meneruskan investasi.
II.    CONTOH STUDI KASUS

Contoh 1:

Pak Rehan adalah seorang karyawan swasta yang sekarang berusia 27 tahun dan sudah menikah
serta memiliki seorang anak perempuan. Dia mulai menyisihkan gajinya sebesar Rp. 500.000
untuk asuransi pendidikan si buah hatinya yang berusia 3 tahun. Pak Rehan berencana
menyisihkan uang gajinya untuk membayar premi asuransi pendidikan yang dia ambil setiap
bulan selama 10 tahun dengan asumsi bunga premi asuransinya sebesar 12%. Maka dalam satu
tahun, polis asuransi Pak Rehan adalah Rp. 6.720.000 (Rp. 500.000 x 12 bulan  x 12%).Dalam
jangka waktu 10 tahun, Pak Rehan hanya mengambil asuransi pendidikan ketika anaknya masuk
SD sebesar Rp. 20.000.000.

Dengan pengambilan ini, apakah Pak Rehan masih memiliki polis asuransi yang cukup pada
tahun ke 10? Jawabanya tentu saja iya, karena pada tahun ke 10 setelah pengambilan, total polis
asuransi Pak Rehan adalah sebesar Rp. 78.451.046. Untuk informasi lengkapnya silahkan lihat
tabel di bawah ini:

Keterangan:

 Bunga tahun ke-1 didapat dari Rp. 6.000.000 x 12% = Rp. 720.000.
 Bunga tahun ke-2 diperoleh dari Rp. 12.720.000 x 12% = Rp. 1.526.400.
 Tahun berikutnya juga sama di mana total tabungan per tahun dikali dengan 12%.

Total persentase bunga asuransi pendidikan Pak Rehan adalah sebesar 119% (Rp. 78.451.046 /
Rp. 66.000.000 x 100%).
Contoh 2:
Ibu Sri mulai membeli asuransi pendidikan anaknya saat si buah hati sudah berusia 6 tahun. Dia
menyisihkan gajinya sebesar Rp. 650.000 per bulan untuk membayar premi asuransi pendidikan
yang dia ambil dengan asumsi bunga sebesar 11%. Ibu Sri berencana untuk mengambil asuransi
pendidikan dengan durasi 10 tahun. Polis asuransi Ibu Sri dalam setahun adalah Rp. 8.658.000
(Rp 650.000 x 12 bulan x 11%).Ibu Sri mengambil polis asuransi pendidikan ketika anaknya
masuk SMP sebesar Rp. 25.000.000. Maka pada tahun ke 10, jumlah polis asuransi pendidikan
Ibu Sri adalah Rp. 84.911.605. Rinciannya bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Keterangan:

 Bunga tahun ke-1 didapat dari Rp. 7.800.000 x 11% = Rp. 858.000.
 Bunga tahun ke-2 diperoleh dari Rp. 16.458.000 x 11% = Rp. 1.810.380.
 Tahun berikutnya juga sama di mana total tabungan per tahun dikali dengan 11%.

Total persentase bunga asuransi Ibu Sri adalah sebesar 146% (Rp. 113.976.605 / Rp.78.000.000
x 100%).
III.  PROSEDUR MEMBELI
Prosedur membeli asuransi pendidikan itu tidak begitu sulit karena Anda cukup memilih
perusahaan asuransi pendidikan yang Anda inginkan dan diskusikan dengan agen asuransi
mengenai asuransi pendikan yang Anda inginkan. Disamping itu, ada baiknya Anda menghitung
biaya pendidikan buah hati Anda sejak dia masuk SD sampai ke perguruan tinggi beserta
kenaikan biaya pendidikan yang terjadi setiap tahunnya yang biasanya sebesar 15% –
berdasarkan ZAPFIN Research Division.

IV. CARA KLAIM

Bagaimana cara mengklaim asuransi pendidikan yang baik dan benar? Prosesnya cukup simple,
karena Anda cukup mengikuti prosedur dari perusahaan asuransi dan melengkapi semua
dokumen yang dibutuhkan. Mintalah bantuan pada agen asuransi dan customer service jika ada
hal-hal yang belum Anda pahami. Lebih cepat Anda melakukan klaim, semakin cepat Anda bisa
mendapatkan polis asuransi Anda.

Produk asuransi yang bagus tentunya yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita, jadi
jangan mudah tergiur dengan iming-iming serta janji manis dari si penjual. Dan konsep asuransi
pendidikan sendiri pada dasarnya adalah orangtua yang menabung sekian rupiah secara rutin,
jadi ketika si anak tiba waktunya masuk sekolah SD misalnya, si orangtua tidak perlu gelagapan
lagi mencari dana untuk si anak bisa sekolah, karena dana yang ia tabung sudah terakumulasi dan
dikelola oleh perusahaan asuransi.

Begitu pula ketika si anak waktunya masuk SMP dan seterusnya, si orangtua juga bisa lebih
tenang karena ia telah menabung agar anaknya bisa sekolah di tempat yang diinginkan. Dan yang
paling  penting dari konsep ini adalah bila si orangtua yang merupakan pencari nafkah
mengalami kemalangan yang membuat ia tidak bisa mencari nafkah lagi entah itu karena sakit,
kecelakaan ataupun bahkan meninggal, maka si anak akan tetap bisa masuk sekolah ketika
waktunya tiba, karena penyediaan dana untuk si anak masuk sekolah sudah ditanggung oleh
perusahaan asuransi.

Maka dengan konsep inilah maka kita membeli asuransi, jadi tidak hanya mengejar imbal hasil
investasi semata. Karena imbal hasil dari produk asuransi apalagi yang berbasis Unitlink tidak
selalu positif, tapi ada kemungkinan juga tidak semanis proyeksinya. Mensiasati kesulitan anda
yang mungkin belum menemukan produk asuransi yang cocok didaerah anda, sebenarnya
layanan perbankan sendiri saat ini sudah banyak yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi,
jadi anda bisa datang ke customer service yang ada dan berdiskusi tentang produk yang sesuai.

Pastinya produk yang anda pilih harus juga disesuaikan dengan kemampuan anda membayar
secara rutin. Bila ternyata cabang bank yang ada di daerah anda belum menjual produk yang
anda butuhkan dan juga karena anda belum memiliki anak, maka cukup masukan uang anda di
produk perbankan dan gunakan konsep yang dijabarkan di atas tanpa perlu menentukan secara
pasti kapan dana tersebut akan dicairkan. Bila anda sudah bisa menabung secara rutin dan
disiplin, paling tidak anda sudah memenuhi beberapa hal dari konsep asuransi pendidikan
tersebut.
A.      Istilah

Istilah Asuransi terdapat dalam bahasa :


1.   Asuransi dalam Bahasa Belanda
- Viflekering artinya pertanggungan
- Assurantie artinya asuransi
2.   Asuransi dalamBahasa Inggris
- Assurance artinya Asuransi

B.      Pengertian Asuransi


Pengertian asuransi terdapat dalam pasal 246 KUHD
Pertanggungan
-          Diibaratkan orang mempunyai pertalian beban / resiko dan dia tidak mampu menanggungnya
sendiri maka dialihkan kepada orang lain.
-          Kalau terjadi ancaman maka orang mengalihkan resiko untuk mendapatkan ganti kerugian
-          Adanya peristiwa tidak tertentu yang menjadi acuan

Hukum adalah sekumpulan peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengikat dan mempunyai
sanksi
Hukum tertulis            :           KUHD
Hukum tidak tertulis   :           Praktek sehari-hari masyarakat mengenai pertanggungan
Jadi Hukum asuransi adalah
hukum atau sekumpulan peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengikat dan mempunyai
sangksi yang mengatur tentang peralihan resiko kepada orang lain untuk mendapatkan ganti
kerugian dan adanya peristiwa tidak tertentu yang menjadi acuan

Hukum Asuransi menurut Pasal 246 KUHP


Merupakan perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana seorang penanggung
menerima premi dengan kewajiban memberikan ganti kerugian atas peristiwa belum tentu
terjadi.
Unsur-unsur Asuransi Pasal 246 KUHP
1.      Suatu perjanjian asuransi muncul karena adanya kata sepakat ,mungkin Sepakat benda / Syarat-
syaratnya
Sepakat :
Para pihak sepakat mengenai benda2  Syarat-syaratnya dan apapun yang terjadi
Jika tidak ada kata sepakat maka perjanjian asuransi batal. Pasal 251 KUHD
2.      Adanya peralihan resiko dari seorang tertanggung kepada penanggung
3.      Adanya premi dari tertanggung kepada penanggung
4.      Adanya peristiwa tidak tertentu/belum pasti
5.      Adanya ganti kerugian sebagai kewajiban penanggung kepada tertanggung atas peristiwa yang
terjadi
Semakin  besar resiko yang ditanggung maka besar premi yang di bayar jadi adanya prinsip
keseimbangan

Menurut pasal  1774 KUHPerdata


Perjanjian pertanggungan termasuk kepada perjanjian untung-untungan (Kans
Overenkoms/chance agreatment)
Misalnya :
-          Perjanjian pertaruhan / perjudian
-          Perjanjian pertanggungan
-          Perjanjian seorang mendapat keuntungan seumur hidup

a.     Perjanjian pertanggungan masuk  perjanjian untung-untungan karena perjanjian ini dikaitkan
pada peristiwa tak tentu secara teori.
Dalam teori pertanggungan termasuk kepada perjanjian untung-untungan karena peristiwn belum
tentu terjadi

b.     Perjanjian pertanggungan tidak termasuk perjanjian untung-untungan karena:


1.   Adanya premi dan ganti rugi
Jadi adanya keseimbangan hak dan keajiban
2.   Unsur kepentingan adalah syarat mutlak
3.   Karena apabila terjadi  wanprestasi dapat diajukan kepengadilan
Dalam prakteknya tidak semua perjanjian itu termasuk perjanjian untung-untungan karena :
1.            Berkaitan dengan peralihan resiko
-    Dalam pertanggungan ada peralihan resiko dari tertanggung kepada penanggung dan orang 
yang mendapat resiko mendapatkan premi untuk itu adanya keseimbangan antara premi dengan
resiko
-    Sedangkan dalam pertaruhan tidak ada keseimbangan atau azas keseimbangan resiko itu tidak
terlalu dipentingkan.
2.      Dalam pertanggungan harus ada unsur kepentingan jika tidak ada unsur kepentingan maka
perjanjian asuransi batal.
- Dalam pertaruhan tidak ada unsur kepentingan
3.            Setiap pelanggaran dari asuransi para pihak dapat menggugat dan digugat ke pengadilan
Pertaruan tidak dapat digugat ke pengadilan

Isi Pasal 1774 KUHPerdata

1. Merupakan suatu perbuatan hukum


2. Hasil perjanjian itu adalah tentang untung rugi pada suatu pihak / semua pihak
3. Peristiwa tak tentu yang belum mungkin terjadi

KESIMPULAN
Pertanggungan masuk kedalam perjanjian untung-untungan karena adanya peristiwa yang belum
tentu terjadi.

C.     Sumber Hukum / Pengaturan Asuransi


Sumber Hukum Asuransi / pertanggungan terdapat dalam
1.    Hukum Tertulis
A.    KUHD
Dalam KUHD Terbagi 2 :
1.            Aturan bersifat umum ( Bab 9 Buku I )
Berlaku untuk semua bentuk-bentuk perjanjian asuransi baik di dalam KUHD maupun di luar KUHD
2.            Aturan bersifat khusus ( BAB 10 buku I )
Mengatur tentang bahaya tertentu, kebakaran, bahaya yang mengancam hasil panen, pertanggungan
jiwa
-                   Bab 9 Buku II  : Pertanggungan  laut
-                   Bab 10 buku II  : Pertanggungan dalam pengangkutan
Diluar KUHD
1.  UU No. 33 / 1964
Pertanggungan penumpang kecelakaan
2.   UU No.34 / 1964
Pertanggungan tentang kecelakaan lalu lintas jalan
3.  UU No. 10 / 1963
Tabungan asuransi (Taspen)
Alasan-alasan Asuransi ada di luar KUHD
1.      Bahaya yang mengancam itu pada waktu pembuatan itu belum ada
2.      Pada waktu UU itu lahir orang tidak memasukkannya karena merasa belum penting
3.      Diyakini karena masih banyak bahaya yang mengancam harta jiwa, dll

B.  KUH Perdata

2.    Hukum tidak tertulis


Praktek dalam masyarakat

D.      SEJARAH / RIWAYAT ASURANSI


Sejarah / Riwayat Asuransi terbagi atas 3 kelompok
1.    Zaman sebelum masehi ( zaman Yunani )
Sudah ada praktek-praktek Asuransi yaitu yang terlihat dari :
Zaman Pemerintah Alexander  praktek asuransinya yaitu Raja  memerintahkan sifatnya untuk
memungut iuran (premi) kepada budak, dan resiko yang harus ditanggung Raja adalah
menangkap budak-budak yang lari jika tidak tertangkap maka diberikan ganti rugi kepada
pemilik budak.
Adanya pemungutan oleh Kota Praja dalam bentuk yang dianggap sebagian premi jika meninggal
seorang penduduk kota Praja mak Pemerintah berkewajiban memberikan ganti kerugian  / biaya-
biaya pemakaman
Jadi sudah ada cikal bakal lahirnya hukum pertanggungan
2.    Pada abad Pertengahan
Sudah ada sejarah asuransi yang menjadi cikal bakal hukum asuransi
-          Di Inggris ada perkumpulan orang-orang se profesi. Maka semua anggota berkewajiban
membayar iuran dan kalau terjadi kebakaran rumah dan anggota maka ada ganti rugi yang
diambil dari iuran
-          Pada abad 13 dan 14
Perdagangan lautan yang berkembang dan orang coba mencari cara untuk mengatasi resiko /
kerugian yang terjadi dilautan seperti kecelakaan, perampokan yaitu dengan cara mencari orang
lain yang dapat menanggung resiko yang akan terjadi dengan membayar iuran (premi) yang
mana ada penanggung yang memberikan ganti rugi.
3.    Setelah abad pertengahan (Abad 19)
Yang berkembang di Inggris dan Prancis, Asuransi kebakaran yang ditandai dengan lahirnya :
-          1880 code commercial (KUHD Prancis) yang memuat pertanggungan laut
-          1938 lahirnya Wuk (Belanda) yang memuat pertanggungan lainnya
-          1848 lahirnya 1848 ( KUHD Indonesia)

TUJUAN HUKUM ASURANSI / PERTANGGUNGAN

Tujuan Hukum Asuransi adalah :


1.            Mempunyai tujuan motif ekonomi
Yang menjadi harapan adalah setiap saat harta benda yang di punya terancam terhadap peristiwa
tertentu. Jadi dia mencari orang lain untuk mengambil alih resiko yang dengan membayar premi.
2.            Karena ingin mengalihkan resko dan tertanggung kepada penanggung
Dalam hal Pengalihan resiko disini dibuatlah perjanjian pertanggungan
3.            Orang ingin mendapat ganti rugi dan kerusakan, kehilangan terhadap harta benda, Jiwa dan
ini merupakan imbalan / ganti rugi di Premi.
Tujuan yang pertama merupakan tujuan yang paling penting karena orang ingin mendapatkan uang

OBJEK DARI PERTANGGUNGAN


Yang menjadi objek Asuransi menurut Pasal 268 KUHD :
1.      Kepentingan
-                   kepentingan dalam arti yang dapat diintai dengan uang
-                   Semua kepentingan itu terancam dari bahaya yang mungkin belum terjadi
Ex : Barang terancam  pencurian
-                   Semua kepentingan itu tidak dikecualikan oleh UU
2.      Menurut Pasal 250 KUHD
Kalau orang tidak punya   kepentingan pada saat dibuatnya perjanjian pertanggungan maka 
orang yang menanggung tidak wajib membayar ganti rugi
x       :     Seseorang mempertanggunkan mobil orang lain maka seseorang tersebut tidak punya
epentingan
Maka, jika tidak ada kepentingan tidak ada kewajiban ganti rugi
Objek Asuransi ada 2
1.        Benda Pertanggungan
Kalau yang mempertanggungkan benda itu pemilik benda itu
2.        Pokok pertanggungan
Kalau yang mempertanggungkan itu bukanlah pemilik dari benda itu tapi dia bisa
mempertanggungkan karena dia punya kepentingan.
Kalau kepentingan tidak ada maka akibatnya tidak ada ganti ruginya.

Kapankah kepentingan itu dibuat ?


Menurut Pasal 250 KUHD :
1.            Maka kepentingan ada saat perjanjian ada / diadakan
artinya tidak ada kepentingan tidak ada perjanjian
2.            Atau pada saat terjadinya peristiwa tersebut artinya boleh saat terjadinya perjanjian tidak ada
kepentingan (dalam praktek)
SUBJEK DARI PERTANGGUNGAN
1.      Menurut pasal 1313 KUHPerdata
·         Siapapun dapat menjadi subjek pertanggungan subjek hukumnya adalah pendukung hak
dan kewajiban
-          Orang
-          Badan Hukum
Sepanjang memenuhi syarat-syarat sebagai subjek hukum
2.      Menurut pasal 264 KUHD
·         Asuransi tidak hanya dapat dibuat oleh orang yang tidak orang yang mempunyai kepentingan
untuk diri sendiri / juga dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga.
Artinya : orang lain dapat membbuat perjanjian pertanggungan untuk kepentingan orang lain       
(pihak ketiga)

Subjek dari pertanggungan


1.            Pemilik benda
Ex. Orang yang punya rumah di asuransikan
2.            Orang yang punya kepentingan terhadap benda tersebut
Ex. Orang tidak punya benda tapi punya kepentingan.  Pemilik rumah Menggadaikan kepada pihak lain.
Jadi Pihak gadai mempunyai kepentingan.

BENTUK PERJANJIAN ASURANSI


1.  Menurut Pasal 257 (1) KUHD
-          Perjanjian asuransi lahirnya pada saat terjadinya kesepakatan atau konsensus antara
penanggung dan tertanggung.
-          Maka hak dan kewajiban itu munculnya sejak lahirnya perjanjian asuransi tersebut
-          Jadi menurut pasal ini perjanjian asuransi bisa lahir secara lisan dan polis tidak diperlukan.
2. Menurut pasal 265 (1) KUHD
-          Perjanjian asuransi terbuat tertulis dalam bentuk suatu akta yang disebut dengan polis
3. Menurut pasal 258(1) KUHD
-          Polis adalah satu-satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan adanya perjanjian
pertanggungan antara penanggung dan tertanggung
-          Jadi polis adalah bagian yang penting untuk menentukan hak dan kewajiban.
Kesimpulan
1.      Perjanjian asuransi tidak akan batal meskipun polis belum dibuat.
-          Belum dituliskan
Sudah ada hak dan kewajiban tapi membuktikannya sulit
-          Perjanjian belum ditanda tangani
Perjanjian asuransi sudah lahir tapi juga sulit membuktikannya
-          Belum diserahkan polis
Perjanjian sudah ada tapi sulit membuktikan hak dan kewajibannya
2.      Maka cara menentukan hak dan kewajibannya adalah bentuk perjanjian asuransi harus tertulis
dengan akta dan berbentuk polis
3.      Bentuk perjanjian asuransi tertulis dinamakan dengan polis

OBJEK ASURANSI
Adalah Segala kepentingan
-          Kepentingan yang dapat dinilai dengan uang
-          Kepentingan itu terancam bahaya yang belum tentu terjadi
-          Semua kepentingan itu tidak dikecualikan oleh UU
Objek Asuransi ada 2
1.       Benda
Syarat-syaratnya :
a.    Benda tersebut diancam bahaya
b.    Benda berwujud
c.    Dapat dinilai dengan uang artinya berbicara tentang harta kekayaan
d.    Benda tersebut dapat rusak dan berkurang nilainya
2.       Pokok Pertanggungan
Merupakan hak subjektif seseorang dan termasuk tidak berwujud
Syarat-syaratnya :
a.    Benda tersebut diancam biaya
b.    Dapat dinilai dengan uang
c.    Benda dapat rusak / hilang
Artinya kepentingan dalam arti sempit

Benda kepentingan melekat kepada pokok pertanggungan tapi ada kemungkinan pemilik itu /
benda pertanggungan terpisah dengan pokok pertanggungan
Ex. Pemilik benda menghipotikkan benda kepada orang lain. Pemilik adalah benda
pertanggungan
Orang lain adalah Pokok Pertanggungan

Apabila tidak ada kepentingan maka :


Menurut pasal 251
1.            Kepentingan itu syarat mutlak dalam pertanggungan
2.            Kalau tidak ada kepentingan maka kalau terjadi peristiwa yang tidak diharapkan maka
penanggung tidak wajib memberikan ganti rugi
Kepentingan itu dapat dialihkan
Berpindah mengikuti dimana benda itu dialihkan.
Menurut Pasal 263 (1)
Kecuali diperjanjikan lain, sepanjang tidak diperjanjikan maka berpindah dimana benda
kepentingan itu dialihkan
Ex :  A  Menjual rumah kepada B, dan terjadi kebakaran maka si B yang berkepentingan, kecuali
diperjanjikan lain . Jika berpindah rumah itu kepentingan itu tetap pada si A, maka si A lah yang
menerima ganti rugi.

BENTUK PERJANJIAN ASURANSI


Perjanjian lahir karena kata sepakat (consensus)
Menurut pasal 257 (1) KUHD
Cara membuktikan kata sepakat :
1.   Dibuktikan dengan akta / bukti tertulis / dengan polis.
Kalau polis belum ada maka membuktikannya dengan cara lain.
2.   Dengan bukti tertulis lainnya, menurut pasal 258
Ex        :           -    Dalam bentuk catatan-catatan
-    Dalam bentuk nota
-    Dalam bentuk Fax

Menurut pasal 258 (1)


Bukti permulaan dalam bentuk nota, dll

Cara membuktikan janji-janji lainnya dalam perjanjian pertanggungan


1.      Para pihak bisa membuktikannya dengan semua alat bukti
2.      Tidak semua janji-janji bisa dibuktikan dengan alat bukti yaitu segala syarat yang diatur UU
kalau dianggap batall jika tidak dibuat dengan bukti tertulis
Ex. Janji polis

Menurut Pasal 271 KUHD (Re Asuransi)


Yang termasuk janji-janji yang harus dibuktikan :
1.      Mengenal inti dari pertanggungan (essensia)
2.      Mengenal isinya yaitu pelaksanaan hak dan kewajiban
3.      Yang menjadi hak dan kewajiban
Misal :  Peristiwa yang menjadi landasan untuk menimbulkan ganti rugi ( evenement)
Ex  Tsunami, banjir
4.      Sifat dari kerugian akan dijelaskan dalam perjanjian
Ex . Mobil diasuransikan dihitung kerugian
5.      Mengenal premi, Premi akan menentukan besar kecilnya resiko

Kapan kepentingan itu ada :


1.    Menurut pasal 250 KUHD
Kepentingan itu harus ada sejak lahirnya kesepakatan itu
Maksud pasal diatas :
seseorang yang mempertanggungkan benda tersebut maka kepentingan itu harus ditegaskan
2.    Menurut ahli (Foimar)
Perjanjian kepentingan itu harus ada pada saat terjadinya peristiwa tertentu / kepentingan tidak
harus ada pada saat lahirnya perjanjian.

Jalan Keluar dari 2 pendapat diatas :


1.      Menafsirkan / menyampingkan pasal itu dengan menafsirkan pasal itu se flekxibel mungkin
Artinya adanya penegasan dalam polis untuk mengenyampingkan pasal 250 KUHD
2.      Orang menyebutkan secara tegas kepentingan itu.
Pendapat ahli diatas yang dipakai dalam hukum Internasional di Inggris

Kapan lahirnya Perjanjian Asuransi


Menurut pasal 257
Perjanjian itu lahir setelah adanya kesepakatan dan kesepakatan lahir dari 2 kehendak yaitu
penanggung dan tertanggung. Jadi kalau kesepakatan lahir maka akan menimbulkan hak dan
kewajiban.

Jika terjadi peristiwa maka jelas para pihak harus memenuhi kewajiban dengan membayar premi
dan akan menimbulkan ganti rugi

Cara Melahirkan kata Sepakat :


1.   Lisan
-     dengan tegas
-     dengan cara diam-diam/anggukan kepala saja
2.   Tulisan
dengan mencantumkan kata setuju pada selembar kertas

Syarat sahnya perjanjian Asuransi terdapat dalam


1.   Pasal 1320 KUHPer
Syarat sahnya perjanjian dalam pasal 1320 KUHPer
1.      Perjanjian Asuransi harus lahir karena adanya kesepakatan antara kedua belah pihak
Yang disepakati :       - Benda
- Syarat-syaratnya
Kesepakatan ini ada kemungkinan cacat hukum ada beberapa hal yang menyebabkan cacat
hukum
-          Karena paksaan
-          Karena penipuan
-          Karena kekeliruan
Perjanjian asuransi yang lahir karena cacat dalam kesepakatan dapat dibatalkan (Vermetig baar)
2.      Para pihak yang melahirkan Asuransi harus cakap menurut ketentuan hukum
Dewasa dalam KUHPer   21 tahun
3.      Hal tertentu
-          Ada bendanya sehingga jelas kepentingan
-          Tidak adanya kepentingan maka perjanjian Asuransi tersebut batal
4.      Klausula yang halal ( sebab yang halal )
1.   Sepanjang tidak bertentangan dengan UU
2.   Sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum
3.   Sepanjang tidak bertentangan dengan kesusilaan
2.   Pasal 251 KUHD
Syarat sahnya perjanjian menurut KUHD pasal 251 KUHD :
1.      Pembayaran premi
Tidak ada premi tidak beralih resiko artinya kewajiban ganti rugi lahir waktu premi telah
dibayarkan
2.      Kewajiban memberitahukan
Segala hal mengenai pertanggungan tertanggung berkewajiban membayarkan premi.
Kalau tertanggung lalai / lupa maka apapun alasannya asuransi batal artinya perjanjian asuransi
tak pernah ada dan tidak melahirkan akibat hukum.
Perjanjian 1 & 2 ( dapat dibatalkan )
Perjanjian 3,4,5,6 ( Batal demi hukum )

Jalan keluar mengatasi kelemahan pasal 251


1.   Berdasarkan mengenyampingkan pasal ini dengan alasan :
-  Kebebasan berkontrak
Artinya semua orang bebas melakukan kontrak dengan orang lain, hukum mana yang harus
diberlakukan dan penyampingan pasal ini harus dimuat dalam polis.
2.   Kita dapat megenyampingkan karena aturannya bersifat mengatur

Ada 2 klausula mengenyampingkan pasal 251


1.    Klausula Renunsiasi
Fisiknya adalah para pihak sepakat mengenyampingkan pasal 251 dimuat dalam proses polis
kecuali hakim menyatakan bahwa pasal 251 ini harus dipakai dengan iktikad baik.
2.    Klausula sudah mengetahui
Penanggung sudah mengetahui benda / kondisi benda tersebut dan dimuat dalam polis.
Dalam praktek ini dibuat tapi tidak diperlihatkan karena mungkin saja tertanggung tidak mau
mengasuransikan lagi.

JENIS-JENIS ASURANSI
I. Jenis-jenis Asuransi berdasarkanteori / dalam masyarakat :
1.    Pertanggungan kerugian (Schade Verzekering)
Pertanggungan yang bertujuan untuk mengganti kerugian artinya hal-hal yang dapat dinilai
dengan uang atau pertanggungan harta kekayaan.
Contoh :
-          pertanggungan kebakaran
-          pertanggungan pengangkutan
-          pertanggungan pencurian, kemalingan
2.    Pertanggungan Jumlah ( Sommen Verzekering )
-          pertanggungan yang tidak bertujuan untuk membayar ganti rugi, Jadi bertujuan untuk
memberikan sejulah uang kepada orang lain, Jadi dia tidak terletakpada harta kekayaan
Contoh :  -  pertanggungan jiwa
Cara orang menentukan jumlah pertanggungan adalah berdasarkan kepada kesepakatan para
pihak dan ini sangat berkaitan dengan premi.
3.    Pertanggungan Premi (Pertanggungan Murni )
Premi itu dapat dibayarkan secara kelompok / sendiri-sendiri jadi yang murni disini adalah
pertanggungan yang preminya dibayar tetanggung sendiri-sendiri, pertanggungan ini dalam
praktek sangat banyak dipakai.

4.    Pertanggungan saling tanggung menanggung


-          Pertanggungan yang preminya itu sama dengan iuran dari anggota kumpulan jadi antara
pembayar premi yang satu berhubungan dengan yang lain.
Bentuk yang No. 4 diatas adalah cikal bakal lahirnya pertanggungan premi
II. Jenis pertanggungan berdasarkan UU Pasal 247  KUHD:
1.   Pertanggungan kebakaran Bab 9 dan 10
2.   Pertanggungan terhadap bahaya hasil panen
3.   Pertanggungan terhadap kematian seseorang atau jiwa
4.   Asuransi bahaya dilautan
5.   Asuransi angkutan udara, laut, sungai dan perdalaman

Kewajiban Pemberitahuan
1.          Pasal 251 KUHD
Tertanggung wajib memberitahukan
2.          Pasal 203
Seorang tertanggung berkewajiban mencegah timbulnya kerugian dan memberitahukan kepada
penanggung
Bedanya :
a.         Kalau tidak diberitahukan tertanggung kepada penanggung maka perjanjian batal demi hukum
b.         Kalau tidak diberitahukan maka tertanggung wajib memberitahukan / memberikan ganti
kerugian kepada penanggung atau biaya yang mencegah kerugian.
3.   Pasal 684 KUHD
-              Pertanggungan dilaut, kewajiban memberitahukan mara bahaya dilautan yang disampikan
kepada penanggung dan apabila tidak disampaikan kepada penanggung oleh tertanggung maka
tertanggung wajib membayar ganti kerugian
4.   Pasal 291
-              Bentuknya tentang, pertanggungan kebakaran dan  pasal ini tidak adanya sanksi ( pasal 655)
pertanggungan dilautan

POLIS
Pengertian :
Polis adalah bukti telah lahirnya perjanjian Asuransi secara tertulis
Berkaitan dengan pasal 255
-          Perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dan dalam bentuk akta dinamakan Polis
Yang diisi dalam Polis
-          Polis memuat segala kesepakatan yang berkaitan dengan ketentuan yang sesuai dengan UU
atau bersifat umum
-          Sebuah polis harus memuat isi perjanjian beberapa hal pasal 256 KUHP

A.  SYARAT-SYARAT POLIS SECARA UMUM


Isi Polis
1.      Polis harus memuat kapankah perjanjian asuransi dibuat ex : Hari, tgl, dll
Ex  :  Hari, tgl, dll

Guna hari, tgl :


a.           Menentukan sejak kapan perjanjian itu mulai berlaku dan ini mengenai kapankah resiko itu
beralih
b.           Menentukan perjanjian mana yang lebih dahulu terjadi karena perjanjian Asuransi mungkin
terjadi perjanjian 1,2 dst
Jadi perjanjian I, kalau double perjanjian maka batal demi hukum (Pasal 252 KUHD)

2.      Polis harus membuat nama para pihak yang melakukan perjanjian pertanggungan
-          Siapa penanggung
-          Siapa tertanggung
-          Apakah dia bertanggung sendiri atau untuk kepada orang lain
-          Orang yang mempertanggungkan pihak ketiga harus dimuat dalam polis. Kalau tidak disebut
dalam polis untuk kepentingan pihak ketiga maka dianggap untuk kepentingan sendiri.
-          Apabila tidak ada unsur kepentingan maka perjanjian  batal demi hukum
3.      Dalam Pasal 256
-          Polis harus memuat mengenai uraian benda pertanggungan
Ex :    -     tentang jenis bendanya
-          Ukurannya
-          Sifatnya
-          Letaknya
-          Jumlahnya
Gunanya :   Para pihak dalam pertanggungan tidak keliru, kalau ternyata para  pihak tidak memberitahukan
secara detail maka perjanjian batal demi hukum
4.      Berapa jumlah / nilai  yang akan dipertanggungkan atau nilai ganti rugi yang akan dimintakan,
jumlah pertanggungan dikaitkan dengan nilai benda dan minimal harus sama dengan nilai benda
dengan jumlah pertanggungan . Jumlah maksimum yang diterima seseorang
5.      Bahaya-bahaya yang akan dijadikan acuan dalam pertanggungan
Ex :               -     Banjir
-          Bencana alam
-          Kebakaran
Bahaya-bahaya yang dianggap peralihan resiko tanggung jawab penanggung adalah sepanjang
dicantumkan dalam polis.
6.      Kapankah bahaya itu dimulai dan berakhirnya, Ini berkaitan dengan Jangka waktu
pertanggungan.
-      Orang berfikir tentang waktu 1 jam
Misal : tanggal 12-12-2007 jam 16.00
-      Orang yang berfikir dari tempat ketempat lain
Misal : dari gudang ke gudang
7.      Polis harus memuat Premi pertanggungan
Premi
Kontrak prestasi /imbalan baik dari seorang tertanggngkepada penanggung premi biasanya
dihitung berdasarkan  persentase dari jumlah pertanggungan semakin besar premi muka
peralihan resiko semakin besar.
Cara membayar Premi :
-  Ditentukan dalam polis, harus lunas dan dicicil maka kalau tidak ada premi maka resiko tidak
beralih dan pertanggungan tidak jalan.
8.      Polis harus memuat semua keadaan dan semua syarat-syarat yang harus disepakati oleh para
pihak.

B.  Ketentuan syarat-syarat khsus dalam Polis


Ex :  pertanggungan kebakaran
a.   Pasal 267
-     Syarat umum harus ditambah dengan syarat lain yaitu :
dimana benda itu terletak Ex : terletak dipasar
Ini ditambah dengan syarat umum No.3
b.     Pasal 304 (pertanggungan Jiwa)

JENIS-JENIS POLIS
A. Dalam praktek yang menentukan isi polis penanggung
B.  Dalam teori yang menentukan isi polis adalah  tertanggung
Akibatnya melahirkan macam-macam polis

Jenis-jenis Polis Standart


1.   Polis maskapai
-  Polis yang ditertibkan oleh perusahaan maskapai atau perusahaan pertanggungan karena pada
umumnya penanggung menentukan isi polis yang ada dalam polis maskapai dia memuat
ketentuan / syarat umum khusus
2.  Polis Bursa
-      Polis yang digunakan oleh Bursa (pasar) asuransi. Makanya polis yang satu kelompok yang
memuat polis seragam.
Polis Bursa terbagi 2 :
A)    Polis Amsterdam ( dianut di Indonesia )
-- > diterbitkan oleh Bursa Amsterdam
B)      Polis Bursa Rotterdam
-- > diterbitkan oleh Bursa Rotterdam
Indonesia menganut polis standard ditambah dengan yang dibuat diatas. Polis Amsterdam dari
Rotterdan Rotterdam yang paling menonjol dalam polis diatas :
-   pertanggungan angkutan / kebakaran
3.   Polis loyet Lloyde
Dikeluarkan oleh Bursa di London anggota loyed dan boleh digunakan anggota loyed

Jika dilihat dari sifat pertanggungan maka jenis polis


1.   Polis perjalanan
Polis yang dikaitkan dalam satu kali perjalanan / suatu pelayanan dari suatu tempat ke tempat lain.
2.   Polis waktu
Dikaitkan dengan waktu tertentu / jangka waktu tertentu biasanya ditentukan  secara tepat dan tegas
mengenai :
-          Tanggal
-          Tempat
Ex.  Ditutup suatu polis asuransi tanggal 19 Desember 2006 jam 16.00 maka sampai 19-12-2007 jam
16.00

Klausula Dalam Polis


Aturan2 khusus yang ditentukan para pihak dalam suatu perjanjian pertanggungan/syarat2
khusus.

Klausulanya :
1.      Klausula primer Resque ( primer resiko )
Klausula yang berisi resiko-resiko yang utama klausula ini digunakan dalam pertanggungan bahaya
pencurian.
Isi primer Resave
Pasal 253 (3) KUHD
“Seandainya tertanggung dalam pertanggungan itu sebagian resiko yang ada pada benda
pertanggungan (parsial los ) ex : nilai suatu barang 1 milyar maka ia mempertanggungkan ½
milyar dan apabila terjadi peristiwa maka pertanggungan harus membayar penuh kerugian sesuai
dengan jumlah nilai pertanggungan” .
Jika terjadi resiko nilainya 400 juta, tapi karena dia menggunakan primer resiko maka si
Penanggung harus membayar 500 juta.
2.      Klausula All Risk
Si penanggung menanggung semua resiko yang terjadi / tanpa batas
Ex : Pertanggungan mobil, karena bencana alam maka penanggung harus membayar resiko penuh.
Kecualinya : ( pasal 276 dan 249 )
Kalau peristiwa itu bukan kesalahan dari tertanggung / cacatnya benda menjadi penanggung ( pasal
249 ).

3.      Klausula sudah mengetahui


Isinya dimana klausula diketahui dalam pertanggungan kebakaran, artinya seorang penanggung
sudah mengetahui tentang benda yang ditanggungkan, kalau terjadi peristiwa penanggung tidak
boleh menghindar, tapi kalau tertanggung merahasiakan rahasia benda  maka penanggung tidak
berkewajiban mengganti kerugian.
4.      Klausula Renuntiatie
Isinya adalah bahwa 51 orang penanggung tidak akan menggugat tertanggung berdasarkan :
Pasal 251 KUHD :
“Bahwa seorang tertanggung tidak boleh merahasiakan benda pertanggungkan”.
Maka kalau terjadi peristiwa maka penanggung tidak boleh  menghindari dari ganti kerugian.
5.      Klausula free from farticular everange (GPA ) bwerkaitan dengan ( pertanggungan laut ).
Apakah para pihak menggunakan secara khusus pertanggungan laut
Isinya : Penanggung dibebaskan dari kewajiban ganti kerugian kalau terjadi peristiwa khusus
dilautan.
Ex. Barang yang diangkut diambil oleh perampok (bajak laut Pasal 709 KUHD
6.      Klausula with Porticular everange (WPE)
Isinya seorang penanggung harus membayar ganti kerugian terhadap peristiwa-peristiwa khsus
yang ada di lautan

Siapakah yang melakukan pembuatan Polis


-          Dalam Praktek dibuat oleh perusahaan asuransi
Berdasarkan pasal 299 KUHD
Apa yang terjadi dlam praktek bertolak belakang , seorang tertanggung telah menyiapkan polis
dan menyedorkan kepada penanggung.

-          Jadi dalam teori yang berhak tertanggung, ia membuat polis berdasarkan keinginanya.
(1)    Seorang penanggung haru smengembalikan polis kepada tertanggung dalam tempo 24 jam.
Maknanya :
-          Yang terjadi dalam praktek sangat bertolak belakang pasal 254 yang mana penanggung
sangat aktif sekali dalam pertanggungan
-          Kalau penanggung tidak mengembalikan dlam waktu 24 jam maka resikonya penanggung
akan diberikan ganti kerugian
-          Dalam pertanggungan, karena polis diserahkan.
-          Kalau mengacu pada pasal 257 (1), maka kalau polis belum diserahkan, kalau resiko maka
penanggung wajin membrikan ganti rugi.

Dalam praktek polis dibuat oleh penanggung dan tertanggung belum smpai mempelajarinya, jadi
langkah untuk memberikan waktu yang luas bagi tertanggung.
“Adanya klausula yang isinya untuk menghindari keslahpahaman, maka sebaiknya tertanggung
mempelajari secara cermat/format syarat-syarat polis tersebut. Jadi sebaiknya dalam polis
diberikan peringatan.

(2) Penyerahan polis melalui makelar polis diserahkan 8 hari. UU menyatakan demikian 18 hari
karena makelar harus mempunyai waktu untuk menghubungkan penanggung dengan
tertanggung, kalau hal ini tidak dipenuhi maka kalau terjadi peristiwa maka makelar harus
membayar ganti kerugian.

Penyerahan polis dapat dikesmpingkan dengan cara menetapkan kapankah


penanggung/makelar mengembalikan polis.

JUMLAH YANG DI TANGGUNGKAN


Dia idnetik dnegan jumlah maksimal ganti rugi yang dpat diterima ganti rugi tidak mungkin
tinggi dari jumlah pertanggungan.

Hal ini berupa jumlah hak/batas hak yang diterima dan ini dikaitkan dengan nilai benda atau nilai
kepentingan.
Ex :      Kita mempertanggungkan jiwa dalam pertanggungan, jadi berapa nilai kepentingan yang ada.

Ada 3 hal yang mengetahui jumlah :


1.      Apakah pertanggungan itu dibawah nilai benda pertanggungan
2.      Sama dari nilai pertanggungan
3.      Diatas dari nilai pertanggungan

-     Menurut pasal 253 (1) KUHD


“Pertanggungan itu sah kalau nilai pertanggungan  itu sama dengan nilai benda pertanggungan,
batasnya mengacu pada nilai benda.”
Ex :  Nilai benda 1 M dan nilai pertanggungan ½ M, maka penanggung tidak berkewajiban
membayar ½  M tetapi 1 M.

-     Menurut pasal 253 (2) KUHD :


“Pertanggungan tidak penuh, maka gnti kerugian adalah maksimal senilai jumlah pertanggungan
yang disepakati.”

NILAI BENDA PERTANGGUNGAN


Nilai benda pertanggungan tidak disebutkan dalam KIHD dan tidak harus disebutkan.
a.     Menurut Pasal 256 KUHD
“Mengharuskan polis untuk menyebutkan secara detail tentang nilai benda, keadaan benda yang
dipertanggungkan.”

b.     Menurut pasal 273 KUHD


“ Para pihak tertanggung dan penanggung tidak menyatakan nilai b enda dalam polis.”
Yang diatur dalam pasal 273 KUHD :
“Apabila benda pertanggungan tidak dimuat dalam polis maka nilai benda harus dibuktikan
dnegan seglaa alat bukti.”

c.      Menurut pasal 274 KUHD


Nilai  benda dinyatakan dalam polis, maka si penanggung punya hak menolak/membantah nilai
dalam polis dan menyimpulkan alasan-alasanya.

Pasal 273 dinamakan polis terbuka (open policy)


“Para pihak dapat mempertimbangkan kembali nilai benda disaat akan datang setelah perjanjian.”

PATOKAN PARA PIHAK DALAM MENENTUKAN NILAI BENDA


1.      Keadaan benda
2.      Tujuan benda

Makna Nilai Benda

1. Nilai benda pada waktu dilahirkannya pertanggungan


2. Nilai benda pada waktu terjadinya peristiwa pertanggungan

Tujuan Nilai Benda


Untuk memberikan ganti kerugian sesungguhnya jika dilihat dari tujuan pertanggungan yang
dilihat dari terjadinya perisetiwa, maka kita memberikan makna nilai benda.
Contoh :
Yang seharusnya pada waktu lahir perjanjian harga nilai benda 1 M pada waktunya terjadi
peristiwa ½ M.
Jadi pada waktu terjadi peristiwa dilihat pada nilai penjualan (boleh digunakan). Nilai benda
dimaknai dengan terjadinya peristiwa, nilai penjualan dan nilai tukar.

PERLUNYA NILAI BENDA


Nilai benda berubah-ubah setiap saat, baik bergerak atau tidak bergerak. Maka itulah perlunya
kita memaknai nilai benda.

TAKSIRAN PARA AHLI NILAI BENDA


Para pihak sepakat taksiran para ahli, maka para penangung dapat menolak, kecuali kalau
penanggung merasa tertipu.
·         Dalam Pasal 275 KUHD
Para pihak penanggung dapat menolak taksiran para ahli dengan alasan tertipu.

·         Dalam praktek


Jarong diminta pendapat para ahli, tapi berdasarkan kesepakatan para pihak.

PREMI
Pengertian Premi
Adalah prestasi dari pihak tertanggung kepada penanggung sebagai akibat lahrnya perjanjan
pertanggungan.
Atau :
Imbalan dari seseorang penanggung atas ditanggungnya resiko
Atau :
Beralih resiko.

Apabila Premi tidak dibayar, maka akibatnya :


1.      Tidak beralih resiko dan terjadi peristiwa seseorang penanggung tak berkewajiban membayar.
2.      Penanggung dapat memutuskan pertanggungan dan tidak ada hak dan kewajiban
3.      Pertanggungan tidak berjalan, premi secara berkala maka terjadi peristiwa, maka resiko tidak
beralih.

Cara membayar Premi


1.      Pertanggungan untuk jangka waktu tertentu premi dibayar pada awal pertanggungan atau pada
sat bahaya itu mulai berjalan
Ex : Asuransi kecelakaan lalu lintas.

2.      Pertanggungan jangka waktu panjang


Ex : Asuransi jiwa
Maka premi dibayarkan secara berkala atau periodik, sesuai ketetapan para pihak, dan kalau
putus pembayaran premi maka akibatnya piutang pertanggungan tidak berjalan.

Contoh :
Dibayark premi 1 Januari, 1 April dan seterusnya lupa dan kalau terjadi resiko, maka cara untuk
mengatasi hal diatas, para pihak dapat mencantumkan klausula janji dalam polis. Isinya premi
harus dibayar dimuka dan pada waktu premi tidak dibayar pada waktu yang ditentukan
pertanggungan tidak jalan.
Jumlah Premi yang harus dibayarkan
Jumlah premi dihitung dan persentase atau menghitung dari jumlah pertanggungan.
Contoh :   Pertanggungan jwa berdasarkan usia tertanggung, dan sebagainya.
Premi berkaitan dengan beban resiko. Semua premi itu ditentukan para pihak dengan
kesepakatan yang dicantumkan dalam polis.

Yang menjadi acuan premi adalah beberapa kemampuan dari seorang penanggung untuk
dibayarkan membayar ganti rugi.

Komponen Premi
1.      Persentase dari jumlah pertanggungan
2.      Biaya yang dikeluarkan oleh seseorang penanggung
3.      Perantara jika punya makelar
4.      Keuntungan
5.      Dana cadangan
Hal ini merupakan asas keseimbangan (rasa keadilan)
Ada keseimbangan antara premi yang diterima dengan resiko yang ditanggung sehingga akan
ada keuntungan.

Seorang tertanggung dapat meminta kembali premi


Menurut pasal 281
Seorang tertanggung dapat meminta kembali premi yang telah dibayarkannya, baik seluruhnya
atau sebagian.

Premi dapat dituntut kalau Pertanggungan gugur atau batal, syaratnya :


Contoh :  Barang yang diangkut ketempat lain batal sebagian, jadi tidak semua premi dapat dituntut.

Pemi ini dinamakan premi RESTORNO, premi ini syaratnya kalau tertanggung orang yang
beritikad baik.
Ex : Pasal 51

PERISTIWA TAK TENTU (EVENEMENT)


Peristiwa tak tentu yaitu peristiwa yang berkaitan dengan pertanggungan .
Ex : Pertanggungan kebakaran, jadi orang melihat dari peristiwa kebakaran.

Pengertian Evenement
a.     Peristiwa yang tidak dapat ditentukan kejadian itu atau kapan terjadi, bisa pasti terjadi yang
tidak diketahui kejadian awal.
Ex : - Kebakaran
- Kematian (pasti terjadi)
b.     Peristiwa yang tidak diharpkan terjadi artinya, peristiwa yang dikaitkan dengan pertanggungan
tidak diharapkan tejadi.
Ex :  Kebakaran, orang tidak mengharapkan harta bendanya terbakar.
Kalau seseorang tahu kapan terjadi peristiwa, maka seseorang akan mau menanggung resiko.
Jadi kalau tak tentu, sudah diketahui maka menurut hukum akibatnya perjanjian tertanggungan
batal demi hukum (terdapat dalam pasal 251 KUHD).

Defenisi Peristiwa Tak Tentu


Suatu peristiwa menurut pengalaman manusia normal tidak dapat ditentukan terjadi meskipun
sudah terjadi, tapi kapan terjdi tidak dpat ditentukan dan tidak dapat diharapkan terjadi.

Jenis-Jenis Peristiwa Yang Di Sepakati Dalam Pertanggungan


a.     Orang-orang akan menulis jenis-jenis peristiwa dalam polisi, karena peristiwa akan
menimbulkan ganti kerugian dan resiko yang berada pada penanggung.
b.     Peristiwa juga dapat mengacau kepada Undang-undang
Misal :
a)     Pasal 290 KUHD (pertanggungan kebakaran)
Pasal ini menyebutkan lebih luas dengan peristiwa dari pertanggungan dengan tanpa batas atau
dnegan nama lain atau apapun.
Peristiwanya.
-          Bisa dengan bom
Baik dengan sengaja ataupun tidak disengaja, termasuk apa yang diperjanjikan atau tidak. Maka
semua peristiwa dijadikan acuan untuk beralihnya resiko kepada penanggung.
b)     Pasal 657 (pertanggungan laut)
Pasal ini juga menyebutkan secara lebih luas peristiwa dari pertanggungan apapun. Peristiwa
yang dialami dilaut maka resiko beralih kepada penanggung atau pada umumnya peristiwa
ataupun yang menimbulkan kerugian laut.

Dalam praktek orang membatasi 2 pasal ini :


Maka orang kembali kepada polis dnegna menentukan peristiwa berdasarkan para pihak.
Peristiwa berkaitan dengan ganti kerugian (kompensasi) artinya tidak semua peristiwa
menimbulkan resiko yang akan ditanggung oleh penanggung.
1.      Kerugian yang terjadi karena peristiwa yang dituangkan dalam polis dan apabila yang
diterangkan dalam polis dan apabila tidak diterangkan dalam polis maka tidak akan ada ganti
kerugian.
Ex : kebakaran karena kompor tapi tidak diterangkan dalam polis.

2.      Apakah hubungannya langsung dari peristiwa yang terjadi, artinya penyebab langsung yang
menimbulkan kerugian/pristiwa yang mempunyai sebab akibat dengan pertanggungan.

Peristiwa-peristiwa yang mungkin menimbulkan kerugian.


-          Karena petir
-          Karena listrik
-          Kompor memasak
Jadi yang menjadi patokan untuk menimbulkan ganti kerugian adalah yang mempunyai
hubungan langsung yaitu kompor, dan apabila kebakaran karena kompor dimasukkan dalam
polis, maka penanggung berkewajiban membayar gnti kerugian.

Cara mengatasi peristiwa


1.      Menunjuk pada Undang-undang
Ex : pasal 250
2.      Seorang penanggung dan tertanggung menilai secara jelas dalam polis peristiwa yang akan
dijadikan acuan.
3.      Dengan membuat janji khusus dalam bentuk Klausula All Risk (semua peristiwa) dan
ditegaskan dalam polis.

Hak dan kewajiban penanggung terdapat dalam


a.     Polis
b.     Undang-undang

Pembatasan Hak
a.    Terdapat dalam pasal 249 KUHD
Membicarakan pembatasan hak penanggung yang dikaitkan atas benda pertanggungan.
b.    Pasal 276 KUHD
Pembatasan tanggung jawab atau kesalahan tertanggung bisa polis dan tidak cukup dengan
Klausula All Risk.
c.    Pasal 249
Cacat benda yang berasal dari dalam diri benda itu sendiri. Artinya kerugian yang muncul dari
benda itu sendiri.
Contoh :   Bangunan yang diasuransikan konstruksi bangunan tidak layak karena semen kurang
Cacat benda dari dalam
Contoh :   Makanan
Kalau rusak dari luar maka dapat dikatakan penyebab kerugian.
Cacat benda dari dalam yang dilihat dari sifat benda
Contoh :   - Kaca yang tipis/sensitif
- Hewan yang sudah mati.
Kesimpulan
- Cacat dar dlam tidak menimbulkan ganti kerugian dari penanggung.
d.    Menurut pasal 276
Kesalahan Tertanggung
Tertanggung harus berbuat meminimalkan peristiwa dan harus berhati-hati.
Cara menyampingkan pasal ini dengan cara mencantumkan dalam polis dan tidak cukum dengan
Klausulas All .Risk

Pengertian Asuransi Didalam pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

disebut bahwa, “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang

penangung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu Premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan


keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak

tertentu.” Berikut disajikan beberapa pengertian asuransi pendidikan dari beberapa ahli.

Menurut Wirdjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di Indonesia, asuransi

adalah suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin,

untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita

oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas.

Sejalan dengan pendapat D.S. Hansell dalam bukunya Elements of Insurance

menayatakan bahwa asuransi selalu berkaitan dengan resiko (Insurance is to do with risk).

Menurut Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam bukunya Principles of Insurance

menyatakan bahwa suatu pengalihan resiko (transfer of risk) disebut asuransi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi pendidikan

adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan biaya pendidikan kepada pihak tertanggung

dengan sebagian premi yang telah dibayarkan oleh pihak tertanggung.

1.      Manfaat Asuransi Pendidikan


Asuransi pendidikan memiliki dua manfaat yaitu memberikan manfaat investasi dan

manfaat perlindungan ekonomi.

a.     Asuransi pendidikan memberikan manfaat investasi, karena perusahaan asuransi akan

mengelola dan menginvestasikan sebagian premi yang anda bayarkan. Dan perusahaan asuransi

akan memberikan dana yang jumlahnya telah disepakati dalam polis asuransi, dana tersebut akan

dibayarkan kepada anda sesuai dengan waktu dimana anak akan masuk sekolah. Seperti

membayar uang pangkal sekolah, uang pendaftaran, uang sumbangan pembangunan, dan buku

paket wajib.

b.     Asuransi pendidikan juga memberikan manfaat perlindungan ekonomi, yaitu dengan

menjanjikan sejumlah uang jika anda sebagai orang tua mengalami kematian.
2.      Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua saat Membeli Asuransi Pendidikan
Biasanya orang tua sering melakukan kesalahan ketika membeli asuransi pendidikan,

diantaranya:

a.     Menempatkan nama anak sebagai tertanggung dalam polis “Asuransi Pendidikan.” Ini dapat

berakibat fatal pada rencana keuangan anda. Seharusnya nama tertanggung dalam polis asuransi

jiwa adalah nama orang tua sebagai pemberi nafkah utama. Sehingga jika terjadi meninggal,

anak sebagai ahli waris dapat menerima manfaat uang pertanggungan dari polis asuransi

tersebut.

b.     Tidak memperhatikan target dana pendidikan. Saat membeli “Asuransi Pendidikan” orang

tua seringkali hanya memperhatikan besarnya premi yang dibayarkan lalu melupakan tujuan

utama yaitu dapat menerima sejumlah uang yang cukup saat anak masuk jenjang pendidikan.

3.      Tips Memilih Asuransi Pendidikan


Ketika menyusun rencana keuangan keluarga, seperti asuransi pendidikan anak. Ada

beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Sebab, saat ini banyak perusahaan yang

menawarkan beragam produk asuransi. Agar tidak salah pilih, tidak ada salahnya jika anda

menyimak tips memilih asuransi pendidikan anak di bawah ini:

a.     Kenali perusahaan asuransi serta agennya

Seperti yang kita ketahui, ada istilah tak kenal maka tak sayang, istilah ini ada baiknya anda

gunakan untuk memilih sebuah program asuransi pendidikan. Untuk itu luangkan waktu untuk

meneliti dan mengobservasi produk asuransi beserta perusahaan asuransi. Setelah yakin, ada

baiknya telepon atau bahkan datangi kantor cabangnya.

b.     Tarif premi


Hitunglah premi yang harus dibayarkan, jangan hanya mencari yang murah. Ada beberapa faktor

yang harus diketahui. Kita harus membandingkan besarnya premi yang harus dibayarkan dengan

nilai tabungan pendidikan yang kita dapat saat jatuh tempo. Sesuai atau tidaknya dengan biaya

sekolah yang kita butuhkan di masa depan.

c.     Jangan tergiur penawaran khusus

Penawaran seperti “Cashback” dan lain sebagainya adalah iming-iming yang mudah membuat

kita tergiur. Pelajari lebih lanjut terlebih dahulu. Mintalah penjelasan lebih lanjut mengenai paket

tersebut, tanya lebih detil, bagaimana perbandingan antara pendidikan dan jiwa.

d.    Fleksibilitas penarikan dana

Tips terakhir dalam memilih asuransi pendidikan anak, adalah cara sistem menarik tabungan

dana pendidikan dan cara ketika kita menarik diluar waktu yang disepakati. Contohnya, kita

menarik 1 tahun lebih cepat karena anak masuk kelas akselerasi dan lulus 1 tahun lebih cepat.

4.      Perbedaan Asuransi Pendidikan dengan Tabungan Pendidikan


Asuransi pendidikan adalah program investasi dan asuransi yang dikelola oleh

perusahaan asuransi, dimana hasil investasi yang diberikan umumnya lebih tinggi daripada

tabungan pendidikan karena pengelolaan dananya bisa menggunakan beberapa instrument

investasi yang lebih progresif. Program asuransinya juga ada yang bisa digunakan untuk

kebutuhan asuransi atau rencana keuangan lainnya. Tabungan pendidikan adalah program

tabungan yang dikelola oleh Bank dengan memberikan perlindungan asuransi didalamnya. Dana

customer akan dikelola dalam sistem tabungan dan deposito, sehingga memberikan hasil lebih

tinggi daripada tabungan biasa.

Asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan pada dasarnya memiliki fungsi yang

sama, yaitu sebuah investasi yang khusus dipersiapkan untuk mencukupi biaya pendidikannya
nanti. Walaupun memiliki tujuan yang sama, namun asuransi pendidikan dan tabungan

pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk menentukan yang lebih baik perlu

melihat mana yang lebih cocok untuk anda jalankan. Biasanya hasil investasi di asuransi

pendidikan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan tabungan pendidikan. Namun asuransi

tidak bisa sefleksibel tabungan, kalau mau dihentikan ditengah jalan, harus menunggu sekitar 3

tahun sampai ada nilai tunai untuk diuangkan. Dan biasanya, prosesnya pun lebih berbelit dan

perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan tabungan pendidikan.

Melihat karakteristik dari keduanya dapat disimpulkan pula bahwatabungan pendidikan

merupakan investasi jangka pendek hingga menengah, sedangkan asuransi pendidikan

merupakan investasi jangka menengah hingga panjang.

1.      Manfaat Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan memiliki dua manfaat yaitu memberikan manfaat investasi dan

manfaat perlindungan ekonomi.

a.     Asuransi pendidikan memberikan manfaat investasi, karena perusahaan asuransi akan

mengelola dan menginvestasikan sebagian premi yang anda bayarkan. Dan perusahaan asuransi

akan memberikan dana yang jumlahnya telah disepakati dalam polis asuransi, dana tersebut akan

dibayarkan kepada anda sesuai dengan waktu dimana anak akan masuk sekolah. Seperti

membayar uang pangkal sekolah, uang pendaftaran, uang sumbangan pembangunan, dan buku

paket wajib.

b.     Asuransi pendidikan juga memberikan manfaat perlindungan ekonomi, yaitu dengan

menjanjikan sejumlah uang jika anda sebagai orang tua mengalami kematian.
2.      Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua saat Membeli Asuransi Pendidikan
Biasanya orang tua sering melakukan kesalahan ketika membeli asuransi pendidikan,

diantaranya:

a.     Menempatkan nama anak sebagai tertanggung dalam polis “Asuransi Pendidikan.” Ini dapat

berakibat fatal pada rencana keuangan anda. Seharusnya nama tertanggung dalam polis asuransi

jiwa adalah nama orang tua sebagai pemberi nafkah utama. Sehingga jika terjadi meninggal,

anak sebagai ahli waris dapat menerima manfaat uang pertanggungan dari polis asuransi

tersebut.

b.     Tidak memperhatikan target dana pendidikan. Saat membeli “Asuransi Pendidikan” orang

tua seringkali hanya memperhatikan besarnya premi yang dibayarkan lalu melupakan tujuan

utama yaitu dapat menerima sejumlah uang yang cukup saat anak masuk jenjang pendidikan.

3.      Tips Memilih Asuransi Pendidikan


Ketika menyusun rencana keuangan keluarga, seperti asuransi pendidikan anak. Ada

beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Sebab, saat ini banyak perusahaan yang

menawarkan beragam produk asuransi. Agar tidak salah pilih, tidak ada salahnya jika anda

menyimak tips memilih asuransi pendidikan anak di bawah ini:

a.     Kenali perusahaan asuransi serta agennya

Seperti yang kita ketahui, ada istilah tak kenal maka tak sayang, istilah ini ada baiknya anda

gunakan untuk memilih sebuah program asuransi pendidikan. Untuk itu luangkan waktu untuk

meneliti dan mengobservasi produk asuransi beserta perusahaan asuransi. Setelah yakin, ada

baiknya telepon atau bahkan datangi kantor cabangnya.

b.     Tarif premi


Hitunglah premi yang harus dibayarkan, jangan hanya mencari yang murah. Ada beberapa faktor

yang harus diketahui. Kita harus membandingkan besarnya premi yang harus dibayarkan dengan

nilai tabungan pendidikan yang kita dapat saat jatuh tempo. Sesuai atau tidaknya dengan biaya

sekolah yang kita butuhkan di masa depan.

c.     Jangan tergiur penawaran khusus

Penawaran seperti “Cashback” dan lain sebagainya adalah iming-iming yang mudah membuat

kita tergiur. Pelajari lebih lanjut terlebih dahulu. Mintalah penjelasan lebih lanjut mengenai paket

tersebut, tanya lebih detil, bagaimana perbandingan antara pendidikan dan jiwa.

d.    Fleksibilitas penarikan dana

Tips terakhir dalam memilih asuransi pendidikan anak, adalah cara sistem menarik tabungan

dana pendidikan dan cara ketika kita menarik diluar waktu yang disepakati. Contohnya, kita

menarik 1 tahun lebih cepat karena anak masuk kelas akselerasi dan lulus 1 tahun lebih cepat.

4.      Perbedaan Asuransi Pendidikan dengan Tabungan Pendidikan


Asuransi pendidikan adalah program investasi dan asuransi yang dikelola oleh

perusahaan asuransi, dimana hasil investasi yang diberikan umumnya lebih tinggi daripada

tabungan pendidikan karena pengelolaan dananya bisa menggunakan beberapa instrument

investasi yang lebih progresif. Program asuransinya juga ada yang bisa digunakan untuk

kebutuhan asuransi atau rencana keuangan lainnya. Tabungan pendidikan adalah program

tabungan yang dikelola oleh Bank dengan memberikan perlindungan asuransi didalamnya. Dana

customer akan dikelola dalam sistem tabungan dan deposito, sehingga memberikan hasil lebih

tinggi daripada tabungan biasa.

Asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan pada dasarnya memiliki fungsi yang

sama, yaitu sebuah investasi yang khusus dipersiapkan untuk mencukupi biaya pendidikannya
nanti. Walaupun memiliki tujuan yang sama, namun asuransi pendidikan dan tabungan

pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk menentukan yang lebih baik perlu

melihat mana yang lebih cocok untuk anda jalankan. Biasanya hasil investasi di asuransi

pendidikan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan tabungan pendidikan. Namun asuransi

tidak bisa sefleksibel tabungan, kalau mau dihentikan ditengah jalan, harus menunggu sekitar 3

tahun sampai ada nilai tunai untuk diuangkan. Dan biasanya, prosesnya pun lebih berbelit dan

perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan tabungan pendidikan.

Melihat karakteristik dari keduanya dapat disimpulkan pula bahwatabungan pendidikan

merupakan investasi jangka pendek hingga menengah, sedangkan asuransi pendidikan

merupakan investasi jangka menengah hingga panjang.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai

berikut.

1.      Asuransi pendidikan pada dasarnya adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan dana

untuk pendidikan anak.

2.      Asuransi pendidikan memiliki dua manfaat yaitu memberikan manfaat investasi dan manfaat

perlindungan ekonomi.

3.      Biasanya orang tua sering melakukan kesalahan ketika membeli asuransi pendidikan,

diantaranya (1) Menempatkan nama anak sebagai tertanggung dalam polis “Asuransi

Pendidikan.” Ini dapat berakibat fatal pada rencana keuangan anda, (2) Tidak memperhatikan
target dana pendidikan. Saat membeli “Asuransi Pendidikan” orang tua seringkali hanya

memperhatikan besarnya premi yang dibayarkan lalu melupakan tujuan utama yaitu dapat

menerima sejumlah uang yang cukup saat anak masuk jenjang pendidikan.

4.      Beberapa tips memilih asuransi pendidikan, yaitu kenali perusahaan asuransi serta agennya,

tarif premi, jangan tergiur penawaran khusus, fleksibilitas penarikan dana.

5.       Asuransi pendidikan dengan tabungan pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda,yaitu

biasanya hasil investasi di asuransi pendidikan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan

tabungan pendidikan. Namun asuransi tidak bisa sefleksibel tabungan, kalau mau dihentikan

ditengah jalan, harus menunggu sekitar 3 tahun sampai ada nilai tunai untuk diuangkan. Dan

biasanya, prosesnya pun lebih berbelit dan perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan

tabungan pendidikan.Melihat karakteristik dari

keduanya dapat disimpulkan pula bahwa tabungan pendidikan merupakan investasi jangka

pendek hingga menengah, sedangkan asuransi pendidikan merupakan investasi jangka menengah

hingga panjang.

A.    Saran

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.

1.      Lebih baik orang tua membeli asuransi pendidikan yang tepat untuk jaminan biaya pendidikan

anak.

2.      Orang tua hendaknya lebih hati-hati dalam mencantumkan pihak tertanggung, karena biasanya

orang tua adalah pemilik asuransi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.asuransi-pendidikan.org/asuransi-pendidikan-101/
http://ayokitaberasuransi.blogspot.com/2012/05/pengertian-asuransi-pendidikan.html
http://www.mainepronews.com/2013/05/apakah-manfaat-asuransi-pendidikan/
C

Anda mungkin juga menyukai