daya manusia untuk mengisi posisi pada sebuah organisasi dengan personal yang berkualifikasi
(Huber, 2006). Penyusunan ketenagaan terdiri dari rangkaian langkah–langkah yang saling
bergantung. 2 15/04/2015 2 Ruang lingkup • Ruang Rawat Inap • Ruang Intensive • Instalasi
Rawat Jalan • Instalasi Kamar Bedah, IGD, Hemodialisa, dll 3 1.Perhitungan tenaga menurut
tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah • Rata – rata jumlah perawatan / pasien / hari •
Rata – rata jumlah pasien per hari • Jumlah hari per tahun • Jumlah jam kerja masing – masing
perawat • Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun • Jumlah jam perawatan yang
diberikan perawat per tahun • Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut 5 Tingkat
ketergantungan pasien - Self care = ½ x 4 jam = 2 jam - Partial care = ¾ x 4 jam = 3 jam - Total
care = 1- 1 ½ jam x 4 jam = 4 – 6 jam - Intensif care = 2 x 4 jam = 8 jam Rata-rata waktu
keperawatan langsung 4 – 5 jam per klien per hari 6 15/04/2015 4 Ketentuan Rumus Gilies b.
Rata – rata klien perhari adalah jumlah klien yang dirawat disuatu unit atau Bed Occupancy Rate
(BOR) dengan rumus : Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu 100% Jumlah
tempat tertentu x 365 c. Jumlah hari per tahun yaitu 365 hari 7 Lanjutan Gilies d. Jumlah hari
libur masing perawat: • Libur hari minggu = 52 hari • Cuti tahunan = 18 hari • Libur nasional =
14 hari • Total libur = 84 hari e.Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (hari
kerja efektif adalah 6 hari, maka 40/6 = 6,6 hari = 7 hari) f. Jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan dalam satu unit ditambah 10 - 20% (untuk antisipasi kekurangan / cadangan) 8
perawat 9 Ruang Mawar • Jumlah hari/th = 365 hr • Ruang Mawar adl medikal bedah dewasa,
jumlah TT 31, BOR 77,4 % 24 orang• Jumlah rata-rata pasien/hr 31 x 77,4 % = 23,9 •
langsung = 24 x 1 jam (60 menit) = 24 jam • Penyuluhan kesehatan = 24 x 0,25 jam (15 menit) =
6 jam • Total jam = (96 jam + 24 + 6)/ 24 = 5.25 jam (5 jam) • Jumlah rata-rata pasien/hari = 24
pasien • Jumlah jam kerja perawat/ hari = 7 jam • Jumlah hari libur = 18 hr cuti/th + 52 hari
Jam kerja per perawat = 5 x 24 x 365= 43800= 22.26 perawat (365 – 84) x 7 1967 Koreksi 20 %
= 22.26 + (20 % x22.26) = 26.71 Perawat 11 lanjutan 12 orang• Shift pagi : 47% x 26.71 =
12.55 9 orang• Shift sore : 36% x 26.71= 9.61 4 orang• Shift malam : 17% x 26.71 = 4.54 •
Dikurangi libur harian, libur lepas malam, Diklat. 12 15/04/2015 7 Penghitungan tenaga menurut
Philipina Minetty of Huctinson and Hanson • Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per pasien
• Unit Rawat Jalan : 0,5 jam • Jumlah hari dalam satu tahun : 365 hari • Jumlah hari efektif
dalam satu tahun :365 hari – 78 hari = 287 hari • Jumlah minggu dalam satu tahun : Jumlah hari
efektif dalam satu tahun = 287 = 38,85 = 39 minggu Jumlah hari efektif pertahun 7 13 Lanjutan
Minety a. Hari Kerja Tidak Efektif dalam satu tahun • Jumlah hari minggu dalam satu tahun : 52
minggu • Jumlah hari libur Nasional Indonesia : 14 hari • Jumlah hari cuti tahunan : 12 hari •
Total hari kerja tidak efektif dalam satu tahun : 78 hari b. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun
: • Jumlah jam kerja dalam 1 tahun ( 39 minggu ) x 42 jam = 1638 jam per tahun • Jumlah jam
kerja efektif per minggu : • Rawat jalan : 41 mgg x 40 jam = 1640 jam/tahun 14 15/04/2015 8
Rumus Perhitungan Tenaga Perawat ( Philipine ) • Rawat Jalan ∑ jam perawatan x 52 mgg x 6
hari x ∑ rata-rata kunjungan/hr ∑ hari efektif dalam 1 tahun x ∑ jumlah hari efektif dlm 1 mgg
15 Unit Rawat Jalan • Kompenen yang menjadi perhitungan : • Jumlah jam perawatan / pasien :
0,5 jam • Jumlah hari minggu/ tahun : 52 hari • Jumlah jam kerja / hari : 7 jam • Rata – rata
pasien / hari : 175 Pasien • Jumlah hari efektif/tahun : 287 hari • Jumlah hari kerja efektif/minggu
Jumlah jam perawatan / pasien : 0,5 jam • Jumlah hari minggu/ tahun : 52 hari • Jumlah jam
kerja / hari : 7 jam • Rata – rata pasien / hari : 175 Pasien • Jumlah hari efektif/tahun : 287 hari •
Jumlah hari kerja efektif/minggu : 6 hari Unit Rawat Jalan (lanjutan) 17 • Perhitungan : • ∑ jam
perawatan x ∑ mgg efektif/thn x ∑ hr efektif dlm 1mgg x ∑ kunj./hr • ∑ hr efektif dalam 1 tahun
x ∑ hr efektif dlm 1mgg 16• 0,5 x 52 x 6 x 175 : 27300 : 15,85 • 287 x 6 1722 18 orang•
Koreksi 10% = 15,85 x (10% x 15,85) = 17.43 Unit Rawat Jalan (lanjutan) 18 15/04/2015 10
Penghitungan tenaga Workload Indicators of Staffing Need (WISN). 19 Data yang di butuhkan
dalam menetapkan waktu kerja tersedia • Hari kerja - Dalam 1 minggu = 6 hari kerja - Dalam 1
tahun = 6 x 52 minggu = 312 hari(A) - Cuti Tahunan = 21 hari / tahun ( B) - Diklat = 4 hari ( C) -
Hari Libur Nasional = 15 hari ( D ) - Ketidakhadiran Kerja (sakit, ijin,dll) = 5 hari ( E ) - Waktu
Waktu kerja tersedia perawat hemodialisa : • Waktu kerja / thn x waktu kerja / hari • 267 hari x
7 jam = 1869 jam / thn Data yang di butuhkan dalam menetapkan waktu kerja tersedia (lanjutan)
21 ►LANGKAH KEDUA Menetapkan unit kerja dan katagori tenaga Unit kerja : Instalasi
beban kerja Rumus Standar Beban Kerja : Waktu kerja tersedia Rata – rata waktu untuk
menyelesaikan kegiatan pokok Data yang di butuhkan dalam menetapkan waktu kerja tersedia
(lanjutan) 22
STANDAR MUTU PELAYANAN DI
INSTALASI HEMODIALISA RSPAU
dr.S.HARDJOLUKITO MENUJU
PELAYANAN PRIMA DAN
PARIPURNA
Instalasi Hemodialisis RPSAU dr. S. Hardjolukito sebagai unit pelaksanan pelayanan yang bertugas
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi personel TNI Angkatan Udara baik militer maupun
pegawai negeri sipil beserta keluarganya serta masyarakat umum yang mengalami gangguan fungsi
ginjal baik akut maupun kronik. Hemodialisis (HD) adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang
menggunakan alat khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda akibat LFG yang rendah
sehingga diharapkan dapat memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan hemodialisis sudah banyak dilakukan diseluruh Indonesia mulai dari Rumah Sakit Besar
hingga Klinik Pratama, diperlukan standar pelayanan Hemodialisis. Manajemen pelayanan
hemodialisis bertujuan untuk memberikan pelayanan prima dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dan keselamatan pasien.
Untuk memenuhi standar mutu pelayanan dalam mencapai pelayanan prima dan paripurna maka
harus memenuhi standar pelayanan sebagai berikut :
1. Fasilitas ruang hemodialisa
2. Peralatan Hemodialisis
Mesin hemodialisis yang siap pakai dan spesifikasi teknik sesuaistandar keselamatan pasien
Minimal terdapat 1 mesin cadangan yang siap setiap saat di unit dialisis untuk setiap 6
mesin HD
Tersedia ruang untuk perbaikan Haemodialis mesin (work shop).
Disinfeksi rutin mesin hemodialisis yang aktif ataupun cadangan dilakukan sesuai SPO/IK.
Desinfeksi luar dan dalam mesin
SPO /IK selalu berada di dekat mesin.
Kalibrasi mesin setiap 6 Bulan
3. Standar Ketenagaan
Tim terdiri dari : Konsultan ginjal hipertensi, dokter jaga, perawat sertifikat pelatihan HD,
teknisi, administrasi tenaga pendukung Lainnya
4. Konsep Pelayanan HD
1. Teknik streril
2. Hand Hygiene ( 5 moment)
3. Gunakan APD yang standar ( Gogle, apron, masker, sarung tangan)
4. Teknik Punksi dan kanulasi diperhatikan (memberikan rasa aman dan memberikan rasa
aman dan nyaman bagi pasien)
5. Pemberian antikoagulansia
Prosedur Pelayanan HD
1. Ada dokter yang bertugas dan siap menerima konsultasi jika diperlukan.
2. Petunjuk BHD tersedia dan semua stafmedik danperawat dialisis pernah mendapat
pelatihan melakukan BHD
pengendalian infeksi
1. Seluruh staf medik dan perawat dilatih untuk dapat melaksanakan pencegahan umum
( universal precaution) di unit dialisis.
2. Pencegahan umum dilaksanakan di unit dialisis pada segala tindakan perawatan pasien.
3. Tersedia Sarana untuk mencuci tangan (wastafel/hand rub) di setiap area pelayanan pasien
sehingga cuci tangan dapat dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
4. Semua staf termasuk penjaga unit dialisis diajarkandengan instruksi yang jelas dalam
menangani tumpahandarah dan bahan kimia di alat – alat dan lantai.
5. Tersedia pembuangan sampah infeksi dan non Infeksi semua peralatan yang ternodai oleh
darahharus di rendam dan dibersihkan dengan larutan sodium hipoklorit 1:100 jika peralatan
itu tahan terhadap bahan kimia tersebut.
6. Semua pasien baru atau pasien yang kembalike unit dialisis setelah menjalani dialisis di
lokasi yang mempunyai risiko tnggi atau tidak diketahui derajat risikonya harus
diperiksakembali HbsAg dan Anti – HCV. Isolasi mesin hemodialisis hanya diharuskan pada
pengidap virus Hepatitis B (VHB), tidak padapengidap virus Hepatitis C (VHC) dan HIV.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pelaksanaan
kewaspadaan universal universal precaution) yang ketat (pasien, staf, penggunaan alat
medik/non medik) merupakan kunci utama dalam pencegahan transmisi. Penataan ruang,
aksesibilitas, penerangan dan pemilihan material harus sesuai dengan ketentuan yang
mengacu pada patient safety.
Dalam rekam medik dicatat diagnosis medik (berdasarkan ICD X dan ICD 9 CM) untuk
pelaporan ke manajemen RSMengirim laporan ke Indonesian Renal Registry PERNEFRI
secara berkala tiap bulan.
Demikian standar mutu pelayanan di instalasi hemodialisa RSPAU dr.s.hardjolukito Menuju
pelayanan prima dan paripurna semoga bermanfaat
HAPPY DAY
HAPPY DIALYSIS...
Penulis : Mayor Kes Lartono
MENDIRIKAN UNIT HEMODIALISA
1. Tujuan :
1.1 Meningkatkan kualitas hidup penderita Gagal Ginjal Kronik agar tetap aktif dan produktif.
1.2 Memperoleh laba usaha sesuai dengan tujuan misi dan visi , minimal demi kelangsungan penyelenggara
dialysis.
1.3 Usaha sosial dalam rangka meringankan beban penderita Gagal Ginjal Kronik.
2. Pengertian :
Unit dialysis didirikan terutama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup penderita Gagal Ginjal
Kronik agar dapat aktif dan produktif ( dan tidak sekedar memperpanjang hidup ).
3. Persyaratan :
3.1 Lokasi ruang dialysis :
a. Dekat dengan ruang ICU / UGD.
b. Dekat parkir mobil ( jika dilantai dasar ).
3.2 Sumber air : Air pam ( dianjurkan )
3.3 Kebutuhan air RO :
– Reuse ( 1 x ) 20 liter / 1 dializer.
– Desinfectan mesin 18 liter / tindakan.
– Tindakan dialysis 180 liter / 6 jam.
3.4 Kebutuhan Listrik :
a. 1 mesin = 11 amper = 2200 watt.
b. Reverse Osmosis ( RO ) = 2200 watt.
c. Lampu ruangan dialysis = (tergantung jumlah pemakaian ).
d. Air Conditioner ( tergantung jumlah AC ).
e. Dispenser air.
f. Kulkas kecil untuk obat –obatan.
g. Defibrilator.
h. Sterilisator ( kalau perlu ).
i. Diesel / jenset / U P S .
j. Stabilizer ( listrik yang tidak stabil ).
3.5 Pembuangan limbah dialysis :Terpisah.
Limbah dialysis harus terpisah dengan pembuangan wastafel dan kamar mandi. Limbah dialysis dapat
disatukan dengan air reuse dializer dengan septic tank tersendiri, terpisah dari septic tank pembuangan air
besar (MCK ) .
3.6 S D M :
a. Harus ada Dokter Nephrolog atau minimal Dokter Internist yang sudah berpengalaman dibidang dialysis.
b. Jika diperlukan dokter umum, maka dokter tsb pernah mengikuti pelatihan dialysis minimal 3 bulan dengan
standard yang diberikan oleh Pernefri.
c. Perawat dialysis yang bersertifikat terakreditasi. ( 1 – 2 perawat untuk menangani 4 mesin dialysis ).
d. Tenaga penunjang antara lain : ahli gizi, pekerja sosial, administrasi, pembantu perawat dan tehnisi .
3.7 Rujukan :
Untuk klinik harus mempunyai rujukan ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit yang mempunyai ruang ICU .
3.8 Pasien :
Untuk klinik ;Tidak boleh melakukan dialysis pada pasien baru / pertama kali dinyatakan gagal ginjal ( first
treatment dialysis ) dan hanya menerima dialysis untuk pasien yang sudah dilakukan secara rutin.
3.9 Kebutuhan ruangan dialysis :