Oleh :
Kelompok 1
GAGAL JANTUNG
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
Ciri penting dari definisi ini adalah gagal didefinisikan relatif terhadap
kebutuhan metabolik tubuh dan penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi
pompa jantung secara keseluruhan (Sylvia A. Price, 2012).
Gagal jantung (heart failure) adalah keadaan kegagalan jantung
dalam memompakan darah untuk memenuhi keperluan metabolisme jaringan
badan, dimana kompensasi mekanisme jantung telah dipergunakan atau daya
cadangan kerja jantung (cardiak reserve) telah terpakai (Greenberg, 2008).
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat
mempertahankan sirkulasi atau tidak mampu memompa darah yang adekuat
untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh (Muttaqim, 2009).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah ketidakmampuan (kegagalan)
jantung dalam memompa darah secara optimal. Hal ini terjadi karena ruang-
ruang utama pompa jantung (ventrikel) menjadi lebih tebal atau besar dan
otot-otot jantung tidak dapat berkontraksi (mengempis) atau berdilatasi
(melebar) sebagaimana mestinya. Kondisi ini akan memicu penumpukan
cairan terutama di paru-paru, kaki dan perut sehingga terlihat membengak
(Sudoyo, 2009).
2. Etiologi
Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan
peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume
diastolik akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang
optimumnya. Penyebab tersering adalah cedera pada jantung itu sendiri yang
memulai siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung.
Akibat buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume
darah di ventrikel. Penyebab gagal jantung yang terdapat di jantung antara
lain :
2
Kontraktilitas
Disfungsi Kontraktilitas menurun
miokardium menurun
Beban jantung
meningkat
Atropi serabut
otot jantung
Gagal Jantung
Mendesak Kerusakan
Nyeri
Gangguan Ronkhi basah difragma integritas kulit
pertukaran gas
4) Rontgen toraks
Foto rontgen toraks posterior-anterior dapat menunjukan adanya
hipertensi vena, edema paru atau kardiomegali. Bukti yang menunjukkan
adanya peningkatan tekanan vena paru adalah adanya diversi aliran darah
ke daerah atas dan adanya peningkatan ukuran pembuluh darah.
5) Elektrokardiografi
Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) meskipun memberikan
informasi yang berkaitan dengan penyebab, tetapi tidak dapat memberikan
gambaran yang spesifik. Pada hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu
di curigai bahwa hasil diagnosis salah.
Pada pemeriksaan EKG untuk klien dengan gagal jantung dapat
di temukan kelainan EKG seperti berikut ini :
a. Left bundke branch block, kelainan segmen ST/T menunjukkan
disfungsi ventrikel kiri kronis.
b. Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan segmen
ST menunjukkan penyakit jantung iskemik.
c. Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombamg T terbalik : menunjukkan
stenosis aorta dan penyakit jantung hipertensi.
d. Aritmia
e. Deviasi aksis ke kanan, right bundle branc block dan hipertrofi
ventrikel kanan menunjukkan disfungsi ventrikel kanan.
4) Katerisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung kanan atau gagal jantung kiri dan stenosis
katup.
8. Tindakan Penanganan
1) Therapy
a. Diuretik untuk mengurangi penimbunan cairan dan pembengkakan.
b. Penghambat ACE (ACE inhibitors) untuk menurunkan tekanan darah dan
mengurangi beban kerja jantung.
c. Penyekat beta (beta blockers) untuk mengurangi denyut jantung dan
menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkurang.
11
f) Kulit dingin
Kegagalan arus darah ke depan (forward failure) pada ventrikel
kiri menimbulkan tanda-tanda yang menunjukkan berkurangnya perfusi
ke organ-organ. Karena darah di alihkan dari organ-organ nonvital ke
organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk mempertahankan
perfusinya, maka manifestasi paling awal dari gagal ke depan yang
lebih lanjut adalah berkurangnya perfusi organ-organ seperti kulit dan
otot-otot rangka. Kulit tampak pucat dan terasa dingin karena pembuluh
darah perifer mengalami vasokontriksi dan kadar hemoglobin yang
tereduksi meningkat. Sehingga akan terjadi sianosis.
2) Pengkajian Sekunder
a. Pengumpulan data
a) Identitas
Identitas klien yang berhubungan dengan penyakit gagal jantung
adalah :
Umur :Gagal jantung adalah penyakit sistem
kardiovaskuler yang banyak terjadi pada orang
dewasa.
Pendidikan :Pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi
terhadap pengetahuan klien tentang penyakit gagal
jantung.
Pekerjaan :Ekonomi yang rendah akan berpengaruh karena
dapat menyebabkan gizi yang kurang sehingga
daya tahan tubuh klien rendah dan mudah jatuh
sakit.
Identitas penanggung jawab meliputi :
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan
klien.
b) Riwayat Penyakit
(a) Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan gagal jantung adalah mudah lelah saat
beraktivitas dan sesak nafas.
17
d) Pengkajian psikososial
Perubahan integritas ego yang di temukan pada klien adalah
klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, kawatir tentang
keluarga, pekerjaan dan keuangan. Kondisi ini di tandai dengan sikap
19
rentang normal
4 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Untuk
asuhan pengkajian mengetahui
keperawatan nyeri secara nyeri secara
selama…x… jam komprehensif spesifik
diharapkan nyeri 2. Observasi 2. Untuk
berkurang atau reaksi mengetahui
hilang. nonverbal dari tingkat nyeri
NOC : ketidaknya pasien
a. Pain level manan
b. Pain Control 3. Control 3. Untuk
c. Comfort level lingkungan mengurangi
Kriteria Hasil : yang dapat ketidak
1. Mampu mempengaruhi nyamanan
mengontrol nyeri
nyeri (relaksasi 4. Ajarkan 4. Untuk
nafas dalam) tentang teknik mengalihkan
2. Menyatakan non rasa nyeri
rasa nyaman farmakologi yang di
setelah nyeri rasakan pasien
berkurang 5. Kolaborasi 5. Untuk
dengan dengan dokter ketepatan
menggunakan terkait terapi terapi yang di
skala nyeri (1- analgetik berikan
10)
5 Kelebihan Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Untuk
volume cairan asuhan masukan mengetahui
keperawatan makanan atau intake
selama…x… jam cairan makanan dan
diharapkan minuman
kelebihan volume pasien
cairan teratasi. 2. Pertahankan 2. Untuk
NOC : catatan intake megetahui
23
jantung
abnormal (S3,
S4)
4. Tidak ada nyeri
dada
Sumber : Herman (2015) ; Bulechek (2008) ; Moorhead (2008)
4. Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan yang telah di rancang pada intervensi
keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah melakukan intervensi yang telah dibuat
untuk mengetahui respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
diberikan. Berdasarkan pada diagnosa di atas, evaluasi hasil yang diharapkan
adalah sebagai berikut :
1. Bersihan jalan nafas efektif
2. Pola nafas membaik
3. Gangguan pertukaran gas teratasi
4. Nyeri dapat berkurang atau hilang
5. Integritas kulit membaik
6. Tidak terjadi penurunan perfusi jaringan jantung
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Tn. K dengan Congestive Heart Failure (CHF)
di UGD RSUD Wangaya
Mekanisme Cedera (Trauma) : nyeri dada sebelah kiri sejak 3 hari yang lalu,memberat
sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit, disertai sesak nafas dan batuk berdahak. Nyeri
dada kiri menjalar ke ulu hati seperti ditusuk-tusuk dan diperas , hilang timbul.
Sign/ Tanda Gejala : pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar ke
ulu hati, sesak nafas disertai batuk berdahak, nafas berat , pusing, badan lemas, mudah
lelah saat beraktifitas, dada dirasakan penuh ,bak hanya sedikit (500-600 cc/hari), hasil
data objektif tampak terdapat retraksi otot dada, ronki +/+, terdapat suara jantung
tambahan S3 pada apeks jantung, S1 S2 reguler, nilai GCS somnolen E4V5M6 (15) TTV
didapatkan TD: 180/100 mmHg, frekuensi Nadi 120x/menit, Frekuensi Napas 28x/menit,
Last Oral Intake/Makan terakhir : sekitar jam 8 pagi makan nasi kunin
Tidak Ada
Keluhan Lain:
Masalah Keperawatan: -
Nafas
Lain… …
RR : 28 x/mnt
Pucat : Ya Tidak
Sianosis : Ya Tidak
: Hangat Dingin S: 37 C
CIRCULATION
Akral
Pendarahan : Ya, Lokasi: ... ... Jumlah ... ...cc Tidak ada
Masalah Keperawatan: -
30
Saturasi O2 : 90%
Lain-lain : Hasil EKG: Sinus Thachicardi, axis (N) , LVH (Left Ventricel Hipertropi)
a. Kepala:
b. Wajah : pucat
c. Mata: simetris
d. Hidung: normal
e. Mulut : sianosis
f. Telinga : normal
Leher : normal
HEAD TO TOE
Ekstremitas : normal
Masalah Keperawatan: -
Masalah Keperawatan: -
32
2. ANALISA DATA
S : Px mengeluh sesak
napas, batu berdahak Tekanan diastole Ketidakefektifan Pola Napas
dan nyeri dada meningkat
O : TD 120/80 mmHg
Bendungan atrium
Rr 28x/mnt meningkat
Linen
Splenomegaly
Mendesak diafragma
33
Ketidakefektifan pola
nafas
Ruangan : UGD
No.RM : 0101 01
kondisinya keluaganya
3. Vital sign
12. Kolaborasi paham tentang
dalam batas
dengan dokter keadaan
normal
pemberian terapi sakitnya
kususnya
oksigen 6. Untuk
respirasi 16-20
ketepatan terapi
x/mnt
yang di berikan
Tidak nampak
kepada pasien
ada penggunaan
otot bantu nafas
36
7. Monitor respirasi
Setelah dilakukan dan status O2
7. Untuk mengetahui
asuhan
pernafasan dan
keperawatan
8. Berikan posisi status O2
selama 1x24 jam
semi fowler 8. Untuk
diharapkan
memaksimalkan jalan
bersihan jalan
nafas
nafas efektif. 9. Lakukan suction
9. Untuk mengeluarkan
bila perlu
NOC : secret
10. Untuk
b. Respiratory
10. Auskultasi mengetahui apakah
Status: Airway
suara nafas ada secret pada
Patency.
sebelum dan saluran pernafasan
Kriteria Hasil :
sesudah 11. Agar klien dan
4. Tidak ada suctioning keluarga tahu
suara nafas tindakan yang di
tambahan lakukan perawat
11. Informasika
(gurgling, 12. Untuk
n pada klien dan
snoring, ketepatan terapi
keluarga tentang
ronchi atau yang di berikan
suctioning
wheesing)
5. Kebutuhan
oksigen 12. Kolaborasi
Ruangan : UGD
5
Februari
Ketidak 1. Mengobservasi tanda- 7. TTV
2021
tanda vital TD :
efektifan
2. Memantau pengunaan 120/80
pola nafas alat bantu nafas mmHg
3. Memposisikan klien
untuk memaksimalkan N:
ventilasi 80X/mnt
4. Mempertahankan
kepateman jalan nafas RR: 24
5. Menginformasikan x/mnt
kepada pasien dan
keluarga tentang Suhu:
kondisinya
37oC
6. Mengkolaborasikan
dengan dokter 8. O : Px
pemberian terapi mengatak
oksigen an sedikit
nyaman
mengguna
kan alat
bantu
nafas
S: Px
terlihat
nyaman
9. O: Px
mengatak
an sudah
merasa
nyaman
10. S: Px
terlihat
merasa
nyaman
11. O: Px
mengerti
tentang
apa yang
di jelaskan
oleh
perawat
S: Px
terlihat
mengerti
12. O: Px
40
mengatak
an
kondisinya
sudah
semakin
baik
S: Px
sudah
merasa
baik
Ketidak
efektifan
bersihan
1. Memonitor respirasi
jalan nafas
dan status O2
2. Memberikan posisi
semi fowler
3. Melakukan suction bila
perlu
4. Mengauskultasi suara 1. O:
nafas sebelum dan S:
sesudah suctioning
2. O: Px
5. Menginformasikan
mengatak
pada klien dan
an
keluarga tentang
nyaman
suctioning
dengan
05 6. Mengkolaborasikan
posisinya
Februar dengan dokter terkait
S: Px
terapi bronkadilator
u 2021 terlihat
nyaman
3. O: Px
mengatak
an mau
jika
dipasang
suction
S: Px
terlihat
mengerti
4. O:-
S: px
terlihat
sesak
41
5. O: Px
Nampak
mengerti
dengan
apa yang
dikatakan
perawat
S: Px
terlihat
mengerti
6. O:-
S: -
42
EVALUASI SUMATIF/
CATATAN PERKEMBANGAN
Ruangan : UGD
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
44
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Singaraja, ......................................2021
Mahasiswa,
Kelmpok 1
NIM.............................................
45
46