Anda di halaman 1dari 8

Volume 7 / No.

2 / Desember 2015

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN


BERAT BADAN AKSEPTOR
(Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)

Ida Susila*
Triana Riski Oktaviani**

*Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan


**Mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya


dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada wanita subur. Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi KB suntik, mengidentifikasi
Berat badan pada akseptor KB suntik, dengan tujuan menganalisis hubungan
kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan akseptor.
Desain penelitian yaitu analitik observasional dengan pendekatan case
control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik di BPS
Dwenti Krudia. Variable dalam penelitian ini adalah hubungan kontrasepsi suntik
dengan peningkatan berat badan akseptor. Tehnik pengambilan sampel dengan
probability sampling dengan tehnik simpel random sampling.Sampel sebanyak 28
responden.
Dari hasil penelitian bahwa sebagian besar akseptor KB suntik
mengalami peningkatan berat badan. Data yang diperoleh dianalisa analitik
menggunakan uji koefisien phi menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemakaian KB suntik dengan peningkatan berat badan. Dari
hasil uji koefisien phi dengan SPSS didapatkan nilai rø=0,372 T hitung (3,877).
Dan p: 0,049 dimana <0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan akseptor.
Dengan penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi masukan
bagi lahan praktek dalam memberikan pelayanan KB suntik dan mengobservasi
berat badan akseptor setiap kali kunjungan.

Kata kunci: Peningkatan Berat Badan, Aseptor KB Suntik

PENDAHULUAN mempunyai efek samping utama


Kontrasepsi suntik adalah obat yaitu peningkatan berat badan,
pencegah kehamilan yang gangguan haid, sakit kepala,
pemakaiannya dilakukan dengan keputihan dan pada sistem
jalan menyuntikan obat tersebut pada kardiovaskuler. Faktor yang
wanita subur. Pemakaian kontrasepsi mempengaruhi perubahan berat
suntik baik kontrasepsi suntik badan akseptor KB suntik adalah
bulanan maupun tribulanan adanya hormon progesteron yang

1
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

kuat sehingga merangsang hormon KB suntik yang mengalami


nafsu makan yang ada di peningkatan berat badan.
hipotalamus. Dengan adanya nafsu Wanita yang menggunakan
makan yang lebih banyak dari kontrasepsi Depot medroxy
biasanya tubuh akan kelebihan zat- progesterone acetate (DMPA) atau
zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh dikenal dengan KB suntik tiga bulan,
hormon progesteron dirubah menjadi rata-rata mengalami peningkatan
lemak dan disimpan di bawah kulit. berat badan sebanyak 11 pon atau 5,5
Perubahan berat badan ini akibat kilogram dan mengalami
adanya penumpukan lemak yang peningkatan lemak tubuh sebanyak
berlebih hasil sintesa dari karbohidrat 3,4% dalam waktu tiga tahun
menjadi lemak (Mansjoer, 2003). pemakaian, berdasarkan penelitian
Berat badan merupakan ukuran yang dilakukan oleh University of
antropometri yang terpenting yang Texas Medical Branch (UTMB)
digunakan sebagai ukuran laju (Mansjoer, 2003:354). Sedangkan
pertumbuhan fisik, disamping itu pada kontrasepsi suntik bulanan efek
berat badan digunakan sebagai samping terhadap berat badan
ukuran perhitungan dosis obat dan sangatlah ringan, umumnya
makanan. Berat badan pertambahan berat badan sedikit
menggambarkan jumlah dari protein, (Hartanto, 2003:158).
lemak, air, dan mineral pada tulang. Menurut data dari DINKES
Efek samping utama pemakaian kabupaten Lamongan pada bulan
Depo Medroxy Progesterone Acetate Januari sampai Maret tahun 2015,
adalah kenaikan berat badan. Sebuah peserta KB aktif sebesar 225,268
penelitian melaporkan peningkatan (122,41%) dari 283,642 pasangan
berat badan lebih dari 2,3 kilogram usia subur di Lamongan. Adapun
pada tahun pertama dan selanjutnya jenis kontrasepsi yang dipakai yaitu
meningkat secara bertahap hingga kontrasepsi suntik sebesar 118,498
mencapai 7,5 kilogram selama enam (116,51%) dan kontrasepsi lain
tahun. Sedangkan pemakaian sebesar 611,265 (215,50%) dari
cyclofem berat badan meningkat rata- 283,642 pasangan usia subur di
rata dua hingga tiga kilogram tahun Lamongan.
pertama pemakaian, dan terus Berdasarkan hasil laporan
bertambah selama tahun kedua. bulan Januari sampai Desember 2014
(Varney, 2007:483, 484). jumlah akseptor KB di wilayah
Berdasarkan laporan BPS Ny. Puskesmas Lamongan didapatkan
Dwenti krudia R, Amd. Keb. Desa KB suntik sebanyak 5699 dari 13163
Sumberejo Lamongan. Dengan data pasangan usia subur. Beberapa
sekunder didapatkan pada bulan keluhan akseptor KB suntik di
januari sampai maret 2015 terdapat wilayah puskesmas Lamongan
122 pasangan usia subur. Adapun adalah amenorhoe 20 orang (
pasangan yang menggunakan 0,35%), peningkatan berat badan 60
kontrasepsi suntik sebesar 65 orang (1,05%), spotting 15 orang
akseptor, yang mengalami (0,26%), pencapaian kasus tertinggi
peningkatan berat badan yaitu 25 pada peningkatan berat badan
akseptor (38,5%). Banyak akseptor sebesar 60 orang (1,05%).

2
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

Upaya mengatasi agar tidak terjadi 2. Pekerjaan


peningkatan berat badan yaitu Tabel 5.2 Distribusi frekwensi
petugas kesehatan melakukan Responden berdasarkan pekerjaan di
observasi berat badan setiap kali BPS.Dwenti Krudia, Amd. Keb. Di
kunjungan atau melakukan Desa Sumberejo Kecamatan
penimbangan berat badan. Untuk Lamongan Kabupaten Lamongan
memperkecil resiko pemakaian tahun 2015.
kontrasepsi suntik terhadap Frekue Prosentase
peningkatan berat badan perlu Pekerjaan
nsi (%)
diadakannya penyuluhan yang Bekerja
menyeluruh kepada seluruh akseptor 10 35,7
Tidak
KB suntik dan menganjurkan untuk 18 64,3
bekerja
melakukan diet rendah kalori, 28 100
Jumlah
mengurangi konsumsi lemak, lebih Sumber: kartu KB
banyak mengkonsumsi protein,
banyak mengkonsumsi serat Dari tabel 5.2 dapat diketahui
makanan dan olahraga yang bahwa sebagian besar responden di
proporsional untuk menjaga berat BPS.Dwenti Krudia, Amd. Keb. Di
badannya. Desa Sumberejo Kecamatan
Lamongan Kabupaten Lamongan
PEMBAHASAN akseptor KB suntik tidak bekerja
Data Umum sebanyak 18 akseptor dari 28
1. Usia akseptor KB suntik (64,3%).
Tabel 5.1 Distribusi frekwensi
Responden berdasarkan usia di 3. Pendidikan
BPS.Dwenti Krudia, Amd. Keb. Di Tabel 5.3 Distribusi frekwensi
Desa Sumberejo Kecamatan Responden berdasarkan pendidikan
Lamongan Kabupaten Lamongan di BPS.Dwenti Krudia, Amd. Keb.
tahun 2015. Di Desa Sumberejo Kecamatan
No Umur Frekwensi Prosentase Lamongan Kabupaten Lamongan
(%) tahun 2015.
1. < 20 1 3,6 Pendidika Frekwe Prosentase
2. tahun 20 71,4 n nsi (%)
3. 20 – 35 7 25 SD 0 0
tahun 28 100 SMP 7 25
36-45 SMA 15 53,6
tahun PT 6 21,4
Jumlah Jumlah 28 100
Sumber: kartu KB
Sumber: kartu KB Dari tabel 5.3 dapat diketahui
Dari Tabel diatas didapatkan bahwa responden di BPS Dwenti
data bahwa sebagian besar responden Krudia,Amd.Keb. Sumberejo
berusia 20–35 tahun yakni 20 Lamongan akseptor KB suntik
responden (71,4%) dan sebagian sebagian besar pendidikan
kecil responden berusia <20 tahun terakhirnya SMA sebanyak 15
yakni 1 responden (3,6%). akseptor dari 28 akseptor KB suntik
(53,6%) dan sebagian kecil
pendidikan terakhirnya PT sebanyak
3
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

6 akseptor dari 28 akseptor KB sebanyak 26 akseptor dari 28


suntik (21,4%). akseptor KB suntik (92,9%) dan
sebagian kecil tidak mengalami
Data Khusus peningkatan berat badan sebanyak 2
Data yang terkumpul akseptor dari 28 akseptor KB suntik
sejumlah 28 responden, dengan (7,1%).
karakteristik responden meliputi Untuk memperoleh gambaran
jenis KB suntik dan peningkatan ada tidaknya hubungan antara
berat badan. variabel pemakaian kontrasepsi
Untuk pemaparan dapat dilihat dalam suntik dengan peningkatan berat
tabel di bawah ini: badan maka dibuat tabulasi silang
Jenis kontrasepsi suntik (cross Table) terhadap variabel
Tabel Distribusi frekuensi responden tersebut dengan pembuktian hipotesa
berdasarkan akseptor KB suntik di dengan menggunakan uji koefisien
BPS Dwenti Krudia. Sumberejo phi.
Kecamatan Lamongan Kabupaten Tabel 5.6 Tabel silang antara
Lamongan tahun 2015. akseptor KB suntik dengan
No
Kontrasepsi Freku Prosentase peningkatan berat badan di BPS
suntik ensi (%) Dwenti Krudia. Sumberejo
1 Suntik 1 bulan 10 35,7
kecamatan lamongan kabupaten
2 Suntik 3 bulan 18 64,3
Jumlah 28 100 lamongan tahun 2015.
Sumber: kartu KB
Kontr Peningkatan Berat Badan Total
Dari tabel 5.4 dapat diketahui
asepsi Naik % Tdk % Jum %
bahwa sebagian besar responden di suntik Naik lah
BPS Dwenti Krudia. Sumberejo
1 8 80.0 2 20.0 10 100
kecamatan Lamongan kabupaten bulan 18 100 0 0 18 100
Lamongan adalah akseptor KB 3 26 92,9 2 7,1 28 100
suntik 3 bulan sebanyak 18 akseptor bulan
dari 28 akseptor KB suntik (64,3%). Jumla
h
rø:0,372 p=0,049< 0,05
Peningkatan berat badan
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi
Sumber: kartu KB
responden berdasarkan peningkatan
berat badan di BPS Dwenti Krudia.
Berdasarkan tabel 5.6 dapat
Sumberejo Kecamatan Lamongan
diketahui bahwa sebagian besar
Kabupaten Lamongan tahun 2015.
responden di BPS Dwenti Krudia.
Peningkatan Prosentase
Sumberejo Kecamatan Lamongan
No Frekuensi Kabupaten Lamongan. Akseptor KB
berat badan (%)
1 Naik 26 92,9 suntik 3 bulan terjadi peningkatan
2 Tidak naik 2 7,1 berat badan sebanyak 18 akseptor
Jumlah 28 100 dari 18 (100%) dan didapatkan 8
Sumber: kartu KB akseptor dari 10 (80,0%) responden
Dari tabel 5.5 dapat diketahui KB suntik 1 bulan terjadi
bahwa sebagian besar responden di peningkatan berat badan.
BPS Dwenti Krudia. Sumberejo Dari hasil statistik uji
Kecamatan Lamongan Kabupaten koefisien korelasi phi (rø) didapatkan
Lamongan. Akseptor KB suntik value=0,372, nilai T hitung (3,877).
mengalami peningkatan berat badan
4
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

dan dengan uji SPSS versi 16,0 atau setiap akan bersenggama, tetapi
dengan p= 0,049 dimana <0,05, tetap reversibel.
maka Ho ditolak yang berarti ada Dari hasil penelitian sebagian
hubungan yang bermakna antara besar akseptor KB suntik pendidikan
kontrasepsi suntik dengan terakhirnya SMA. Berdasarkan hal
peningkatan berat badan akseptor. tersebut ternyata pendidikan
bukanlah faktor yang mempengaruhi
ANALISA akseptor dalam pemakaian
Dari data yang sudah kontrasepsi yang diinginkan. Seorang
ditabulasi kemudian dianalisis yang berpendidikan tinggi belum
menggunakan uji koefisien Phi tentu mengetahui dan memahami
didapatkan value=0,372, nilai T semua metode kontrasepsi yang ada.
hitung (3,877). dan dengan uji SPSS Untuk itu apabila akseptor ingin
versi 16,0 dengan p : 0,049 dimana < menggunakan kontrasepsi harus
0,05, hal ini menunjukkan bahwa H0 benar-benar mengetahui macam-
ditolak artinya ada hubungan antara macam kontrasepsi, indikasi dan
kontrasepsi suntik dengan kontra indikasi kontrasepsi, efek
peningkatan berat badan di BPS samping dari kontrasepsi yang akan
Dwenti Krudia. Sumberejo digunakan oleh wanita usia
Kecamatan Lamongan Kabupaten reproduksi.
Lamongan tahun 2015.
Peningkatan Berat Badan
Pemakaian KB Suntik Hasil penelitian dilakukan
Hasil penelitian dilakukan terhadap 28 responden. Dari tabel 5.2
terhadap 28 responden, dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa kebanyakan
dapat diketahui bahwa sebagian responden di BPS Dwenti Krudia.
besar responden di BPS Dwenti Sumberejo Kecamatan Lamongan
Krudia. Sumberejo Kecamatan Kabupaten Lamongan. Akseptor KB
Lamongan Kabupaten Lamongan suntik tidak bekerja sebanyak 18
akseptor KB suntik pendidikan akseptor dari 28 akseptor KB suntik
terakhirnya SMA sebanyak 15 (64,3%).
akseptor dari 28 akseptor KB suntik Berat badan adalah volume
(53,6%) dan sebagian kecil tubuh manusia yang terdiri dari
pendidikan terakhirnya PT sebanyak cairan tubuh dan jaringan tubuh,
6 akseptor dari 28 akseptor KB yang cara ukurannya menggunakan
suntik (21,4%). timbangan berat badan dewasa
Menurut Stright (2004). dengan satuan kilogram. Ukuran ini
Kontrasepsi suntik adalah obat penting dalam setiap pemeriksaan
pencegah kehamilan yang kesehatan pada setiap kelompok
pemakaiannya dilakukan dengan umur yang dapat menggambarkan
jalan menyuntikkan obat tersebut keadaan kesehatan dan gizi
pada wanita subur. Salah satu tujuan seseorang. (Syamsudin, 1985).
utama dari kontrasepsi ini adalah Peningkatan berat badan
untuk mengembangkan suatu metode adalah berubahnya ukuran berat, baik
kontrasepsi yang berdaya kerja bertambah atau berkurang akibat dari
panjang (lama) yang tidak konsumsi makanan yang diubah
membutuhkan pemakaian setiap hari menjadi lemak dan disimpan di
bawah kulit.
5
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

Dari hasil penelitian sebagian mempermudah perubahan


besar responden yang mengikuti KB karbohidrat menjadi lemak, sehingga
suntik mengalami peningkatan berat sering kali efek sampingnya adalah
badan, karena di dalam KB suntik penumpukan lemak yang
mengandung hormon estrogen dan menyebabkan berat badan
progesteron. Di mana kenaikan berat bertambah. Ditambahkan oleh Hanafi
badan merupakan kelainan Hartanto (2010) bahwa penyebab
metabolisme yang paling sering pasti pertambahan berat badan tidak
dialami oleh manusia. jelas, yang jelas telah terjadi
pertambahan lemak dalam tubuh.
Hubungan Antara Kontrasepsi Hipotesa para ahli menyebutkan
Suntik Dengan Peningkatan Berat bahwa DMPA yang terkandung
Badan Akseptor dalam Depo Provera merangsang
Dari hasil statistik uji pusat pengendali nafsu makan di
koefisien korelasi phi (rø) didapatkan hipotalamus yang menyebabkan
value=0,372, T hitung (3,877). dan akseptor makan lebih banyak
dengan uji SPSS versi 16,0 dengan p daripada biasanya sehingga
: 0,049 dimana < 0,05, maka Ho bertambahnya lemak dalam tubuh.
ditolak yang berarti ada hubungan Selain itu, terdapat perbedaan yang
yang bermakna antara kontrasepsi signifikan pula antara akseptor KB
suntik dengan peningkatan berat suntik Depo Provera yang aktif dan
badan akseptor. yang pasif dengan peningkatan berat
Berdasarkan hasil tabulasi badan.
silang dari tabel 5.6 Menunjukkan Pada dasarnya perubahan
bahwa sebagian besar ibu akseptor berat badan dipengaruhi oleh
KB suntik mengalami peningkatan beberapa faktor. Secara umum faktor
berat badan setelah pemakaian KB tersebut dapat dibagi atas dua
suntik. golongan besar yaitu faktor intern
Hasil penelitian ini sesuai dan faktor ekstern (Bindiknakes,
dengan pendapat (Anna 2001:40): faktor intern Adalah faktor
Glasier:2005) Perubahan kenaikan yang dapat mempengaruhi berat
berat badan ini dapat dipengaruhi badan seseorang dan bersumber dari
oleh berbagai faktor seperti faktor atau pada tubuh itu sendiri. Dalam
hormonal yang terkandung dalam hal ini terbagi menjadi 4 bagian
kontrasepsi suntik yaitu hormon yaitu: usia, kejiwaan dan hereditas.
estrogen dan progesteron. Sedangkan untuk faktor ekstern
Menurut Rahardja Kirana Maksudnya adalah semua faktor
(2007), berat badan akseptor KB yang dapat berpengaruh terhadap
suntik Depo Provera dapat perubahan berat badan secara
bertambah 1-3 kg dalam waktu 2 langsung dan bersumber dari luar
bulan setelah penyuntikan karena tubuh terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
pengaruh hormonal, yaitu makanan dan lingkungan fisik.
progesterone. Progesterone dalam
alat kontrasepsi tersebut berfungsi Keterbatasan
untuk mengentalkan lendir serviks Keterbatasan adalah
dan mengurangi kemampuan rahim kelemahan atau keterlambatan dalam
untuk menerima sel yang telah penelitian. Dalam hal ini peneliti
dibuahi. Namun hormon ini juga akan melakukan seminimal mungkin
6
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

disebabkan karena hal sebagai akan dipakai, terutama KB


berikut: suntik yang sering digunakan
Pengambilan Data oleh masyarakat.
Sampel yang digunakan 2. Bagi institusi, harus
jumlahnya terbatas atau sedikit memberikan banyak buku
sehingga hasilnya kurang bisa atau literatur agar dapat
digeneralisikan. memberikan kajian ilmu
Instrument khususnya dalam bidang
Ceklist sebagai alat ukur atau kepustakaan.
alat pengambilan data dan tidak 3. Bagi lahan praktek, harus
dilakukan uji validitas terlebih lebih baik lagi dalam
dahulu, sehingga hasilnya kurang meningkatkan pelayanan
bisa valid dan reliabel. kesehatan.
Literatur
Buku yang digunakan acuan
dalam penelitian ini tidak banyak DAFTAR PUSTAKA
sehingga penelitian ini masih Departemen Kesehatan RI. 2001.
memerlukan penyempurnaan. Buku Pedoman Petugas
Fasilitas Pelayanan keluarga
KESIMPULAN Berencana. Jakarta: Bina
Berdasarkan hasil penelitian Kesehatan Masyarakat.
dan pembahasan melalui hubunga Glasier, Anna. 2005. Keluarga
kontrasepsi suntik dengan Berencana dan Kesehatan
peningkatan berat badan akseptor di Reproduksi. Jakarta: EGC.
BPS Dwenti Krudia,Amd.Keb. desa Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga
sumberejo kecamatan Lamongan Berencana dan kontrasepsi.
Kabupaten Lamongan, dapat Jakarta: Puspa Sinar Harapan.
dirumuskan simpulan sebagai Hidayat, Alimul Aziz, (2010).
berikut: Metode Penelitian Kebidanan
1. Sebagian besar akseptor KB dan Teknik Analisis Data.
suntik mengikuti KB suntik 1 Jakarta. Salemba Medika.
bulan dan 3 bulan Kuntoro, Haji. 2007. Metode
2. Sebagian besar akseptor KB Statistik. Surabaya, Pustaka
suntik mengikuti KB suntik 1 Melati.
bulan dan 3 bulan Manuaba, IGB, (1998). Ilmu
kebanyakan mengalami Kebidanan, Penyakit
peningkatan berat badan kandungan, dan KB. EGC.
3. Terdapat hubungan KB Jakarta
suntik dengan peningkatan Mochtar, R. (1998). Sinopsis
berat badan pada akseptor KB Obstetri, Obstetri Fisiologi,
suntik di BPS. Dwenti Krudia Obstetri Patologi, bagian 1.
desa Sumberejo Lamongan. EGC, Jakarta.
Nursalam, (2008). Konsep dan
Saran Penerapan Metodologi
1. Bagi responden harus Penelitian Ilmu Keperawatan.
mengetahui KB yang cocok Salemba Medika. Jakarta.
dan mengetahui semua efek Nursalam dan Siti Pariani (2001).
samping dari jenis KB yang Pendekatan Praktis dan
7
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

Metodologi Riset Keperawatan.


Sagung Seto. Jakarta.
Prawirihardjo, W, (1999). Ilmu
Kebidanan, Jakarta. YBP-SP.
Prastowo, Andi. 2015. Memahami
Metode-Metode Penelitian.
Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Purnomo, W. (2002). Metodologi
Penelitian, Hand out dan Bahan
Kuliah.
Saifuddin, AB, dkk. (2003). Buku
panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, Jakarta. YBP-SP.
Soekidjo, Notoatmodjo. (2005),
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Suharsimi, Arikunto (1998).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta.
Rineka Cipta
Verralls, 2008. Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam
Kebidanan Edisi ke 3. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai