Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

TOLERANSI DAN KEGOTOROYONGAN


SEBAGAI SALAH SATU SARANA PEMERSATU BANGSA

Dosen Pengampu : Herlin Wijayanti, S.H.,M.H.

Disusun Oleh :

1. Tristyan Pria Admaja (215100201111030)


2. Pramadito Sondha Ramadhani (215100201111031)
3. Akhira Ayu Rahmani (215100201111032)
4. Audini Kesumadewi (215100201111033)
5. Widi Nugroho (215100201111034)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelasaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran
yang telah dititipkan kepada kelompok kami. Makalah ini memuat tentang “Toleransi Dan
Kegotoroyongan Sebagai Salah Satu Sarana Pemersatu Bangsa”.
Judul makalah pada tema ini dipilih oleh Dosen Pengampu kami untuk kami pelajari dan
akan kami representasikan di kehidupan sehari-hari sehingga kami tidak hanya diberikan tugas
untuk dipahami, tetapi kami perlu melakukan sikap toleransi dan kegotoroyangan di lingkungan
sekitar kami.
Demikian semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca. Kami
mohon maaf jika kekurangan atau kesalahan pada makalah yang kami buat. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 15 November 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa yang memiliki berbagai
kekayaan akan suku, budaya, adat istiadat, agama, bahasa dan ras. Indonesia merdeka bukan karena
seorang saja tapi Indonesia merdeka dan bangkit hingga saat ini berkat perjuangan para pahlawan
Indonesia dari berbagai suku, agama, ras, bahasa, dan adat istiadat yang rela bertumpah darah demi
mengusir penjajah dari negara Indonesia. Dengan hasil kerja keras, semangat, gotong royong rakyat
Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesiaberhasiljatuh di tanganrakyat Indonesia. Dalam
merebut negara Indonesia dari tangan penjajah, rakyat Indonesia dari berbagai macam agama mulai
dari agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu bersatu padu, saling mengenggam
tangan demi merebut bangsa Indonesia dari tangan penjajah dengan memegang sikap tali toleransi
antar rakyat dimana rakyat Indonesia saling percaya satu sama lain dan tidak memandang
kepercayaan yang dianut setiap rakyat. Oleh karena itu semangat gotong royong dan sikap toleransi
harus tetap dipertahankan demi menjaga keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Implementasi sikap toleransi antar umat dalam kehidupan masyarakat Indonesia?
2. Bagaimanakah Implementasi sikap gotong royong antar umat dalam kehidupan masyarakat
Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara masyarakat mengimplementasikan sikaptoleransi di kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui cara masyarakat mengimplementasikan sikap gotong royong di kehidupan sehari-
hari.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia
Secara etimologis, toleransi berasal dari bahasa Inggris, toleration. Toleransi
merupakan sikap membiarkan orang lain untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
kepentingannya. Sedangkan toleransi beragama artinya masing-masing umat beragama
membiarkan dan menjaga suasana kondusif bagi umat atau pemeluk agama lain untuk dapat
melaksanakan ibadah dan agamanya tanpa dihalang-halangi oleh siapapun. Masa Toleransi
memiliki arti yang sangat luas, bisa diartikan sebagai kelonggaran, kelembutan hati,
keringanan dan kesabaran. Dari sini dapat dipahami bahwa toleransi merupakan sikap untuk
memberi hak sepenuhnya kepada orang lain agar menyampaikan pedapatnya, sekalipun
pendapatnya salah dan berbeda. Agama menawarkan suasana adikodrati yang kompleks dan
beraneka. Agama memberikan sumbangan pada moral manusia dengan mempertinggi semua
sikap mental yang berharga, seperti penghargaan pada tradisi, keharmonisan dengan
lingkungan, keberanian dan kepercayaan diri dalam pergulatan mengatasi kesukaran. Dasar
atau landasan dari kerukunan dan toleransi antar umat beragama adalah: dasar filosofis,
dasar kebudayaan, kemasyarakatan dan kemanusiaan serta dasar keagamaan (Hartanto,
2015).
Pelaksanaan toleransi hanya akan terwujud jika masyarakat berprilaku baik disetiap
langkahnya, baik kepada orang yang memiliki agama yang sama atau berbeda dengan
dirinya. Sikap-sikap itu tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa didasari dengan
pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal serta moral yang baik oleh manusia.
Sebuah wilayah yang didalamnya terdapat beberapa agama yang berbeda dan pelaksanaan
toleransinya baik, tentu memiliki penyebab. Namun diwilayah tersebut mayoritas
penduduknya berpendidikan rendah. Hal ini merupakan sebuah kenyataan yang baik untuk
diteliti guna menjadikanya contoh bagi kehidupan kita, terlebih lagi bagi kaum yang
mayoritas masyarakatnya berpendidikan tinggi namun belum mampu melaksanakan
toleransi dengan baik. Pelaksanaan toleransi menjadi sebuah keniscayaan dalam rangka
membangun masa depan bangsa sehingga tujuan negara yakni keamanan, perdamaian serta
kesejahteraan dapat terwujud dengan maksimal. Membangun toleransi beragama di
Indonesia berdasarkan konsep Deklarasi Kairo terutama Pasal 10 sebetulnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Terdapat dua konsep yang dapat dilaksanakan untuk membangun
toleransi beragama di Indonesia yakni: 1) Memahami Hakikat Kebebasan Beragama; dan 2)
Melarang adanya Diskriminasi. Dua konsep yang terdapat pada Deklarasi Kairo Pasal 10
pada sejatinya sudah terdapat pada Undang-Undang 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 serta
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Dengan adanya keseriusan dalam menjalankan
konsep yang terdapat pada Deklarasi Kairo toleransi beragama dapat berjalan dengan baik di
Indonesia. Dengan catatan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak mengeluarkan
produk undang-undang yang justru membuka peluang adanya sikap intoleransi beragama di
Indonesia. (Misrawi, 2010).

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang


Toleransi memang tidak terlepas dari perilaku menyimpang, pasti ada saja
permasalahan yang terletak didalamnya yang mampu membentuk kemungkinan-
kemungkinan sikap, antara lain :
1. Sikap untuk menerima perbedaan
2. Mengubah penyeragaman menjadi keragaman
3. Mengakui hak orang lain
4. Menghargai eksistensi orang lain
5. Mendukung secara antusias terhadap perbedaan budaya dan keragaman ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa (Mahesa, 2017).

3. Gerakan Implementasi Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia


Memelihara toleransi antar umat beragama dengan memiliki rasa empati antar satu
dengan lainnya menciptakan suatu keharmonisan dan gerakan implementasi melalui cermin
kehidupan yang dapat di Implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya
adalah, sesekali untuk mengkoreksi diri dan memiliki sikap terbuka untuk merubah keadaan
yang tidak tepat sesuai dengan kemampuan. Adapun hal yang harus ditingkatkan dalam
toleransi antar umat beragama yaitu peningkatan akan pemahaman, penghayatan,
implementasi akan wawasan kebangsaan yang tentunya berkaitan dengan masalah toleransi,
peningkatan akan pemahaman, penghayanan, implementasi akan kekeluargaan antar agama,
meningkatkan dialog timbal balik antar umat beragama serta mematangkan iman. Untuk
menghindari suatu bentrokkan antar kelompok agama, sekte agama ataupun pandangan lain
yang berkaitan dengan agama tentu saja perlu adanya kesadaran antar umat beragama yang
dapat menekan atau meminimalisir adanya bentrokan21 . Agar menghindari suatu bentrokan
atau sikap saling curiga antara satu dengan yang lainnya perlu adanya interaksi sosial yang
lebih intens. kesadaran sikap toleransi tidak begitu saja dapat dipahami oleh sebagaian
masyarakat Indonesia yang sangat multikultural. Bentuk interaksi sosial yang diakomodasi
tentunya akan membentuk suatu toleransi (Ulahaiyanan, 2009).

Anda mungkin juga menyukai