Anda di halaman 1dari 6

UPEJ 9 (1) (2020)

Unnes Physics Education Journal


Terakreditasi SINTA 3
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Melalui Pelatihan Digital Image


Creator For Optical Microscope (DIGICOM) pada Guru Fisika Batang

Bambang Subali, Alvian Alvian, Ellianawati Ellianawati, Ian Yulianti, Nila Prasetya
Aryani, Susilo Susilo

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung D7 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pengajaran fisika dengan memanfaatkan teknologi menjadi kebutuhan bagi guru fisika SMA
Diterima Januari 2020 untuk menguasai. DIGICOM adalah sebuah inovasi dalam mengajarkan fisika yang memanfaatkan
Disetujui Januari 2020 multi teknologi. Teknologi kamera yang terhubung interface dapat membantu menjelaskan
Dipublikasikan April 2020 fenomena mikroskopis yang diamati melalui mikroskop. Sejumlah 19 guru fisika Kabupaten Batang,
Jawa Tengah mendapat pelatihan tentang pembelajaran IPA berbasis DIGICOM. Dari data awal
Keywords: diketahui bahwa hampir semua guru belum pernah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan multi teknologi dan hanya 50% guru atau sekolah yang memiliki mikroskop digital
DIGICOM, science learning
dan kamera digital di sekolahnya. Namun setelah memperoleh pelatihan DIGICOM dalam
training model, understanding pembelajan fisika, guru telah memiliki pengetahuan yang cukup memadai dan mereka memiliki
keyakinan dapat mengimplementasikan hasil pelatihan ini dalam pembelajaran fisika di kelas
mereka.

Abstract
Teaching physics by utilizing technology becomes a necessity for high school physics teachers to master.
DIGICOM is an innovation in teaching physics that utilizes multi-technology. Interface-connected camera
technology can help explain microscopic phenomena observed through a microscope. A total of 19 physics
teachers in Batang Regency, Central Java received training on DIGICOM-based science learning. From the
preliminary data it is known that almost all teachers have never carried out learning using multi-technology and
only 50% of teachers or schools have digital microscopes and digital cameras in their schools. But after getting
DIGICOM training in physics learning, teachers already have sufficient knowledge and they have the confidence
to be able to implement the results of this training in learning physics in their classrooms.

© 2020 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6935
E-mail: bambangfisika@mail.unnes.ac.id
Bambang Subali/ Unnes Physics Education Journal 9 (1) (2020)

PENDAHULUAN bisa hanya dijelaskan secara lisan, akan tetapi


juga butuh visualisasi yang lebih konkret,
Penggunaan mikroskop di SMA memegang misalnya dengan menggunakan alat peraga.
peranan penting dalam kegiatan pembelajaran Inilah yang kemudian membuat siswa
khususnya dalam mata pelajaran bidang Ilmu beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang
Pengetahuan Alam (IPA) seperti Fisika, Kimia sulit, membosankan dan bahkan menjadi
dan Biologi. Seiring dengan perkembangan pelajaran yang sangat menakutkan, terlebih
teknologi optik, saat ini telah banyak tersedia untuk materi yang bersifat abstrak. Maka dari itu,
mikroskop digital. Pengadaan mikroskop digital model dan metode pembelajaran yang digunakan
di sekolah dapat dilakukan dengan biaya yang harus menarik dan sesuai dengan karakteristik
lebih murah dengan cara memodifikasi siswa supaya mereka lebih termotivasi untuk
mikroskop optik biasa (mikroskop okuler) yang mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya
sudah tersedia menjadi mikroskop digital. motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet,
Namun guru fisika yang tergabung dalam MGMP tekun dan memiliki konsentrasi penuh selama
Fisika SMA Batang belum mempunyai proses pembelajaran berlangsung. Motivasi
kemampuan untuk melakukan modifikasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
mikroskop okuler menjadi mikroskop digital pembelajaran sangat berperan untuk
yang digabungkan dengan pengolahan citra meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
dengan program aplikasi Matlab. Oleh karena pelajaran tertentu (Nashar, 2004).
itu, maka perlu dilakukan pelatihan kepada guru Dalam pembelajaran materi alat optik
MGMP Fisika SMA Batang agar dapat melakukan tentang mikroskop, siswa mengamati sebuah
inovasi dalam alat bantu mengajar berupa benda. Benda yang akan diamati diletakkan pada
modifikasi mikroskop okuler menjadi mikroskop sebuah kaca preparat di depan lensa objektif.
digital. Kegiatan pelatihan modifikasi mikroskop Siswa mengamati pembentukan bayangan
okuler menjadi mikroskop digital meliputi materi dengan cara mendekatkan mata ke lensa okuler.
perancangan system, perancangan adapter Untuk memperoleh bayangan yang jelas, siswa
kamera serta uji sistem mikroskop digital yang harus menggeser lensa okuler dengan memutar
meliputi uji citra dan pengujian terhadap tombol pengatur. Supaya bayangan terlihat
perangkat keras. Kegiatan pengabdian ini terang, di bawah objek diletakkan sebuah cermin
diharapkan dapat meningkatkan jumlah guru cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan
Fisika yang memahami dan mampu cahaya dan diarahkan pada objek.
mengimplementasikan model pembelajaran Namun ada kendala dalam pembelajarn alat
inovatif sesuai kurikulum di tingkat SMA dan optik mikroskop ini, karena jumlah mikroskop
produk prototype mikroskop digital. yang ada di suatu sekolah terkadang tidak
Prioritas utama yang akan dilakukan pada memadai, mengharuskan satu buah mikroskop
kelompok MGMP Fisika SMA adalah terpaksa dipakai untuk banyak anak sekaligus
mengembangkan profesionalisme dan (Tanang et al., 2014). Langkah kerja penggunaan
kompetensi guru fisika SMA, khususnya mikroskop diperagakan oleh siswa secara
pengembangan alat lab yang ada dan bisa bergantian. Siswa tidak bisa fokus untuk
didayagunakan, karena dikelola oleh guru-guru mencobanya secara menyeluruh. Akibatnya
fisika yang mempunyai kemampun atau potensi pembentukan bayangan yang terlihat tidak fokus,
kognitif dan psikomotor, khususnya untuk cahaya nya kurang bagus, dan hasilnya pun tidak
menangani masalah pengembangan mikroskop optimal. Atas dasar alasan di atas, maka
digital. Pembelajaran fisika di sekolah masih diperlukan alat bantu dalam proses
banyak menggunakan metode ceramah tanpa pembelajaran dalam materi pembentukan
melibatkan siswa secara aktif (Hendayama et al., bayangan oleh mikroskop tersebut dengan
2011). Padahal banyak materi fisika yang tidak sebuah alat peraga. Alat peraga yang bisa untuk
55
Bambang Subali/ Unnes Physics Education Journal 9 (1) (2020)

menampilkan proses pembentukan bayangan jelas dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah
pada mikroskop secara digital. Alat peraga ini lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda
diharapkan bisa menampilkan secara langsung yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan
proses pembentukan bayangan oleh mikroskop lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa
dengan bantuan kamera digital yang telah okuler. Mikroskop mempunyai banyak jenis dan
dihubungkan pada layar besar di dalam kelas. model yang berbeda, dari mulai yang sederhana
Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan sampai yang kompleks. Mulai dari pembesaran
pembelajaran IPA berbasis DIGICOM mampu seratus kali sampai satu juta kali lipat. Namun,
dipahami dengan baik oleh guru fisika Kabupaten dalam perancangan alat peraga ini, mikroskop
Batang. yang digunakan adalah jenis mikroskop
monokuler. Mikroskop monukuler adalah sebuah
METODE mikroskop yang sangat sederhana, hanya
dilengkapi dengan satu lensa okuler saja. Jenis
Metode penelitian ini adalah kualitatif mikroskop yang satu ini masuk ke dalam
dengan subyek penelitian adalah guru fisika kelompok mikroskop cahaya yang digunakan
Kabupaten Batang. Tempat pelatihan di untuk mengamati detil di dalam sebuah sel.
Laboratorium Jurusan Fisika D9 FMIPA Sumber cahaya yang digunakan pada mikroskop
Universitas Negeri Semarang. Jumlah peserta monokuler ini biasanya berasal dari sebuah
pelatihan 19 guru SMA di Kabupaten Batang. cermin. Namun pada penelitian ini sumber
Model pelatihan ini adalah ceramah dan praktik cahaya yang digunakan diganti menjadi lampu
menggunakan pembelajaran IPA berbasis led supaya lebih terang.
DIGICOM. Materi yang dilatihkan meliputi: 1)
prinsip kerja kamera digital dan teori tentang 1.2 Kamera Digital
perangkat keras adapter kamera; 2) perancangan Kamera Digital merupakan perangkat
adapter kamera; 3) Praktik penggunaan perekam gambar yang menyimpan data gambar
DIGICOM; 4) Evaluasi pelaksanaan pelatihan. dalam format digital. Kamera Digital termasuk
produk teknologi digital (perangkat digitizer)
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan kemampuan mengambil input data
analog berupa frekuensi sinar dan mengubahnya
Hasil dari penelitian dari kegiatan pelatihan ke bentuk mode digital elektronis.
adalah desain pembelajaran IPA berbasis Dalam merancang alat peraga DIGICOM ini,
DIGICOM adalah sebagai berikut: penulis menggunakan kamera digital jenis
Digital Single Lens Reflect (DSLR). Seri kamera
1. Materi Pelatihan penggunaan DSLR yang dipakai dalam merancang alat peraga
pembelajaran IPA berbasis DIGICOM ini adalah Canon EOS 5D Mark II. Kamera ini
Untuk merancang alat peraga DIGICOM ini sudah memiliki fitur Live View yang berfungsi
dibutuhkan beberapa peralatan seperti untuk melihat objek foto dalam layar, sehingga
mikroskop monokuler, kamera digital, adapter tidak perlu melihat pada jendela bidik yang
kamera untuk mikroskop, laptop, kabel sempit saat hendak memotret.
penghubung kamera ke laptop, dan perangkat
lunak EOS Utility. Untuk lebih detail mengenai
spesifikasi komponen penyusun DIGICOM
diuraikan seperti dibawah ini.

1.1 Mikroskop Monokuler


Mikroskop adalah alat yang digunakan
untuk melihat benda-benda kecil agar tampak Gambar 1. Kamera Canon EOS 5D Mark II

56
Bambang Subali/ Unnes Physics Education Journal 9 (1) (2020)

1.3 Adapter Kamera Untuk mikroskop kamera pada mikroskop bisa ditampilkan secara
Untuk menghubungkan kamera dengan langsung pada laptop.
mikroskop perlu ditambahkan dua buah adapter,
satu adapter untuk dipasang pada dudukan 1.5 EOS Utility
kamera dan satu adapter lagi dipasang di lensa EOS Utility merupakan perangkat lunak
okuler. Adapter yang dipasang pada dudukan yang berfungsi untuk mengoperasikan kamera
kamera adalah seri T2 Mount Camera Lens melalui laptop. Dengan EOS Utility ini
Adapter for Canon EOS dan yang dipasang pada pengaturan kamera bisa dengan mudah diatur
mikroskop adalah Microscope Adapter with melalui laptop. Untuk memulai memotret
29.2mm. menggunakan EOS Utility, kamera dihubungkan
terlebih dahulu dengan laptop menggunakan
kabel miniUSB. Kemudian memilih menu live
view supaya objek tampil secara langsung di
layar laptop. Kemudian mulai melakukan
pengaturan pada bagian pengaturan. Setelah
objek terlihat jelas, baru menekan tombol
Microscope Adapter shutter yang tersedia. Untuk melihat tampilan
with 29.2mm EOS Utility bisa dilihat pada Gambar 3 berikut.

T2 Mount Camera Lens Adapter

Gambar 2. Adapter EOS kamera untuk


mikroskop

1.4 Laptop
Laptop digunakan untuk menampilkan
gambar yang dihasilkan oleh mikroskop melalui
kamera digital. Setelah gambar tampil di laptop, Gambar 3. Tampilan EOS Utility
kita bisa memperbesar tampilan melalui sebuah
proyektor supaya mempermudah dalam proses 2. Tingkat pemahaman materi pelatihan
pembelajaran. Selain untuk menampilkan pembelajaran IPA berbasis DIGICOM
gambar yang dihasilkan mikroskop, kita juga Setelah melakukan pengabdian maka tim
bisa menggunakan laptop sebagai tempat untuk pengabdi melakukan evaluasi tingkat
menyimpan gambar yang dihasilkan mikroskop penguasaan materi pelatihan dengan melakukan
melalui kamera digital. observasi dan memberikan angket pada peserta
Salah satu komponen penting dalam alat maka diperoleh informasi profil kemampuan
peraga ini adalah kabel penghubung antara guru setelah mengikuti kegiatan pelatihan
kamera digital dan laptop. Kabel yang digunakan mendisain pembelajaran fisika dengan
dalam hal ini adalah kabel dengan jenis port memanfaatkan mikroskop digital DIGICOM
miniUSB (mini Universal Serial Bus). Dengan adalah dapat ditampilkan pada Gambar 4 berikut
adanya kabel penghubung ini, apa yang dilihat

57
Bambang Subali/ Unnes Physics Education Journal 9 (1) (2020)

120
100 97 97
100

80 72
Persentase

60
60 50 53 50

40

20

0
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 TP
Penguasaan Materi

Gambar 4. Profil pengusaaan materi pelatihan DIGICOM

Pada Gambar 4. komponen materi pelatihan memperoleh pelatihan penggunaan mikroskop


yang digali meliputi R1: Pengalaman mengikuti digital DIGICOM dalam pembelajan fisika, guru
pelatihan DIGICOM sebelumnya; R2: Pengalaman memiliki pengetahuan yang cukup memadai
mempergunakan alat DIGICOM dalam PBM; R3: untuk mengimplementasikan hasil pelatihan ini
Ketersediaan alat DIGICOM; R4: Melakukan dalam proses pembelajaran di kelas meskipun
pembelajaran yang memanfaatkan DIGICOM; R5 : hanya 50 sd 53 % dari angket yang diberikan
Memahami materi pelatihan DIGICOM dalam pada guru tersebut.
pembelajaran IPA; R6 : Menerapkan materi Setelah pelatihan selesai, guru meminta tim
pelatihan dalam PBM; R7 : Keberlanjutan pengabdi untuk menindaklajuti kegiatan ini
pendampingan setelah pelatihan alat DIGICOM; menjadi pendampingan penerapan alat peraga
TP: Rata-rata tingkat penguasaan materi DIGICOM dalam pembelajaran di sekolah.
pelatihan. Meskipun pada Gambar 4 tampak bahwa rata-rata
Berdasarkan Gambar 4. tampak bahwa penguasaan materi pelatihan guru telah mencapai
semua peserta/guru MGMP Fisika Batang belum 72 %, namun pola pendampingan dosen kepada
pernah memperoleh pelatihan penggunaan alat guru di sekolah sangat mereka harapkan.
peraga mikroskop digital DIGICOM sebelumnya Sehingga untuk kesempatan berikutnya, tim
serta 97 % belum menguasai dan pengabdi perlu merancang kegiatan yang lebih
mempergunakan mikroskop digital dalam proses komprehensif serta berkesinambungan.
belajar mengajar di sekolah. Hal ini karena
berdasarkan angket yang diperoleh tampak SIMPULAN
bahwa hanya 50% guru atau sekolah yang
memiliki mikroskop digital dan kamera digital di Simpulan dari kegiatan pengabdian
sekolahnya. Meskipun 50 % guru dan sekolah masyarakat ini adalah guru mampu memahami
memiliki mikroskop digital, namun tidak teknik merancang media pembelajaran DIGICOM
dimanfaatkan untuk membantu proses sebagai suplemen dalam kegiatan belajar
pembelajaran di kelas, karena guru belum mengajar.
memiliki pengetahuan yang memadai tentang
pemanfaatan DIGICOM. Namun setelah

58
Bambang Subali/ Unnes Physics Education Journal 9 (1) (2020)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Posedur Penelitian Suatu Keller, J. M. 1984. The use of the ARCS model of
Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit motivation in teacher training. London:
Rineka Cipta. Kogan Page.
Kemdikbud. 2014. Ilmu Pengetahuan IPA SMP/MTs
Subali, B., Yulianti, I., Susilo, Ellianawati, Mosik & Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Pusat
Alvian. 2018. Implementasi Model Kurikulum dan Perbukuan.
Pelatihan Pembelajaran IPA Berbasis
Digital Image Creator for Optical Mayer, R. E. 2009. Multimedia Learning Second
Microscope (DIGICOM) Pada Guru Fisika Edition. New York: Cambridge University
Kabupaten Demak, Unnes Physics Press.
Education Journal, 7 (3): 90-96.
Rochman. 1979. Alat Peraga dan Komunikasi
Daniela, B. G., M. Grob, A. Rodriguez, M. J. Barker, L. Pendidikan. Jakarta: Departemen
Consiglieri, G. Ferri, & N. Sabag. 2015. Pendidikan dan Kebudayaan.
Academic Achievement and Perception of
Two Teaching Methods in Histology: Light Rosas, C., R. Rubi, M. Donoso, & S. Uribe. 2012. Dental
Microscopy and Digital System. Students’ Evaluations of an Interactive
International Journal of Morphology, 33 (3): Histology Software. Journal of Dental
811-816. Education, 76 (11): 1491-1496.

Desy, Desnita, & Raihanati. 2015. Pengembangan Alat Tanang H., Djajadi M., Abu B., & Mokhtar M. (2014).
Peraga Fisika materi Gerak Melingkar Challenges of Teaching Professionalism
Untuk SMA. Prosiding Seminar Nasional Development: A Ca se Study in Makassar,
Fisika (E-Journal) SNF 2015. Jakarta: Indonesia. Journal of Education and
Universitas Negeri Jakarta. Learning. Vol. 8(2), pp. 132-143.

DuBrin, A. J. 2012. Essentials of Management. 9th Tipler, P. A. 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik.
edition. Ohio: South-Western. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gudeva, L. K, V. Dimova, N. Daskalovska, & F. Trajkova.


2012. Designing descriptors of learning
outcomes for Higher Education
qualification. Social and Behavioral
Sciences, 46: 1306 – 1311.

Hamdu, G. & L. Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi


Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA
di Sekolah Dasar. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Hendayama, S., A. Supriatna, & H. Imansyah. 2011.


Indonesian's Issues and Chalanges on
Quality Improvement of Mthematics and
Science Education. Bandung: Indonesia
University of Education.

Joice, B., M. Weiol, & E. Calhoum. 2016. Models of


Teaching. Transleted by Soegijono, B.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

59

Anda mungkin juga menyukai