Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nabila Dwi Septiana Mohune

NIM : 432419016

Mata Kuliah : Biokimia Analitik

Ujian Tengah Semester

1. Spektroskopi IR

Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati


interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 – 1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000 –
10 cm-1 . Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang
meliputi teknik serapan (absorption), teknik emisi (emission), teknik
fluoresensi (fluorescence).
Prinsip Kerja Spektroskopi IR
Prinsip kerja spektrofotometer inframerah adalah fotometri. Sinar dari
sumber sinar inframerah merupakan kombinasi dari panjang gelombang yang
berbedabeda. Sinar yang melalui interferometer akan difokuskan pada tempat
sampel. Sinar yang ditransmisikan oleh sampel difokuskan ke detektor.
Perubahan intensitas sinar menghasilkan suatu gelombang interferens.
Gelombang ini diubah menjadi sinyal oleh detektor, diperkuat oleh penguat,
lalu diubah menjadi sinyal digital.
2. Spektroskopi UV-Vis

Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah


ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu
senyawa. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.

Prinsip kerja spektrofotmetri UV-vis

Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara


energy yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang
berupa molekul. Besar energy yang diserap tertentu dan menyebabkan electron
tereksitasi dari ground state ke keadaan tereksitasi yang memiliki energy lebih
tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk
semua struktur elektronik tetapi hanya pada system-sistem terkonjugasi,
struktur elektronik dengan adanya ikatan p dan non bonding electron.
3. Atomic Absorption Spectrometry (AAS) 

Spektroskopi serapan atom (Atomic Absorption Spectroscopy) merupakan


prosedur dalam kimia analisis yang menggunakan prinsip energi yang diserap
atom. Atom yang menyerap radiasi akan menimbulkan keadaan energi
elektronik terekesitasi. Teknik ini dikenalkan oleh ahli kimia Australia pada
tahun 1955 yang dipimpin oleh Alan Walsh dan oleh Alkemade dan Millatz
di Belanda. Komersialisasi pertama kali dilakukan pada tahun 1959, dan
banyak sekali yang menggunakannya. Permasalahan yang terjadi sebelum
tahun tersebut adalah sifat atom menciptakan garis absorpsi yang sangat
dangkal.

Prinsip Kerja AAS

Spektroskopi serapan atom digunakan untuk menganalisis konsentrasi


analit dalam sampel. Elektron pada atom akan tereksitasi pada orbital yang
lebih tinggi dalam waktu singkat dengan menyerap energi (radiasi pada
panjang gelombang tertentu). Secara umum, setiap panjang gelombang akan
bereaksi pada satu jenis elemen sehingga inilah yang menjadi kelemahan
penggunaan alat ini. Selisih nilai absorbansi blanko (tanpa sampel yang
ditargetkan) dibandingkan dengan sampel uji merupakan nilai konsentrasi zat
target yang diinginkan. Ketika nilai konsentrasi sudah diketahui, maka dapat
diketahui satuan massa yang lain. Dalam pengukurannya dibutuhkan sebuah
kurva standar yang elemennya adalah konsentrasi analit dibandingkan dengan
nilai absorbansi (serapan). Kurva standar dibuat menggunakan larutan yang
telah diketahui konsentrasi zat yang ingin diuji dengan berbagai perbedaan
konsentrasi.

4. Fluorometri

Fluorometri Merupakan metode analisis kimia berdasarkan sifat


fotoluminesen (memendarkan cahaya yg diserap) senyawa kimia. Sifat
fotoluminesen senyawa kimia yakni mengemisikan sebagian energi yang telah
diserap (saat eksitasi) sewaktu akan kembali ke tingkat dasar. Pengukuran
dilakukan pada cahaya yang diemisikan, bukan yang ditransmisikan. Sehingga
sensitivitas metode fluoresensi lebih baik dibandingkan dengan metode
absorpsi, dimana batas noise-nya lebih rendah.

Prinsip Kerja Fluorometri

Prinsip dari spektrofluorometri yaitu berdasar pada fluoresensi dan


fosforesensi, yaitu proses emisi foton yang terjadi pada saat relaksasi
molekuler dari keadaan elektron yang tereksitasi.

5. Homogenizer
Homogenizer adalah alat laboratorium atau industri yang digunakan untuk
homogenisasi berbagai jenis bahan, seperti tisu, tumbuhan, makanan, tanah,
dan banyak lagi lainnya. Banyak model berbeda telah dikembangkan dengan
menggunakan berbagai teknologi fisik untuk gangguan.

Prinsip Kerja Homogenizer

Ketika zat, cairan ataupun bahan yang akan diemulsikan dengan


homogenizer, maka pada prinsipnya zat tersebut akan dipaksa melewati suatu
lubang sempit diantara lubang tetap pada suatu batang yang dapat digerakkan.
Batang dimaksud pada alat homogenizer, dikenal dengan sebutan dispersing
tool atau dispersing shaft. Terbuat dari material baja kuat agar dapat menahan
gesekan dari laju bahan yang sangat tinggi. Emulsifikasi terjadi pada saat
bahan melewati lubang dan ketika bergesekan dengan dinding yang
mengeliling batang. Umumnya zat yang akan diemulsikan dipaksa melalui
lubang yang berukuran 10 – 4 cm2 dengan tekanan yang berkisar antara 500 –
5000 psi. Disamping itu, pegas yang terletak diatas batang akan menghasilkan
getaran mekanis berfrekuensi tinggi (ultrasonik), sehingga membuat cairan
terdispersi.

6. Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan


perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut
dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam
Prinsip Kerja Kromatografi
Prinsip dasar kromatografi adalah jumlah zat terlarut yang berbeda pada
masing-masing komponen di waktu tertentu saat terjadi kesetimbangan antara
fase diam dan fase geraknya.

Anda mungkin juga menyukai