Anda di halaman 1dari 15

Makalah SPH II

METAMORFOSIS SEMPURNA DAN TIDAK


SEMPURNA

OLEH:

Nabila Dwi Septiana Mohune


NIM : 432419016
Kelas : A- BIOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 3

DAFTAR ISI .............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 4

B. Tujuan ............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 .................................................................................................... 5

2.1.1 .................................................................................. 5

2.1.2 .................................................................................. 6

2.2 .................................................................................................... 6

2.2.1 .................................................................................. 6

2.2.2 .................................................................................. 9

2.3.......................................................................................................... 9

2.3.1 ........................................................................................... 10

2.3.2 ........................................................................................... 11

2.3.3 ........................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt., yang telah memberikan saya kesehatan

terutama kesempatan saya dapat membuat tugas Struktur Perkembangan Hewan 2

dengan judul “ METAMORFOSIS “ semoga dengan makalah yang saya buat ini

dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari teman-teman mengenai

metamorfosis. Jika ada salah kata dalam penulisan materi saya mohon sekiranya

teman-teman dapat membantu agar kedepannya dapat lebih baik lagi dalam

pembuatan makalah.

Gorontalo, 15 Desember 2020

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua kelompok anggota Arthopoda mempunyai sifat endokrin yang

efektif. Serangga mempunyai eksoskleton yang tidak bisa memegang,

serangga terkihat tumbuh bertahap dengan melepaskan eksoskleton yang dan

mengekspresikan eksoskleton yang baru pada setiap penggantian kulit. Selain itu

sebagian besar serangga menjadi dewasa malalui beberapa pergantian kulit. Pada

serangga pergantian kulit dipakai oleh hormone ekdison.

Kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis

sempurna, dimulai dari telur-larva-pupa-imago. Tahap peragantiannya lebih cepat

dibandingkan dengan tahap pergantian amfibi. Selain itu, larva dari Papilio

memnon mudah dapat karena hanya ada pada tanaman perdu jeruk sehingga waktu

yang diberikan untuk melakukan pengamatan bisa digunakan semaksimal

mungkin.

Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang

melibatkan perubahan penampilan fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau

penetasan yang secararadikal berbeda.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui Metamorfosis pada Hewan

2. Mengetahui contoh Metamorfosis sempurna pada hewan

3. mengetahui contoh metamorphosis tidak sempurna pada hewan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metamorfosis pada Hewan

Metamorfosis adalah proses perubahan atau perkembangan biologi pada

hewan yang melibatkan berubahnya fisik ataupun struktur tubuh hewan tersebut

dimulai dari setelah penetasan atau kelahiran hewan tersebut (hatching).

Perubahan bentuk atau struktur ini melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.

Dari morfologi, anatomi bahkan sampai ke fisiologisnya bisa saja mengalami

perubahan. Perubahan-perubahan ini terjadi secara periodik (dalam masa tertentu)

dan merupakan siklus hidup yang melekat pada hewan.

Metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu :

2.1.1 Metamorfosis sempurna (Holometabolisme)

Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang perkembangan

individumahluk hidup melalui tahap telur–larva–pupa–imago (dewasa). Telur

yang menetasmenjadi larva dan larva akan menjadi kepompong kemudian

berubah menjadi imago(dewasa). Larva adalah ulat yang tumbuh dan khusus

untuk makan serta mengalamimolting beberapa kali, kemudian larva

membungkus dirinya sendiri dalam kepompongdan menjadi pupa. Tahapan larva

sangat berbeda sekali dengan tahapan dewasa. Pupa merupakan tahap dimana

jaringan larva mengalami pembelahan dan deferensiasi sel-sel yang sebelumnya

5
tidak aktif pada tahap larva menjadi organ tubuh. akhirnya imago (hewan dewasa)

keluar dari kepompong. Contoh insekta yang mengalami metamorfosis sempurna

misalnya: katak, kupu-kupu, nyamuk, latat, lebahmadu.

2.1.2 Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabolisme)

Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang melalui tahap

telur yangmenetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi

imago (dewasa). Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa

tetapi berukuranlebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan

mengalami molting (pergantian kulit), setiap kali setelah molting mahluk hidup

itu kelihatan lebih miripdengan hewan dewasa. contoh metamorfosis tidak

sempurna : belalang, ayam, kecoa, capung, rayap.

2.2 Contoh Metamorfosis Sempurna pada Hewan

2.2.1 Kupu-Kupu

proses metamorfosis kupu-kupu : Telur- ulat- kepompong- dan kupu-kupu

 Fase Telur

Hewan-hewan betina yang telah menetaskan telurnya akan meletakkan telur

tersebut ditempat yang sesuai dengan kebutuhan dengan perkembangan calon

6
anaknya. Contohnya seperti pada kupu-kupu yang meletakkan telur di bagian

permukaan daun, ini di karenakan hewan muda tersebut merupakan jenis hewan

herbivora atau pemakan tumbuhan. Dari awal peletakan telur hingga telur menetas

membutuhkan waktu antara 3 sampai 5 hari. Pada fase telur ini, embrio hasil

fertilisasi sel telur dengan sel sperma akan terus menerus mengalami pembelahan

hingga akan membentuk organ-organ yang ketika sampai pada batas waktu

tertentu maka akan mengalami perkembangan lanjut bergantung pada jenis spesies

hewan tersebut.

 Fase Larva

Ketika pada fase menjadi larva, ini merupakan bagian hewan muda sehingga

pada fase ini hewan-hewan sangat aktif untuk makan. Oleh karena itulah,

induknya meletakkan telur-telur tersebut pada tempat yang sesuai dengan jenis

makanannya sehingga bisa terus berkembang dan mempertahankan hidupnya.

Contohnya pada larva kupu-kupu yang sebelum menjadi kupu-kupu merupakan

ulat yang dimana tempat ia hinggap akan sangat aktif dalam memakan dedaunan

untuk di jadikan makanannya agar terus hidup hingga ke fase transisi selanjutnya.

Fase ini membutuhkan waktu 5 sampai 7 hari.

Pada beberapa jenis hewan yang memiliki rangka luar atau disebut hewan

dengan eksoskeleton makan akan mengalami pergantian kulit, ini sangat di

butuhkan karena ukurannya tubuhnya semakin hari akan semakin membesar

sehingga dibutuhkan eksoskeleton yang baru untuk ukuran tubuh barunya yang

semakin membesar pula. Pergantian kulit ini bisa terjadi sampai beberapa kali dan

pada waktu tertentu bergantung pada jenis spesiesnya juga untuk lama waktunya

7
dan pada waktunya juga akan berhenti untuk makan sehingga akan mengalami

perkembangan untuk melanjutkan ke fase berikutnya. Perubahan pada setiap

tubuh hewan ini di control oleh hormonal yang terdapat di dalam tubuh larva

tersebut.

 Fase Pupa        

Pupa ini sering juga disebut sebagai kepompong yang merupakan fase

transisi penuh yang akan merubah bentuk dari semasa menjadi larva muda untuk

menuju ke hewan dewasa. Fase ini biasanya membutuhkan waktu 7 sampai 20

hari tergantung spesiesnya. Tubuh kepompong ini dilindungi oleh rangka luar

yang lumayan keras yang disebut dengan kokon. Pada fase ini, sebagian besar dari

serangga akan berada dalam kondisi inaktif (tidak makan dalam beberapa waktu).

Akan tetapi di dalam kokonnya, pupa akan sangat aktif membelah melakukan

metabolisme tubuh untuk pembentukan organ-organ baru dan menuju ke bentuk

hewan dewasanya. Kebutuhan makan dan energinya di peroleh dari cadangan

makanan yang telah di konsumsi sebanyak mungkin ketika pada masa menjadi

larva tadi. Fase pupa ini memiliki waktu yang bervariasi untuk menjadi hewan

dewasanya.

 Fase Dewasa

Pada fase ini, disebut juga dengan imago (hewan dewasanya) cara untuk

beradaptasi, mendapatkan makanan bahkan sampai ke habitatnya umumnya akan

berubah dan berbeda dengan semasa menjadi larva. Fase imago ini merupakan

fase reproduksi dimana hewan akan mengadakan perkawinan antara jantan dan

8
betina yang akan membentuk ratusan telur-telur baru dan akan kembali lagi ke

siklus awalnya.

2.2.2 Nyamuk

9
Nyamuk mengalami prosesdaur hidup mulai dari telur, larva, pupa, hingga
nyamuk dewasa.
 Fase telur : nyamuk akan meletakkan telurnya pada daun yang lembab atau
kolam kering. Pengeraman (inkubasi) yang sempurna terjadi pada musim
dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya.
 Fase larva : pada periode ini, Nyamuk akan berganti kulit
 Fase pupa : pada fase ini Nyamuk berada didalam kepompong pupa yang
lumayan dewasa dan siap untuk terbang dengan semua organ lengkapnya
seperti belalai, sayap, kaki, dada, perut, antenaa dan bola mata besar.
 Fase nyamuk dewasa : pada fase ini nyamuk sudah memiliki organ tubuh
yang lengkap dan sudah siap untuk mencari makanannya sendiri tapi
sebelum itu semua terjadi, Nyamuk itu sendiri harus keluar dari air tanpa
kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya saja yang boleh
menyentuh permukaan air.
2.3 Metamorfosis tidak Sempurna

Pada metamorfosis tidak sempurna, hewan juga akan mengalami perubahan

struktur pada tubuhnya akan tetapi tidak terlalu mencolok, beberapa hanya organ

saja yang mengalami perubahan fisiologisnya. Metamorfosis tidak sempurna ini

10
disebut dengan hemimetabola. Siklus metamorfosisnya lebih singkat dari

metamorfosis sempurna, yaitu:

Telur — nimfa — imago (dewasa)

2.3.1 Kecoa

 Telur

Tidak jauh beda dengan pada metamorfosis sempurna, di siklus ini telur-

telurnya juga di letakkan pada tempat yang sesuai dan pastinya aman untuk

perkembangan si embrio. Embrio-embrio ini di lindungi dengan struktur telur

yang memiliki cangkang yang terbuat dari zat kitin. Sampai pada waktunya akan

menetas menjadi nimfa.

 Nimfa

Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi

berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan

mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali setelah molting mahluk hidup itu

kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa. Berbeda dengan kelompok

holometabola, hemimetabola lagsung memiliki bentuk hewan yang sesungguhnya,

nimfa, yang ukurannya lebih kecil. Nimfa akan mengalami pertumbuhan dan

11
perkembangan untuk kematangan organ reproduksi. Nimfa juga mengalami

eksdisis untuk mengganti kerangka luar tubuhnya akibat pertumbuhan yang

membuat ukuran tubuhnya makin membesar.

 Imago (Dewasa)

Imago disini telah memiliki kematangan untuk bereproduksi dan siap untuk

melakukan perkawinan. Dikarenakan pada imago hewan telah berkembang

menjadi dewasa. Siklus ini akan kembali terulang pada hewan-hewan yang

berkembang melalui siklus ini.

Contoh hewan yang bermetamorfosis seperti ini adalah: belalang, kecoak,

capung, jangkrik, walang, tonggeret, dan lainnya masih banyak lagi.

2.3.2 Belalang

Daur hidup Belalang adalah telur - nimfa - belalang dewasa (imago)

 Induk belalang biasanya bertelur di pasir atau dedaunan. Kemudian,

sekitar 15 - 150 telur akan disimpan dalam kantung telur, tergantung pada

spesies belalang. Setelah 10 bulan, telur belalang akan menetas menjadi

nimfa.

12
 Nimfa belalang memiliki bentuk tubuh seperti belalang dewasa, namun

tidak memiliki sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang akan

mengalami lima tahap pertumbuhan sampai menjadi belalang dewasa,

mulai dari pergantian kulit kutikula, pelepasan penutup keras(eksokeleton)

bagian tubuh nimfa, hingga pertumbuhan sayap yang bertahap. Biasanya,

tahapan nimfa berlangsung selama lima atau enam minggu pada belalang.

 Belalang yang sudah dewasa mengalami pertumbuhan sayap secara utuh

kira-kira selama satu bulan. Biasanya, belalang dewasa hidup sekitar dua

bulan.

2.3.3 Ayam

Pertumbuhan dan perkembangan ayam merupakan fase metamorfosis


tidak sempurna. Pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak terbentuknya
zigot. Satu sel zigot tumbuh dan berkembang dengan tahap “zigot-morula-
blastula-gastrula” hingga terbentuknya embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga
terbentuk berbagai macam jaringan dan organ. Organ-organ akan menyatu dan
bergabung menjadi orgasme, kemudin tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Metamorfosis adalah suatu perubahan individu mahluk hidup dari telur

sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk

morfologi,anatomi bahkan fisiologis.

Metamorfosis pada dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Metamorfosis sempurna merupakan jenis perubahan hewan yang melalui 4

tahapan pertumbuhan dan perubahan, yakni: Telur ---> Larva --> Pupa -->

Dewasa. Metamorfosis ini disebut juga dengan istilah holometabola atau

holometabolisme. Adapun contoh hewan yang dikategorikan mengalami

metamorfosis sempurna adalah katak.

2. Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang melalui tahap telur

yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi

imago (dewasa). Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan

dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang

berbeda. Nimfa akan mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali

setelah molting mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan

dewasa.

Contoh metamorfosis tidak sempurna pada belalang, kecoak, capung, jangkrik,

walang, tonggeret, dan lainnya masih banyak lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

associates. Inc.Samsudin. 2008. Mengenal Hormon Ganti Kulit Pada Serangga


(Ecdysone Hormone).

Campell, Nell A dkk. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Erlangga,Jakarta

Gilbert, S.F. 1988. Developmental Biology2ndED. Massachusett: sinaeuer

15

Anda mungkin juga menyukai