Anda di halaman 1dari 11

NAMA : FUTRIDESY ANGRAINI

NIM : 193010206020
MATA KULIAH : ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH
DOSEN PENGAMPU : SETIAWAN, S.Pd, M.Pd.

UAS
1. Jelaskan Pengertian Administrasi dan Manajemen, serta perbedaannya !
Jawab :
Manajemen didefinisikan sebagai suatu tindakan mengelola orang dan pekerjaan
mereka, untuk mendapatkan tujuan umum dengan menggunakan sumber daya
organisasi. Manajemen membuat  lingkungan di bawah di mana manajer dan
bawahannya bisa bekerja bersama untuk mendapatkan tujuan kelompok. Manajemen
merupakan sekelompok orang yang menggunakan kemampuan dan bakat mereka
dalam menjalankan keutuhan sistem dari organisasi. Manajemen merupakan sebuah
kegiatan, fungsi, proses, disiplin, dan masih banyak lagi.
Merencanakan, mengelola, memimpin, memotivasi, mengontrol, pembuat koordinasi
dan keputusan adalah kegiatan utama yang dilakukan oleh manajemen. Manajemen
membawa 5M dari suatu organisasi, yaitu Men (Orang), Material (Bahan), Machines
(Mesin), Method (Metode), dan Money (Uang). Manajemen merupakan kegiatan yang
berorientasi pada hasil, yang mana berfokus pada pencapaian hasil yang diinginkan.
Administrasi merupakan proses sistematis dari mengelola manajemen suatu organisasi
bisnis, institusi pendidikan seperti sekolah atau perguruan tinggi, kantor pemerintah
atau organisasi non profit apapun. Fungsi utama dari administrasi adalah
pembentukan dari rencana, kebijakan, prosedur, pengaturan tujuan dan objektif,
menegakkan aturan dan regulasi, dll.
Administrasi terletak pada kerangka fundamental pada organisasi, di dalam dimana
manajemen dari organisasi berfungsi.
Administrasi bersifat birokratis. Administrasi merupakan istilah yang lebih luas
sebagaimana administrasi melibatkan fungsi peramalan, perencanaan, pengelolaan,
dan penetapan keputusan pada tingkat tertinggi dari suatu perusahaan. Administrasi
mewakili lapisan tertinggi dari hirarki manajemen dari organisasi. Otoritas tingkat
tertinggi ini bisa jadi pemilik atau partner bisnis yang menginvestasikan modal pada
awal bisnis. Mereka mendapat imbalan dalam bentuk profit atau dividen.

Perbedaan utama antara manajemen dan administrasi adalah sebagai berikut:

1. Manajemen adalah cara sistematis dalam mengatur orang dan hal-hal di dalam
organisasi. Administrasi didefinisikan sebagai suatu tindakan mengelola
keseluruhan oganisasi oleh sekelompok orang.
2. Manajemen adalah aktivitas pada tingkat fungsional dan bisnis, sementara
administrasi adalah aktivitas pada level tinggi.
3. Manajemen memainkan peran eksekutif di organisasi. Tidak seperti administrasi
yang memiliki peran menentukan.
4. Administrasi menentukan semua keputusan penting dari organisasi sementara
manajemen membuat keputusan di dalam batas yang ditentukan administrasi.
5. Suatu kumpulan orang yang merupakan karyawan dari organisasi secara kolektif
disebut sebagai manajemen. Di sisi lain, administrasi mewakili pemilik dari
organisasi.
6. Manajemen bisa dilihat pada organisasi yang menghasilkan keuntungan seperti
usaha bisnis. Sebaliknya, administrasi ditemukan pada kantor pemerintah dan
militer, perkumpulan, rumah sakit, organisasi keagamaan, dan semua usaha yang
tidak menghasilkan profit.
7. Manajemen merupakan semua tentag rencana dan tindakan, tetapi administrasi
lebih berhubungan dengan penyusunan kebijakan dan penentuan tujuan.
8. Manajer mengurus manajemen dari organisasi, sementar administrator
bertanggung jawab untuk administrasi organisasi.
9. Manajemen berfokus pada pengelolaan orang dan pekerjaannya. Di sisi lain,
adminitrasi berfokus pada pembuatan pemanfaatan terbaik yang memungkinkan
dari sumber daya organisasi.

2. Manajemen Sekolah merupakan tindakan pengelolaan dan pengadministrasian


sekolah. Manajemen sekolah berarti memberdayakan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan sekolah !
a. Jelaskan tujuan dan fungsi manajemen sekolah !
b. Jelaskan Cakupan Wilayah Manajemen Pendidikan (Mikro, Meso, dan
Makro) !
Jawab :

a.Tujuan dan Fungsi Manajemen Sekolah


Fungsi Manajemen Pendidikan
Ada empat fungsi yang harus diimplimentasikan sebagai alat untuk mencapai tujuan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Manajemen pendidikan memastikan semua sumber daya di semua bidang dapat
merancang peta kerja (roadmap) yang sesuai dengan visi organisasi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Manajemen pendidikan berfungsi sebagai penghimpun sumber daya manusia
(Baca: Manajemen SDM), modal serta peralatan yang diperlukan organisasi
organisasi. Pihak manajemen juga harus menjalankan manajemen strategi yang paling
efektif untuk mencapai tujuan utama organisasi dengan melibatkan semua komponen
dan memastikan semua berjalan sesuai yang diinginkan.
3. Pelaksana (Implementation)
Manajemen pendidikan berfungsi sebagai penggerak SDM organisasi dan mendorong
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini sangat penting
karena sebagai proses efisiensi agar semua proses berjalan efektif.
4. Pengawas (Controlling)
Manajemen pendidikan sebagai bidang yang memiliki kewajiban untuk mengawasi
sumber daya agar berjalan sesuai rencana. Ketika ada permasalahan yang dihadapi,
manajemen harus bekerja meluruskannya seperti semula

Tujuan Manajemen Pendidikan


Secara garis besar tujuan manajemen pendidikan adalah untuk membentuk
kepribadian para pelajar agar sesuai dengan visi pendidikan nasional dan tingkat
perkembangan Serta perbaikan untuk usia pendidikan. Manajemen pendidikan juga
memiliki tujuan, diantara sebagai berikut:
1. Mewujudkan proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, bermakna,
menyenangkan, dan efektif.
2. Terwujudnya pelajar yang aktif dalam pengembangan diri sehingga memiliki
kecerdasan, kontrol diri, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,
akhlak yang mulia, dan keterampilan.
3. Untuk memenuhi satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan.
4. Agar tujuan pendidikan tercapai dengan efektif dan efisien.
5. Citra positif pendidikan semakin meningkat.
6. Meningkatkan mutu pendidikan dan pemerataan mutu pendidikan.
7. Terwujudnya perencanaan pendidikan yang bermutu, akuntabel, dan relevan.
8. Membekali tenaga pendidik dengan pengetahuan tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan.

Secara umum fungsi dan tujuan manajemen pendidikan untuk mewujudkan


pemerataan standar pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan. 

b. Cakupan Wilayah Manajemen (Mikro, Meso, dan Makro)


Manajemen pendidikan berkaitan dengan penataan kegiatan pendidikan, maka
menurut Hartati Sukirman (2000: 9) berdasarkan levelnya dapat dikategorikan
menjadi, manajemen pendidikan makro (level nasional), manajemen pendidikan
messo (level regional/wilayah), manajemen pendidikan mikro (level lokal dan
institusi atau lembaga).

Manajemen pendidikan makro merupakan perencanaan yang menetapkan kebijakan-


kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai
tujuan itu pada tingkat nasional.“Perencanaan makro adalah perencanaan yang
mencakup pendidikan seluruh bangsa” (Pidarta, 1988:58).

Manajemen pendidikan meso merupakan bentuk kebijaksanaan yang telah ditetapkan


pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke dalam program-progam yang berskala
kecil.Perencanaan meso lebih terperinci dan kebebasannya dibatasi oleh apa yang
telah ditetapkan dalam perencanaan tingkat makro dan perencanaan meso mencakup
suatu wilayah tertentu dasar terjadinya perencanaan meso adalah akibat dari kondisi
dan situasi daerah yang berbeda-beda.

Manajemen pendidikan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat


institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Perencanaan
mikro diprakarsai oleh manajer atau tim manajer di lembaga masing-masing.
Perencanaan ini mencakup segala macam aktivitas dalam lembaga. Dasar
kewenangan mengadakan perencanaan mikro adalah hak seorang manajer pendidikan
dalam mengendalikan lembaganya dan fleksibilitas peraturan dari pemerintah pusat.

3. Kepala Sekolah merupakan pemimpin pendidikan di Sekolah, kepemimpinan


pendidikan adalah proses mempengaruhi, menggerakan, memberikan motivasi
dan mengarahkan orang-orang yang didalam organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
a. Bagaimana anda memandang konsep Kepemimpinan Pendidikan ?
b. Sebutkan dan jelaskan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Sekolah !
c. Kepemimpinan yang efektif perlu memperhatikan siapa yang dipimpin,
alternatif- alternatif perilaku pemimpin, dan beberapa power yang bisa
digunakan. Berikan penjelasan tentang kepemimpinan kepala sekolah yang
efektif.!
Jawab :
a.Saya memandang konsep Kepemimpinan Pendidikan dengan sebagai berikut
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya
dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan agar kegiatan
yang dijalankan dapat lebih efektif didalam pencapaian tujuan – tujuan pendidikan
dan pengajaran.Seseorang yang mampu menjadi pemimpin pendidikan harus
memiliki ketiga hal berikut :
Kekuasaan
Kekuasaan adalah otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk memberikan pengaruh serta menggerakkan bawahan atau
pengikutnya berbuat sesuatu pada rangka penyelesaian tugas tertentu terkait dengan
organisasi.
Kewibawaan
Kewibawaan merupakan anugerah atau takdir Tuhan. Kemampuan ini merupakan
sebuah keunggulan dan kelebihan. Sehingga dengan kewibawaan seorang pemimpin
mampu menyuruh bawahannya atau pengikutnya untuk mengikuti semua yang
dikatakannya dan mematuhinya.
Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis
maupun sosial yang dimiliki seorang pemimpin melebihi dari anggota biasa.

b.Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Sekolah berdasarkan Permendikbud


Nomor 6 Tahun 2018. Mengacu pada Pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, dinyatakan bahwa Tugas Pokok
dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:

1) Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok


manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga
kependidikan.
2) Beban kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan .
3) Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan, Kepala Sekolah dapat
melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses pembelajaran atau
pembimbingan tetap berlangsung pada satuan pendidikan yang bersangkutan .
4) Kepala Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan, tugas
pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di luar tu gas
pokoknya .
5) Beban kerja bagi kepala sekolah yang ditempatkan di SILN selain melaksanakan
beban kerja juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia.

A. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai Perencanaan


Program
1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan  tujuan sekolah.
4. Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
5. Membuat perencanaan program induksi.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai Pelaksanaan


Rencana Kerja
1. Menyusun pedoman kerja;
2. Menyusun struktur organisasi sekolah;
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan Tahunan;
4. Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi:
a. melaksanakan penerimaan peserta didik baru;
b. memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
c. melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik;
d. melakukan pembinaan prestasi unggulan;
e. melakukan pelacakan terhadap alumni;
5. Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran;
6. Mengelola  pendidik dan tenaga kependidikan;
7. Mengelola sarana dan prasarana;
8. Membimbing guru pemula;
9. Mengelola  keuangan dan pembiayaan;
10. Mengelola budaya dan lingkungan sekolah;
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
12. Melaksanakan program induksi.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai Supervisor dan


Evaluator
1. Melaksanakan program supervisi.
2. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
3. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KT
4. Mengevaluasi pendayagunaan pendidik dan te
5. Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah.

D. Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Sekolah (TUPOKSI) Sebagai Kepemimpinan


Sekolah
Kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan sebagai berikut. 
1. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
2. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah;
4. membuat  rencana  kerja  strategis  dan  rencana  kerja  tahunan  untuk pelaksanaan
peningkatan mutu;
5. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
6. melibatkan  guru,  komite  sekolah  dalam  pengambilan  keputusan  penting
sekolah/madrasah.  Dalam  hal  sekolah/madrasah  swasta,  pengambilan keputusan
tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
7. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik
dan masyarakat;
8. menjaga  dan  meningkatkan  motivasi  kerja  pendidik  dan  tenaga kependidikan
dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas
pelanggaran peraturan dan kode etik;
9. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
10. bertanggung  jawab  atas  perencanaan  partisipatif  mengenai  pelaksanaan
kurikulum;
11. melaksanakan  dan  merumuskan  program  supervisi,  serta  memanfaatkan hasil
supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
12. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
13. memfasilitasi  pengembangan,  penyebarluasan,  dan  pelaksanaan  visi
pembelajaran  yang  dikomunikasikan  dengan  baik  dan  didukung  oleh komunitas
sekolah/madrasah;
14. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan
program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan
pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
15. menjamin  manajemen  organisasi  dan  pengoperasian  sumber  daya
sekolah/madrasah  untuk  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  aman, sehat,
efisien, dan efektif;
16. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite 
sekolah/madrasah  menanggapi  kepentingan  dan  kebutuhan komunitas yang
beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
17. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
18. mendelegasikan  sebagian  tugas  dan  kewenangan  kepada  wakil  kepala sekolah
sesuai dengan bidangnya;
19. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di Sekolah/
Madrasah;
20. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah dan
dokumen terkait  seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah baik bagi
guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K, prosedur keamanan sekolah;
21. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
22. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
23. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi  pembimbing bagi guru
pemula;
24. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
25. mengajukan  pembimbing  dari  satuan  pendidikan  lain  kepada  dinas
pendidikan  terkait  jika  tidak  memiliki  pembimbing  dan  kepala  sekolah/madrasah
tidak dapat menjadi pembimbing;

E. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah  (TUPOKSI) dalam Sistem Informasi


Sekolah
Kepala sekolah, dalam sistem informasi sekolah perlu:
1. menciptakan  atmosfer  akademik  yang  kondusif  dengan  membangun budaya 
sekolah  untuk  menciptakan  suasana  yang  kompetitif  bagi  siswa, rasa tanggung
jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja dan belajar,
menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan, dan menumbuhkan kedisiplinan
tinggi;
2. melakukan  penataan  tugas  dan  tanggung  jawab  yang  jelas  bagi  warga sekolah
berbasis kinerja;
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat
s tinggi
6. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua pihak
untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama sehingga sekolah/madrasah
memperoleh dukungan secara maksimal;
7. penguatan  manajemen  sekolah  dengan  melakukan  restrukturisasi  dan reorganisasi
intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa mengubah atau bertentangan dengan
peraturan yang ada) sebagai bentuk pengembangan dan pemberdayaan potensi sekolah;
8. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih luas 
dengan  berbagai  pihak  baik  di  dalam  maupun  di  luar  negeri,  yang dibuktikan
dengan adanya nota kesepahaman (MoU);
9. meminimalkan  masalah  yang  timbul  di  sekolah  melalui  penguatan  rasa
kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah; 
10. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai
fasilitas (perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar implementasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih efektif

c. Secara umum ada tiga gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu gaya kepemimpinan
menurut sifat, gaya kepemimpinan berdasarkan teori perilaku, dan kepemimpinan
menurut teori kontingensi. Kepemimpinan berdasarkan sifat mengkaji tentang perangai
dan kemampuan yang menandai karakteristik kepala sekolah. Kepemimpinan
berdasarkan perilaku memusatkan perhatian pada tindakan yang dilakukan kepala
sekolah dalam melaksanakan pekerjaan manajerial. Pendekatan kontingensi mengkaji
kesesuaian antara perilaku kepala sekolah dengan karakteristik situasional, terutama
tingkat kedewasaan guru dan karyawan.
Keefektifan kepemimpinan tergantung bagaimana gaya kepemimpinan seseorang, saling
berkaitan dengan keadaan atau situasi. Apabila gaya seorang kepala sekolah sesuai
dengan situasi tertentu, gaya itu dikatakan efektif. Apabila gaya kepemimpinan tidak
sesuai dengan situasi, maka gaya itu tidak efektif.
Kepala sekolah sebagai pemimpin yang efektif harus belajar dari kesalahan pada masa
lalu dan berusaha memperbaiki dengan cara yang bijak. Selain itu, juga memberikan
kesempatan kepada guru dan karyawannya untuk memberikan kritik dan saran
perbaikan. Guru dan karyawan yang selalu belajar tahu akan tugas dan kewajibannya
untuk menjadikan organisasi menjadi lebih kompetitif.
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai
organisasi yang komplek dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah
sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Dalam mengelola
sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala sekolah merupakan
motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan pendidikan secara luas.
Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan dapat berhasil dengan baik, kepemimpinan
kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan yang dimaksud adalah peningkatan
kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan
tugas, wewenang dan tujuannya. Kepala Sekolah harus bertindak sebagai manajer dan
pemimpin yang efektif. Sebagai manajer ia harus mampu mengelola agar semua potensi
sekolah dapat berfungsi secara optimal.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan untuk menggerakkan tenaga
kependidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang
dapat mendorong sekolah untuk mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah
melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam
mengarahkan visi dan misi pemimpin harus tnenetapkan tujuan ke arah kegiatan yang
tepat dan memerintahkan untuk bergerak.
Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat sekolah, sehingga ia juga
harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa ia
memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari aktivitas
yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada disekolah menjadi sangat membosankan.
Kepala sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang memiliki peran besar
dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah, sedangkan guru berada posisi
lain yang berperan besar dalam keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas
disamping peran siswa, karyawan sekolah dan juga orang tua siswa. Kualitas
kepemimpinan kepala sekolah yang didalamnya terdapat juga kepribadian, ketrampilan
dalam mengelola sekolah termasuk dalam menangani masalah yang timbul disekolah,
gaya kepemimpinan serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia sangat
menentukan atau memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas proses belajar dan
mengajar di sekolah.
Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolah akan tampak dari
apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk dikedepankan karena apa yang telah
dikerjakan kepala sekolah melalui kebijakan yang telah ditetapkan akan mempengaruhi
kondisi fisik dan psikis para guru, siswa dan karyawan sekolah. Guru akan dapat
melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap
kepemimpinan kepala sekolah. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah dalam memimpin
agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik ia juga harus
memperhatikan secara kultural, baik bagi guru, siswa, karyawan sekolah, orang tua siswa
serta lingkungan masyarakat.
Menurut Mulyasa, dalam Deni Koswara (2008:57) kepemimpinan seseorang sangat
berkaitan dengan kepribadian, dan keperibadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan
tercermin dalam sifat-sifat yang jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil
resiko dan keputusan, berjiwa besar, emoso yang stabil dan teladan.
Selanjutnya menurut Mulyono ( 2008:143) kepemipinan kepala sekolah merupakan ruh
yang menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi
yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan
menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah
seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. 

4. Pelaksanaan Supervisi akademik berkaitan dengan upaya peningkatan mutu


pendidikan !
a. Jelaskan yang dimaksud dengan supervisi akademik dan apa pentingnya bagi
guru !
b. Kemukakan kendala-kendala yang sering dihadapi supervisor, dan apa solusi
yang bisa dijalankan !
Jawab :
a. Supervisi akademik dan apa pentingnya bagi guru
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian
kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa
refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi
nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang
sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa
di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang
bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai
tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara
mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan
diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun
satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti
selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak
lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya.

b. Beberapa masalah yang sering dihadapi supervisor

1.Bawahan sulit di atur.


2.Bawahan terlalu banyak sehingga sulit mengontrolnya.
3.Bawahan lebih senior dari saya.
4.Manajer hanya tahu memarahi supervisor.
5.Perusahaan tidak memberikan imbalan yang sepadan.
6.Perusahaan tidak memberikan sarana dan prasarana yang memadai dalam bekerja,
padahal kita butuhkan.
7.Kinerja kita dibanding-bandingkan dengan supervisor lain yang jelas-jelas situasi
dan tantang kerja yang dihadapi dilapangan berbeda-beda.

Pada umumnya masalah utama supervisor adalah menyangkut hal:

1.Ketidakjelasan tentang tujuan, tugas, tanggung jawabnya sebagai supervisor.


2.Kepemimpinan yang kurang memadai
3.Kurangnya motivasi diri dan sikap mental negatif
4.Keterampilan komunikasi dan hubungan interpersonal yang buruk
5.Pembekalan/pengembangan bawahan yang masih kurang
6.Kurang terampil dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan
7.Tidak mampu membangun tim kerja yang baik.

Solusi
1. Dilakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior
2. Pemberian motivasi kepada guru akan pentingnya supervisi pendidikan

5. Pada sekolah yang telah terbangun budaya mutu akan tercipta iklim yang
kondusif baik dan sehat di lingkungan sekolah, baik secara psikologis maupun
fisik, pentingnya peningkatan mutu serta membangun budaya mutu di sekolah
secara berkelanjutan adalah sebuah keniscayaan.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan budaya mutu ?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mutu sekolah ?
c. Jelaskan yang dimaksud dengan mutu pendidikan yang berkualitas ?
Jawab :
a. Budaya Mutu
Budaya mutu menurut Goetsh dan Davis adalah sistem nilai organisasi yang
menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan perbaikan mutu
secara terus menerua. Budaya mutu terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma,
tradisi, prosedur dan harapan untuk meningkatkan kualitas. Pelibatan dan pemberian
wewenang karyawan secara luas. Budaya mutu sekolah adalah keseluruhan latar fisik,
lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah secara produktif mampu
memeberikan pengalaman dan bertumbuhkembangnya sekolah untuk mencapai
keberhasilan pendidikan berdasarkan spirit dan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah. 

b.Mutu Sekolah
Istilah mutu sekolah merupakan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. 
Holsinger & Cowell (2000) mengemukakan beberapa indikator mutu pendidikan,
yaitu (1) pendidik, (2) peserta didik, (3) proses pembelajaran, (4) sarana dan fasilitas
belajar, dan (5) manajemen sekolah.  Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi,
Zamroni dan Suharsimi (1991) yang nyatakan bahwa pendekatan penelitian dalam
bidang pendidikan dapat meliputi pendekatan proses (process approach), pendekatan
hasil (output approach), dan pendekatan dampak (outcome approach).

c.
Menurut Suderajat (2004:142 ) bahwa pada saat ini pendidikan yang berkualitas
seperti sinonim dengan pendidikan elit dan mahal, padahal tidak selalu yang mahal itu
bermutu, meskipun disadari bahwa diperlukan adanya komponen pendidikan yang
minimal sesuai dengan standar kebutuhan bagi penyelenggaraan pendidikan bermutu.

Dalam aspek produksi misalnya, mutu merupakan kebutuhan pokok, sebab kemajuan
suatu usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai dengan tuntutan pengguna. Mutu
ternyata bukan saja milik dunia bisnis, tetapi secara spesifik sangat dibutuhkan dalam
dunia pendidikan. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang
bermutu, melalui lulusan yang bermutu diharapkan akan tersedia sumber daya
manusia yang bermutu.

Sukmadinata (2002:10 ) mengemukakan pendapat tentang mutu sebagai berikut.


Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan,
mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, mutu profesionalisme dan kinerja
guru, dan lain-lain. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan
pendidikan, keterbatasan dana, sarana dan prasarana, dan fasilitas pendidikan, media
dan sumber belajar, alat dan baha latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta
dukungan dari pihak-pihak terkait dengan pendidikan. Memang semua kelemahan
mutu dari komponen-komponen pendidikan tersebut akhirnya berujung pada
rendahnya mutu lulusan.

Membicarakan mutu lulusan, mutu pengajaran, mutu bimbingan dan latihan, mutu
profesionalisme, kinerja guru, dan lain-lain pada dasarnya merupakan pembicaraan
mengenai mutu pendidikan. Kualitas bukan merupakan titik akhir, melainkan sebagai
sarana agar barang dan jasa selalu berada di atas standar. Dalam dunia pendidikan saat
ini dikenal adanya standar konpetensi,dan kompetensi dasar. Suatu barang disebut
berkualitas bila barang tersebut memenuhi tujuan pembuatannya atau standar yang
telah ditentukan.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menghasilkan SDM yang bermutu rendah,
akibatnya sebagian besar tenaga kerja Indonesia tidak terserap oleh lapangan kerja
yang ada karena tidak memiliki kompetensi / kemampuan yang diinginkan oleh
lembaga penerima tenaga kerja tersebut.

Dengan melihat tantangan tersebut, Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 telah


menetapkan berbagai kebijakan dan upaya antara lain terus mengupayakan
pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi
pendidikan serta mengembangkan manajemen pendidikan yang berbasis sekolah dan
masyarakat, sejalan dengan era desentralisasi pendidikan.

Khusus berkenaan dengan mutu dan relevansi di samping mengembangkan kurikulum


pendidikan yang berbasis kompetensi (Kurikulum Berbasis Kompetensi ) juga
mengarahkan sistem pendidikan di berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan pada
pendidikan kecakapan/keterampilan hidup (life skill) melalui pendekatan Broad
Based Education (BBE) atau pendekatan yang berbasis kepada kebutuhan masyarakat
luas guna menghadapi era global. Dengan demikian dunia pendidikan dituntut untuk
mempersiapkan Sekolah Dasar yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar
kerja intemasional.

Anda mungkin juga menyukai