Futridesy Angraini 193010206020 Uasadm
Futridesy Angraini 193010206020 Uasadm
NIM : 193010206020
MATA KULIAH : ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH
DOSEN PENGAMPU : SETIAWAN, S.Pd, M.Pd.
UAS
1. Jelaskan Pengertian Administrasi dan Manajemen, serta perbedaannya !
Jawab :
Manajemen didefinisikan sebagai suatu tindakan mengelola orang dan pekerjaan
mereka, untuk mendapatkan tujuan umum dengan menggunakan sumber daya
organisasi. Manajemen membuat lingkungan di bawah di mana manajer dan
bawahannya bisa bekerja bersama untuk mendapatkan tujuan kelompok. Manajemen
merupakan sekelompok orang yang menggunakan kemampuan dan bakat mereka
dalam menjalankan keutuhan sistem dari organisasi. Manajemen merupakan sebuah
kegiatan, fungsi, proses, disiplin, dan masih banyak lagi.
Merencanakan, mengelola, memimpin, memotivasi, mengontrol, pembuat koordinasi
dan keputusan adalah kegiatan utama yang dilakukan oleh manajemen. Manajemen
membawa 5M dari suatu organisasi, yaitu Men (Orang), Material (Bahan), Machines
(Mesin), Method (Metode), dan Money (Uang). Manajemen merupakan kegiatan yang
berorientasi pada hasil, yang mana berfokus pada pencapaian hasil yang diinginkan.
Administrasi merupakan proses sistematis dari mengelola manajemen suatu organisasi
bisnis, institusi pendidikan seperti sekolah atau perguruan tinggi, kantor pemerintah
atau organisasi non profit apapun. Fungsi utama dari administrasi adalah
pembentukan dari rencana, kebijakan, prosedur, pengaturan tujuan dan objektif,
menegakkan aturan dan regulasi, dll.
Administrasi terletak pada kerangka fundamental pada organisasi, di dalam dimana
manajemen dari organisasi berfungsi.
Administrasi bersifat birokratis. Administrasi merupakan istilah yang lebih luas
sebagaimana administrasi melibatkan fungsi peramalan, perencanaan, pengelolaan,
dan penetapan keputusan pada tingkat tertinggi dari suatu perusahaan. Administrasi
mewakili lapisan tertinggi dari hirarki manajemen dari organisasi. Otoritas tingkat
tertinggi ini bisa jadi pemilik atau partner bisnis yang menginvestasikan modal pada
awal bisnis. Mereka mendapat imbalan dalam bentuk profit atau dividen.
1. Manajemen adalah cara sistematis dalam mengatur orang dan hal-hal di dalam
organisasi. Administrasi didefinisikan sebagai suatu tindakan mengelola
keseluruhan oganisasi oleh sekelompok orang.
2. Manajemen adalah aktivitas pada tingkat fungsional dan bisnis, sementara
administrasi adalah aktivitas pada level tinggi.
3. Manajemen memainkan peran eksekutif di organisasi. Tidak seperti administrasi
yang memiliki peran menentukan.
4. Administrasi menentukan semua keputusan penting dari organisasi sementara
manajemen membuat keputusan di dalam batas yang ditentukan administrasi.
5. Suatu kumpulan orang yang merupakan karyawan dari organisasi secara kolektif
disebut sebagai manajemen. Di sisi lain, administrasi mewakili pemilik dari
organisasi.
6. Manajemen bisa dilihat pada organisasi yang menghasilkan keuntungan seperti
usaha bisnis. Sebaliknya, administrasi ditemukan pada kantor pemerintah dan
militer, perkumpulan, rumah sakit, organisasi keagamaan, dan semua usaha yang
tidak menghasilkan profit.
7. Manajemen merupakan semua tentag rencana dan tindakan, tetapi administrasi
lebih berhubungan dengan penyusunan kebijakan dan penentuan tujuan.
8. Manajer mengurus manajemen dari organisasi, sementar administrator
bertanggung jawab untuk administrasi organisasi.
9. Manajemen berfokus pada pengelolaan orang dan pekerjaannya. Di sisi lain,
adminitrasi berfokus pada pembuatan pemanfaatan terbaik yang memungkinkan
dari sumber daya organisasi.
c. Secara umum ada tiga gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu gaya kepemimpinan
menurut sifat, gaya kepemimpinan berdasarkan teori perilaku, dan kepemimpinan
menurut teori kontingensi. Kepemimpinan berdasarkan sifat mengkaji tentang perangai
dan kemampuan yang menandai karakteristik kepala sekolah. Kepemimpinan
berdasarkan perilaku memusatkan perhatian pada tindakan yang dilakukan kepala
sekolah dalam melaksanakan pekerjaan manajerial. Pendekatan kontingensi mengkaji
kesesuaian antara perilaku kepala sekolah dengan karakteristik situasional, terutama
tingkat kedewasaan guru dan karyawan.
Keefektifan kepemimpinan tergantung bagaimana gaya kepemimpinan seseorang, saling
berkaitan dengan keadaan atau situasi. Apabila gaya seorang kepala sekolah sesuai
dengan situasi tertentu, gaya itu dikatakan efektif. Apabila gaya kepemimpinan tidak
sesuai dengan situasi, maka gaya itu tidak efektif.
Kepala sekolah sebagai pemimpin yang efektif harus belajar dari kesalahan pada masa
lalu dan berusaha memperbaiki dengan cara yang bijak. Selain itu, juga memberikan
kesempatan kepada guru dan karyawannya untuk memberikan kritik dan saran
perbaikan. Guru dan karyawan yang selalu belajar tahu akan tugas dan kewajibannya
untuk menjadikan organisasi menjadi lebih kompetitif.
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai
organisasi yang komplek dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah
sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Dalam mengelola
sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala sekolah merupakan
motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan pendidikan secara luas.
Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan dapat berhasil dengan baik, kepemimpinan
kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan yang dimaksud adalah peningkatan
kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan
tugas, wewenang dan tujuannya. Kepala Sekolah harus bertindak sebagai manajer dan
pemimpin yang efektif. Sebagai manajer ia harus mampu mengelola agar semua potensi
sekolah dapat berfungsi secara optimal.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan untuk menggerakkan tenaga
kependidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang
dapat mendorong sekolah untuk mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah
melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam
mengarahkan visi dan misi pemimpin harus tnenetapkan tujuan ke arah kegiatan yang
tepat dan memerintahkan untuk bergerak.
Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat sekolah, sehingga ia juga
harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa ia
memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari aktivitas
yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada disekolah menjadi sangat membosankan.
Kepala sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang memiliki peran besar
dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah, sedangkan guru berada posisi
lain yang berperan besar dalam keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas
disamping peran siswa, karyawan sekolah dan juga orang tua siswa. Kualitas
kepemimpinan kepala sekolah yang didalamnya terdapat juga kepribadian, ketrampilan
dalam mengelola sekolah termasuk dalam menangani masalah yang timbul disekolah,
gaya kepemimpinan serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia sangat
menentukan atau memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas proses belajar dan
mengajar di sekolah.
Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolah akan tampak dari
apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk dikedepankan karena apa yang telah
dikerjakan kepala sekolah melalui kebijakan yang telah ditetapkan akan mempengaruhi
kondisi fisik dan psikis para guru, siswa dan karyawan sekolah. Guru akan dapat
melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap
kepemimpinan kepala sekolah. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah dalam memimpin
agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik ia juga harus
memperhatikan secara kultural, baik bagi guru, siswa, karyawan sekolah, orang tua siswa
serta lingkungan masyarakat.
Menurut Mulyasa, dalam Deni Koswara (2008:57) kepemimpinan seseorang sangat
berkaitan dengan kepribadian, dan keperibadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan
tercermin dalam sifat-sifat yang jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil
resiko dan keputusan, berjiwa besar, emoso yang stabil dan teladan.
Selanjutnya menurut Mulyono ( 2008:143) kepemipinan kepala sekolah merupakan ruh
yang menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi
yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan
menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah
seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali.
Solusi
1. Dilakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior
2. Pemberian motivasi kepada guru akan pentingnya supervisi pendidikan
5. Pada sekolah yang telah terbangun budaya mutu akan tercipta iklim yang
kondusif baik dan sehat di lingkungan sekolah, baik secara psikologis maupun
fisik, pentingnya peningkatan mutu serta membangun budaya mutu di sekolah
secara berkelanjutan adalah sebuah keniscayaan.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan budaya mutu ?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mutu sekolah ?
c. Jelaskan yang dimaksud dengan mutu pendidikan yang berkualitas ?
Jawab :
a. Budaya Mutu
Budaya mutu menurut Goetsh dan Davis adalah sistem nilai organisasi yang
menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan perbaikan mutu
secara terus menerua. Budaya mutu terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma,
tradisi, prosedur dan harapan untuk meningkatkan kualitas. Pelibatan dan pemberian
wewenang karyawan secara luas. Budaya mutu sekolah adalah keseluruhan latar fisik,
lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah secara produktif mampu
memeberikan pengalaman dan bertumbuhkembangnya sekolah untuk mencapai
keberhasilan pendidikan berdasarkan spirit dan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah.
b.Mutu Sekolah
Istilah mutu sekolah merupakan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Holsinger & Cowell (2000) mengemukakan beberapa indikator mutu pendidikan,
yaitu (1) pendidik, (2) peserta didik, (3) proses pembelajaran, (4) sarana dan fasilitas
belajar, dan (5) manajemen sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi,
Zamroni dan Suharsimi (1991) yang nyatakan bahwa pendekatan penelitian dalam
bidang pendidikan dapat meliputi pendekatan proses (process approach), pendekatan
hasil (output approach), dan pendekatan dampak (outcome approach).
c.
Menurut Suderajat (2004:142 ) bahwa pada saat ini pendidikan yang berkualitas
seperti sinonim dengan pendidikan elit dan mahal, padahal tidak selalu yang mahal itu
bermutu, meskipun disadari bahwa diperlukan adanya komponen pendidikan yang
minimal sesuai dengan standar kebutuhan bagi penyelenggaraan pendidikan bermutu.
Dalam aspek produksi misalnya, mutu merupakan kebutuhan pokok, sebab kemajuan
suatu usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai dengan tuntutan pengguna. Mutu
ternyata bukan saja milik dunia bisnis, tetapi secara spesifik sangat dibutuhkan dalam
dunia pendidikan. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang
bermutu, melalui lulusan yang bermutu diharapkan akan tersedia sumber daya
manusia yang bermutu.
Membicarakan mutu lulusan, mutu pengajaran, mutu bimbingan dan latihan, mutu
profesionalisme, kinerja guru, dan lain-lain pada dasarnya merupakan pembicaraan
mengenai mutu pendidikan. Kualitas bukan merupakan titik akhir, melainkan sebagai
sarana agar barang dan jasa selalu berada di atas standar. Dalam dunia pendidikan saat
ini dikenal adanya standar konpetensi,dan kompetensi dasar. Suatu barang disebut
berkualitas bila barang tersebut memenuhi tujuan pembuatannya atau standar yang
telah ditentukan.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menghasilkan SDM yang bermutu rendah,
akibatnya sebagian besar tenaga kerja Indonesia tidak terserap oleh lapangan kerja
yang ada karena tidak memiliki kompetensi / kemampuan yang diinginkan oleh
lembaga penerima tenaga kerja tersebut.