Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

Di Susun Oleh :

APIPAH

NIM : 0433131420118006

S1 KEPERAWATAN/1A

S1 Keperawatan Tingkat 4A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN dan NERS

STIKes HORIZON KARAWANG

Jl.Pangkal Perjuangan Km 1 by Pass, Tanjung Pura Kec Karawang Barat

2021-2022
A. Konsep Anak Usia Sekolah
1. Definisi
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat
anak masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda
akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan
kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama
masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka
dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan
dan daya tahannya.
2. Kelompok Anak
a. Usia prasekolah           : 2 – 5 tahun
b. Usia sekolah                : 6 – 12 tahun
c. Usia remaja                 : 13 - 18 tahun
3. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Label yang digunakan oleh orang tua
1) Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang
tua ataupun anggota keluarga lainnya
2) Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan
3) Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga
dan membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi
semua anggota keluarga

b. Label yang digunakan pendidik/guru


1) Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari perbagai
ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler
2) Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung
menetap sampai dewasa
c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
1) Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok
2) Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar
yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan
berperilaku
3) Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan
menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak
4) Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain
yang sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain
4. Tugas Perkembangan Orangtua Dengan Anak Usia Sekolah
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa
bahwa tahapan ini lebih berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan
rumah sudah dapat berjalan secara rutin. Anak secara umum merasa puas
mengenai hubungannya dengan orangtua dan mulai terlibat dalam aktivitas
rumah tangga.
a. Mensupport perkembangan anak
Mendukung perkembangan Anak dilakukan dengan cara membiarkan
anak untuk pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya.
Semakin lama, akan semakin sedikit waktu anak tersebut berada di
rumahnya. Sejak pagi hingga siang anak harus bersekolah, kemudian
setelah itu tidak jarang anak mengikuti kegiatan olahraga atau klub-
klub tertentu bersama dengan grupnya, sehingga anak pulang ke rumah
dalam keadaan lelah pada malam hari untuk beristirahat. Belum lagi
ajakan temannya untuk menginap di rumahnya, berlibur bersama, ikut
camp, mengunjungi kerabat pada hari libur, dsb. Semua kegiatan
tersebut di atas sangat baik untuk perkembangan anak dalam hal
kemandirian, memperluas pengalaman dan untuk perkembangan
kepribadiannya.
b. Mempertahankan hubungan pernikahan
Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah
biasanya lebih sering terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya
mereka mengalami 4 kali problem lebih sering. Potensi problem
terbesar bisanya mengenai pengaturan anak di rumah, sehingga
mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan dijadikan
nomor kedua
Ekspresi cinta dari pasangan mulai berkurang selama perjalanan
pernikahan. Hal ini biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan
peran gender tradisional dalam berhubungan, dimana hubungan
keduanya kemudian hanya menjadi sebuah kebiasaan yang didasarkan
pada kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak ke pihak
lainnya. Model pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode
diskusi daripada menghindar dalam penyelesaian konfliknya, dan yang
lebih pentingberusaha untuk mengekspresikan cintanya secara spontan
(Swensen,Eskew,&Kohlhepp, 1981). Menjaga hubungan pernikahan
pada saat usia anak memasuki usia sekolah sangatlah penting, tidak
hanya untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi juga demi
kepentingan anak kelak
5. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
a. Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan Memperhatikan
Kesehatan Anak
b. Keuangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
c. Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah
d. Sosialisasi
e. Komunikasi Di Dalam Keluarga dan Anak Usia Sekolah
6. Promosi Kesehatan Selama Periode Usia Sekolah
Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan
latihan perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat. Jika
tingkat kognisi meningkat pada periode ini, pendidikan kesehatan yang
efektif harus dikembangkan dengan tapat. Promosi praktek kesehatan yang
baik merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku
yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat dapat
berperan untuk memenuhi tujuan kebijakan nasional dengan menigkatkan
kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk nutrisi. Anak usia sekolah
harus berpartisipasi dalam progam pendidikan yang memungkinkan
mereka untuk merencanakan, memilih dan menyajikan makanan yang
sehat. Perawat juga mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan
kesehatan yang tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali
pentingnya kunjungan pemeliharaan kesehatan.
7. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Anak Usia Sekolah
Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama
yang terjadi pada anak. Anak usia sekolah juga secara signifikan
mengalami kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung. Pada
kelompok usia ini, masalah ini memiliki angka mordibitas tinggi jumlah
infeksi hamper 80% dari seluruh penyakit anak. Infeksi pernafasan
merupakan prevalensi terbanyak, flu biasa tetap merupakan penyakit
utama pada masa ini.
Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan
ketidakmampuan, sering kali sebagai akibat adanya rintangan pencapaian
pelayanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan belajar, kerusakan
sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di antara anak-
anak yang hidup dalam kemiskinan.
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional yang mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga. Definisi ini memasukkan juga
keluarga besar yang hidup dalam satu atau dua rumah tangga, pasangan
yang hidup bersama sebagai pasangan suami istri, keluarga-keluarga
tanpa anak, keluarga lesbian dan homoseks, keluarga-keluarga dengan
orang tua tunggal.
2. Tipe keluarga

Tipe / bentuk keluarga menurut Sudiharto dalam buku Asuhan


keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan transkultural,
adalah sebagai berikut:
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar ( Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Singel Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi ( Composite Family) adalah keluarga yang
perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation Family) adalah dua orang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
3. Struktur keluarga

Struktur keluarga menurut Drs. Nasrul Effendy dalam buku Dasar-dasar


Keperawatan Kesehatan Masyarakat, edisi 2, adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Peran Formal
Adalah peran yang nampak jelas dan bersifat eksplisit
yaitu peran berdasarkan posisi setiap kandungan struktur
peran keluarga, yaitu :
1) Peranan Ayah : Sebagai suami dan ayah dari anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-
anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3) Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-
sosial sesuai dengan tingkatan perkembangannya baik
fisik, mental, social dan spiritual
b. Peran Informal
Adalah peran yang tertutup dan bersifat implisit, biasanya tidak tampak
kepermukaan dan hanya dimainkan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan emosional individual dan atau untuk menjaga keseimbangan
dalam keluarga, yaitu : Pendorong, Pengharmonis, Inisiator-
kontributor, Pendamai, Keras hati, Sahabat, Kambing hitam keluarga,
Penghibur, Penghalang, Perawat keluarga, Dominator, Koordinator,
Penghubung keluarga, Saksi.
c. Fungsi Keluarga
Fungsi-fungsi keluarga biasanya didefinisikan sebagai hasil
atau konsekuensi dari struktur keluarga. Lima fungsi
keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji
dan mengintervensi keluarga menurut Friedman ( 1998 )
adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cintakasih, serta saling menerima dan
mendukung.
2) Fungsi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan
perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga
berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan
sosial.
3) Fungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4) Fungsi Ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan dan papan.
5) Fungsi Perawatan Kesehatan adalah kemampuan
keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
5. Tahap-tahap dan tugas perkembangan kelurga
Menurut Duval, daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari
delapan tahap perkembangan, yaitu :
a. Tahap VI, Keluarga dengan anak dewasa ( pelepasan ). Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menambah anggota
keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru melalui
pernikahan anak-anak yang telah dewasa, menata kembali
hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya proses penuaan,
termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.
6. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga


atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi
keluarga menurut Friedman adalah antara lain :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,
dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga
serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi Biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
f. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
sayang dan rasa aman/memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
penge-tahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian

a. Data umum

1) Nama kepala keluarga


2) Alamat
3) Telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi anggota keluarga
7) Genogram
8) Tipe Keluarga
9) Suku Bangsa
10) Agama
11) Status Sosial Ekonomi Keluarga
12) Aktivitas Rekreasi Keluarga
b. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga tersebut
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing – masing anggota keluarga, sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga, serta pengalaman – pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.
c. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya, dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan, serta merawat anggota keluarga yang sakit,
sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, papan,
maupun pangan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
dalam masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga
d. Tugas Perawatan Keluarga
1) Mengenal masalah keluarga
2) Mengambil keputusan
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
4) Memelihara lingkungan
5) Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan
e. Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6
bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
4) Strategi adaptasi disfungsional
f. Pemeriksaan Fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga.
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, sistem genetalia.
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
g. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan


menggambarkan respons manusia. Dimana keadaan sehat atau perubahan
pola interaksi potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana
perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan. Untuk
menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu :
a. Analisa Data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan
dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung
3. Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat


untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi. Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam
2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan.
a. Menentukan prioritas masalah keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor
terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa kriteria sebagai
berikut :
1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan
telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglay.
Tabel Proses Skoring

Kriteria Skor Bobot


Sifat masalah :
b) Aktual 3
1
c) Risiko 2
d) Potensial 1
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan : 2
 Mudah 2
 Sebagian 1
0
 Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah :
 Tinggi 3
1
 Cukup 2

 Rendah 1
Menonjolnya masalah :
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah tetapi tidak perlu 1 1
ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
4) Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5).
4. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah


disusun. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga, yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil


implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah terkandung dalam
rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku
yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP
DAFTAR PUSTAKA
Arlina. 2012. Keluarga Anak Usia Sekolah. Diakses pada tanggal 25 Januari 2018
di http:/www.scribd
Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga  Pasangan Baru Menikah
dengan Masalah KB. Dimuat dalam
http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan- keluarga/
Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice.
USE : Appleton And Lange.
_______.com/tika_arlina/d/50136705-Keluarga-Anak-Usia-Sekolah

Anda mungkin juga menyukai