Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pandemi covid 19 yang menyerang dunia semenjak tahun 2020 telah

memunculkan implikasi yang sangat luas. Implikasi pandemik covid 19 terjalin

dalam bermacam bidang spesialnya bidang hukum ekonomi. Hampir seluruh

negeri terdampak pandemi telah hadapi kesusahan perekonomian apalagi masuk

di masa resesi. Menurut Richard Sutejo, virus corona penyebab sakit Covid 19

merupakan tipe virus yang umum menyerang saluran pernafasan. Tetapi strain

covid 19 memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi akibat adanya

mutasi genetik dan kemungkinan transmisi inter-spesies (Halidi 2020). Sepanjang

masalah pandemi hampir seluruh zona hadapi kontraksi akibat diberlakukannya

social distancing seperti zona transportasi yang mengalami kontraksi sangat tajam.

Kebijakan pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan dimulainya akitivitas

ekonomi pada era new normal berdampak positif terhadap perekonomian

nasional, ditandai dengan penyaluran KUR yang mulai meningkat signifikan dan

peningkatan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur serta domestic

demand pada bulan Juni 2020 (Utama et al. 2021). perkembngan teknologi begitu

pesat sehingga lahirlah era ekonomi yang baru yaitu era ekonomi digital yang

sangat mempermudah produsen begitupun juga konsumen. Digitalisasi ekonomi

salah satu terobosan yang baik, karena bisa terhindar dari kasus pencurian juga

pencopetan dengan transaksi cashless. Selain itu, segala proses transaksi akan

1
2

berjalan sangat lancar, cepat juga aman dan juga mengurangi penularan wabah

covid 19.

Besarnya konstribusi ekonomi digital terhadap size ekonomi digital, dapat

dicermati dari perdagangan online telah mengubah landscape ekonomi dunia

sebagai “wajah baru” ekonomi global, mengacu pada laporan McKinsey (2018)

(Sugiarto 2019). Terjadinya peningkatan aktivitas belanja online ternyata cukup

signifikan. Tidak tanggung-tanggung kementerian komunikasi dan informatika

mencatat kenaikannya sampai 400 persen. Tingginya minat beli online juga

berdampak kepada naiknya penjualan secara daring, saat ini minat beli terhadap

produk online semakin meningkat terutama di tengah wabah yang sedang

menghantui masyarakat membuat belanja online semakin di minati oleh setiap

individu.

Minat beli konsumen merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi. Menurut Deru R. Indika dan Cindy Jovita (2017) minat beli

merupakan suatu tindakan yang dilakukan konsumen sebelum mengambil

keputusan pembelian suatu produk. Minat beli terbagi atas tiga indikator yang

pertama adalah ketertarikan dimana muncul rasa tertarik saat melihat sebuah

produk yang dapat membuat perhatiannya berfokus, kemudian yang kedua

keinginan setelah tertarik melihat sebuah produk timbul rasa ingin memliki

produk tersebut dan yang ke tiga keyakinan saat keinginan dalam diri konsumen

telah muncul maka selanjutnya konsumen akan meyakinkan diri untuk berbelanja

sehingga timbullah minat beli terhadap sebuah produk yang di amati sebelumnya.

Hal ini dapat terjadi tergantung bagaiaman kemampuan kognitif setiap konsumen
3

memperoses sebuah informasi yang di peroleh dari lingkungan melalui panca

indra yang di miliki, dimana salah satu kemampuan kognitif tersebut adalah

persepsi.

Pemahaman mengenai persepsi dengan proses yang terkait begitu penting

bagi pemasar dengan upaya membentuk persepsi yang tepat. Paersepsi yang

terbentuk dengan tepat pada konsumen membuat kesan yang dimiliki juga

penilaianya akan menjadi tepat. Dapat di ketahui bahwa Persepsi konsumen

memilik empat indikator, yang pertama adalah kualitas produk dimana kulitas

produk yang di berikan apakah sudah sesuai dengan pesanan dan ekspektasi

konsumen, yang kedua kepuasan pelayanan yang di berikan kepada konsumen

yang membuat perasaan senang dan nyaman untuk melakukan kegiatan berbelanja

di tempat tersebut. Ketiga yaitu harga yang di berikan sesuai dan tepat sasaran

terhadap produk yang di tawarkan, dimana persaingan saat ini begitu ketat

perbedaan atau selisih harga pada produk yang sama sangatlah berpengaruh

terhadap setiap konsumen. Dan yang keempat adalah merek saat produk memiliki

sebuah merek konsumen akan lebih mudah mengenal dan mengetahui seperti apa

produk yang akan di beli, karena melekatnya sebuah merek terhadap produk akan

membangun pemahaman yang lebih positif pada konsumen dan membuat produk

tersebut memiliki nilai tambah dengan adanya sebuah merek dalam suatu produk.

Persepsi yang baik terhadap sebuah produk dari pengalaman setiap individu

akan membuat meningkatnya peminat terhadap produk tersebut dan terjadinya

pembelian secara berulang-ulang. Terdapat dua macam bentuk persepsi yaitu

persepsi yang bersifat positif ialah persepsi atau pandangan tentang suatu obyek
4

dan menuju pada suatu keadaan dimana subyek yang mempersepsikan tersebut

cenderung menerima obyek yang ditangkapnya karena merasa sesuai dengan

pribadinya. Dan persepsi yang bersikap negatif ialah persepsi atau pandangan

tentang suatu obyek yang menunjukkan pada keadaan dimana subyek yang

mempersepsikan tersebut cenderung menolak atas obyek yang ditangkapnya

karena tidak sesuai dengan pribadinya (Rare & Surdin, 2017).

Persepsi konsumen terhadap perusahaan memegang peran yang semakin

penting di era bisnis digital saat ini karena konsumen dapat dengan mudah

melakukan publikasi atas pengalaman negatif konsumen dengan tenaga penjual

melalui media digital seperti sosial media. Ketika konsumen berinteraksi dengan

tenaga penjual maka identitas sosial yang dibawa oleh tenaga penjual adalah

identitas organisasi sehingga ketika konsumen mengalami ketidakpuasan terhadap

layanan tenaga penjual, persepsi negatif yang timbul adalah persepsi negatif

terhadap nama perusahaan (Naibaho 2020).

Era new normal saat ini perkembangan dunia digital terbilang cukup pesat.

Banyak startup-startup Indonesia mulai bermunculan menawarkan segala macam

inovasi yang memudahkan kita dalam menjalani aktivitas. Mulai dari ojek online,

pesan antar makanan, travel, hingga perusahaan e-commerce juga turut

meramaikan perekonomian digital di Indonesia. Perkembangan tersebut sudah

mulai terlihat pada sebuah hasil laporan dari Temasek, Google, dan Bain &

Company menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada akhir

tahun 2019 menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan menyentuh angka

USD 40 miliar atau mencapai Rp566,28 triliun (Tower 2020).


5

Sumber: Metrotvnews

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Digital Di Negara Asia

Perolehan tersebut membuat Indonesia menjadi negara sebagai kontributor

terpesat sekaligus terbesar dalam perkembangan ekonomi digital atau ekonomi

yang berbasis internet di Asia Tenggara. Begitu banyak perusahaan digital di

indonesia yang sekarang sangat berguna dan membantu kelancaran aktifitas di era

new normal saat ini salah satu nya adalah perusahaan grab yang kini sangat di

kenal oleh konsumen.

Aplikasi grab merupakan salah satu platform layanan on demand yang

bermarkas di Singapura. Berawal dari layanan transportasi, perusahaan tersebut

kini telah mempunyai layanan lain seperti pengantaran makanan dan pembayaran

yang bisa diakses lewat aplikasi mobile. Di Indonesia, Grab melayani pemesanan

kendaraan seperti ojek (grabbike), mobil (grabcar), taksi (grabtaksi), kurir

(grabexpress), pesan-antar makanan (grabfood), dan carpooling (grabhitch car).

Saat ini Grab tersedia di 125 kota di seluruh Indonesia, mulai dari Banda Aceh -

Aceh hingga Jayapura - Papua (Grab 2018). Grabfood merupakan salah satu

layanan yang memiliki pencapaian dengan begitu baik dimana grabfood telah
6

memperluas layanannya dari 13 kota pada Januari 2018 menjadi 178 kota, Grab

food juga terus memperluas kerja samanya dengan merek-merek makanan dan

minuman terkemuka lokal guna menyediakan lebih banyak pilihan makanan yang

dapat memuaskan selera konsumen yang berbeda-beda. Saat ini, Grab food

memiliki jangkauan terluas di Asia Tenggara dan telah menjadi satu-satunya

perusahaan dengan layanan pesan-antar makanan yang tersedia di enam negara

besar di Asia Tenggara (Grab 2019).

Fenomena virus covid-19 saat ini membuat perushaan digital seperti grab

food semakin berkembang dan di sukai banyak orang. Menurut laporan “tinjauan

big data terhadap dampak covid-19 2020” penjualan online pada masa pandemi

ini semakin melonjak tajam bila dibandingkan dengan penjualan di bulan januari

2020. Pada bulan maret 2020, penjualan online melonjak 320% dari total

penjualan online awal tahun. Lonjakan semakin tajam terjadi, penjualan online

April 2020 tercatat meningkat 480% dari januari 2020. Terperinci pada bulan

maret 2020 penjualan tertinggi ada pada makanan dan minuman, yaitu meningkat

570% dari penjualan di januari 2020. Sementara pada bulan April 2020, penjualan

tertinggi masih juga dipegang makanan dan minuman yang melonjak tajam

1070% dari penjualan di bulan januari 2020. (sumber: Badan Pustaka Statistic,

2020).

Setiap penjualan produk online akan ada saja yang suka, tidak suka atau

bahkan takut untuk berbelanja online. Hal tersebut tergantung bagaiman persepsi

yang dimiliki dari setiap individu. Belanja online merupakan hal yang sangat

menyenangkan di era teknologi saat ini tetapi juga akan menjadi hal yang
7

menakutkan karena sebuah virus dangan sangat mudah berpindah dari seseorang

ke orang lain dan benda-benda yang ada di sekitarnya termasuk produk online

yang akan di konsumsi oleh konsumen. Banyak hal yang akan mempengaruhi

minat beli pada konsumen atas persepsi yang di miliki, dimana persepsi terbentuk

melalui berbagai macam jenis rangsangan dan stimuli yang di terima pada sebuah

objek atau produk.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan sebelumnya, menghasilkan

informasi hasil temuan yang berbeda shingga masih terdapat gap. Menurut

(Hidayat 2020) dalam penelitiannya “analisis persepsi konsumen terhadap

pembelian makanan secara online saat pandemi covid – 19 (kasus fitur go-food)”

hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa secara parsial (uji t) bahwa

variabel kualitas pelayanan pemesanan, variabel kemudahan penggunaan aplikasi,

variabel harga pemesanan dan variabel sikap pengguna konsumen berpengaruh

positif dan signifikan terhadap persepsi konsumen terhadap pembelian makanan

secara online saat pandemi covid-19 (kasus fitur go-food). Berdasarkan uji

simultan (uji f) kualitas pelayanan pemesanan, kemudahan pengguna aplikasi,

harga pemesanan dan sikap pengguna konsumen berpengaruh signifikan terhadap

persepsi konsumen terhadap pembelian makanan secara online saat pandemi

covid-19 (kasus fitur go-food). Dan besaran nilai variabel kualitas pelayanan

pemesanan, kemudahan pengguna aplikasi, harga pemesanan dan sikap pengguna

konsumen sebesar 22,5 % berpengaruh terhadap persepsi konsumen terhadap

pembelian makanan secara online saat pandemi covid-19 (kasus fitur go-food).
8

Sedangkan Menurut (Anwar and Haryati 2020) dalam penelitiannya “analisis

persepsi konsumen pada pemasaran di media online consumer perception analysis

of marketing on media online” berdasarkan uji one sample t test menunjukan

bahwa nilai t hitung sebesar 50,283. Jika di bandingkan antara nilai thitung

dengan ttabel, maka thitung lebih besar dari ttabel (50,283>1,677), dan nilai Sig <

0,05 (0,000<0,05) yang artinya bahwa persepsi konsumen pada pemasaran di

media online lebih dari 70% dari yang diharapkan (baik) dapat diterima.

Berbeda juga dengan (Hudaya, Fakhrurroja, and Alamsyah 2019) “analisis

persepsi konsumen terhadap brand go-jek pada media sosial twitter menggunakan

metode sentiment analysis dan topic modelling”. Hasil yang diperoleh

menunjukkan sentimen konsumen terhadap brand go-jek berdasarkan media sosial

twitter memiliki nilai emosi negatif atau sentimen negatif sebesar 40%. Yang

terdiri dari 20% emosi disgust dan 20% emosi fear. 40% total emosi atau sentimen

negatif tersebut didapatkan dari pengalaman kurang menyenangkan konsumen

penggunan layanan go-jek yang mengutarakan pengalaman mereka pada media

sosial twitter dan mengaitkan pengalaman yang mereka rasakan kepada akun

resmi twitter go-jek sebagai penyampaian keluh kesah yang dirasakan. Sedangkan

untuk nilai emosi positif atau sentimen positif sebesar 60% yang didapatkan dari

emosi surprise. 60% total emosi atau sentimen positif tersebut didapatkan dari

pengalaman yang memberi kesan baik dan tak terlupakan bagi konsumen.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lanjutann tentang bagaimanakah persepsi konsumen

terhadap minat beli online di saat era yang berbeda yaitu era new normal covid 19.
9

Sehingga saya mengambil judul yaitu “Analisis Persepsi Konsumen Terhadap

Minat Beli Online Era New Normal Covid 19 (Studi Kasus Pada Pengguna Aplikasi

Grab Food Di Kota Palopo)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka selanjutnya peneliti mengajukan

rumusan masalah, apakah persepsi konsumen berpengaruh besar terhadap minat beli

online pada aplikasi grabfood di era new normal covid 19 kota palopo ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah persepsi

konsumen berpengaruh besar terhadap minat beli online pada aplikasi grabfood di

era new normal covid 19 kota palopo.

1.4 Mnafaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan tentang perkembangan teknologi berbelanja

online khususnya pada aplikasi, dan mengetahui seberapa besar respon

masayarakat dalam menanggapi perkembangan teknologi pada masa atau era new

normal covid 19 saat ini, sehingga dapat menjadi tambahan wawasan bagi

pembacanya.
10

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi penulis:

Manfaat praktis yang di harapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian

yang di peroleh dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang seberapa besar persepsi

konsumen mempengaruhi minat beli online di era new normal covid 19.

1.4.2.1 Bagi peneliti berikutnya:

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan pertimbanagan atau di

kembangkan lebih lanjut lagi, serta di jadikan referensi bagi penelitian yang sejenis.

1.4.2.2 Manfaat Kebijakan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran keadaan

belanja online era new normal covid 19 agar pembaca dapat lebih baik lagi dalam

melakukan kegiatan berbelanja online khususnya pada produk makanan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Persepsi Konsumen

Persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk

menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya terhadap obyek (Gibson, dkk 1989).

Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti

terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan

arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu

melihat situasi seringkali lebih penting dari pada situasi itu sendiri. Karena

Persepsi adalah suatu aspek psikologis yang utama untuk setiap individu dalam

merespon datangnya berbagai aspek dan gejala yang ada di sekitarnya.

Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap individu

dalam pemilihan, pengorganisasian, penginterprestasian dan penafsiran masukan-

masukan informasi dan sensasi yang diterima melalui penglihatan, pendengaran,

penciuman, sentuhan, perasaan dan penghayatan sehingga menghasilkan suatu

gambaran yang bermakna tentang dunia (Riadi, 2020). Persepsi bukan sekedar

bergantung terhadap rangsangan pada bentuk fisik, tetapi juga tergantung dalam

rangsangan yang ada di sekitarnya dan kondisi yang ada pada seseorang.

Walgito dalam Candra (2017, hlm. 82) “persepsi adalah suatu proses

interpretasi dan pengorganisasian kesan-kesan sensorik (panca indra) berdasar

respon terhadap lingkungan yang memiliki makna (arti)”. Proses ini dilakukan

melalui inderanya, yaitu indera pendengar, penglihat, perasa, peraba dan pencium.

11
12

Kunci untuk memahami persepsi yaitu ada pada pengenalan yang merupakan

suatu pandangan terhadap keadaan dan situasi di sekitarnya. Menurut Walgito

(2010) dalam Candra, et al. (2017), syarat individu dalam melakukan persepsi,

adalah sebagai berikut:

a. Adanya objek, objek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus

atau rangsangan yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang

dari dalam dan luar individu yang langsung mengenai saraf penerima yang

bekerja sebegai reseptor. Sebagaian besar stimulus datang dari luar individu.

Adanya alat Indra, Saraf, dan Susunan Saraf Pusat.

b. Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping

itu, harus ada saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

diterima reseptor ke susunan saraf pusat, yaitu otak sebagai pusat kesadaran

untuk mengadakan respons dibutuhkan saraf motoris.

c. Adanya perhatian, perhatian merupakan langkah awal atau yang disebut

sebagai persiapan untuk mengadakan persepsi. Perhatian konsumen terhadap

produk adalah fokus utama yang dilaksanakan. Tanpa perhatian persepsi tidak

akan terjadi. Perhatian mengarahkan individu untuk mengamati sesuatu yang

dipersepsi.

2.1.1.1 Proses terjadinya persepsi

Terdapat beberapa proses dalam persepsi yang dapat digunakan sebagai

bukti bahwa sifat persepsi itu merupakan hal yang komplek dan interaktif.

Adapun proses-proses terjadinya persepsi adalah sebagai berikut (Riadi, 2020):


13

a. Stimulus atau situasi yang hadir. Awal terjadinya persepsi diawali ketika

seseorang dihadapkan dengan suatu situasi atau stimulasi. Situasi yang

dihadapi itu mungkin bisa berupa stimulasi penginderaan dekat dan langsung

atau berupa bentuk lingkungan sosiokultur dan fisik yang menyeluruh.

b. Registrasi. Proses selanjutnya adalah registrasi, dalam masa ini suatu gejala

yang nampak ialah mekanismen fisik yang berupa penginderaan dan syaraf

seseorang mempengaruhi persepsi.

c. Interprestasi. Proses ini merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang

amat penting. Proses interpretasi ini tergantung pada cara pendalaman

(learning), motivasi, dan kepribadian seseorang. Pendalaman, motivasi dan

kepribadian seseorang akan berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu,

interpretasi terhadap suatu informasi yang sama, akan berbeda antara satu

orang dengan orang lain.

d. Umpan balik (feedback). Proses ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang.

Sebagai contoh, seseorang karyawan yang melaporkan hasil kerjanya kepada

atasannya, kemudian mendapat umpan balik dengan melihat raut muka

atasannya.

2.1.1.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi

Persepsi individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus

yang diterimanya. Sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individunya,

jadi stimulus merupakan faktor yang berperan dalam persepsi. Ada beberapa

faktor yang berperan dalam persepsi (Setiawan 2020):


14

a. Objek yang dipersepsi, objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera

atau reseptor. Stimulus terbesar datang dari luar individu, namun ada juga yang

datang dari dalam individu, yang langsung mengenai saraf penerima sebagai

reseptor.

b. Alat indera, saraf dan pusat susunan saraf, saraf sensoris harus ada unutk

melanjutkan stimulus yang diterima alat indera ke otak dan dilanjutkan saraf

motoris yang menghasilkan respon.

c. Perhatian, untuk menyadari dan mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam

rangka atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada

sesuatu atau sekumpulan objek.

Disamping itu ada faktor lain yang dapat mempengaruhi proses persepsi

antara lain:

a. Faktor internal

Individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan

persepsi. Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi

datang dari dua sumber yaitu berhubungan dengan segi kejasmanian dan segi

psikologis.

Bila sistem fisiologis terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi

seseorang. Sedangkan segi psikologis yaitu antara lain mengenai pengalaman,

perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan motivasi akan berpengaruh

pada seseorang dalam mengadakan persepsi.


15

b. Faktor eksternal

Adapun untuk faktor eksternal diantaranya yaitu:

1) Stimulus, agar stimulus dapat dipersepsikan maka stimulus harus cukup

kuat. Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi, stimulus

yang kurang jelas akan berpengaruh dalam ketepatan persepsi. Bila stimulus

berwujud benda bukan manusia, maka ketepatan persepsi lebih terletak pada

individu yang mengadakan persepsi, karena benda yang dipersepsi tersebut

tidak ada usaha untuk mempengaruhi yang mempersepsi.

2) Lingkungan atau situasi, lingkungan atau situasi khususnya yang

melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi bila obyek

persepsi ialah manusia. Obyek dan lingkungan yang melatarbelakangi obyek

merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan, obyek yang sama dengan situasi

sosial yang berbeda dapat menghasilkan persepsi yang berbeda.

2.1.2 Minat Beli

Menurut Herdioko (2017) dalam (Çelik et al. 2018) minat adalah sesuatu

yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap

suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan

serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Menurut Alkatiri, Tumbel Dan Roring at.el (2017) minat beli konsumen adalah

sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihat, dari

situlah timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya

timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya.


16

Minat beli adalah bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap

mengkonsumsi. Minat beli merupakan tahapan dimana konsumen membentuk

pilihannya diantara beberapa merek yang tergabung kedalam perangkat pilihan,

dan pada akhirnya konsumen melakukan pilihan pada satu alternatif yang paling

disukai atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli barang atau jasa

berdasarkan dari berbagai pertimbangan (Pahlevi, 2019). Minat beli yaitu

diperoleh dari proses belajar juga proses berfikir yang akan dapat mengahasilkan

sebuah persepsi. Selain itu minat beli juga dapat menghasilkan motivasi yang

terus terekam di dalam pikiran sehingga pada akhirnya konsumen harus

memenuhi kebutuhan dan mengaktualisasikan apa yang ada didalam pikirannya.

2.1.2.1 Aspek-aspek minat beli

Minat beli adalah tahap terakhir dari suatu proses keputusan pembelian

yang kompleks. Proses ini dimulai dari munculnya kebutuhan akan suatu produk

atau merek (need arousal), kemudian pemrosesan informasi oleh konsumen

(consumer information processing), selanjutnya konsumen akan mengevaluasi

produk atau merek tersebut. Hasil evaluasi ini yang akhirnya memunculkan niat

atau intensi untuk membeli sebelum akhirnya konsumen benar-benar melakukan

pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) dalam (Muchlisin Riadi 2018),

terdapat beberapa aspek minat beli pada konsumen, yaitu:

a. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk. Konsumen yang terangsang

kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

Terdapat dua level rangsangan atau stimulan kebutuhan konsumen, yaitu level

pencarian informasi yang lebih ringan atau penguatan perhatian dan level aktif
17

mencari informasi yaitu dengan mencari bahan bacaan, bertanya pada teman,

atau mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.

b. Mempertimbangkan untuk membeli. Melalui pengumpulan informasi,

konsumen mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur merek tersebut.

Melakukan evaluasi terhadap pilihan-pilihan dan mulai mempertimbangkan

untuk membeli produk.

c. Tertarik untuk mencoba. Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan,

mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur merek tersebut, konsumen

akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk dan melakukan evaluasi

terhadap produk-produk tersebut. Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang

berorientasi kognitif. Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu

produk secara sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan

untuk mencoba.

d. Ingin mengetahui produk. Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu

produk, konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.

Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan

untuk memuaskan kebutuhan.

e. Ingin memiliki produk. Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada

atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya konsumen

akan mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui

evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki produk yang

disukai.
18

2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi minat beli

Menurut Kotler dan Susanto (2001) dalam (Pahlevi, 2019), minat beli

merupakan bagian dari perilaku membeli sehingga faktor-faktor yang

mempengaruhi minat beli yaitu:

a. Faktor-faktor kebudayaan

Minat beli dapat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan yang dapat terbagi

menjadi:

1) Budaya: Budaya merupakan faktor penentu yang dapat mempengaruhi

keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Bila makhluk yang

lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri maka perilaku

manusia sebagian besar dapat dipelajari.

2) Sub budaya: Sub budaya memiliki kelompok sub budaya yang lebih kecil

yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas bagi perilaku

anggotanya. Setidaknya terdapat empat jenis sub budaya yaitu kelompok

kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

3) Kelas sosial: Kelas sosial adalah kelompok didalam masyarakat dimana

setiap kelompok memiliki kecenderungan memiliki nilai, minat dan tingkah

laku yang sama.

b. Faktor-faktor Sosial

Minat beli dapat dipengaruhi oleh faktor sosial yang terbagi atas beberapa

bagian yaitu:

1) Kelompok referensi: Kelompok referensi adalah kelompok yang dapat

memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung kepada sikap


19

dan perilaku seseorang. Pada umumnya kelompok ini sering di sebut dengan

kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan

pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok

ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga,

teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung

dan terus menerus dalam keadaan yang informal.

2) Keluarga: Keluarga merupakan anggota keluarga yang bisa memberikan

pengaruh yang kuat kepada perilaku pembeli. Pada sebuah organisasi

pembelian konsumen atau keluarga dapat di bedakan menjadi 2 (dua) yaitu

keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientas. Jenis keluarga yang

pertama dapat terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang

bisa mengarahkan orientasi beragama, berpolitik dan ekonomi serta ambisi

pribadi, harga diri dan cinta. Kedua adalah keluarga yang terdiri dari

pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa

dikenal dengan keluarga prokreasi.

3) Peranan dan status: Peranan dan status adalah kedudukan seseorang dalam

setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status.

Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan

umum oleh masyarakatnya meliputi kelompok acuan, keluarga serta peran

dan status. Peran dan status seseorang di dalam masyarakat dapat

mempengaruhi perilaku pembelian. Dengan semakin tinggi peranan

seseorang didalam organisasi maka semakin tinggi status seseoramg


20

tersebut didalam organisasi dan secara langsung bisa mengakibatkan

terhadap perilaku pembeliannya.

c. Faktor-faktor pribadi

Berikut adalah faktor pribadi yang dapat mempengaruhi minat beli :

1) Usia dan tahap daur hidup: Merupakan pembelian seseorang terhadap

barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Begitu juga halnya

dengan selera seseorang sangat terkait dengan usianya.

2) Pekerjaan: Adanya kelompok-kelompok pekerjaan ini maka sebuah

perusahaan bisa memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok

pekerjaan tertentu.

3) Keadaan ekonomi: Seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang

dapat berpengaruh terhadap pilihan produk. Secara umumnya, pemilihan

produk dilakukan berdasarkan keadaan ekonomi seseorang seperti besaran

penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, hutang dan sikap terhadap

belanja atau menabung.

4) Gaya hidup: Gaya hidup merupakan sebuah pola hidup individu yang

terlihat pada kegiatan, minat serta opininya yang terbentuk dari kelas sosial

dan pekerjaan. Walaupun demikian, kelas sosial dan pekerjaan yang sama

tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini

sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang

mengarahkan merek kepada gaya hidup seseorang.

5) Kepribadian dan konsep diri: Faktor minat beli ini merupakan kepribadian

merupakan ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan


21

konsep diri lebih kearah citra diri. Setiap orang akan memiliki berbagai

karateristik kepribadian yang bebeda yang bisa mempengaruhi kegiatan-

kegiatannya dalam pembelian. Kepribadian ini dapat dikatakan sebagai ciri

khas bawaan psikologis manusia yang berbeda sehingga melahirkan

tanggapan yang konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan

lingkungannya. Pada umumnya, kepribadian ini dilukiskan dengan memakai

ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi,

pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi.

d. Faktor-faktor psikologis

Bila dilihat dari faktor psikologis maka minat beli dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu:

1) Motivasi, yaitu suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk

mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan

itu.

2) Persepsi, yaitu proses individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan

masukan informasi dari panca indera untuk menciptakan suatu gambaran

yang berarti mengenai dunia.

Persepsi juga merupakan interpretasi dari sensasi dan proses pemilihan

informasi akan hal-hal tertentu yang berarti bagi konsumen.

2.1.3 Grab Food

Salah satu transportasi online yang ada di Indonesia adalah grab, grab

sendiri muncul di Indonesia pada awal tahun 2014 (Cahyu, 2019). Sebelum

adanya grab sudah ada aplikasi transportasi online lain di Indonesia. (Mugnifar
22

2020) Grab adalah salah satu perusahaan transportasi online terbesar di Indonesia.

Layanan pemakaman juga terus tumbuh dari waktu ke waktu. Saat ini konsumen

dapat menggunakan grabcar, grab taxi, grabbike, grabshare, grabexpress,

grabfood dan grabhitch. Sistem pembayaran grabpay juga memudahkan

konsumen untuk menggunakan berbagai layanan yang ada. Banyak orang menjadi

pengendara karena ekonomi sepeda, mobil, dan makanan sangat menjanjikan.

Memang, kehadiran grab di Indonesia sangat menguntungkan pengemudi dan

konsumen.

Grab food adalah layanan yang di berikan perusahaan grab unutuk memnuhi

kebutuhan masyarakat dilengkapi kemudahan dan ke amanan pemesanan, grab

food telah memperkenalkan tas grab food bagi mitra pengemudi, yang dilengkapi

lapisan luar anti air dan lapisan dalam termal untuk menjaga suhu makanan.

(SWA, 2019). Melihat beragam value yang ditawarkan oleh layanan grab food,

memberikan banyak pertimbangan bagi para konsumen dalam pengambilan

keputusan untuk menggunakan aplikasinya (Abderahman 2020).

Grab food juga adalah salah satu layanan pesan antar makanan milik

perusahaan transportasi berbasis online asal Singapura, grab. Dengan grab food,

konsumen dapat dengan bebas memesan makanan yang diinginkan hanya melalui

ponsel pintar, tidak perlu berjalan jauh ke warung makan yang diinginkan.

Sementara itu, untuk penjual atau pemilik usaha, sudah dapat menjual dan

mengatur pengantaran makanan hanya dengan aplikasi. Tugas antar mengantar

akan dilakukan oleh drive mitra dari grab. Sistem baru di dunia jual beli ini

menimbulkan banyak minat para pegusaha, khususnya pemilik rumah makan,


23

untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cara daftar grab food secara online.

Karena sekalinya bergabung dengan Grab food, mereka juga bakal mendapatkan

banyak keuntungan (Budi 2020).

2.1.4 New Normal Covid 19

Covid 19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute

respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Covid 19 dapat

menyebabkan gangguan system pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti

flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia (Pane 2020). Dan menurut

(Palallo 2020) new normal merupakan perubahan perilaku untuk tetap

menjalankan aktivitas normal, tetapi ditambah dengan penerapan protokol

kesehatan guna mencegah terjadinya penularan covid 19. Prinsip new normal

adalah bisa menyesuaikan dengan pola hidup. Dalam konsep new normal,

aktivitas hidup akan dikembalikan pada kondisi sebelum terjadinya covid 19

dimana masyarakat dituntut untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dan harus

menerapkan protokol pencegahan penularan virus di setiap kegiatan yang

melibatkan banyak orang.

Meskipun pandemi covid 19 belum berakhir namun kita dituntut harus bisa

beradaptasi di era new normal ini, dengan tetap menjaga kesehatan tubuh dan

mental ditengah pandemi covid 19 ini. Dengan demikian, saat ini sudah banyak

aktivitas yang hampir sepenuhnya berjalan seperti biasa. Namun tetap saja ada

tantangan yang harus dihadapi salah satunya yaitu tetap menerapkan pola hidup

sehat. Dan juga Masyarakat dituntut untuk mengubah kebiasaan lama dengan
24

kebiasaan baru dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat, hal ini diharap

kan bisa memutus mata rantai penularan virus (Nadiarta 2021).

Ketua tim pakar gugus tugas percepatan Penanganan covid 19 Wiku

Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap

menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol

kesehatan guna mencegah terjadinya penularan covid 19. Penanganan covid 19

Achmad Yurianto menegaskan bahwa masyarakat harus memahami bahwa new

normal bukan berarti situasi sudah kembali normal. Namun, new normal

merupakan fase di mana kita harus mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan

baru untuk menciptakan situasi aman di tengah pandemi.

Beraktivitas secara produktif dengan mengikuti protokol kesehatan menjadi

pilihan yang wajib dilakukan tanpa tawar menawar. Peran masyarakat dalam

memutus mata rantai penularan covid 19 (resiko penularan dan menularkan) harus

di lakukan dengan mnggunakan protokol kesehatan secara umum yaitu (Arif

2020):

a. Perlindungan kesehatan Individu

Penularan covid 19 terjadi melalui manusia dengan masuknya virus corona

ke dalam tubuh melalui hidung, mulut dan mata. Prinsip pencegahan penularan

covid 19 pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui

ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa tindakan, seperti:

1) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang dipakai menutup

hidung hingga dagu.


25

2) Membersihkan tangan secara teratur dengan mencuci tanggan menggunakan

sabun dan air mengalir atau dengan menggunakan handsanitizer/alcohol.

3) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindarin

droplet dari orang yang bicara, batuk dan bersin.

4) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat dan

bersih seperti mengkonsumsi gizi seimbang, melakukan aktifitas fisik

minimal 30 menit dalam satu hari, istirahat yang cukup (minimal 7 jam ),

serta menghindari faktor resiko penyakit.

b. Perlindungan kesehatan masyarakat

Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan tindakan yang harus

dilakukan oleh semua komponen yang ada dimasyarkat guna mencegah dan

mengendalikan penularan virus corona 2019. Potensi yang banyak terjadi

penularan disebabkan oleh adanya pergerakan, kerumunan, atau interaksi orang

yang dapat menimbulkan kontak fisik. Dalam perlindungan kesehatan masyarakat

peran pengelola, penyelenggara dan penanggung jawab tempat dan fasilitas umum

sangat penting untuk menerapkan protap sebagai berikut:

1) Unsur pencegahan (preven)

• Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosisalisasi,

edukasi dan penggunaan diberbagai media informasi.

• Kegiatan perlindungan (protect) menyediakan tempat cuci tangan yang

mengalir dan sabun cuci tangan dan menyediakan handsanitizer

2) Unsur penemuan kasus (detect)


26

• Fasilitan deteksi ini untuk mencegah atau mengantisipasi penyebaran

Covid-19 secara luas.

• Melakukan pemantauan kondisi kesehatan secara berkala.

3) Unsur penangan secara tepat dan efektif

2.2 Telaah Pustaka

Hasil penyusuran selama ini, di temukan beberapa karya tulis ilmiah dalam

bentuk skripsi maupun jurnal yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis.

Berikut adalah karya ilmiyah terdahulu yang terkait dengan penelitian penulis:

Penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam melakukan penelitian ini

seperti penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Tengku Putri Lindung Bulan, Riny

Chandra, dan Suri Amilia (2020), variabel yang di gunakan yaitu persepsi konsumen,

kualitas layanan dan minat beli. Hasilnya menunjukkan bahwa di peroleh sebesar

43,8% yang menunjukkan kemampuan variabel persepsi konsumen dan kualitas

layanan dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada minat beli sebesar 43,8%,

sedangkan sisanya sebesar 56,2% di pengaruhi faktor-faktor lain di luar penelitian ini.

Penelitian yang di lakukan Rival Ali Anhar dan Intisari Haryati (2020) yang

meneliti tentang analisis persepsi konsumen pada pemasaran di media online.

Dengan bantuan program spss peneliti mampu menemukan bahwa thitung nya

sebesar 50,282 dan ttabel sebesar 1,667, jika di bandingkan antara nilai thitung

dengan ttabel, maka thitung lebih besar dari ttabel (50,283>1,677), dan nilai Sig <

0,05 (0,000<0,05) artinya signifikan sehingga sesuai ketentuan maka jatuh pada

daerah penerimaan Ha yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga

disimpulkan pada hipotesis bahwa yang diterima adalah hipotesis alternatif (Ha)
27

yang menyatakan bahwa persepsi konsumen pada pemasaran dimedia online lebih

dari 70% dari yang diharapkan (Baik) dapat diterima.

Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Taufik Hidayat (2020) mengemukakan

tentang analisis persepsi konsumen terhadap pembelian makanan secara online

saat pandemi covid 19. Hasil analisis dengan uji simultan diperoleh bahwa

variabel kualitas pelayanan pemesanan, kemudahaan penggunaan aplikasi, harga

pemesanan, sikap pengguna konsumen berpengaruh signifikan terhadap persepsi

konsumen pada pembelian makanan secara online saat pandemi covid 19 (kasus

fitur go-food). Dan rata-rata pembobotan jawaban responden, diperoleh bahwa

faktor yang dominan mempengaruhi persepsi konsumen pada pembelian makanan

secara online saat pandemi covid 19 (kasus fitur go-food) adalah faktor

kemudahan penggunaan aplikasi.

Kemudian menurut penelitian Dita Wahyu Ningtyas T, Emi Widiyanti dan

Bekti Wahyu Utami (2017) yang meneliti perihal korelasi faktor pembentuk

persepsi dengan persepsi konsumen terhadap media pemasaran online. Hasil uji

analisis hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi

masyarakat terhadap goodplant.co.id adalah tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat umur responden dengan persepsi konsumen terhadap

goodplant.co.id sebagai media pemasaran online. Terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan pengalaman

belanja online responden dengan persepsi konsumen terhadap goodplant.co.id

sebagai media pemasaran online.


28

Sementara itu Cindy Septiani Hudaya, Hanif Fakhrurroja, dan Andry

Alamsyah (2019) juga melakukan penelitian tentang persepsi konsumen terhadap

brand go-jek pada media sosial twitter. Penelitian ini menggabungkan ilmu

manajemen dan ilmu big data dalam proses pengerjaannya, analisis dengan

metode big data yaitu sentiment analysis dantopic modelling. Dimana hasil yang

diperoleh pada penelitian ini menunjukkan secara keseluruhan dapat dikatakan

bahwa sentimen dan topik yang dibahas konsumen berkaitan dengan brand Go-

Jek termasuk pada brand perception positif walaupun ada beberapa sentimen

negatif namun lebih mendominasi sentimen yang positif. Di buktikan dengan

sentimen negatif sebesar 40%. Yang terdiri dari 20% emosi disgust dan 20%

emosi fear Sedangkan untuk nilai emosi positif atau sentimen positif sebesar 60%

yang didapatkan dari emosi surprise.

Terakhir penelitian yang di jadikan rujukan merupakan penelitian Ahmad

Fajar Sayful Khamid (2019) yang menliti analisis pengaruh produk halal dan

kualitas layanan terhadap minat beli makanan dan minuman dengan gaya hidup

sebagai variabel moderating. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk

halal pada pengolahan data responen gofood menunjukkan bahwa produk halal

berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap minat beli. Sedangkan pada

pengolahan data responden grabfood menunjukan adanya pengaruh postif.

Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli makanan pada layanan

gofood dan grabfood. Sementara itu gaya hidup mampu memoderasi pengaruh

produk halal dan kualitas pelayanan terhadap minat beli.


29

Dari bebrapa penelitian yang telah di uraikan di atas maka terdapat perbedaan

dengan penelitian yang akan di lakukan penulis. Penulis pada penelitian ini

mencoba untuk menggali lebih dalam dan mengetahui lebih jauh lagi tentang

persepsi konsumen terhadap minat beli produk makanan online di era new noemal

covid 19. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya anatara lain

variabel yang memiliki perbedaan, periode yang diambil sebagai waktu penelitian,

dan juga lokasi tempat di laksanakannya penelitian.

Adapun rangkuman beberapa penelitian terdahulu di sajikan juga dalam

bentuk tabel berikut ini untuk mempermudah dalam memahami dan

membandingkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut :

Tabel 2.2 Telaah Pustaka

No Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Analisis Persepsi Dengan menggunakan kualitas pelayanan

Konsumen Terhadap Simple Random pemesanan, kemudahaan

Pembelian Makanan Sampling, dengan penggunaan aplikasi,

Secara Online Saat metode Isac Michael dan harga pemesanan, sikap

Pandemi Covid – 19 ukuran populasi tak pengguna konsumen

(Kasus Fitur Go- hingga (∞) dengan berpengaruh signifikan

Food). tingkat signifikasi 5% terhadap persepsi

Taufik Hidayat maka jumlah subjek konsumen pada

(2020) yang diteliti terdiri dari pembelian makanan

349 orang masyarakat secara online saat

kota Medan. pandemi covid-19 (kasus


30

fitur go-food).

2 Analisis Persepsi Analisis yang di Emosi negatif atau

Konsumen Terhadap gunakan dengan metode sentimen negatif sebesar

Brand Go-Jek Pada big data yaitu sentiment 40%. Yang terdiri dari

Media Sosial Twitter analysis dantopic 20% emosi disgust dan

Menggunakan modeling dengan 20% emosi fear.

Metode Sentiment sampel adalah seluruh Sedangkan untuk nilai

Analysis Dan Topic konten twitter yang emosi positif atau

Modelling. Cindy digunakan pengguna sentimen positif sebesar

Septiani Hudaya, layanan Go-Jek yang 60% yang didapatkan

Hanif Fakhrurroja, berkaitan dengan Brand dari emosi surprise.

dan Andry Alamsyah Go-Jek.

(2019)

3 Analisis Persepsi Teknik sampling t hitung lebih besar dari t

Konsumen Pada purposive menggunakan tabel (50,283>1,677), dan

Pemasaran Di Media rumus unknown nilai Sig < 0,05

Online. Rival Ali population. Dengan (0,000<0,05) artinya

Anhar dan Intisari Sampel sebanyak 50 signifikan sehingga

Haryati (2020) orang pegawai Kantor Persepsi Konsumen Pada

Camat Asalkota Kota Pemasaran Dimedia

Bima. Online lebih dari 70%

dari yang diharapkan

(Baik).dapat diterima
31

4 Persepsi Konsumen, teknik pengambilan Persepsi konsumen dan

Kualitas Layanan Dan sampel yang ditentukan kualitas layanan secara

Minat Beli Pada Ritel dengan menggunakan simultan berpengaruh

Tradisional Dan teknik sampling signifikan terhadap minat

Modern. Tengku Putri kemudahan dengan beli artinya jika persepsi

Lindung Bulan, Riny Populasi yang di ambil konsumen dan kualitas

Chandra, dan Suri adalah ibu-ibu atau layanan semakin baik

Amilia (2020) pemudi yang pernah maka akan

berbelanja di ritel mempengaruhi minat

tradisional atau juga pembelian pada ritel

pernah berbelanja di ritel tersebut.

modern di Kecamatan

Langsa Baro yang

jumlahnya tidak

diketahui secara pasti

5 Korelasi Faktor metode deskriptif Terdapat hubungan yang

Pembentuk persepsi dengan menggunakan signifikan antara tingkat

Dengan Persepsi tekniksurvei Populasi pendidikan, jenis

Konsumen Terhadap dalam penelitian ini pekerjaan, pendapatan

Media Pemasaran adalah semua orang dan pengalaman belanja

Online yang pernah mengakses online responden dengan

(www.goodplant.co.i website, pernah persepsi konsumen

d). Dita Wahyu melakukan transaksi di terhadap goodplant.co.id


32

Ningtyas T, Emi websitegoodplant.co.id. sebagai media pemasaran

Widiyanti dan Bekti Pengambilan sampel online

Wahyu Utami (2017) dengan carajudgement

sampling

6 Analisis Pengaruh Teknik analisis yang penelitian ini

Produk Halal Dan digunakan adalah menunjukkan bahwa

Kualitas Layanan teknik analisis regresi produk halal pada

Terhadap Minat Beli linier berganda yang pengolahan data

Makanan Dan diolah menggunakan responen gofood

Minuman Dengan SPSS Versi 22, Jumlah menunjukkan bahwa

Gaya Hidup Sebagai sampel yang digunakan produk halal

Variabel Moderating dalam penelitian ini berpengaruh positif tapi

(Studi Kasus sebanyak 75 responden tidak signifikan terhadap

Pengguna Layanan gofood dan 75 minat beli. Sedangkan

Gofood Dan responden grabfood pada pengolahan data

Grabfood dengan teknik responden grabfood

Diindonesia). Ahmad purposive sampling. menunjukan adanya

Fajar Sayful Khamid pengaruh postif. Kualitas

(2019) pelayanan berpengaruh

terhadap minat beli

makanan pada layanan

gofood dan grabfood.

Sementara itu gaya


33

hidup mampu

memoderasi pengaruh

produk halal dan kualitas

pelayanan terhadap

minat beli.

Sumber : Data diatas tahun 2017-2020

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian dibuat dengan model sebagai berikut:

Indikator: Indikator:
1. Kualitas produk 1. Ketertarikan
(kotler&amstron (interest)
g, 2004:347) 2. Keinginan
2. Kualitas Persepsi (desire)
Minat
pelayanan konsumen 3. Keyakinan
3. Harga (Hussain Beli (Y)
(X) (conviction)
Umar, 2000:32) Sumber: Arifin
4. Merek Dan Sunarti
(Peter&Olson, (2016) dalam
2014:215) Celik et al., (2018)

Sumber: Farhat (2020)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual di atas dapat di jelaskan bahwa penelitian ini

memiliki dua variabel yaitu variabel bebas (Independent) dan variabel terikat

(Dependent). Dimana variabel bebas adalah persepsi konaumen (X) dan variabel

terikat adalah minat beli (Y).

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan diatas maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:


34

Ha : Diduga persepsi konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

beli online di era new normal covid 19.

Ho : Diduga persepsi konsumen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

minat beli online di era new normal covid 19.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Metode asosiatif merupakan metode yang bermaksud untuk

menjelaskan hubungan kausal dan pengaruh antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesis. Menurut sugiyono (2012:11) dalam (Egidiyus Nugroho Adi

2020), asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun

hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, metode asosiatif

digunakan untuk menjelaskan tentang pengaruh persepsi konsumen terhadap

minat beli online era new normal Kota Palopo. Dan menurut (Sugiyono 2017)

penelitian kuantitatif adalah Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Dan juga Peneliti menggunakan analisis statistik dengan SPSS Versi

22.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk para konsumen yang telah menggunakan

aplikasi grab food khususnya konsumen pada kota palopo. Penelitian ini akan

dilaksanakan mulai pada bulan Maret 2021.

35
36

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Hadari Nawawi, populasi terdiri dari objek yang terdiri dari hewan,

objek, orang, tanaman, peristiwa, gejala, tanaman dan hasil tes sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Peneliti

mengasumsikan bahwa populasi adalah area generalisasi yang mewakili properti

dari setiap objek dan jumlah tertentu untuk dipelajari atau diambil kesimpulannya.

istilah populasi adalah serangkaian benda (manusia, makhluk hidup lain, gejala,

benda atau peristiwa) yang memiliki sifat yang sama dan berada di tempat yang

sama (Ubay 2020). Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu masyarakat

kota palopo yang pernah menggunakan aplikasi grab food, yang jumlah nya tidak

diketahui secara pasti (Unknown Population).

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakteristik yang sama bersifat representatif dan menggambarkan populasi

sehingga dianggap dapat mewakili semua populasi yang diteliti (Riadi, 2020).

Menentukan sampel penelitian ketika jumlah populasi tidak dapat diketahui

secara pasti, maka cara menentukan sampelnya dengan menggunakan rumus

Unknown Population (Fredinand dalam Saripa, 2019).

𝑧2
𝑛=
4(𝜇)2

Ketrangan :

n = Jumlah sampel

z = Signifikansi, 5% maka Z= 1,96


37

µ = Margin Of erorr, sebesar 10% atau 0,1

Dari rumus diatas didapat hasil perhitungan sampel yaitu:

z2
n=
4((μ)2

1,962
𝑛=
4(0,1)2

n = 96,4 dibulatkan menjadi 96.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil minimal 96

responden. Untuk mengatasi kuisioner yang tidak terisi, sampel peneliti

ditentukan sejumlah 100 responden.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

teknik purposive sampling, dimana purposive sampling adalah salah satu teknik

sampling non random sampling sehingga peneliti menentukan pengambilan

sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan

penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian (Anwar

Hidayat 2017). Maka dari itu peneliti akan memilih sampel berdasarkan kriteria

atau kebutuhan dalam penelitian ini, berikut ini adalah kriteria sampel dalam

penelitian:

1. Sudah pernah menggunakan aplikasi grab food di kota palopo

2. Minimal usia adalah mulai dari 15 tahun ke atas.

3. Memiliki alat panca indra yang lengkap dan normal.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data

yang dapat dihitung atau diukur dengan angka, dalam hal ini data berupa tabulasi
38

jawaban responden pada kuisioner yang telah disebarkan (Anwar and Haryati 2020).

Sehingga dari hasil pengumpulan data tersebeut berupa kuesioner menghasilkan

angka yang akan di teliti atau di analisis oleh penulis.

Dalam penelitian ini penulis menggunkan dua sumber data yaitu primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dengan proses

pengambilan data di lapangan secara langsung pada objek penelitian, sehingga

data primer juga biasa di sebut sebagai data utama. Sedangkan data sekunder

adalah data yang di dapatkan dari berbagai informasi yang telah ada sebelumnya

dan dikumpulkan untuk digunakan sebagai pelengkap kebutuhan data penelitian,

pada umumnya data sekunder bisa didapatkan melalui buku, artikel, publikasi

pemerintah, maupun dari laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan dengan

informasi yang sedang dicari.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

3.5.1 kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berbentuk pertanyaan

tertulis untuk memperoleh informasi dari responden langsung, yang artinya

penyebaran tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan instrumen yang

sedang di teliti atau hal-hal yang ingin diketahui lainnya dari responden.

3.5.2 Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung

dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti menggunakan
39

panca indra. Peneliti di posisikan sebgai pengamat atau orang luar. Observasi

dapat bersifat partisipatoris, yaitu ketika penelti turut bergabung dan melakukan

aktivitas bersama objek pengamatannya.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi di dapat dari data-data sekunder, yang mana data sekunder

merupakan data yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2018) dokumentasi

adalah untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-

buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter, data yang relevan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan buku, penelitian terdahulu serta mencari berita ataupun informasi

terkait penelitian.

3.6 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah varibel

independen dan variabel dependen. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Sedangkan variabel dependen (terikat) adalah variabel yang di pengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variaebl bebas (independen)

dalam analisis ini adalah persepsi konsumen (X), dan variabel terikat (dependen) nya

adalah minat beli sebagai (Y).


40

Tabel 3.6 Definisi Operasoinal

No Variabel Definisi Oprasional Indikator


1 Persepsi Persepsi konsumen adalah 1. Kualitas produk
Konsumen tanggapan yang muncul (kotler&amstrong,
pada individu setelah 2004:347)
melalui proses bagaimana 2. Kualitas pelayanan
stimuli itu di seleksi, 3. Harga (Hussain Umar,
diorganisasikan, 2000:32)
diinterpretasikan, atau di 4. Merek (Peter&Olson,
terjemahkan oleh 2014:215)
konsumen. Sumber: Farhat (2020)

2 Minat Beli minat beli adalah perasaan 1. Ketertarikan (interest)


online era new yang timbul pada seseorang 2. Keinginan (desire)
normal setelah menerima 3. Keyakinan
rangsangan dari produk (conviction)
yang dilihatnya, dari hal Sumber: Arifin Dan Sunarti
tersebut timbul ketertarikan (2016) dalam Celik et al.,
untuk mencoba produk (2018)

tersebut hingga akhirnya


timbul keinginan untuk
membeli dan memiliki
produk tersebut. Minat beli
masyarakat kota palopo
terhadap produk online
mengalami peningkatan
yang di pengaruhi berbagai
faktor.
41

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan

penelitian terutama sebagai pengukuran dan pengumpulan data berupa angket,

seperangkat soal tes, lembar observasi, dan sebagainya. Pernyataan tersebut

senada dengan pengertian instrumen penelitian menurut Sugiyono (2018:102)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, Menurut

Sugiyono (2018:134) dalam skala likert merupakan metode pengukuran yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok

orang tentang fenomena sosial termasuk bidang bisnis. Penentuan skor semua

variabel yang diukur dengan skala likert dalam penelitian ini dengan tingkatan

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Skor Hasil Penelitian Kuesioner

No Notasi Keterangan Nilai


1 SS Sangat Setuju 5
2 S Setuju 4
3 N Netral 3
4 TS Tidak Setuju 2
5 STS Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2018:134)

3.7.1 Meningkatkan Skala Pengukuran dari Ordinal ke Interval

Data mentah yang di hasilkan dari kuisioner atau observasi akan diolah agar

memenuhi syarat pengujian analisis regresi. Skala yang digunakan dalam

kuisioner merupakan Skala Likert dimana data tersebut merupakan data ordinal.
42

Agar dapat memenuhi syarat pengujian regresi data di haruskan bersifat interval.

Data yang dikumpul kan dalam penelitian ini adalah data ordinal sehingga data

tersebut harus dirubah menjadi interval dengan menggunakan Method Successive

Interval (MSI).

a. Menghitung frekuensi

b. Menghitung proporsi (P)

c. Menghitung proporsi kumulatif (PK)

d. Menghitung nilai z

e. Menghitung nilai densitas fungsi (z)

f. Menghitung scale value

g. Menghitung penskalaan

3.7.2 Teknik Pengujian Instirumen

Pengujian instrument bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

sebuah intstrumen data yang sedang di teliti pengujian data di lakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada responden. Dengan validitas dan reliabilitasnya

alat pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan

reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan.

3.7.2.1 Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kesahihan suatu

instrumen. Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah tiap-tiap butir pertanyaan

benar-benar telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diteliti. Semakin

tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran.

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Menurut Ghozali
43

(2017:52) uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Adapun rumus

yang dapat digunakan dalam mengukur nilai korelasi dengan Pearson Product

Momment dengan rumus sebagai berikut.

N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
rxy =
√{N ∑ X2 − (∑ X2 )}{N ∑ Y2 − (∑ Y)2 }

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi

x = skor item

y = skor total

n = banyaknya subjek

Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah:

Jika nilai rhitung > rtabel maka dapat dinyatakan data tersebut valid.

Jika nilai rhitung < rtabel maka dapat dinyatakan data tersebut tidak valid.

3.7.2.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2017:47). Suatu kuesioner dikatakan

reliabel jika jawaban responden terhadap peryataan adalah konsisten. Adapun

rumus yang dapat digunakan dalam mengukur reliabilitas instrumen dengan Alpha

Cronbach dengan rumus sebagai berikut.

𝑟 𝑛 ∑𝜎 2
11= ( )(1− 𝑡 )
𝑛−1 𝜎𝑡2

Keterangan :
44

r11 = reliabilitas

n = jumlah item pernyataan

∑𝜎𝑡 2 = jumlah variance skor tiap item

𝜎𝑡 2 = varience total

Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah variabel

dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha > 0,60.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data dari tiap variabel yang di teliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah di ajukan (Iii and Kuantitatif 2017). Teknik analisis yang di gunakan

dalam penelitian adalah analisis regresi linier sederhana, analisis ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara persepsi konsumen terhadap mintat beli. Data yang di

peroleh akan di olah dengan menggunakan SPSS versi 22.

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu analisis yang ditujukan pada perkembangan dan

pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang

keadaan tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat-sifat dari objek penelitian

tersebut. Statistik deskriptif merupakan salah satu jenis statistik dasar yang

mampu menjelaskan bagaimana karakteristik dasar sebuah kelompok data.


45

3.8.2 Analisis regresi linear sederhana

Analisis regresi linier sederhana merupakan hubungan secara linier antara

satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini di

gunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah positif atau negatif. Rumus untuk regresi liner

sederhana sebagai berikut:

𝑌̂ = α + βX

Keterangan:

Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

α = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

β = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

3.8.3 Uji hipotesis

Hipotesis menurut (Mundilarso) adalah pernyataan yang masih lemah tingkat

kebenaran yang masih harus diuji dengan menggunakan teknik tertentu. Hipotesis di

rumuskan dalam hal teori, dugaan, penglaman probadi/orang lain, kesan umum,

kesimpulannya adalah masih sangat awal. Hipotesis adalah pernyataan keadaan

populasi yang akan diverifikasi menggunakan data/informasi yang di kumpulkan

melalui sampel.
46

3.8.3.1 Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghazali, 2018:98). Menguji apakah masing-masing variabel bebas

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan α =

0,05. Dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung < t tabel, maka H0 di terima

dan Ha di tolak yang berarti tidak berpengaruh, dan jika t hitung > t tabel, maka

H0 di tolak dan Ha di terima yang berarti berpengaruh.

3.8.3.2 Koefisien determinasi

Koefisien determinasi atau r square adalah rasio jumlah regresi kuadrat

(SSR) dengan jumlah total kuadrat (SST). Koefisien Determinasi ini biasa ditulis

dengan symbol r2 atau disebut dengan R Square. Koefisien determinasi adalah

nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen (x) mampu

menjelaskan variabel dependen (y) dalam model regresi yang terbentuk. Koefisien

determinasi (R2) dirumuskan:

𝑆𝑆𝑅
𝑅2 =
𝑆𝑆𝑇

Dimana
𝑛

𝑆𝑆𝑅 = ∑(ŷ𝑖 − Ӯ)2


𝑖−0

𝑆𝑆𝑇 = ∑(𝑌𝑖 − Ӯ)2


𝑖−0

Nilai koefisien determinan selalu bernilai positif dan berkisar antara 0

sampai dengan 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin besar
47

kemampuan variabel independen (x) dalam menjelaskan variabel dependen (y)

pada model regresi yang terbentuk.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam pembahasan hasil penelitian ini akan di jelaskan tentang hasil dari

analisis kuesioner yang telah dikumpulkan, baik secara kuantitatif maupun

deskriptif. Dimana analisis data kuantitaif di gunakan untuk menghitung hasil

satistik. Sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan kerakteristik

responden melalui pilihan yang telah dilakukan atas setiap pernyataan.

Penyajian data diskriptif penelitian bertujuan agar dapat melihat profil dari

data penelitian tersebut dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan

dalam penelitian tersebut. Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau

kondisi responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil

penelitian. Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik. Karakteristik-

karakteristik penelitian terdiri dari:

a. Umur Responden

Tabel 4.1 Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 3 3,0 3,0 3,0
17 4 4,0 4,0 7,0
18 3 3,0 3,0 10,0
19 8 8,0 8,0 18,0
20 12 12,0 12,0 30,0
21 21 21,0 21,0 51,0
22 18 18,0 18,0 69,0
23 6 6,0 6,0 75,0
24 4 4,0 4,0 79,0

48
49

25 8 8,0 8,0 87,0


26 4 4,0 4,0 91,0
27 2 2,0 2,0 93,0
29 1 1,0 1,0 94,0
31 3 3,0 3,0 97,0
32 1 1,0 1,0 98,0
33 1 1,0 1,0 99,0
34 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah 2021

Berdasarkan keterangan pada tabel di atas pengguna aplikasi grabfood pada

kota palopo memiliki beragam usia mulai dari 16-24 tahun. Dimana mayoritas

respondennya berusia 21-22 tahun hingga mencapai 21 orang responden dengan

usia 21 tahun. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar usia responden yang dapat

peneliti peroleh:

Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.1 Umur Responden


50

b. Jenis Kelamin responden

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Perempuan 50 50,0 50,0 50,0
Laki-Laki 50 50,0 50,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah 2021

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 diatas, dapat diketahui tentang jenis

kelamin responden pengguna aplikasi grab food pada kota palopo yang dijadikan

sebagai responden, diaman menunjukkan bahwa responden pengguna aplikasi

grab food yang di teliti pada kota palopo hasinyal seimbang yaitu 50 orang

perempuan dan 50 orang laki-laki. Adapun gambar jenis kelamin responden dalam

penelitian ini yang dapat peneliti peroleh adalah sebagai berikut:

Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden


51

c. Panca indra yang dimiliki

Tabel 4.3 Panca Indra

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Normal 100 100,0 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah 2021

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukk an bahwa Seuluruh responden

pengguna aplikasi grab food kota palopo yang di ambil yaitu berujumlah 100

responden memiliki panca indra yang normal dan baik secara keseluruhan

sehingga mampu memberikan pernyataan yang benar-benar sesuai. Berikut ini

adalah gambran tentang panca indra normal atau tidak normal yang di milki oleh

responden:

Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.3 Panca Indra


52

d. Grabfood kota palopo

Tabel 4.4 Grabfood Kota Palopo

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pernah
Menggunakan 100 100,0 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah 2021

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa Seuluruh responden

pengguna aplikasi grab food kota palopo yang di ambil yaitu berujumlah 100

responden sudah pernah menggunakan aplikasi grab food sehingga mampu

memberikan pilihan pernyataan yang akurat dan tepat. Berikut ini adalah gambran

tentang pernah atau tidak responden yang di ambil menggunakan aplikasi grab

food:

Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.4 Garb food Kota Palopo


53

4.1.1 Deskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini digunakan agar dapat menggambarkan

atau memaparkan penelitian yang yang telah di lakukan peneliti. Agar dapat

mengetahui tentang pokok penelitian, dan peneliti memakai instrumen dengan

bentuk angket. Angket yang berjumlah 14 butir pernyataan dengan lima alternatif

pilihan. Dengan rincian pernyataan untuk variabel persepsi konsumen (X) ada 8

butir pernyataan dan ada 6 butir pernyataan untuk variabel minat beli (Y). Angket

dengan 14 butir pernyataan tersebut direkapitulasi atau membuat tabulasi agar

mengetahui nilai angket berdasarkan frekuensi jawaban responden dan persentase

jawaban responden pada tiap indikator pernyataan. Angket penelitian disebarkan

kepada 100 responden yaitu masyarakat yang pernah menggunakan aplikasi

grabfood pada kota palopo, Data yang diperoleh sebanyak 100 responden diolah

menggunakan aplikasi SPSS. Sehingga statistik deskriptif dapat disajikan dan

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Deviation
Variabel
Std.
Statistic Statistic Statistic
Error
Persepsi
konsumen 100 22 18 40 3315 33,15 0,445 4,448
(X)
Minat beli
100 12 18 30 2487 24,87 0,343 3,434
(Y)
Valid N
100
(listwise)
Sumber: data lampiran 3

Tingkat pengembalian angket yang telah disebarkan kepada responden

memiliki nilai 100% atau dengan kata lain semua angket yang disebarkan kembali
54

kepada peneliti. Tingginya tingkat penelitian ini dikarenakan peneliti

menyebarkan dengan menggunakan sistem online dan dengan system yang

canggih juga hasil yang akurat. Berikut deskripsi data dari masing-masing

variabel persepsi konsumen (X) dan variabel minat beli (Y) adalah:

a. Analisis deskriptif data persepsi konsumen

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dan pengaruh pada variabel persepsi

konsumen pada pengguna aplikasi grab food, maka peneliti akan mengukur

persepsi konsumen terhadap indikator-indikator yang terdiri dari kualitas produk,

kualitas pelayanan, harga dan merek. Dimana hasil angket yang di berikan kepada

responden yaitu konsumen pengguna aplikasi grab food pada kota palopo

berjumlah 100 orang responden.

1) Kualitas produk

Kualitas produk yang di terima oleh setiap konsumen juga menjadi tolak

ukur tingkat persepsi konsumen. Agar dapat mengetahui jawaban responden

tentang pengaruh kualitas produk, jadi peneliti menyebarkan kuesioner terhadap

100 responden yang pernah menggunakan aplikasi grab food di kota palopo.

Adapun hasil jawaban kuesioner tersebut dapat di lihat pada tabel 4.6 sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kualitas Produk

Skor Jawaban
Item
No 5 4 3 2 1 Skor
Pentyataan
F % F % F % F % F %
1 X.1 45 45% 38 38% 14 14% 1 1% 2 2% 423

2 X.2 40 40% 47 47% 11 11% 2 2% 0 0% 425


55

Skor Aktual 848

1000
Skor Ideal : 5x2x100
Sumber: data lampiran 3

Berdasarkan hasil tabel 4.6 di atas maka di buatlah pengkategorian untuk

indicator kualitas produk. pengkategorian tersebut di bagi menjadi 5 kategori yaitu

sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor terendah

untuk indikator kualitas produk adalah 2 x 1 x 100 = 200 dan skor tertinggi adalah

2 x 5 x 100 = 1000. Jadi interval nya adalah total range yaitu 800 lalu di bagi

interval berdasarkan nilai skor yaitu 5 hasilnya adalah 160. Pengkategorian dapat

di lihat pada gambar 4.5 beikut ini:

Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat


setuju Setuju Setuju

848

200 360 520 680 840 1000


Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.5 Pengkatogorian Indikator Kualitas Produk

Skor aktual dari indikator kualitas produk yaitu sebesar 848, dapat di lihat

pada pengkategorian di atas skor aktual 848 berada di kategori sangat setuju.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan

indikator kualitas produk kebanyakan sangat setuju.

2) Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan yang di terima oleh setiap orang adalah salah satu tolak

ukur tingkat persepsi konsumen. Agar dapat mengetahui jawaban responden

tentang pengaruh kualitas pelayanan, jadi peneliti menyebarkan kuesioner


56

terhadap 100 responden yang pernah menggunakan aplikasi grab food di kota

palopo. Adapun hasil jawaban kuesioner tersebut dapat di lihat pada tabel 4.7

sebagai berikut:

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kualitas Pelayanan

Skor Jawaban
Item
No 5 4 3 2 1 Skor
Pentyataan
F % F % F % F % F %
1 X.3 32 32% 41 41% 25 25% 1 1% 1 1% 402

2 X.4 40 40% 39 39% 17 17% 4 4% 0 0% 415

Skor Aktual 817

1000
Skor Ideal : 5x2x100
Sumber: data lampiran 3

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas dengan 5 kategori yaitu sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor terendah untuk indikator

kualitas pelayanan adalah 2 x 1 x 100 = 200 dan skor tertinggi adalah 2 x 5 x 100

= 1000. Jadi interval nya adalah total range yaitu 800 lalu di bagi interval

berdasarkan nilai skor yaitu 5 hasilnya adalah 160. Pengkategorian dapat di lihat

pada gambar 4.6 beikut ini:

Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat


setuju Setuju Setuju

817

200 360 520 680 840 1000


Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.6 Pengkatogorian Indikator Kualitas Pelayanan


57

Skor aktual dari indikator kualitas pelayanan yaitu sebesar 817, dapat di

lihat pada pengkategorian di atas skor aktual 817 berada di kategori setuju.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan

indikator kualitas pelayanan kebanyakan setuju.

3) Harga

Harga yang di tawarkan atau yang di berikan juga akan menjadi sebuah

tolak ukur tingkat persepsi konsumen. Agar dapat mengetahui jawaban responden

tentang pengaruh harga, jadi peneliti menyebarkan kuesioner terhadap 100

responden yang pernah menggunakan aplikasi grab food di kota palopo. Adapun

hasil jawaban kuesioner tersebut dapat di lihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Harga

Skor Jawaban
Item
No 5 4 3 2 1 Skor
Pentyataan
F % F % F % F % F %
1 X.5 28 28% 39 39% 26 26% 7 7% 0 0% 388
2 X.6 24 24% 38 38% 36 36% 2 2% 0 0% 384

Skor Aktual 772

Skor Ideal : 5x2x100 1000


Sumber: data lampiran 3

Berdasarkan hasil tabel 4.8 di atas dengan 5 kategori yaitu sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor terendah untuk indikator

harga adalah 2 x 1 x 100 = 200 dan skor tertinggi adalah 2 x 5 x 100 = 1000. Jadi

interval nya adalah total range yaitu 800 lalu di bagi interval berdasarkan nilai

skor yaitu 5 hasilnya adalah 160. Pengkategorian dapat di lihat pada gambar 4.7

beikut ini:
58

Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat


setuju Setuju Setuju

772

200 360 520 680 840 1000


Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.7 Pengkatogorian Indikator Harga

Skor aktual dari indikator harga yaitu sebesar 772, dapat di lihat pada

pengkategorian di atas skor aktual 772 berada di kategori setuju. Sehingga dapat

di simpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan indikator Harga

masuk dalam kategori setuju.

4) Merek

Merek yang di miliki oleh sebuah produk, barang ataupun jasa juga akan

menjadi sebuah tolak ukur tingkat persepsi konsumen. Agar dapat mengetahui

jawaban responden tentang pengaruh merek, jadi peneliti menyebarkan kuesioner

terhadap 100 responden yang pernah menggunakan aplikasi grab food di kota

palopo. Adapun hasil jawaban kuesioner tersebut dapat di lihat pada tabel 4.9

sebagai berikut:

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Merek

Skor Jawaban
Item 5 4 3 2 1
No Skor
Pentyataan
F % F % F % F % F %
1 X.7 51 51% 38 38% 8 8% 3 3% 0 0% 437

2 X.8 49 49% 43 43% 8 8% 0 0% 0 0% 441

Skor Aktual 878


Skor Ideal : 5x2x100 1000
Sumber: data lampiran 3
59

Berdasarkan hasil tabel 4.9 di atas dengan 5 kategori yaitu sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor terendah untuk indikator

merek adalah 2 x 1 x 100 = 200 dan skor tertinggi adalah 2 x 5 x 100 = 1000. Jadi

interval nya adalah total range yaitu 800 lalu di bagi interval berdasarkan nilai

skor yaitu 5 hasilnya adalah 160. Pengkategorian dapat di lihat pada gambar 4.8

beikut ini:

Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat


setuju Setuju Setuju

878

200 360 520 680 840 1000


Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.8 Pengkatogorian Indikator Merek

Skor aktual dari indikator harga yaitu sebesar 878, dapat di lihat pada

pengkategorian di atas skor aktual 878 berada di kategori sangat setuju. Sehingga

dapat di simpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan indikator

merek masuk dalam kategori sangat setuju.

b. Analisis deskriptif data minat beli

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dan pengaruh pada variabel minat

beli pada aplikasi grab food, maka peneliti akan mengukur minat beli terhadap

indikator-indikator yang terdiri dari ketertarikan, keinginan, keyakinan. Dimana

hasil angket yang di berikan kepada responden yaitu konsumen aplikasi grab food

pada kota palopo berjumlah 100 orang responde.


60

1) Ketertarikan

Ketertarikan konsumen pada suatu obejek barang atau jasa juga menjadi

tolak ukur tingkat minat beli. Agar dapat mengetahui jawaban responden tentang

pengaruh ketertarikan, jadi peneliti telah menyebarkan kuesioner terhadap 100

responden yang pernah menggunakan aplikasi grab food di kota palopo. Adapun

hasil jawaban kuesioner tersebut dapat di lihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Ketertarikan

Skor Jawaban
Item
No 5 4 3 2 1 Skor
Pentyataan
F % F % F % F % F %
1 X.1 30 30% 51 51% 18 18% 1 1% 0 0% 410

2 X.2 44 44% 36 36% 20 20% 0 0% 0 0% 424

Skor Aktual 834

Skor Ideal : 5x2x100 1000


Sumber: data lampiran 3

Berdasarkan hasil tabel 4.10 di atas maka di buatlah pengkategorian untuk

indikator ketertarikan. pengkategorian tersebut di bagi menjadi 5 kategori yaitu

sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor terendah

untuk indikator kualitas produk adalah 2 x 1 x 100 = 200 dan skor tertinggi adalah

2 x 5 x 100 = 1000. Jadi interval nya adalah total range yaitu 800 lalu di bagi

interval berdasarkan nilai skor yaitu 5 hasilnya adalah 160. Pengkategorian dapat

di lihat pada gambar 4.9 beikut ini:


61

Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat


setuju Setuju Setuju

834

200 360 520 680 840 1000


Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.9 Pengkatogorian Indikator Ketertarikan

Skor aktual dari indikator ketertarikan yaitu sebesar 834, dapat di lihat pada

pengkategorian di atas skor aktual 834 berada di kategori setuju. Sehingga dapat

di simpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan indikator

ketertarikan kebanyakan menyatakan setuju.

2) Keinginan

Keinginan yang timbul dalam diri setiap orang juga menjadi tolak ukur

tingkat minat beli. Agar dapat mengetahui jawaban responden tentang pengaruh

keinginan, jadi peneliti telah menyebarkan kuesioner terhadap 100 responden

yang pernah menggunakan aplikasi grab food di kota palopo. Adapun hasil

jawaban kuesioner tersebut dapat di lihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keinginan

Skor Jawaban
Item
No 5 4 3 2 1 Skor
Pentyataan
F % F % F % F % F %
1 X.1 36 36% 46 46% 18 18% 0 0% 0 0% 418

2 X.2 30 30% 42 42% 28 28% 0 0% 0 0% 402

Skor Aktual 820

1000
Skor Ideal : 5x2x100
Sumber: data lampiran 3
62

Berdasarkan hasil tabel 4.11 di atas ada 5 kategori yaitu sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor terendah untuk indikator

kualitas produk adalah 2 x 1 x 100 = 200 dan skor tertinggi adalah 2 x 5 x 100 =

1000. Jadi interval nya adalah total range yaitu 800 lalu di bagi interval

berdasarkan nilai skor yaitu 5 hasilnya adalah 160. Pengkategorian dapat di lihat

pada gambar 4.10 beikut ini:

Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat


setuju Setuju Setuju

820

200 360 520 680 840 1000


Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.10 Pengkatogorian Indikator Keinginan

Skor aktual dari indikator keinginan yaitu sebesar 820, dapat di lihat pada

pengkategorian di atas skor aktual 820 berada di kategori setuju. Sehingga dapat

di simpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan indikator

keinginan kebanyakan menyatakan setuju.

3) Keyakinan

Keyakinan yang timbul dalam diri setiap orang terhadap suatu objek juga

menjadi tolak ukur tingkat minat beli. Agar dapat mengetahui jawaban responden

tentang pengaruh keyakinan, jadi peneliti telah menyebarkan kuesioner terhadap

100 responden yang pernah menggunakan aplikasi grab food di kota palopo.

Adapun hasil jawaban kuesioner tersebut dapat di lihat pada tabel 4.12 sebagai

berikut:
63

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keyakinan

Skor Jawaban
Item
No 5 4 3 2 1 Skor
Pentyataan
F % F % F % F % F %
1 X.1 26 26% 51 51% 23 23% 0 0% 0 0% 403
2 X.2 46 46% 38 38% 16 16% 0 0% 0 0% 430

Skor Aktual 833

Skor Ideal : 5x2x100 1000


Sumber: data lampiran 3

Berdasarkan hasil tabel 4.12 di atas ada 5 kategori yaitu sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor terendah untuk indikator

kualitas produk adalah 2 x 1 x 100 = 200 dan skor tertinggi adalah 2 x 5 x 100 =

1000. Jadi interval nya adalah total range yaitu 800 lalu di bagi interval

berdasarkan nilai skor yaitu 5 hasilnya adalah 160. Pengkategorian dapat di lihat

pada gambar 4.11 beikut ini:

Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat


setuju Setuju Setuju

833

200 360 520 680 840 1000


Sumber: data primer yang diolah 2021

Gambar 4.11 Pengkatogorian Indikator Keyakinan

Skor aktual dari indikator keyakinan yaitu sebesar 833, dapat di lihat pada

pengkategorian di atas skor aktual 833 berada di kategori setuju. Sehingga dapat

di simpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan indikator

keyakinan kebanyakan menyatakan setuju.


64

4.1.2 Hasil Analisis Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validas dalam penelitian ini menggunakan metode kolerasi person

dengan cara mengkorelasi setiap skor item dengan total item skornya. Untuk

menentukan suatu item valid atau tidak ada dua cara yaitu, pertama jika nilai

signifikansi < 0,05 maka item valid, jika nilai signifikansi > 0,05 maka item tidak

valid. Dan yang ke dua jika nilai r hitung ≥ r tabel maka item tersebut valid, jika

nilai r hitung ≤ r tabel maka item di nyatakan tidak valid. Adapun hasil pengujian

validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item Corrected Item Pertanyaan rtabel Ket.


Pertanyaan Total Correlation
X.1 0,684 0,195 Valid
X.2 0,680 0,195 Valid
X.3 0,597 0,195 Valid
Persepso
X.4 0,807 0,195 Valid
konsumen
X.5 0,632 0,195 Valid
(X)
X.6 0,737 0,195 Valid
X.7 0,711 0,195 Valid
X.8 0,722 0,195 Valid
Y.1 0,670 0,195 Valid
Y.2 0,693 0,195 Valid
Minat Y.3 0,803 0,195 Valid
Beli (Y) Y.4 0,810 0,195 Valid
Y.5 0,843 0,195 Valid
Y.6 0,772 0,195 Valid
Sumber data: lampiran 4
65

Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukkan r tabel yaitu sebesar 0,195

dengan signifikansi 5% atau 0,05. Maka dari hasil pengamatan tabel tersebut

dapat di simpulkan bahwa r hitung setiap item pernyataan variabel x dan y lebih

besar dari r tabel yaitu 0,195 sehingga seluruh item pernyataan di nyatakan valid.

b. Uji reliabilitas

Uji realibitas di lakukan agar dapat mengetahui apakah sebuah kuesioner

handal atau tidak, kuesioner di nyatakan reliable saat jawaban seseorang terhadap

pernyataan yang di berikan tetap stabil dan konsisten jika di lakukan pengisian

ulang terhadap kuesioner tersebut, dengan dasar pengambilan keputusan yaitu jika

nilai cronbach’s alpha > 0,60 maka variabel akan dikatakan reliable. Hasil uji dari

reliabilitas penelitian ini dapat di lihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Cronbach’s
Cronbach’s
Variabel Alpha Yang Keterangan
Alpha
Disyaratkan
Persepsi Konsumen
0,848 0,60 Reliabel
(X)
Minat beli Y 0,873 0,60 Reliabel
Sumber data: lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa setiap variabel di

nyatakan reliabel karena nilai dari cronbach’s alpha variabel persepsi konsumen

(x) 0,848 > 0,60 sehingga variabel x dinyatakan reliable. Begitupun juga dengan

variabel minat beli y dimana nilai cronbach’s alpha sebesar 0,873 > 0,60

sehingga di nyatakan reliable. Sehingga dapat di simpulkan bahwa seluruh

instrumen dari dua variabel adalah reliable.


66

4.1.3 Hasil uji regresi linier sederhana

Regresi linier sederhana di gunakan untuk memprediksikan seberapa jauh

perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen berubah-ubah

atau naik turun. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18 Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
1
(Constant) -,352 1,542 -,229 ,820

Pesrsepsi
,609 ,058 ,728 10,514 ,000
Konsumen
Sumber data: lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dengan rumus Y = α + βX dari rumus

tersebut dapat di tentukan bahwa a = angka konstan dalam kasus ini nilainya

sebesar -0,352. Angka tersebut memiliki arti jika variabel persepsi konsumen (X)

nilainya = 0 maka nilai pada variabel minat beli online (Y) adalah sebesar -0,352.

Sedengkan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,609. Angka tersebut

mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat persepsi konsumen (X)

maka minat beli online (Y) akan meningkat sebesar 0,609. Sehingga persamaan

regresinya adalah Y = -0,352 + 0,609 X.

4.1.4 Hasil uji hipotesis

Uji hipotesis atau uji pengaruh di lakukan untuk mengetahui apakah

koefisien regresi signifikan ataukah tidak. Hipotesis yang telah saya ajukan adalah
67

dimana Ha diduga persepsi konsumen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap minat beli online era new normal covid 19. Dan Ho diduga persepsi

konsumen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli online era

new normal covid 19. Dengan metode pengambilan keputusan yaitu jika nilai

signifikansi < 0,05 maka ada pengaru antar variabel independen terhadap variabel

dependen dan jika nilai signikansi > 0,05 maka tidak ada pengariuh antar variabel

independen terhadap variabel dependen. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
1
(Constant) -,352 1,542 -,229 ,820

Pesrsepsi
,609 ,058 ,728 10,514 ,000
Konsumen
Sumber data: lampiran 6

a. Hasil uji t

Berdasarkan tabel 4.19 menunjukan bahwa nilai t hitung adalah sebesar

10,514. Dengan tingkat kepercayaan yang di gunakan sebesar 95% maka nilai α =

0,05. Dimana menentukan t tabel adalah derajat bebas (df) = n-k-1 atau 100 - 1-1

= 98, diperoleh nilai t tabel sebesar 1,984. Sehingga dapat di simpulkan bahwa t

hitung 10,514 > t tabel 1,984 yang artinya Ha di terima dan H0 di tolak, jadi

variabel persepsi konsumen (X) berpengaruh terhadap minat beli online (Y).
68

Berdasarkan tabel 4.19 di atas juga dapat di lihat bahwa nilai signifikansinsi

sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha di

terima, yang berarti bahwa persespsi konsumen (X) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap minat beli online (Y).

b. Koefisien determinasi

Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel persepsi konsumen

terhadap minat beli online era new normal covid 19 pada aplikasi grab food kota

palopo dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.20 Hasil Uji Determinasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square
Square the Estimate

1 .728a ,530 ,525 2,901324


Sumber data: lampiran 6

Berdasarkan tabel di atas besarnya nilai R yaitu sebesar 0,728. Dari output

tersebut di peroleh koefisien determinasi R square sebesar 0,530 yang artinya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 53,0%. Dan sisanya di

pengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian.

Deskripsi dan interpretasi data dilakukan terhadap anaslisis persepsi konsumen

pada pengaruh minat beli online pada aplikasi grab food di era new normal covid

19. Penelitian ini tujuannya adalah untuk melihat sebarapa besar pengaruh
69

persepsi konsumen terhadap minat beli online era new normal pada aplikasi grab

food yang berada di kota palopo.

Berdasarkan uji hipotesis yang telah di lakukan diperolah nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05 itu artinya Ha di terima dan H0 di tolak sehingga ditetapkan

persepsi konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli online di

era new normal covid 19 pada aplikasi grab food kota palopo. Dan juga dapat di lihat

pada uji t bahwa t hitung 10,514> t tabel 1,984 yang artinya Ha di terima dan H0

di tolak sehingga dapat di simpulkan bahwa persepsi konsumen memiliki

pengaruh terhadap minat beli online era new normal pada aplikasi grab food kota

palopo.

Berdasarkan hal tersebut terbukti bahwa persepsi konsumen pada

masayarakat dapat di bangun secara positif dengan kepuasan berbelanja yang di

terima melahirkan minat beli pada setiap masyarakat kota palopo terhadap

makanan online di era new normal saat ini. Dimana penyebaran virus covid 19

belum bisa di hentikan, sehingga membuat masyarakat lebih berminat terhadap

belanja online melalui aplikasi terpercaya di bandingkan harus mengambil resiko

terkena oleh virus covid 19. Begitu banyak hal yang dapat membangun persepsi

positif terhadap konsumen yang menyebabkan rangsan terhadap minat beli online.

Hal tersebut sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Alkatiri, Tumbel Dan

Roring at.el (2017) minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah

menerima rangsangan dari produk yang dilihat, dari situlah timbul ketertarikan

untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk

membeli agar dapat memilikinya.


70

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan persepsi positif dari setiap

konsumen adalah hal utama yang menjadi pengaruh terbentuknya minat beli pada

setiap inidividu. Dimana belanja online sudah di jadikan alat bantu bagi

masayarakat pada era new normal untuk mendapaatkan kebutuhan sehari-harinya.

Di kota palopo aplikasi grab food merupakan salah satu aplikasi yang di gunakan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena pelayanan yang di berikan

maksimal dan memuaskan hal tersebut terbukti dapat di lihat pada angket

pernyataan dimana responden lebih mendominasi dengan pilihan setuju, sehingga

dapat di lihat bahwa persepsi konsumen terbentuk dengan baik dan positif bahkan

memiliki pengaruh untuk menghasilkan minat beli online pada era new normal

covid 19 pada masyarakat kota palopo.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi kosnumen terhadap

minat beli online dapat di lihat pada uji koefisien determinasi dimana besarnya

nilai R yaitu adalah 0,728. Sehingga koefisien determinasi R square sebesar 0,530

yang artinya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 53,0%.

Dan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.

Dari hasil uji tersebut di ketahui bahwa pengaruh persepsi konsumen adalah

sebesar 53,0% terhadap minat beli secara online era new normal pada kota

palopo.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh

(Anwar and Haryati 2020) dalam penelitiannya “analisis persepsi konsumen pada

pemasaran di media online consumer perception analysis of marketing on media

online” berdasarkan uji one sample t test menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar
71

50,283. Jika di bandingkan antara nilai thitung dengan ttabel, maka thitung lebih

besar dari ttabel (50,283>1,677), dan nilai Sig < 0,05 (0,000<0,05) yang artinya

bahwa persepsi konsumen pada pemasaran di media online lebih dari 70% dari

yang diharapkan (baik) dapat diterima.

Berdasarkan pengamatan penelitian ini pembentukan persepsi konsumen

Kota Palopo sangatlah baik mulai dari memberikan kulitas produk yang

memuaskan, kualitas layanan yang mampu membuat konsumen nyaman dan puas,

harga yang terjangkau juga merek yang menjadi identitas yang sangat mudah di

ingat oleh setiap konsumennya sehingga membuat keyakinan terhadap minat beli

online pada aplikasi grab food Kota Palopo sangatlah tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut di ketahui bahwa persepsi konsumen terhadap

aplikasi grab food kota palopo sangat lah baik sehingga dapat meyakinkan minat

beli pada konsumen untuk melakukan belanja online walaupun berada pada era

new noemal covid 19 diman virus masi terus menyebar.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, maka di hasilkan nilai t hitung 10,514> t tabel 1,984 yang artinya Ha

di terima dan H0 di tolak sehingga dapat di simpulkan bahwa persepsi konsumen

memiliki pengaruh terhadap minat beli online era new normal pada aplikasi grab

food Kota Palopo. Dimana juga dihasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05

itu artinya ditetapkan bahwa persepsi konsumen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap minat beli online di era new normal covid 19 pada aplikasi grab food Kota

Palopo.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi konsumen terhadap

minat beli online dapat di lihat pada uji koefisien determinasi dimana besarnya

nilai R yaitu adalah 0,728. Sehingga koefisien determinasi R square sebesar 0,530

yang artinya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 53,0%.

Dan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.

Sehingga dapat disimpukan bahwa persepsi konsumen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap minat beli online dengan besarnya pengaruh adalah 53,0%

terhadap minat beli secara online era new normal pada Kota Palopo.

5.2 Implikasi

Dalam meyakinkan keinginan dan ketertarikan minat beli online pada aplikasi

grab food, setiap konsumen harus memiliki persepsi yang kuat, postif dan

meyakinkan. Dimana aplikasi grab food mampu memberikan kulitas produk yang

72
73

baik, kualitas layanan yang memuaskan, memiliki diskon potongan harga yang

mampu mengurangi biaya yang harus di keluarkan konsumen, memiliki merek

yang terpercaya dan terkenal mudah di ingat. Semua indikator tersebut yang akan

melekat pada ingatan dan benak konsumen sehingga membentuk sebuah persepsi

yang positif sehingga akan membentuk minat beli konsumen dan pada akhirnya

melakukan belanja online pada aplikasi grab food dengan keyakinan akan

mendapat kan kepuasan sesuai dengan harapan konsumen. Oleh sebab itu lah

persepsi konsumen memiliki pengaruh yang signifikan sebesar 53,0% terhadap

minat beli online rea new normal covid 19 Kota Palopo.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di buat, maka saran yang diajukan

peneliti bagi perguruan tinggi adalah agar lebih giat untuk mengadakan kegiatan

positif misalnya mengadakan pelatihan atau seminar walaupun secara online

mengenai peluang bisnis digital pada era new normal saat ini.

Kemudian bagi perusahaan grab food mampu mempertahankan kulitas yang

di miliki pada setiap daerah atau wilayah dan terus meningkatkannya agar terlahir

inofasi-inofasi baru yang mempertahankan keloyalan setiap konsumen.

Dan juga bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian secara

mendalam dengan variabel independen yang lebih beragam serta menarik untuk di

teliti mengenai minat beli online produk makanan atau minuman pada era new

normal covid 19, karena objek penelitian tersebut menarik dan masih bisa

dieksplorasi lebih lanjut.


74

DAFTAR RUJUKAN

Abderahman, Kaesar Fallesy. 2020. “Pengaruh Harga, Promosi, dan Citra Merek
terhadap Keputusan Penggunaan Aplikasi Grab-Food Indonesia.” Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis 8(2): 1689-1699.
Anwar Hidayat. 2017. “Penjelasan Teknik Purposive Sampling Lengkap Detail -
Uji Statistik.” Statistikian (2006): 1–5.
https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-purposive-
sampling.html. 25 February 2021 (16:03).
Anhar, Rival Ali, and Intisari Haryati. 2020. “Analisis Persepsi Konsumen pada
Pemasaran di Media Online Consumer Perception Analysis Of Marketing
On Media Online.” Jurnal Dimensi 9(3): 412–21.
Arif, Bengbeng. 2020. “Protokol Kesehatan di Era New Normal Halaman All -
Kompasiana.Com.”
https://www.kompasiana.com/bengbengarif1220/5f211563097f36124f263a7
2/protokol-kesehatan-di-era-new-normal?page=all. 24 February 2021
(11:44).
Budi, Okky. 2020. “Cara Daftar Grabfood Secara Online Ternyata Mudah Lho!”
https://lifepal.co.id/media/cara-daftar-grabfood-sesuai-alur/. 24 February
2021 (14:08).
Çelik, Ali et al. 2018. “Pengaruh Promosi terhadap Minat Beli Motor Yamaha.”
Journal of Materials Processing Technology 1(1): 1–8.
Egidiyus Nugroho Adi. 2020. “Pengaruh Persepsi Konsumen pada Kualitas
Pelayanan terhadap Minat Beli Ulang di Shopee.” Skripsi. Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Grab. 2018. “Grab Merger dengan Uber di Asia Tenggara | Grab ID.” Grab.
https://www.grab.com/id/press/business/grab-merger-dengan-uber-di-asia-
tenggara/. 11 February 2021 (10:37).
Grab. 2019. “GrabFood Rayakan Sejumlah Pencapaian Terbaru di Indonesia.”
https://www.grab.com/id/press/others/grabfood-rayakan-sejumlah-
pencapaian-terbaru-di-indonesia/. 11 February 2021 (13:00).
Halidi, Risna. 2020. “Ahli Virus Sebut Covid-19 adalah Virus Umum.”
Suara.com. https://www.suara.com/health/2020/04/13/183832/ahli-virus-
sebut-covid-19-adalah-virus-umum-tetapi. 28 February 2021 (11:13).
Hidayat, Taufik. 2020. “Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian
Makanan Secara Online saat Pandemi Covid – 19 ( Kasus Fitur Go-Food ).”
Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hudaya, Cindy Septiani, Hanif Fakhrurroja, and Andry Alamsyah. 2019.
“Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Brand Go-Jek pada Media Sosial
75

Twitter Menggunakan Metode Sentiment Analysis dan Topic Modelling.”


Jurnal Mitra Manajemen ( JMM Online ) 3(6): 664–73.
Muchlisin Riadi. 2018. “Aspek, Jenis, tahapan dan Faktor yang Mempengaruhi
Minat Beli.” KajianPustaka.com.
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/aspek-jenis-tahapan-dan-faktor-
yang-mempengaruhi-minat-beli.html. 22 February 2021 (13:23).
Mugnifar, Ahmad. 2020. “Call Center GrabFood Indonesia Terbaru 2020 Semua
Daerah.” https://pulsakuota.net/call-center-grabfood/. 23 February 2021
(16:28).
Nadiarta, Anggraini. 2021. “Covid-19 dan Era New Normal Halaman 1 -
Kompasiana.Com.”
https://www.kompasiana.com/anggraininadiarta5858/603503638ede484b77
782972/covid-19-dan-era-new-normal. 24 February 2021 (12:22).
Naibaho, Hastuti. 2020. “Etika Tenaga Penjulan dan Persepsi Konsumen
Terhadap Perusahaan.” JawaPos.com.
https://www.jawapos.com/opini/17/12/2020/etika-tenaga-penjulan-dan-
persepsi-konsumen-terhadap-perusahaan/. 11 February 2021 (14:35).
Pahlevi. 2019a. “Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Menurut Kotler dan
Susanto (2001).” https://www.pahlevi.net/faktor-yang-mempengaruhi-
minat-beli/. 23 February 2021 (21:42).
Pahlevi. 2019b. “Pengertian Minat Beli adalah, Indikator, Aspek-Aspek dan
Tahapan.” https://www.pahlevi.net/pengertian-minat-beli/. 22 February
2021 (14:33).
Palallo, Edwin. 2020. “Konsep New Normal dan Teori Kurt Lewin – Berita Kota
Kendari.” https://beritakotakendari.com/amp/2020/06/konsep-new-normal-
dan-teori-kurt-lewin/. 24 February 2021 (15:19).
Pane, Merry Dame Cristy. 2020. “COVID-19 - Gejala, Penyebab dan Mengobati -
Alodokter.” ALODOKTER Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
https://www.alodokter.com/covid-19. 24 February 2021 (14:47).
Riadi, Muchlisin. 2020a. “Persepsi (Pengertian, Proses, Jenis dan Faktor yang
Mempengaruhi) - KajianPustaka.Com.”
https://www.kajianpustaka.com/2020/05/persepsi-pengertian-proses-jenis-
dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. 21 February 2021 (13:11).
Riadi, Muchlisin. 2020b. “Persepsi (Pengertian, Proses, Jenis dan Faktor yang
Mempengaruhi) - KajianPustaka.Com.”
https://www.kajianpustaka.com/2020/05/persepsi-pengertian-proses-jenis-
dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. 22 February 2021 (14:15).
Riadi, Muchlisin. 2020c. “Populasi dan Sampel Penelitian (Pengertian, Proses,
Teknik Pengambilan dan Rumus) - KajianPustaka.Com.”
76

https://www.kajianpustaka.com/2020/11/populasi-dan-sampel-
penelitian.html. 25 February 2021 (10:22).
Setiawan, Samhis. 2020. “Pengertian Persepsi, Ciri, Jenis, Faktor, Proses dan
Contoh.” www.gurupendidikan.co.id.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-persepsi/. 22 February 2021
(09:11).
Sugiarto, Eddy Cahyono. 2019. “Ekonomi Digital : The New Face of Indonesia’s
Economy | Sekretariat Negara.” Kementrian Sekretariat Negara Republik
Indonesia: 1.
https://setneg.go.id/baca/index/ekonomi_digital_the_new_face_of_indonesi
as_economy. 8 February 2021 (15:30).
Sugiyono. 2017. “Pengaruh Profitabilitas dan Non Debt Tax Shield terhadap
Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Otomotif dan
Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode Tahun
2011-2015.” “Metode penelitian 1(2): 47–71.
Tower, Gama. 2020. “Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Tercepat di Asia
Tenggara - Pikiran-Rakyat.” https://www.alphajwc.com/en/pertumbuhan-
ekonomi-digital-indonesia-menjadi-yang-paling-pesat-di-asean/. 11
February 2021 (10:29).
Ubay. 2020. “Populasi Adalah : Pengertian, Ciri Dan Contoh Populasi.”
https://adalah.co.id/populasi/. 25 February 2021 (15:20).
Utama, Gedung et al. 2021. “Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia.” https://ekon.go.id/info-sektoral/17/87/berita-
kebijakan-pemulihan-ekonomi-dan-new-normal-telah-berhasil-
meningkatkan-geliat-ekonomi-pada-masa-pandemi-covid-19. 8 February
2021 (11:10).

Anda mungkin juga menyukai