Anda di halaman 1dari 8

STRUKTUR DAN REAKTIVITAS MOLEKUL ANORGANIK

CHAPTER 10 – “CHEMISTRY IN AQUEOUS AND NONAQUEOUS SOLVENTS”

NAMA : AAN EKO PUTRA


NIM : H01221008

1. Suggest the specific chemical and physical interactions responsible for the reversal of
Eqs. 10.3 and 10.4 in water and ammonia solutions.
Answer:
Reaksi pengendapan dalam amonia berlangsung seperti dalam air. Karena perbedaan
kelarutan antara dua pelarut, hasilnya mungkin dianggap berbeda. Sebagai contoh,
perhatikan pengendapan perak klorida dalam air :
KCl + AgNO3 → AgCl↓ + KNO3
Dalam amonia, arah reaksi adalah kebalikannya, sehingga :
AgCl + KNO3 → KCl↓ + AgNO3
Amonia mengalami autoionisasi dengan pembentukan ion amonium dan ion amida :
2NH →NH + + NH -
3 4 2

Reaksi netralisasi yang terjadi seperti halnya dalam air :


KNH3 + NHI → KI + 2NH3
Selanjutnya, sifat amfoter yang berasal dari pembentukan kompleks dengan amida
berlebih juga paralel dengan yang terjadi dalam air :

Semua asam yang bertindak sebagai asam kuat dalam air bereaksi secara sempurna
dengan amonia (disetarakan = dilevelkan) membentuk ion amonium :

Selain itu, sejumlah asam yang berkelakukan sebagai asam lemah dalam air (dengan pKa
hingga sekitar 12) bereaksi secara sempurna dengan amonia dan oleh karena itu menjadi
asam kuat dalam amonia :
HC
2H3O2 + NH3 → NH4+ + C2H3O2-
Selanjutnya, molekul yang tidak bersifat asam sama sekali dalam air, bisa bersifat
sebagai asam lemah dalam amonia :
NH2C(O)NH2 + NH3 → NH4+ + NH2C(O)NH-

2. Using a Born-Haber cycle employing the various energies contributing to the formation
of M+, e(NH3)x- species in ammonia solutions, explain why such solutions form only
with the most active metals.
Answer:
Siklus Born-Haber ini berkaitan dengan pembentukan senyawa ionik dari reaksi logam
(utamanya unsur Golongan I atau Golongan II) dengan halogen atau unsur non-logam
lainnya seperti oksigen. Logam amonia hanya dapat terbentuk dengan logam yang paling
aktif karena :
a. Bijih dengan kadar rendah bisa diekstrak, dengan pengompleks bila perlu, dan
menguntungkan untuk dieksploitsi.
b. Bijih yang kompleks bisa ditreatmen dengan sukses dan aneka logam dapat
dipisahkan dengan proses yang dilakukan dengan cermat.
c. Karena reaksi dilakukan pada suhu kamar, memungkinkan penghematan energi.

3. What is the strongest acid listed in Fig. 10.12 The strongest base?
Answer:
Asam asetat (CH3COOH) yang bersifat sebagai asam lemah dalam air (dengan pKa
hingga sekitar 12) bereaksi secara sempurna dengan amonia dan oleh karena itu menjadi
asam kuat dalam amonia :
HC
2H3O2 + NH3 → NH4+ + C2H3O2-

Selanjutnya, molekul yang tidak bersifat asam sama sekali dalam air, bisa bersifat

sebagai asam lemah dalam amonia :

NH2C(O)NH2 + NH3 → NH4+ + NH2C(O)NH-

4. From Fig. 10.1 determine how the following solutes will react with the solvents, and how
the equilibria will lie, that is, will the solute be completely leveled or in equilibrium?
State whether the solution formed in each case will be more acidic or more basic than the
pure solvent.
Answer:
a. 5CH3COOH + 8H2SO4 → 8CH3SO4 + 2CO2 + 6H2O
b. H2SO4 + 2H2O → 2H3O + SO4
c. 2NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4
d. 2CH3COCH3 + 2NH3 → 2C3NH9 + O2
e. 2CH3COCH3 + 4H2O → CH3COOH + 4CH3OH

5. Construct the Latimer diagram for manganese in basic solution from values in
Table F.1 1. and predict which oxidation states will be stable. Explain the source of
instability for each unstable species.

Answer:
PuO22+ + 4H+ + 2e- → Pu4+ + 2H2O E0 = +1.03
PuO22+ + e- → PuO2+ E0 = +1.02
PuO2+ + e- → Pu4+  E0 = +3.04
Pu4+ + 4e- → Pu(s) E0 = -1.25
Pu4+ + e- → Pu3+ E0 = +1.01
Pu3+ + e- → Pu2+ E0 = -3.5
Pu2+ + e- → Pu(s) E0 = -1.2
Pu4+ + 4e- → Pu(s) E0 = -1.25

Berdasarkan data diatas, spesi dengan nilai E° paling rendah untuk biloks tertentu
merupakan spesi relatif lebih stabil dibanding yang lain dan semakin rendah nilai nE°
semakin stabil spesi dengan biloks tersebut. Begitupun sebaliknya, spesi dengan nilai E°
paling besar untuk biloks tertentu merupakan spesi relatif tidak stabil dibanding yang lain
dan semakin tinggi nilai nE° semakin tidak stabil spesi dengan biloks tersebut.
4
3
2
1
EO
0
0 1 2 3 4 5 6
-1
-2
-3
-4
Biloks

6. Calculate the potential for the oxidation of UO2 to UO 2+


2 . in acid solution from the

following information.

Answer:
Potensial sel dapat digunakan untuk memperkirakan spontan tidaknya suatu reaksi
redoks. Reaksi redoks berlangsung spontan bila E0sel > 0 (positif) dan tidak spontan bila
E0sel < 0 (negatif)

UO22+ + e → UO2+. E0 = 0.16


UO2 → UO2+ + e E0 = -0.66
E0sel = 0.16 – (-0.66)
= 0.82 (Spontan)

7. Use the Latimer diagram for plutonium in acid solution below to answer the following
questions
a. Would you expect plutonium metal to react with water?
b. is stabic in concentrated acid bu disproportionate to PuO22 " and Pu3 at bur activities.
Explain
c. PuO: tends to disproponionsue io Pu4+ and PuO 2+
2 .Under what pH conditions would

this reaction be least likely to occur?


Answer:
Logam plutonium bereaksi dengan air:
Pu (s) + H2O (1) → PuOH (s) + 1/2 H2 (g)

8. With equations and words describe what happens


a. when metallic potassium is dissolved in ammonia to form a dilute solution.
b. when more potassium is added to form concentrated solutions.
c. when solutions (a) or (b) are evaporated carefully in vacuo.
d. when (a) is treated with Fe2O3
e. How can (d) be considered a leveling reaction?
Answer:
a.

9. Consider each of the following solvents individually: (1) ammonia. (2) acetic acid,
sulfuric acid.
a. Give equations for autoionization of the pure solvent.
b. Discuss what will happen if CH3COOH is dissolved in each of the solvents, that is.
what ions will form. Give appropriate equations. Will the solution be acidic or basic
with respect to the pure solvent? Will the solute act as a weak or a strong acid (base)?
c. Give an example of a strong base, a strong acid, and a neutralization reaction.
Answer:
a. Reaksi autoionisasi Amonia dengan pembentukan ion amonium dan ion amida
2NH
3 → NH4+ + NH2-

Reaksi autoionisasi Asam Sulfat


H2SO4 → H3SO4+ + HSO4-
Reaksi autoionisasi asam asetat
CH3COOH →. CH3COO- + H+
b. Jika CH3COOH dilarutkan dalam masing-masing pelarut:
CH3COOH + NH3 → CH3COONH4
CH3COOH + H2SO4 → HSO4- + CH3C(OH)2+
c. Reaksi asam sulfat dengan basa kuat (NaOH)
H2SO4 + NaOH → Na2SO4 + H2O
Reaksi amonia dengan asam kuat
NH3 + HCl → NH4Cl + H2O
10. As a working hypothesis, assume that you accept the solvent system picture of OPCl 3
and a value of 5×10−14 mol2 L−2 for the ion product. Set up a pCl scale for OPCl3. draw the
equivalent of Fig. 10.1 for it, and discuss how you would go about obtaining data for
compounds io complete your diagram.
Answer:

11. The stability constant, K, for AutCNI is defined as

a. From the E0 of +0.60 V for Eq. 10.131 estimate K


b. Qualitatively describe why this complex is so stable.
Answer:

12. Correlate the behavior of various solutes in "superacids" with their gas-phase proton
affinities, What factors besides proton affinities affect their solution chemistry? Predict
what species will be present when XH3 (group VA, 15), H2X (group VIA, 16) and HX
(group VIIA, 17) are dissolved in “superacids”
Answer:
Superasam yang paling kuat, asam fluoroantimonat, adalah kombinasi dari hidrogen
florida dan SbF5. Dalam sistem ini, HF melepaskan unsur seiring proton (H+) dengan
pengikatan F− oleh antimon pentafluorida. Anion yang dihasilkan (SbF6−)
merupakan nukleofil yang lemah sekaligus basa lemah. Proton secara efektif menjadi
kosong, hal inilah yang bertanggung jawab atas keasam sistem ini yang ekstrem. Asam
fluoroantimonat 2×1019 kali lebih kuat dari 100% asam sulfat, dan dapat menghasilkan
larutan dengan nilai H0 sebesar –25.

13. single crystal "cesium electride" is almost entirely diamagnetic. Reconcile this with the
formulation [Cs(ligand)]+e-, Is there a paradox here?
Answer:
14. On page 372, HgCl2, is mentioned as an exception to the obviously intuitive rule that
"good acceptors should not be good donors, and vice versa." Can you suggest a reason
why Hg(II) might be paradoxical?
Answer:
Sebuah tabel kemampuan relatif dari donor dan akseptor ion klorida dibuat dari reaksi
kesetimbangan dan pendesakan. Seperti diduga, donor yang baik biasanya adalah
akseptor yang jelek dan sebaliknya dengan beberapa pengecualian (misal HgCl2).
Berikut adalah tabel kemampuan donor dan akseptor ion klorida relatif.

15. Suggest equilibrium for the redox chemistry at an aluminum electrode and show how the
potential can be related to the [Cl−] (page 374 ).
Answer:
Jika aluminium klorida ditambahkan kepada leburan logam klorida, terbentuk logam
alkali tetrakloroaluminat:

Ion tetrakloroaluminat mengalami autoionisasi

dan kita dapat dengan jelas mengkaitkan kebasaan dengan konsentrasi ion klorida. Pada
175 oC lelehan netral mempunyai [Al2Cl7+] = [Cl-] = 3,26 x 10-4 M dan skala pCl dapat
dibuat dengan titik netral 3,5. Larutan basa mempunyai harga pCl yang lebih rendah
(larutan jenuh NaCl mempunyai pCl = 1,1) dan larutan asam (dibuat dengan
menambahkan Al2Cl6 berlebih) mempunyai harga yang lebih tinggi. pCl dapat dimonitor
secara elektrokimia menggunakan elektroda aluminium.
16. On page 376 it was stated that one of the difficulties with the cell described there was
diffusion of CuCl2. Explain.
Answer:
Penggunaan sistem ini sebagai pelarut dan juga reaktan dalam sel volta. Jika dua
elektroda gauz platina dicelupkan dalam klorokuprat cair dan diberikan listrik, sel akan
mulai mengisi. Pada kondisi 1% dari pengisian penuh, potensial stabil pada 0,85 V dan
tetap demikian sampai pengisian penuh. Setengah reaksi untuk pengisian adalah

Membiarkan reaksi berlangsung secara spontan menghasilkan 0,85 V dengan aliran arus
yang rendah. Kesulitan utama dengan sel tersebut adalah fakta bahwa CuCl 2 larut dalam
lelehan. Karenanya CuCl2 akan berdifusi dan membuat sel lapuk melalui reaksi langsung
dari bahan elektroda.

Anda mungkin juga menyukai