Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Tugas Ringkasan dan Review Article Teori dan


Standar Akuntansi Sektor Publik (Perbandingan PP
No 24 Tahun 2005 & PP Nomor 71 Tahun 2010)”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Ak., CA

OLEH:
ARIE MAHARDIKA P.
417556

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
RESUME

Tujuan Peryataan, Ruang lingkup, dan Basis Akuntansi


Tujuan PSAP No. 1 adalah mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keungan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar-entitas (Mardiasmo,
2009:256). Menurut PP Nomor 24 Tahun 2005, Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar
pengguna laporan. Sedangkan PP Nomor 71 Tahun 2010 Laporan keuangan untuk tujuan
umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan Spesifik:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumberdaya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas
pemerintah.
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban
dan ekuitas pemerintah.
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya
ekonomi. dll
Ruang Lingkup dan Basis Akuntansi
PP No. 71 Tahun 2010:
• Paragraf 2: Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis
akrual.
• Paragraf 5: Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu
basis akrual.
Tanggung Jawab Pelaporan Keungan
Pada akuntansi berbasis akrual entitas akuntansi diungkapkan pada KK paragraf 21.
Entitas akuntasi adalah unit pada pemerintah yang mengelola anggaran, kekayaan dan
kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar
akuntansi yang diselenggarakan.
Entitas pelaporan adalah nit pemerintahyang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi
yang menuntut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggung jawaban berupa laporan keuangan.
Komponen-komponen Laporan Keuangan
SAP berbasis kas menuju akrual:
1. Laporan lealisasi anggaran
2. Neraca
3. Laporan arus kas
4. Catatan atas laporan keuangan.
Perubahan basis akuntansi pada komponen laporan keuangan pemerintah menurut SAP
Berbasis Akrual, sehingga laporan keuangan terdiri atas laporan pelaksanaan anggaran
(budgetary reports) dan laporan finansial, komponen tersebut antara lain:
1. Laporan lealisasi anggaran (LRA)
2. Laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan operasional (LO)
5. Laporan arus kas (LAK)
6. Laporan perubahan ekuitas (LPE)
7. Catatan atas laporan keuangan (CaLK)

TINJAUAN ATAS PSAP NOMOR 2: LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS


Menurut Salamun dalam Halim (2009;284) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah
laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah (pusat atau daerah), yang menggambarkan perbandingan antara
realisasi dan anggaran dalam periode tertentu.
Basis akuntansi
Anggaran pemerintah disusun dengan basis kas. Apabila ada pemerintah daerah yang
menerapkan basis akrual penuh dalam sistem akuntansinya, maka dalam penyusunan LRA ,
laporan yang dihasilkan dari basis akrual harus dikonversi ke basis kas.
Akuntansi anggaran
Akuntansi anggaran diselenggarakan saat anggaran disahkan, anggaran dialokasikan, dan
anggaran direalisasikan.
Akuntansi pendapatan
Pendapatan diakui saat kas diterima pada Rekening Kas Umum Negara/ Daerah
Akuntansi belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah
Akuntansi surplus/ defisit – lra
Selisih antara pendapatan – LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam
pos Surplus/ Defisit –LRA.
Akuntansi pembiayaan
Transaksi pembiayaan dapat berupa transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
Akuntansi SiLPA/SiKPA
Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan –LRA dan belanja, serta penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/ SiKPA.

TINJAUAN ATAS PSAP NOMOR 3: LAPORAN ARUS KAS


Laporan Arus Kas merupakan laporan keuangan yang memberikan informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris selama satu
periode akuntansi.
Bentuk dan struktur laporan keuangan
Bentuk: terdiri dari uraian berbagai aktivitas yang disajikan secara stafel diurutkan dari
atas ke bawah. Struktur laporan arus kas: terdiri atas arus masuk dan arus keluar kas berbagai
aktivitas (aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, aktivitas transitoris).
Penyajian laporan arus kas
Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. (Paragraf 13 PSAP 03 SAP Akrual)
Laporan arus kas disajikan dalam dua metode:
1. Metode Langsung
2. Metode Tidak Langsung

TINJAUAN ATAS PSAP NOMOR 04:


Menurut Halim (2009:299) CALK (catatan atas laporan keuangan) merupakan Penjelasan
secara naratif, analisis, atau daftar terperinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA,
Laporan Perubahan SAL, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Ekuuitas.
Menurut Salamun dalam Halim (2009) CaLK Mengungkapkan:
1. Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiscal atau keuangan, dan
pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan dalam pencapaian target
2. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan
3. Menyajikan informasi tentang daasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan
4. Menyajikan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

TINJAUAN ATAS PSAP YANG TERKAIT DENGAN AKUNTANSI ASET TETAP DAN INVESTASI
AKUNTANSI ASET TETAP
Menurut Hendriksen dan Brenda dalam Halim (2009) Aset tetap adalah asset yang
menjadi hak milik organisasi atau perusahaan yang dipergunakan secara terus-menerus
dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa organisasi perusahaan.
Kriteria Pengakuan Aset Tetap
1. Mempunyai manfaat lebih dari 12 bulan
2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Prinsip
Aset tetap diakui (dapat dimasukkan dalam neraca) bila sudah diterima/ diserahkan hak
kepemilikannya/ penguasaannya berpidah.
Pengelompokan Aset Tetap
Menurut Mathews dan Perera (1996) dalam Halim (2009) mengelompokkan aset tetap
menjadi beberapa jenis, adalah:
1. Aset tetap dilihat dari substansinya dibagi menjadi Aset Berwujud dan Aset tidak
berwujud.
2. Aset tetap yang disusutkan dan tidak disusutkan
3. Aset tetap berdasarkan jenisnya, meliputi: lahan, gedung dan bangunan, mesin,
kendaraan, perabot, inventaris atau peralatan, prasarana, dan aset tetap lainnya.
Metode Penyusutan Aset Tetap sesuai PSAP 07 :
1. Metode garis lurus
2. Metode saldo menurun ganda
3. Metode unit produksi

TINJAUAN AKUNTANSI ASET TETAP


SAP berbasis kas menuju akrual PSAP No. 7, tentang Akuntansi aset tetap. secara umum,
PSAP No. 7 ini belum terperinci mengatur masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat
umum baik perolehan, penggunaan, maupun penghapusan atau pelepasan asset tetap belum
diatur secara terperinci dan belum ada standar mengenai permasalahan khusus seperti
pembelian asset secara kredit jangka panjang, perolehan dengan temuan, perlakuan atas
asset yang dilimpahkan, perlakuan asset atas pulau dan daerah wisata, dan asset dalam
sengketa.

AKUNTANSI INVESTASI
PSAP Nomor 6: Investasi adalah asset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi seperti bunga, deviden, royalti, atau manfaat sosia, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

TINJAUAN AKUNTANSI INVESTASI


Terdapat pertentangan antara paragraph 2 dengan 5, sehingga membutuhkan penjelasan
lebih lanjut yaitu pada : Paragraf 2: “seluruh investasi pemerintah” dan Paragraf 5:
“Penyataan standar ini tidak megatur”. Sedangkan Paragraf 6, Belum ada penjelasan
mengenai bagai mana nilai investasi ketika ada perubahan kekayaan badan usaha penerima
investasi yang terjaadi setelah perolehan.
Klasifikasi investasi agak membingungkan antara permanen dan non permanen yaitu
pada: Paragraf 20, Menjelaskan tentang pengakuan investasi, kalimat “manfaat ekonomi dan
manfaat social” menimbulkan penafsiran investasi akan menghasilkan salah satu manfaat dari
kedua manfaat, sehingga pernyataan tersebut harus disempurnakan dan Paragraf 37, Metode
penilaian investasi, antara poin b dan c seharusnya diberikan penjelasan mengenai tujuan
pemisahannya serta menambahkan poin c dengan kalimat dikonsolidasikan dengan laporan
keuangan induk.
TINJAUAN ATAS PP NOMOR 71 TAHUN 2010 DAN PSAP YANG TERKAIT DENGAN LAPORAN
OPERASIONAL.
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan
untuk memberikan manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna
maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah. Broothe (2007) dalam Halim dan Kusufi
(2009) meyakini bahwa akuntansi akrual mengakui beban ketika transaksi itu terjadi, hal ini
dianggap akuntansi akrual menyediakan gambaran operasional pemerintah secara lebih
transparan.
LAPORAN OPERASIONAL
Perbedaan mendasar antara SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dengan SAP Berbasis Akrual
adalah adanya penambahan PSAP baru PSAP Nomor 12 tentang Penyajian Laporan
Operasional. Laporan operasional menjadi salah satu bagian dari pelaporan finansial yang
berbasis akrual untuk pelaporan atas pendapatan dari sumber daya ekonomi yang diperoleh
dan beban untuk kegiatan pelayanan pemerintahan.
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
4 informasi yang disediakan oleh Laporan Operasional dan mencerminkan peranan dari
informasi tersebut, yaitu: (a) Informasi mencerminkan peran dalam perhitungan biaya
pelayanan, (b) Informasi mencerminkan peran untuk menilai kinerja pemerintah, (c)
Informasi berperan dalam mengestimasi pendapatan yang akan diterima, dan (d) Informasi
berperan untuk menentukan besarnya perubahan ekuitas yang dimiliki oleh pemerintah.
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
Mencakup pos-pos sebagai berikut (PSAP Nomor 01 paragraf 93 SAP Berbasis Akrual)
a. Pendapatan-LO dari kegiatan operasional
b. Beban dari kegiatan operasional
c. Surplus/defisit dari kegiatan non-operasional (bila ada)
d. Pos luar biasa (bila ada)
Surplus/defisit-LO
AKUNTANSI BELANJA VS BEBAN
BEBAN-LO BELANJA-LRA
Perbedaan
Pengakuan • Pada saat timbulnya kewajiban Pada saat kas keluar
• Pada saat terjadinya konsumsi aset
• Terjadinya penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa
Pengelompokan Menurut klasifikasi ekonomi Menurut klasifikasi
(jenisbelanja),
organisasi, dan fungsi.
AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT-LRA VS SURPLUS/DEFISIT-LO
Surplus/defisit-LO adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode
pelaporan setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar
biasa. Saldo ini akan dipindah ke Laporan Perubahan Ekuitas sebagai penambah atau
pengurang ekuitas.
Surplus/defisit-LRA adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan. Surplus/defisit-LRA akan mempengaruhi SiLPA/SiKPA yang
nantinya akan dipindahkan ke Laporan Perubahan SAL sebagai penambah atau pengurang
SAL.
AKUNTANSI PEMBIAYAAN VS KEGIATAN NON-OPERASIONAL DAN POS LUAR BIASA
Pembiayaan tidak diperhitungkan dalam perhitungan surplus/defisit-LO karena transaksi
pembiayaan tidak terkait dengan operasi pada periode pelaporan. Sedangkan, Kegiatan non-
operasional sifatnya tidak rutin termasuk dari surplus/defisit dari penjualan aset nonlancar
dan penyelesaian kewajiban jangka panjang, dan pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa
atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan
operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau
pengaruh entitas yang bersangkutan.
TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang
menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah dengan perlakuan akuntansi:
1. Transaksi yang tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang
digunakan dalam transaksi → transaksi dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata
uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
2. Tidak tersedia dana dalam mata uang asing, terdapat 3 perlakuan:
• Mata uang asing dibeli dengan rupiah dicatat berdasarkan kurs transaksi
• Mata uang asing dibeli dengan mata uang asing lainnya dicatat dengan menggunakan
kurs transaksi
• Transaksi dalam mata uang asing lainnya dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi
TRANSAKSI DALAM BENTUK BARANG DAN JASA
Transaksi pendapatan-LO dan beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan
berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal transaksi dan diungkap dalam CaLK sehingga dapat
memberikan semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan dan beban.
Transaksi pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi selain kas dapat segera dicatat
pada pendapatan-LO dan beban pada saat terjadinya transaksi
REVIEW ARTIKEL

No. Keterangan Uraian


PENERAPAN PP NO.71 TAHUN 2010 DALAM PELAPORAN
1. Judul Penelitian AKUNTANSI BELANJA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MOBAGU
TAHUN ANGGARAN 2014.
• Dedy Kurniawan Kiay Demak
2. Nama Peneliti • Jullie J. Sondakh
• Steven Tangkuman

3. Tahun Penelitian April 2015

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk penyajian


dan pelaporan akuntansi belanja pada Dinas Pekerjaan Umum
4. Tujuan Penelitian
Kota Kotamobagu dalam penerapan PP No. 71 tahun 2010 untuk
tahun anggaran 2014.
Data Primer yaitu dengan wawancara langsung, studi
5. Data Penelitian dokumentasi dan pengamatan/ observasi pada dinas pekerjaan
umum kota mobagu.
Hasil penelitian ini yaitu tahun anggaran 2013 dan 2014 Dinas
Pekerjan Umum Kota Kotamobagu dalam penyajian laporan
belanja belum menerapkan PP No.71 Tahun 2010 tetapi telah
sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005. Perbedaan terletak pada
pencatatan transaksi belanja dan laporan keuangan yang
6. Hasil/Temuan Penelitian
dihasilkan. Sehingga diharapkan pada tahun anggaran berikutnya
hendaknya Dinas Pekerjaan Umum telah berpedoman penuh
pada Permendagri No 64 Tahun 2013 dan menerapkan PP No. 71
Tahun 2010 dalam menyajikan laporan keuangan khususnya
mengenai akuntansi belanja.
No. Keterangan Uraian
ANALISIS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71
TAHUN 2010 PADA LAPORAN EUANGAN BADAN LAYANAN
1. Judul Penelitian
UMUM (Studi Kasus: Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang)
2. Nama Peneliti Rizka Amalia

3. Tahun Penelitian -

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan PP No 71


4. Tujuan Penelitian Tahun 2010 pada laporan keuangan Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Data yang digunakan adalah data primer melalui wawancara dan
5. Data Penelitian
observasi langsung kepada informan.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan
tahun 2014 di UIN Malik Malang sudah sesuai dengan PP No. 71
Tahun 2010 Cash Towart to Accrual. Sedangkan untuk laporan
6. Hasil/Temuan Penelitian keuangan 2015 belum sesuai dengan dengan PP No. 71 Tahun
2010 karena pada tahun 2015 UIN Malik Malang laporan
keuangan masih sama yaitu Cash Towart to Accrual karena dalam
standar dinyatakan untuk tahun 2015 harus sudah Full Accrual.
Daftar Pustaka:

Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2014. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan
Daerah, edisi ke-2. Jakarta: Salemba Empat.
Demak, Dedy. dkk.2015. “PENERAPAN PP NO.71 TAHUN 2010 DALAM PELAPORAN
AKUNTANSI BELANJA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MOBAGU TAHUN
ANGGARAN 2014” e-journal unsrat
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/download/8372/7943)
Amalia, Rizka.___. “ANALISIS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN
2010 PADA LAPORAN EUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (Studi Kasus:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)” e-journal unsrat.

Anda mungkin juga menyukai