Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Tugas Ringkasan dan Review Article tentang


Teknik dan Prosedur Akuntansi pada Akuntasi
(Uang dan Barang) dan Aplikasinya di Indonesia”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Ak., CA

OLEH:
ARIE MAHARDIKA P.
417556

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
RESUME

Teori Akuntansi Dalam Akuntansi Sektor Publik


Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama
pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori akuntansi sektor publik sendiri sebenarnya
masih dipertanyakan apakah memang ada teori akuntansi sektor publik. Sektor swasta yang
perkembangan akuntansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih dipertanyakan
apakah sampai saat ini benar-benar memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu teori perlu
didukung oleh beberapa riset yang di dalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji
kebenarannya. Mardismo (2009:143) menyatakan bahwa teori memiliki tiga karakteristik
dasar, yaitu: 1) kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the
ability to explain), 2) kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict), dan 3)
kemampuan mengendalikan fenomena (the ability control given phenomena). Pada dasarnya
terdapat tiga tujuan mempelajari teori akuntansi, yaitu: 1) untuk mempelajari praktik
akuntansi yang saat ini ada, 2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi
yang saat ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Menurut Mardiasmo (2009:144) Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor
publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala (countraints) yang
dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah:
1. Obyektivitas
2. Konsistensi
3. Daya banding
4. Tepat waktu
5. Ekonomis dalam penyajian laporan
6. Matrealitas

Sedangkan menurut Halim dan Kusufi (2014:322) terdapat tiga hal yang
menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:
1. Materialitas
2. Pertimbangan biaya dan mafaat, dan
3. Keseimbangan antar karakteristik.

Sistem Akuntansi Sektor Publik


Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang
mencakup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan
atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasil-
hasilnya. Masisi (1978) dalam Glynn (1993) dalam Mardiasmo (2009:147) menjelaskan aturan
dasar sistem akiuntansi keuangan sebagai berikut :
1. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan.
2. Pengklasifikasian kegiatan operasi secara tepat.
3. Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas.
4. Menghitung pengaruh masing-masing operasi.

Teknik-Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik


Terdapat beberpa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik,
yaitu sebagai berikut (Mardiasmo, 2009:150).
1. Akuntansi Anggaran
2. Akuntansi Komitmen
3. Akuntansi Dana
4. Akuntansi Kas
5. Akuntasi Akrual

Teknik Akuntasi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah di


Indonesia.
Pada dasarnya terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi
oleh organisasi sektor publik untuk memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan. Teknik
akuntansi tersebut ialah akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi dana, akuntansi
kas, dan akuntansi akrual yang dimana kelima teknik ini tidaklah bersifat muttually exclusive
(Mardiasmo, 2009:150). Bagitu halnya dengan akuntasi pemerintah di Indonesia yang
menggunakan paling tidak empat teknik akuntasi, kecuali akuntasi komitmen, tersebut untuk
tujuan yang berbeda-beda (Halim dan Kusufi, 2014:328).

Simstem Pemcatatan Akuntansi Pemerintah di Indonesia


Halim dan Kusufi (2014:330) menyatakan bahwa ada beberapa macam sistem
pencatatan akuntansi yang digunakan, yaitu single entry, double entry, dan triple entry.
Sedangkan dalam persamaan dasar akuntasi (Wirana, 2006:60) dalam (Halim dan
Kusufi, 2014:330) dimana dalam konteks pemerintah, persamaan dasarnya, untuk SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual, Adalah sebagai berikut.
Aset + Belanja = Kewajiban + Ekuitas Dana + Pendapatan
Sedangkan, setelah diterapkanya SAP berbasis Akrual persamaan dasar akuntasi
pemerintah terbagi menjadi dua persamaan, yaitu persamaan akuntasi untuk akuntansi
finansial dan akuntansi pelaksanaan angaran.

Siklus Akuntasi Keuangan Pemerintahan


Menurut Sugiri (2001) dalam Halim, Kusufi (2014: 57) Tahap-tahap sistem akuntansi
(siklus akuntansi) sebagai berikut: (1) Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti
dan melakukan analisi transaksi keuangan tersebut, (2) Mencatat transaksi keuangan dalam
buku jurnal, (3) Meringkas, dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah
dijurnal, (4) Menentukan saldo-saldo buku besar di akhir periode dan menuangkannya dalam
neraca saldo, (5) Menyesuaikan buku besar berdasar pada informasi yang paling up-to-date,
(6) Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam
neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP), (7) Menyusun laporan keuangan berdasarkan pada
NSSP, (8) Menutup buku besar, dan (9) Menentukan saldo-saldo buku besar dan
menuangkannya dalam neraca saldo setelah tutup buku.

Dasar Akuntansi yang Digunakan


Dasar atau basis akuntansi berkaitan dengan masalah pengukuran (recognition).
Pada dasarnya pengakuan adalah penentuan kapan suatu transaksi dicatat. Untuk itu
menentukan kapan suatu transaksi dicatat digunakan berbagai dasar akuntansi (Halim dan
Kusufi, 2014:331).
Halim dan Kusufi (2014:301) menyatakan bahwa beberapa orang berpendapat
bahwa secara konsepsional hanya dikenal dua basis akuntansi yaitu kas dan akrual. Basis di
antara keduanya hanyalah merupakan langkah transisi dari basis kas menuju basis akrual,
sehingga kemudian dikenal juga basis kas modifikasian dan basis akrual modifikasian.
Prosedur Akuntasi Pemerintahan
Kegiatan pada unit kerja meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset dan
selain kas. Keempat kegiatan akuntansi tersebut diatur melalui Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 jo. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, empat
kegiatan akuntansi tersebut dijabarkan dalam empat prosedur akuntansi pemerintah (Halim
dan Kusufi, 2014:333), yaitu (1) prosedur akuntansi penerimaan kas, (2) prosedur akuntansi
pengeluaran kas, (3) prosedur akuntansi selain kas, dan (4) prosedur akuntansi aset.
Daftar Pustaka:

Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi (2012). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan, Dari Pemerintah Hingga Tempat
Ibadah. edisi ke-2. Jakarta: Salemba Empat.
Langelo, Friska,David P E Saerang, Standly W Alexander. (2015). “Mengetahui Penyajian
Laporan Keuangan dan Kesiapan Pemerintah Kota Bitung dalam Penyajian
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berdasarkan PP No.71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual”. Jurnal EMBA: Vol. 3 No. 1
(Maret): 1-8.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
REVIEW ARTIKEL

No. Keterangan Uraian


ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
1. Judul Penelitian
PADA PEMERINTAH KOTA BITUNG.

1. Friska Langelo
2. David Paul Elia Saerang
2. Nama Peneliti
3. Standly Winylson Alexander

3. Tahun Penelitian 2015

Mengetahui Penyajian Laporan Keuangan dan Kesiapan


Pemerintah Kota Bitung dalam Penyajian Laporan Keuangan
4. Tujuan Penelitian Pemerintah Daerah Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari:


1. Data Primer : Melakukan Pengamatan/Observasi dan
5. Data Penelitian wawancara. Sedangkan,
2. Data Skunder : Melakukan Studi Pustaka

Pemkot Bitung sebagai salah satu entitas pelaporan, dalam


menyajikan laporan keuangannya masih berdasarkan PP
No.24 Tahun 2005 berbasis CTA (Cash Toward Acrual)
6. Hasil/Temuan Penelitian dan/atau Berbasis Kas Menuju Akrual. serta adanya kendala
penerapan akrual basis disebabkan oleh kualitas SDM,
perangkat pendukung (tools) dan pelatihan Bintek belum
mencukupi.

Anda mungkin juga menyukai