Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN STRATEGIK SEKTOR PUBLIK

“KABUPATEN BANGGAI SEBAGAI SALAH KABUPATEN TERTINGGAL DI


INDONESIA”

Disusun untuk memenuhi tugas akhir

Disusun Oleh:

Arie Mahardika Pageno.

NIM: 17/417556/PEK/23119

Dosen Pengampu:

APRINUS SALAM, Dr., M.Hum

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018

1
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang sangat besar. Mulai dari jumlah penduduk, luas wilayah,
sumber daya alam hingga seni budaya dan adat istiadatnya. Dilihat dari jumlah penduduknya,
penduduk indonesia merupakan yang ke empat terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, terdapat perbedaan yang sangat mencolok baik dalam
bahasa, budaya, dan lain-lain. Kondisi seperti itu menunjukkan bahwa Indonesia memang negara
yang sangat besar. Belum lagi kalau dilihat dari sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia,
tentu oraang akan sangat bingung menghitungnya. Oleh karena itu masyarakat harus terlibat aktif
dalam upaya menjaga dan melestarikan kekayaan indonesia. Jangan sampai kekayaan tersebut
rusak, dan tidak memberikan apapun bagi bangsa indonesia.

Terlepas dari realitas bahwa indonesia merupakan negara yang sangat besar dan kaya akan
sumber alamnya, tetapi masih terdapat beberapa kabutapen yang termasuk dalam derah tertinggal.
Presiden Jokowidodo telah menetapkan sebanyak 122 kabupaten sebagai daerah tertinggal tahun
2015-2019. Penetapan itu tertuang dalam Peraturan Presiden (perpres) Nomor 131/2015 tentang
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 (Yunita, 2015). Dalam Perpres itu, disebutkan
bahwa daerah tertinggal yakni daerah kabupaten yang wilayahnya serta masyarakatnya kurang
berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

Suatu daerah dikatakan sebagai daerah tertinggal berdasarkan kriteria: perekonomian


masyarakat, sumber daya manusia, saran dan prasarana, kemampuan keuangan daerah,
aksesibilitas, dan karakteristik daerah. Kriteria ketertinggalan sebagaimana dimaksud diukur
berdasarkan indikator dan sub indikator, ketentuan mengenai indikator dan sub indikator
sebagaimana dimaksud diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan daerah tertinggal, bunyi pasal 2 ayat 2 dan 3 perpres
tersebut”. Dari 122 kabupaten yang termasuk dalam daerah tertinggal tersebut, saya akan
mengangkat dan membahas salah satu kabupaten yang ada di wilayah Sulawesi Tengah yaitu
Kabupaten Banggai. Dari data yang saya peroleh memalui Badan Pusat Statistik Provinsi Sulteng
menunjukkan bahwa Kabupaten Banggai termasuk dalam 4 teratas jumlah penduduk miskin
terbanyak yaitu pada tahun 2012 sebanyak 3.530.000 orang, tahun 2013 sebanyak 3.380.000
orang, dan tahun 2014 sebanyak 3.245.000 orang. Sedangkan presentase penduduk miskinnya

2
sebesar 10,48% (tahun 2012), 9,81% (tahun 2013), dan 9,27% (tahun 2014) meskipun terjadi
penurunan tiap tahunnya tetapi penurunanya tidak terlalu signifikan. Lain halnya jika di
bandingkan dengan Kota Palu yang memiliki presentase penduduk miskin lebih sedikit yaitu
sebesar 8,58% (tahun 2012), 7,24% (tahun 2013), dan 7,05% (tahun 2014).

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Karakteristik dan Lokasi Wilayah

Kabupaten Banggai merupakan kabupaten yang terketak di bagian timur Provinsi Sulawesi
Tengah yang merupakan salah satu kabupaten awal yang terbetuk di Sulawesi Tengah, yang
kemudia sebagian wilayah ini dimekarkan menjadi kabupaten Banggai Kepulauan, yang memiliki
batas-batas sebagai berikut:

Gambar 1.
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Banggai

• Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomoni


• Sebelah Timur berbtasan dengan Laut Maluku
• Sebelah Selatan berbtasan dengan Teluk Tolo

3
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten Morowali.

Kabupaten Banggai memiliki luas wiayah daratan 9.672,70 km2 atau sebesar 14,22% dari
total luas Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas lautan 20.309,68 Km2. Secara administratif
Kabupaten Banggai terbagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan dengan masing-masing luas
wilayah adalah sebagai berikut :

Tabel 1.
Luas Wilayan Kecamatan di Kabupaten Banggai

Sumber: BPS, Kabupaten Banggai Dalam Angka (KDA) Tahun 2015.

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BANGGAI

Statistik kesejahteraan rakyat marupakan salah satu gambaran yang dapat menunjukkan
tingakat kesejahteraan masyarakat dari sisi sosial dan ekonomi, yang meliputi: kependudukan dan
keluarga berencana, kesehatan, pendidikan, perumahan dan pengeluaran rumah tangga.statistik
yang digunakan untuk menampilkan kesejahteraan rakyat bersumber dari hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang merupakan survei berbasis rumah tangga. Data yang

4
ditampilkan tulisan ini merupakan hasil Susenas yang dilaksanakan pada bulan Maret 2017
terhadap 600 Rumah Tangga sampel, dengan menggunakan kuesioner KOR dan Konsumsi
Pengeluaran Susenas Maret 2017 (Daftar VSEN2017.K dan VSEN2017.KP).

Kependudukan

Tabel 2.
Presentase Peduduk menurut Karakteristik dan Kelompok Umur, 2017.

Sumber: BPS Kabupaten Banggai Tahun 2017

Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan presentase
penduduk yang berumur 15-64 tahun lebih banyak dari pada mereka yang berumur 0-14 tahun dan
65 tahun keatas. Dari jumlah pengeluaran dan tinggkat pendidikan yang di tempuh mereka yang
berumur 15-64 tahun juga lebih banyak dari yang lain. Hal ini menjadi gambaran bahwa di
Kabupaten Banggai sebagian besar penduduknya masih dalam kategeori usia produktif.

5
Pendidikan

Tabel 3.
Angka Partisipasi Murni (APM) Formal dan Non Formal Penduduk menurut karakteristik dan
Jenjang Pendidikan, 2017

Sumber: BPS Kabupaten Banggai Tahun 2017.

Angka Partipasi Murni (APM) menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang
sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Dari tabel
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata sebersar 73,47% baik laki-laki atau perempuan
didominasi oleh jenjang pendidikan SMP.

6
Kesehatan

Tabel 4.
Angka Kesakitan dan Rata-rata lama sakit (Hari), 2017

Tabel 5.
Presentase Penduduk yang menggunakan jaminan kesehatan untuk berobat jalan menurut
karakteristik dan jenis jaminan kesehatan, 2017

7
Sumber: BPS Kabupaten Banggai Tahun 2017.

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa rata-rata lama sakit pada masyarakat Kabupaten
Banggai ialah selama 6 Hari. Lamanya rawat inap jika dirujuk ke rumah sakit selama 6 hari.
Beberapa penyakit yang diderita: Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan dari ke lima penyakit tersebut
yang paling sering di derita oleh masyarakat adalah penyakit Polio. Serta beberapa jaminan
kesehatan yang digunakan masyarakat adalah: Jamkesda, BPJS Kesehatan Non PBI, Asuransi
Swasta/Perusahaan/Kantor, BPJS Kesehatan PBI.

Perumahan

Tabel 6.
Presentase Rumah Tangga Menurut Karakteristik Dan Jenis Bukti Kepemilikan Tanah Bangunan
Tempat Tinggal Milik Sendiri, 2017

8
Sumber: BPS Kabupaten Banggai Tahun 2017.

Tabel 7.
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Sumber Air Minum Bersih dan Sumber Air
Minum Layak menurut Karakteristik, 2017

Sumber: BPS Kabupaten Banggai Tahun 2017.

Tabel 8.
Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Bahan Bakar Utama yang Digunakan
untuk Memasak, 2017

9
Tabel 9.
Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Sumber Utama Penerangan Rumah
Tangga, 2017

Sumber: BPS Kabupaten Banggai Tahun 2017.

10
Dari beberapa tabel yang ditampilkan diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata sebesar
50.19% atau setengah dari jumlah masyarakat yang ada di kabupaten banggai telah memiliki bukti
kepemilikan tanah bangunan tempat tinggal. Untuk konsumsi air minum baik itu bersumber dari
air minum bersih dan/ atau air minum layak sebesar 61.97 % yang menandakan bahwa masyarakat
telah mengkonsumsi air yang bersih dan layak. Sedangakan untuk penerangan berupa Listirk dari
PLN rata-rata sebesar 94.67% yang mengidikasikan bahwa hampir semua masyarakat di
kabupaten banggai telah menggunakan fasilitas dari PLN. Serta untuk bahan bakar memasak yang
digunakan masyarakat di kabupaten banggai sebesar 48.79% atau dengan kata lain masih ada
sebagian masyarakat yang menggunakan minyak tanah ataupun kayu masak sebagai bahan bakar
untuk memsak.

Lain-Lain (Raskin/Rastra, Program Indonesia Pintar, Kartu Perlindunga Sosial /Kartu


Keluarga Sejahtera, dan Program Keluarga Harapan).

Tabel 10.
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Program Perlindungan
Sosial yang Diterima, 2017

Sumber: BPS Kabupaten Banggai Tahun 2017.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa presentase terbesar masyarakat kabupaten banggai
dalam hal ini Rumah Tangga yang menerima jenis program perlindungan sosial adalah

11
Raskin/Rastra (56.03%). Yang berarti bahwa hampir sebagian besar masyarakat masih
bergantungan dengan bantuan Beras Miskin dari pemerintah. Sedangkan bantuan yang paling
sedikit masyarakat konsumsi adalah Program keluarga Harapan (PKH) hana sebesar 4.15 % .

POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN BANGGAI

Menurut saya dengan melihat hasil statistik kesejahteraan yang dijelaskan sebelumnya, dan
dengan berpatokan dari kondisi georgrafis yang ada di Kabupaten Banggai maka terdapat beberapa
potensi yang dapat dikembangkan oleh masyarakatnya agar dapat mencapai tingkat kesejahteraan
yaitu:

1. Pariwisata
Kabupaten Banggai sebagai salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tengah,
terletak di ujung Timur Pulau Sulawesi dengan batas wilayah, sebelah Utara Teluk Tomini,
sebelah Timur dengan Laut Maluku, sebelah Selatan dengan Selat Peling/Kabupaten Banggai
Kepulauan dan Teluk Tolo dan sebelah Barat Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten
Morowali.
Ada banyak potensi yang dimiliki, antara lain potensi sumber daya alam dan budidaya
yang sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata. Potensi sumberdaya alam
tersebut berupa kawasan lindung, yaitu suaka alam dan hutan lindung seluas 169.669 Ha. Dua
kawasan ini dapat dimanfaatkan sebagai objek dan daya tarik wisata alam terbatas. Selain itu
Kabupaten Banggai memiliki obyek wisata di Kecamatan Balantak dengan panaroma pantai
serta laut yang indah sehingga cocok dikembangkan untuk aktivitas olahraga dan wisata bahari
seperti: diving, surfing, memancing, berperahu. Apalagi pada saat ini muncul kecenderungan
wisatawan mancanegara menyukai atraksi-atraksi menantang terutama surfing dan diving.
Selain itu Kabupaten Banggai juga memiliki wisata alam air terjun hangahanga, wisata pantai
kilo lima. Ada terdapat beberapa potensi komoditi unggulan pariwisata misalnya Wisata Pulau-
pulau yaitu Wisata pulau basampellang yang terletak di Kecamatan Lamala, Wisata Pantai
Boli’i yang terletak di Desa Bunga Kecamatan Luwuk, Wisata Alam Salodik yang terletak di
Desa Salodik, Wisata Mata Air Duaka yang terletak di Desa Selese Kecamatan Bunta, Teluk
Lalong yang terletak di Kota Luwuk.
Tabel 11.
Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata

12
Potensi lain yang dimiliki adalah mutiara, karena sejak masa kolonialisme Jepang,
daerah ini sudah dikenal sebagai penghasil mutiara. Disamping mutiaramutiara indah terdapat
sebaran terumbu karang yang nilai ekonomisnya tidak kalah dengan mutiara. Selain objek
wisata bahari terdapat objek wisata budaya, seperti peninggalan sejarah dan budaya
masyarakat yang masih hidup dan berkembang. Selain potensi-potensi yang ada, diperlukan
pula antisipasi hal-hal yang dapat menunjang pariwisata khususnya penanganan arus
wisatawan asing maupun domestik, dengan cara penyediaan akomodasi yang memadai.
Adapun fasilitas hotel dan penginapan di Kabupaten Banggai sampai saat ini terdapat 40 buah
dengan kapasitas kamar secara keseluruhan sebanyak 436 buah dengan 732 tempat tidur.
2. Pertambangan
Di wilayah Kabupaten Banggai terdapat potensi bahan galian mineral yang cukup
berlimpah diantaranya yakni potensi gas alam yang terdapat di Kecamatan Toili, Toili Barat,
Batui dan Batui Selatan. Blok gas alam Donggi-Senoro dan Blok Matindok ini diperkirakan
memiliki cadangan sebesar 20-28 TCF. Jumlah kandungan gas di ladang-ladang Donggi-
Senoro besarnya dua kali lipat dibandingkan sisa kandungan yang terdapat di ladang gas alam
Arun di Aceh yang jumlahnya mencapai 14 TCF.

13
Berdasarkan hasil penyelidikan umum telah dilaksanakan oleh Direktorat Geologi,
Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Dinas Pertambangan Tingkat I
Sulawesi Tengah serta Dinas Pertambangan Kabupaten Banggai, potensi galian di Kabupaten
Banggai yang telah berhasil diiventarisir adalah :
• Bahan Galian Strategis
Kabupaten Bangai kaya akan minyak dan gas bumi yang berada di Kecamatan Toili
dan Kecamatan Batui yang saat ini sudam memasuki tahap ekpsloitasi oleh Pihak
Pertamina dengan cadangan pada Blok Matindok sebesar 3,4 TCF (Triliun kaki kubik) dan
yang dilaksanakan oleh JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi 2,6 TCF, dengan 8 sumur
cadangan sebesar 2.161,4 kaki kubik.
• Bahan Galian Vital
Nikel, sebagai bahan baku untuk industri pengolahan nikel atau sebagai campuran
mineral logam lainnya yang terdapat di Kecamatan Pagimana, Bunta dan Toili. Selain itu
dari hasil penyelidikan umum dapat disimpulkan kandungan nikel di wilayah Siuna
Kecamatan Pagimana seluas 3.400 Hektar, wilayah Pagimana Bunta sekitar 2.000 Hektar,
wilayah Balingara sekitar 200 Hektar, dan wilayah Toili sekitar lebih kurang 2.800 Hektar.
Biji Besi, Penyebaran jenis bahan galian ini terdapat di wilayah Kecamatan Kintom
dan belum ada data yang riil mengenai penyebarannya.
• Bahan Galian Non Vital
Granit, Sebagai bahan eksklusif pelapis dinding, lantai atau plafon gedung, bahan
galian ini terdapat dalam bentuk masa yang sangat beraturan. Di Kabupaten Banggai belum
bisa dipastikan berapa besar cadangan yang ada, tetapi diperkirakan mencapai jutaan kubik.
Untuk saat ini diketahui lokasi di Kecamatan Pagimana.
Pasir dan Batu, Terdapat hampir di seluruh sungai di kawasan Kabupaten Banggai
di 18 Kecamatan yang ada. Bahan galian ini berjumlah sangat besar dan bersifat renewable
deposit, sehingga cadangan dapat bertambah pada waktu hujan dan banjir dengan frekuensi
100-200%. Sampai saat ini telah ada investor yang menanamkan modalnya untuk
mengolah potensi ini salah satunya adalah PT.Banggai Sirtu di Desa Tobelombang
Kecamatan Nuhon, yang hanya digunakan untuk keperluan lokal dan kabupaten lainnya
sebagai material dalam pembangunan gedung, jembatan, jalan dan infrastruktur lainnya.
Hampir di seluruh wilayah Kabupaten Banggai, potensi ini telah diolah secara

14
konvensional seperti di Desa Biak Kecamatan Luwuk, Kecamatan Luwuk Timur,
Kecamatan Kintom serta Kecamatan Toili.
Marmer, Berdasarkan hasil analisis fisik oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi menunjukkan marmer di Kabupaten Banggai layak digunakan sebagai bahan dasar
untuk lantai utama, berdasarkan standar persyaratan mutu bahan pualam. Lokasi bahan
galian di Desa Salodik, Lauwon, Bantayan, dan Desa Minangandala.
Gabro, Sebagai bahan dasar ornament dinding, lantai dan bahan dasar cinderamata,
bahan galian gabro di Kabupaten Banggai sebagaimana marmer juga layak untuk bahan
dasar lantai. Terdapat di Desa Siuna Kecamatan Pagimana, Desa Bantayan Kecamatan
Luwuk Timur dan Desa Nanga-nangaon Kecamatan Bunta.
Emas, Kandungan emas di daerah Kabupaten Banggai terdapat di Kecamatan Toili, Toili
Barat, Moilong dan Simpang Raya. Jenis emas ini merupakan emas sekunder yang terdapat
pada endapan alluvial (pasir, lempung dan kerakal) di sekitar lembah dan sungai kecil dan
belum ditemukan kandungan emas primer.
3. Perikanan
Potensi perikanan di wilayah Kabupaten Banggai cukup besar terutama pada perikanan
laut dan mengandung berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya, hal ini dapat dilihat pada tabel
hasil produksi perikanan menurut jenis ikan di bawah ini:
Tabel
Produksi Perikanan menurut jenis usaha di Kab. Banggai tahun 2007-2010.

15
Sumber: BPS Kab. Banggai Dalam Angka (KDA) Tahun 2011.

Kesimpulan

Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam 122 kabupaten
tertinggal yang ada di Indonesia. Meskipun statusnya sebagai kabupaten yang tertinggal, ternyata
setelah diamati dan diobservasi lebih jauh mengenai kabuapten ini, terdapat potensi yang besar di
dalamnya untuk menjadi kabupaten yang maju dan sejahtera. Hal itu dapat dilihat dari besarnya
sumber daya alam yang mereka miliki. Ketika masyarakatnya mampu mengelola dan

16
memafaatkan sumber daya alam yang mereka miliki, maka tidak mustahil di tahun 2020
Kabupaten Banggai tidak lagi masuk dalam daftar kabupaten yang tertinggal. Potensi tersebut rata-
rata didominasi oleh objek wisata alam yang ada di Kabupaten Banggai. Dari 18 objek wisata alam
yang ada, salah satunya adalah Air Terjun Pila Weanto atau Permandian Salodik. Air Terjun
Pilaweanto merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak di Desa Salodik, Kecamatan
Luwuk Utara yang merupakan aset milik Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai. Objek wisata
ini bahkan menjadi objek wisata unggulan Kabupaten Banggai pada objek wisata alam, selain
Pantai Kilo Lima dan Pulau Dua. Selain itu, Potensi lain yang dimiliki adalah mutiara, karena sejak
masa kolonialisme Jepang, daerah ini sudah dikenal sebagai penghasil mutiara. Disamping
mutiara-mutiara indah terdapat sebaran terumbu karang yang nilai ekonomisnya tidak kalah
dengan mutiara. Selain objek wisata bahari terdapat objek wisata budaya, seperti peninggalan
sejarah dan budaya masyarakat yang masih hidup dan berkembang.

Pertambangan juga dapat menjadi salah satu penunjang kesuksesan kabupaten banggai
menjadi kabupaten yang sejahtera jika masyarakatnya terutama pemerintah dapat mengelolanya
dengan baik. Karena hasil dari pengelolaan tambang tersebut dapat menjadi tambahan Pendapatan
Asli Daerah tersebut. Selain itu, pertambangan juga dapat menyerap masyarakat-masyarakat yang
belum memiliki pekerjaan atau pengangguran sehingga mereka dapat bekerja dan mempunyai
penghasilan.

Demikianlah hasil analisis dari kabupaten banggai, semoga beberapa ide mengenai
pengembangan sumber daya alam tersebut dapat bermafaat terutama untuk pengambil keputusan
dan kebijakan dalam hal kesejahteraan masyarakat di kabupaten banggai.

17
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai 2015.


Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai 2017.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulatesi Tengah 2016.

RPJMD Kabupaten Banggai 2011-2016

Yunita, N. W. (2015). Jokowi Tetapkan 122 Kabupaten ini Daerah Tertinggal 2015-2019.
Jakarta: Detik News.

18

Anda mungkin juga menyukai