Nama : Shabrina

Kelas 12 Mipa 3

 Kapolri: Penegakan Hukum Harus Pertimbangkan HAM

https://daerah.sindonews.com/read/340596/707/kapolri-penegakan-hukum-harus-pertimbangkan-
ham-1613732565?
_gl=1*b1f10p*_ga*UlV4aXhiTUp3LUVWczZRQ0NzdmJ0NjdNU2h3NldFbXRKZ0hzNVpfTWtCQXZaM09
3UmxtV1NEWlFaZzVZYlgtQQ..

Uraian:

Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan agar anggota Polri dalam melakukan
penegakan hukum harus mempertimbangkan hak asasi manusia (HAM) serta mengurangi sikap
arogansi, tetapi tetap harus tegas dan humanis. Listyo menjelaskan meski Polda telah memilah
mana Polsek yang dijadikan lembaga resolusi yang hanya melakukan tugas-tugas pencegahan atau
preventif, dan kalau ada masalah diselesaikan dengan cara restoratif. ”Jika tidak bisa boleh dialihkan
ke Polres, tetapi harus sesuai aturan-aturan yang ada dan tidak merepotkan masyarakat,” paparnya.
Selain itu juga harus memaksimalkan tindakan pencegahan, sambang, kunjungan dan memberikan
pemecahan masalah (problem solving) sehingga diharapkan masalah dapat cepat selesai. Kepastian
hukum yang diberikan oleh Polri tidak selalu dianggap menjadi sebuah keadilan bagi masyarakat,
sehingga harus betul-betul diperhatikan. “Polri juga harus selektif dalam menerapkan UU ITE
sehingga polarisasi yang terjadi di masyarakat dapat dihilangkan. Virtual Police diharapkan dapat
betul-betul diberikan dengan modifikasi dari rekan-rekan sehingga menarik dan tidak membosankan
dan dapat diterima,” jelasnya. Polri juga mengintegrasikan sistem wilayah dengan sistem yang ada di
pusat sehingga antara keduanya dapat terhubung dengan baik. Untuk itu akan menurunkan guna
melakukan pemantauan apakah pelaksanakan kebijakan pusat sudah dilakukan dengan baik
dilapangan. “Pelayanan publik harus bisa memanfaatkan tekhnologi sehingga akan lebih cepat dan
mudah serta memberikan kepuasan kepada masyarakat,” terangnya

Pertanyaan :

1. Apa isi teks tersebut?

Jawab : penegakan hukum harus pertimbangan HAM serta mengurangi sikap arogansi, tetapi
tetap harus tegas dan humanis. Listyo menjelaskan meski Polda telah memilah mana Polsek
yang dijadikan lembaga resolusi yang hanya melakukan tugas-tugas pencegahan atau
preventif, dan kalau ada masalah diselesaikan dengan cara restoratif.
2. Tindakan apa yg harus dimaksimalkan?
Jawab: harus memaksimalkan tindakan pencegahan, sambang, kunjungan dan memberikan
pemecahan masalah (problem solving) sehingga diharapkan masalah dapat cepat selesai.
3. Apa tanggapan Kapolda mengenai kepastian hukum?
Jawab : Polri juga harus selektif dalam menerapkan UU ITE sehingga polarisasi yang terjadi di
masyarakat dapat dihilangkan. Virtual Police diharapkan dapat betul-betul diberikan dengan
modifikasi dari rekan-rekan sehingga menarik dan tidak membosankan dan dapat diterima,”
jelasnya. Polri juga mengintegrasikan sistem wilayah dengan sistem yang ada di pusat
sehingga antara keduanya dapat terhubung dengan baik. Untuk itu akan menurunkan guna
melakukan pemantauan apakah pelaksanakan kebijakan pusat sudah dilakukan dengan baik
 dilapangan. “Pelayanan publik harus bisa memanfaatkan tekhnologi sehingga akan lebih
cepat dan mudah serta memberikan kepuasan kepada masyarakat,” terangnya

 Survei Sebut 64% Publik Tidak Puas dengan Penegakan Hukum RI, Kenapa?
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5576593/survei-sebut-64-publik-tak-puas-
penegakan-hukum-ri-kenapa?_ga=2.4203889.39860388.1632668175-
942561329.1632019145

ANALISA :

Indonesia menduduki peringkat ke 59 dari 128 negara atau peringkat 9 dari 15 negara berdasarkan
indeks supremasi hukum yang di rilis World Justice Project tahun 2020. Berdasarkan survey
Indonesia Political Opinion pada Okt 2020, memperlihatkan angka ketidakpuasan publik terhadap
penegakan hukum di Indonesia mencapai 64%.

Tingginya angka ketidakpuasan public terhadap bidang hukum dipicu oleh beberapa faktor, yaitu
persepsi publik terhadap upaya pemberantasan korupsi, independensi penegak hukum,
perlindungan kebebasan berpendapat, kualitas kebijakan, serta beberapa faktor lainnya yang dinilai
tidak menghasilkan kinerja optimal.

Secara filosofis, penegakan hukum yang berkeadilan harus merujuk pada konsep keadilan
sebagaimana diamanatkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang
menempatkan keadilan sebagai bagian dari martabat kemanusiaan.

Selain itu ada juga sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang
menempatkan keadilan sebagai hak yang dapat diakses oleh seluruh anak bangsa tanpa diskriminasi.
Pembangunan hukum nasional harus menjadi upaya kolektif karena membutuhkan komitmen dan
dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

Dari mulai aparat penegak hukum, pemerintah, maupun berbagai elemen masyarakat. Baik sebagai
abdi hukum hingga sebagai bagian dari sistem pendukung dalam penegakan hukum.

PERTANYAAN & JAWABAN

1. Apa faktor penyebab tingginya angka ketidakpuasan public terhadap hukum?

Jwb : Dipicu oleh beberapa faktor, yaitu persepsi publik terhadap upaya pemberantasan korupsi,
independensi penegak hukum, perlindungan kebebasan berpendapat, kualitas kebijakan, serta
beberapa faktor lainnya.

2. Secara filosofis, penegakan hukum yang berkeadilan harus merujuk pada?

Jwb : merujuk pada konsep keadilan sebagaimana diamanatkan sila kedua Pancasila, yaitu
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang menempatkan keadilan sebagai bagian dari martabat
kemanusiaan. Selain itu ada juga sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, yang menempatkan keadilan sebagai hak yang dapat diakses oleh seluruh anak bangsa
tanpa diskriminasi.

3. Siapa saja pemangku kepentingan dalam system pendukung penegakan hukum? Jwb :
Pembangunan hukum nasional harus menjadi upaya kolektif karena membutuhkan
komitmen dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Dari mulai aparat penegak
hukum, pemerintah, maupun berbagai elemen masyarakat. Baik sebagai abdi hukum hingga
sebagai bagian dari sistem pendukung dalam penegakan hukum.

 Judul : Kesan Penegakan Hukum Sudah Sangat Jelek, Perlu Pembinaan

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5175776/mahfud-ke-kejagung-kesan-penegakan-hukum-
sudah-sangat-jelek-perlu-pembinaan?_ga=2.228487135.39860388.1632668175-
942561329.1632019145

ANALISIS :

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md melakukan
rapat kerja dengan Jaksa Agung, ST Burhanuddin, dan jajarannya. Mahfud mengingatkan bahwa
kesan penegakan hukum di Indonesia sangat buruk di masyarakat, sehingga perlu perbaikan.
Mahfud menekankan bahwa penegakan hukum di RI mendapatkan kesan jelek dari masyarakat
sehingga Mahfud meminta adanya pembinaan untuk insan Adhyaksa.

Mahfud kemudian mengungkapkan keresahannya terkait adanya praktik industri inihukum. Seperti
membuat pasal untuk orang yang bersalah agar tidak terjerat hukum.
Mahfud menegaskan bahwa masyarakat memiliki sifat yang kritis sehingga aparat penegak hukum
harus transparan dan melakukan pembenahan.

PERTANYAAN & JAWABAN

1. Sebutkan contoh praktik industri hukum!

Jwb : Contohnya seperti membuat pasal untuk orang yang bersalah agar tidak terjerat hukum dan
juga sebaliknya

2. Apa yang menyebabkan kesan penegakan hukum dipandang buruk oleh masyrakat?

Jwb : Selain karena masyrakat yang kritis, juga dengan adanya praktik industry hukum

3. Bagaimana cara penanganannya ?

Jwb : Penegak hukum harus transparan dan melakukan pembenahan.

 Judul : Kemenhub dan Lantamal IV Sepakati Percepatan Penegakan Hukum di Laut

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4917662/kemenhub-dan-lantamal-iv-sepakati-
percepatan-penegakan-hukum-di-laut?_ga=2.33565923.39860388.1632668175-
942561329.1632019145

 Judul : Survei SMRC: Kepercayaan Publik ke KPK, Polisi, dan Jaksa Tak Terlalu Tinggi

Sumber : https://nasional.tempo.co/read/1496255/survei-smrc-kepercayaan-publik-ke-kpk-polisi-
dan-jaksa-tak-terlalu-tinggi

 Judul : Dorong Revisi UU ITE, Peneliti: Perspektif HAM Masih Lemah di Kalangan Aparat
 Sumber :

https://nasional.tempo.co/read/1475951/dorong-revisi-uu-ite-peneliti-perspektif-ham-masih-
lemah-di-kalangan-aparat