Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sains Kesehatan Vol. 24 No.

1 April 2017

EFEKTIFITAS INTERVENSI TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP


STRESS DALAM MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
MAHASISWA AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI
BENGKULU

Effectiveness of Therapy Classical Music Intervention to Stress in Writing


Scientific Paper Among Students of Sapta Bakti Health Academy
Bengkulu

Nengke Puspita Sari1, Sutri Yani1


1
Program Studi DIII Keperawatan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Email: nengkemurlan@yahoo.com

ABSTRAK
Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya
tuntutan dalam diri dan lingkungan. Banyaknya tuntutan tugas dan KTI
merupakan stressor yang dapat menyebabkan stres bagi mahasiswa. Salah satu
metode untuk mengatasi stres yaitu dengan terapi musik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah terapi musik pada
mahasiswa tahap akhir yang sedang menyusun karya tulis ilmiah di Akademi
Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah Purposive Sampling dengan jumlah responden 31 orang. Jenis penelitian
yang digunakan adalah pre eksperimen yang termasuk ke dalam pre test dan post
test one group design. Analisis data statistik yang digunakan adalah Wilcoxon
Match Pairs Test. Pengumpulan data dilakukan pada saat sebelum dan sesudah
diberikan terapi musik klasik dengan menggunakan Instrumen DASS 42 yang
dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond yang dijadikan alat ukur item
stresnya. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan tingkat stres
responden sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik. Hasil Uji Wilcoxon
untuk tingkat stres sebelum dan sesudah terapi musik klasik kedua didapat hasil
nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α = 0, 05. Perbedaan yang dapat
dilihat adalah terjadinya penurunan jumlah responden sebelum dilakukan terapi
musik klasik pada tingkat stres mahasiswa adalah 8 orang mahasiswa (26,0%)
mengalami stres berat, 8 orang mahasiswa (26,0%) mengalami stres ringan, dan
15 orang mahasiswa (48,0%) mengalami stres sedang. Setelah dilakukan terapi
musik klasik mengalami penurunan tingkat stres, sebanyak 2 orang mahasiswa
(7,0%) mengalami stres ringan, 11 orang mahasiswa (35,0%) menjadi normal, 8
orang mahasiswa (26,0%) mengalami stres ringan dan 10 orang mahasiswa
(32,0%) mengalami stres sedang.

Kata Kunci: karya tulis ilmiah, mahasiswa, terapi musik klasik, tingkat stres

ABSTRACT
Stress is a condition of physical and psychological stress due to the demands of
the self and the environment. The many demands of the task and the scientific
paper is a stressor that can cause stress for students. One method to overcome the
stress that is with music therapy. This study aimed to determine differences in
stress levels before and after music therapy at the final stage of a student who

46
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 24 No. 1 April 2017

made scientific paper at Sapta Bakti Health Academy Bengkulu. The sampling
technique in this study was Purposive Sampling with the number of respondents
31 people. This type of study was pre-experiment which belong to the pre-test and
post-test one group design. Analysis of statistical data used was the Wilcoxon
Match Pairs Test. The data was collected at the time before and after therapy was
given to classical music by using the DASS 42 Instrument developed by Lovibond
and Lovibond was used as a stress gauge items. Based on this research, there
were differences in stress levels of respondents before and after the therapy was
given to classical music. From the results of Wilcoxon test for levels of stress
before and after therapy to classical music both obtained significance value of
0.000 which was smaller than α = 0.05. The difference could be seen was the
decline in the number of respondents prior to the classical music therapy on stress
levels of students was 8 people students (26%) experienced severe stress, 8
students (26%) experienced mild stress, and 15 students (48%) experienced stress
is. Meanwhile, after the classical music therapy decreased stress levels, as many
as 2 students (7%) experienced mild stress, 11 were students (35%) became
normal, 8 students (26%) experienced mild stress and 10 students (32% ) are
stressed. Based on this research was expected to provide inputs to the nurses and
educational institutions, and other research so that it can cope with stress in
college students.

Keywords: classical music therapy, stress levels, scientific paper

A. Pendahuluan saja, salah satunya terjadi pada


Stres merupakan suatu kondisi mahasiswa (Fitriana, 2007) Masalah
adanya tekanan fisik dan psikis akibat yang umum dihadapi oleh mahasiswa
adanya tuntutan dalam diri dan dalam menyusun KTI adalah,
lingkungan. Pernyataan tersebut berarti banyaknya mahasiswa yang tidak
bahwa seseorang dapat dikatakan mempunyai kemampuan dalam tulis
mengalami stres, ketika seseorang menulis, adanya kemampuan akademis
tersebut mengalami suatu kondisi yang kurang memadai, serta kurang
adanya tekanan dalam diri akibat adanya ketertarikan mahasiswa pada
tuntutan-tuntutan yang berasal dari penelitian (Slamet, 2003).
dalam diri dan lingkungan (Rathus & Kegagalan dalam penyusunan
Nevid, 2002). Hurrelman & Losel pada KTI juga disebabkan oleh adanya
tahun 1990 menjelaskan bahwa stres kesulitan mahasiswa dalam mencari
dapat terjadi karena adanya faktor judul KTI, kesulitan mencari literatur
eksternal maupun faktor internal. dan bahan bacaan, dana yang terbatas,
Faktor eksternal yang sering kali serta adanya kecemasan dalam
muncul seperti, banyaknya tugas-tugas menghadapi dosen pembimbing.
perkembangan yang dihadapi orang Apabila masalah-masalah tersebut
sehari-hari baik dalam kelompok menyebabkan adanya tekanan dalam
sebayanya, keluarga, sekolah, maupun diri mahasiswa maka dapat
pekerjaan. Tuntutan hidup yang menyebabkan adanya stres dalam
kompleks menyebabkan seseorang menyusun KTI pada mahasiswa
mengalami konflik pada dirinya yang (Riewanto, 2003). Dalam menghadapi
dapat mengakibatkan stress (Smet, faktor-faktor penyebab stres diperlukan
1994). Stress dapat terjadi pada siapa beberapa metode untuk menghadapi

47
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 24 No. 1 April 2017

stress. Metode untuk mengatasi stres stres sebelum dan sesudah perlakuan,
seperti : pendekatan farmakologis, dan hasilnya menunjukkan bahwa
perilaku, kognitif, meditasi, hypnosis, terapi musik dapat mengurangi tingkat
dan musik. (Hardjana, 2010) Metode stess pada mahasiswa (Prabowo &
musik merupakan salah satu cara untuk Regina, 2007).
membantu mengatasi stres. Secara Penelitian yang pernah
keseluruhan musik dapat berpengaruh dilakukan oleh Pangestuti tahun 2003
secara fisik maupun psikologis. Secara pada enam mahasiswa Universitas
psikologis, musik dapat membuat Diponegoro menyatakan bahwa
seseorang menjadi lebih rileks, mahasiswa yang sedang menyusun KTI
mengurangi stres, menimbulkan rasa mengalami peningkatan tingkat stres
aman dan sejahtera, melepaskan rasa yang cukup tinggi (Pangestuti, 2003).
gembira dan sedih, dan membantu serta Selain itu, fenomena yang ditemukan
melepaskan rasa sakit (Djohan, 2006). pada mahasiswa tahap akhir di
Terapi musik yang dilakukan di Akademi Kesehatan Sapta Bakti
College of Notre Dame, Belmont, Bengkulu didapatkan informasi,
California menggunakan stimulus mereka pernah mengalami masalah
suara (bunyi, musik) untuk mengetahui yang menjadi beban pikiran seperti
dampak suara terhadap kondisi stres pada saat akan menghadapi ujian
dan rileks yang dialami seseorang, dikampus, keinginan untuk membeli
sekarang sudah mendunia (Satiadarma, sesuatu yang tidak terwujud, rindu
2002). Namun penerapan terapi musik dengan orang tua. Hasil wawancara
ini masih jarang ditemukan, karena yang dilakukan pada mahasiswa tahap
masih merupakan hal yang baru, akhir di Akademi Kesehatan Sapta
khususnya dalam keperawatan. Bakti Bengkulu hampir sebagian besar
Terapi musik dapat berdampak mengalami stres karena mengalami
positif untuk mengatasi stress. Terapi kendala dalam penyusunan Karya Tulis
musik merupakan teknik yang sangat Ilmiah (KTI).
mudah dilakukan dan terjangkau, tetapi Rumusan masalah dalam
efeknya menunjukkan betapa besar dan penelitian ini adalah “Apakah terdapat
musik dalam mempengaruhi perbedaan tingkat stres sebelum dan
ketegangan atau kondisi rileks pada diri sesudah terapi musik pada mahasiswa
seseorang, karena dapat merangsang tahap akhir yang sedang menyusun
pengeluaran endorphine dan serotonin, karya tulis ilmiah di Akademi
yaitu sejenis morfin alami tubuh dan Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu?”.
juga metanonin sehingga kita bisa Penelitian ini bertujuan untuk
merasa lebih relaks pada tubuh mengetahui perbedaan tingkat stres
seseorang yang mengalami stres sebelum dan sesudah terapi musik pada
(Mucci, 2002). Penerapan terapi musik mahasiswa tahap akhir yang sedang
untuk mengurangi stres masih jarang menyusun karya tulis ilmiah di
ditemukan di Indonesia, khususnya di Akademi Kesehatan Sapta Bakti
bidang keperawatan. Penelitian yang Bengkulu.
dilakukan oleh Regina dan Prabowo
(2007) mengenai treatment meta musik B. Metode Penelitian
untuk menurunkan stres dengan metode Penelitian ini dilaksanakan di
mendengarkan musik pada mahasiswa, Akademi Kesehatan Sapta Bakti
hasilnya menunjukkan adanya Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah
perbedaan yang signifikan terhadap pra-eksperimen dengan menggunakan

48
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 24 No. 1 April 2017

one group pretest-posttest design. dilakukan dengan analisis univariat dan


Populasi dalam penelitian ini adalah bivariat. Uji statistik yang digunakan
seluruh mahasiswa tingkat akhir adalah non-parametrik Wilcoxon Match
Akademi Kesehatan Sapta Bakti Pairs test.
Bengkulu sebanyak 100 mahasiswa.
Sampel penelitian adalah mahasiswa C. Hasil Penelitian
yang mengalami stress dan sedang 1. Analisis Univariat
menyusun KTI sebanyak 31 Analisis Univariat dilakukan
Mahasiswa. Sampel diambil dengan untuk mendapatkan gambaran
menggunakan Systematic Random distribusi frekuensi masing-masing
Sampling. Pengumpulan data dilakukan variable penelitian yang terdiri dari
pada saat sebelum dan sesudah tingkat stress sebelum terapi music
diberikan terapi musik klasik dengan klasik pada mahasiswa dalam tahap
menggunakan Instrumen DASS 42 penyusunan karya tulis ilmiah di
yang dikembangkan oleh Lovibond dan Akademi Kesehatan Sapta Bakti
Lovibond (1995) yang dijadikan alat Bengkulu. Hasil dari analisis univariat
ukur item stresnya. Teknik analisis data dapat dilihat dari table berikut ini:

Tabel 1
Gambaran Pengukuran Tingkat Stres Sebelum Terapi Musik Klasik pada
Mahasiswa dalam Tahap Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Akademi
Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

No. Tingkat stress Frekuensi Persentase (%)


1 Berat 8 26,0
2 Ringan 8 26,0
3 Sedang 15 48,0
Jumlah 31 100,0

Dari Tabel 1 menunjukan mahasiswa (26,0%) stress berat dan 8


bahwa dari 31 mahasiswa yang mahasiswa (26,0%) stress ringan,
mengalami stress dalam penyusunan serta 15 mahasiswa (48,0%)
Karya tulis ilmiah sebelum dilakukan mengalami stress sedang.
terapi music klasik terdapat 8

Tabel 2
Gambaran Pengukuran Tingkat Stres Sesudah Terapi Musik Klasik pada
Mahasiswa dalam Tahap Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Akademi
Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

No. Tingkat Stress Frekuensi Persentase (%)


1 Berat 2 7,0
2 Normal 11 35,0
3 Ringan 8 26,0
4 Sedang 10 32,0
Jumlah 31 100,0

49
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 24 No. 1 April 2017

Berdasarkan Tabel 2 2. Analisis Bivariat


menunjukan bahwa dari 31 Analisis ini dilakukan untuk
mahasiswa yang mengalami stress mengetahui keterikatan variable
dalam penyusunan Karya tulis ilmiah independent (terapi music klasik)
sesudah dilakukan terapi music klasik dengan variable dependen (tingkat
terdapat 2 mahasiswa (7%) stress stress) pada mahasiswa dalam tahap
berat dan 8 mahasiswa (26%) stress penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ringan, 10 mahasiswa (32%) di Akademi Kesehatan Sapta Bakti
mengalami stress sedang, serta 11 Bengkulu.
mahasiswa (35%) yang normal.

Tabel 3
Perbedaan Tingkat Stress Sebelum dan Sesudah Terapi Music Klasik pada
Mahasiswa dalam Tahap Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Akademi
Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

Sum Rank Zhitun Asymp. Sig.(2-tailed) Keputusan


Negative Positif g

435 0 -4.274 0.000 Ho= ditolak

Berdasarkan Tabel 3 hasil uji Berdasarkan hasil uji perbedaan


wilcoxon match pairs test tingkat stres sebelum dan sesudah
(berpasangan) diketahui bahwa hasil uji dilaksanakan terapi musik diperoleh
perbedaan tingkat stres pada hasil perhitungan dengan nilai Sig.
mahasiswa Program Studi sebelum dan yang lebih kecil dari α =0, 05 yang
setelah diberikan terapi musik klasik menunjukkan penolakan terhadap Ho.
adalah Ho ditolak. Hasil analisis data Dengan kata lain, terdapat perbedaan
yang dilakukan menunjukkan bahwa Z yang bermakna antara tingkat stres
= -4,274 ini terlihat dari nilai Asymp. sebelum dan sesudah dilaksanakan
Sig. yang dihasilkan yaitu 0,000 yang terapi musik klasik pada mahasiswa
artinya lebih kecil dari α = 0,05 yang sedang menyusun KTI di
berdasarkan hasil tersebut terdapat Akademi Kesehatan Sapta Bakti
perbedaan yang bermakna antara Bengkulu. Penurunan tingkat stres
tingkat stres sebelum dan setelah yang terjadi pada pada mahasiswa
dilakukan terapi musik klasik. Dengan yang sedang menyusun KTI di
demikian, menunjukkan bahwa terapi Akademi Kesehatan Sapta Bakti
musik klasik memberikan pengaruh Bengkulu, disebabkan karena
terhadap penurunan tingkat stres pemberian terapi musik tersebut dapat
mahasiswa Akademi Kesehatan Sapta menurunkan hormon
Bakti Bengkulu yang dalam tahap adrenokortikotropik (ACTH) yang
penyusunan karya tulis ilmiah (KTI). merupakan hormon stres (Djohan,
2005).
D. Pembahasan Selain itu, melalui musik juga
Berdasarkan hasil penelitian seseorang dapat berusaha untuk
diperoleh penurunan tingkat stres menemukan harmoni internal (inner
tersebut dibuktikan dengan uji harmony). Jadi, musik adalah alat
wilcoxon match pairs test. yang bermanfaat bagi seseorang untuk

50
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 24 No. 1 April 2017

menemukan harmoni di dalam stres pada mahasiswa. Sebagian besar


dirinya. Hal ini dirasakan perlu, perubahan fisiologis tersebut terjadi
karena dengan adanya harmoni di akibat aktivitas dua sistem
dalam diri seseorang, ia akan lebih neuroendokrin yang dikendalikan oleh
mudah mengatasi stres, ketegangan, hipotalamus yaitu sistem simpatis dan
rasa sakit, dan berbagai gangguan atau sistem korteks adrenal (Prabowo &
gejolak emosi negatif yang Regina, 2007).
dialaminya. Selain itu musik melalui Hipotalamus juga dinamakan
suaranya dapat mengubah frekuensi pusat stres otak karena fungsi
yang tidak harmonis tersebut kembali gandanya dalam keadaan darurat.
ke vibrasi yang normal, sehat, dan Fungsi pertamanya adalah
dengan demikian memulihkan mengaktifkan cabang simpatis dan
kembali keadaan yang normal (Merrit, sistem saraf otonom. Hipotalamus
2003). menghantarkan impuls saraf ke
Hasil penelitian ini tidak nukleus-nukleus di batang otak yang
terlepas dari konsep bahwa musik mengendalikan fungsi sistem saraf
bersifat terapeutik artinya dapat otonom. Cabang simpatis darisistem
menyembuhkan. Salah satu alasannya saraf otonom beraksi langsung pada
karena musik menghasilkan otot polos dan organ internal untuk
rangsangan ritmis yang kemudian menghasilkan beberapa perubahan
ditangkap melalui organ pendengaran tubuh seperti peningkatan denyut
dan diolah di dalam sistem saraf tubuh jantung dan peningkatan tekanan
dan kelenjar pada otak yang darah. Sistem simpatis juga
selanjutnya mereorganisasi menstimulasi medula adrenal untuk
interpretasi bunyi ke dalam rtime melepaskan hormon epinefrin
internal pendengarnya. Ritme internal (adrenalin) dan norepinefrin ke dalam
ini mempengaruhi metabolisme tubuh pembuluh darah, sehingga berdampak
manusia sehingga prosesnya meningkatkan denyut jantung dan
berlangsung dengan lebih baik. tekanan darah, dan norepinefrin secara
Dengan metabolisme yang lebih baik, tidak langsung melalui aksinya pada
tubuh akan mampu membangun kelenjar hipofisis melepaskan gula
sistem kekebalan yang lebih baik, dan dari hati. Hormon adrenokortikotropik
dengan sistem kekebalan yang lebih (ACTH) menstimulasi lapisan luar
baik tubuh menjadi lebih tangguh kelenjar adrenal (korteks adrenal)
terhadap kemungkinan serangan yang menyebabkan pelepasan hormon
penyakit (Satiadarma, 2002). (salah satu yang utama adalah
Penelitian di indonesia yang kortisol) yang meregulasi kadar
dilakukan oleh Regina dan Prabowo glukosa dan mineral tertentu di dalam.
(2007) mengenai tritmen meta musik Salah satu manfaat musik
untuk menurunkan stres dengan sebagai terapi adalah self-mastery
metoda mendengarkan musik pada yaitu kemampuan untuk
mahasiswa yang berusia 19-24 tahun, mengendalikan diri. Musik
hasilnya menunjukkan adanya mengandung vibrasi energi, vibrasi ini
perbedaan yang signifkian terhadapa juga mengaktifkan sel-sel di dalam
stres sebelum dan sesudah perlakuan. diri seseorang, sehingga dengan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut aktifnya sel-sel tersebut sistem
dapat disimpulkan bahwa meta musik kekebalan tubuh seseorang lebih
dapat digunakan dalam menurunkan berpeluang untuk aktif dan meningkat

51
Jurnal Sains Kesehatan Vol. 24 No. 1 April 2017

fungsinya. Selain itu, musik dapat Imajinasi. Bandung : Kaifa.


meningkatkan serotonin dan Pangestuti, R. 2003 Penundaan
pertumbuhan hormon yang sama Menyelesaikan KTI (Studi Kasus
baiknya dengan menurunkan hormon pada beberapa Mahasiswa
ACTH (hormon stres) (Satiadarma, Angkatan ’14 Program Studi
Keperawatan. KTI (Tidak
2002). Diterbitkan). Semarang: Akkes
Sapta Bakti. 2003
E. Kesimpulan Prabowo, H. dan Regina, H.S. Tritmen
1. Dari 31 mahasiswa, terdapat 15 Meta Musik Untuk Menurunkan
mahasiswa (48,0%) stress sedang Stres. 2007. Diakses tanggal 30
sebelum dilakukan terapi music Agustus 2016. Available from:
klasik. http://repository.gunadarma.ac.i
2. Dari 31 mahasiswa, terdapat 11 Rathus, S. A. & Nevid, J. S. Psychology
mahasiswa (35,0%) normal and The Challenge of
sesudah dilakukan terapi musik Life:Adjustment in The New
klasik. Millenium. Eight Edition.
Danver: John Willey & Sons, Inc.
3. Ada perbedaan antara tingkat stress 2002
sebelum dan sesudah dilakukan Riewanto, A. Skripsi Barometer
terapi musik klasik pada Intelektualitas Mahasiswa. Suara
mahasiswa di Akademi Kesehatan Merdeka. 2003, 5 Februari.
Sapta Bakti Bengkulu. Diakses tanggal 11 agustus 2016.
Available from:
Daftar Pustaka http://www.suaramerdeka.com/ha
Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan rian/0302/05/kha3.htm.
Aplikasi, Cetakan ke-1. Slamet. Banyak yang Melakukan Plagiat.
Yogyakarta : Galangpress. Suara Merdeka. 2003, 15 Januari.
Djohan. (2005). Psikologi Musik. Diakses tanggal 11 agustus 2016
Yogyakarta : Buku Baik. Available from:
Djohan.. Terapi Musik Teori dan http://www.suaramerdeka.com/ha
Aplikasi, Cetakan ke-1. rian/0301/15/kha2.htm
Yogyakarta. Galangpress. 2006 Smet, B. Psikologi Kesehatan. Jakarta:
Fitriana, D. S. Hubungan Antara Gramedia Widiasarana Indonesia.
Toleransi Stress Dengan Indeks 1994
Prestasi Pada Mahasiswa Baru Slamet. Banyak yang Melakukan Plagiat.
Fakultas Kedokteran Unuversitas Suara Merdeka. 2003, 15 Januari.
Islam Indonesia Semester 2 Diakses tanggal 11 Juli 2011
Angkatan 2004. Jogjakarta: FK Available from:
UII Jogjakarta. 2007. http://www.suaramerdeka.com/ha
Hardjana, A. (2010). Stres Tanpa Distres rian/0301/15/kha2.htm
: Seni Mengolah Stres. Satiadarma, M. Terapi Musik, Cetakan
Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Pertama, Jakarta: Milenia
Hardjana, A. Stres Tanpa Distres : Seni Populer. 2002
Mengolah Stres. Yogyakarta.
Penerbit Kanisius. 1994
Mucci, R. dan Mucci, K. The Healing
Sound of Music. Jakarta. PT
GramediaPustaka Umum. 2002
Merrit, S. (2003). Simfoni Otak : 39
aktivitas Musik yang Merangsang
IQ, EQ, SQ untuk
Membangkitkan Kreativitas dan

52

Anda mungkin juga menyukai