Anda di halaman 1dari 24

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Cengkeh

Kualitas dan Karakteristik Kualitas dan Karakteristik Lahan


Lahan SLH 1 SLH 2 SLH 3 SLH 4 SLH 5 SLH 6

Temperatur (tc)
Temperatur rata – rata S2 S2 S2 S2 S2 S2
tahunan

Ketersediaan Air (wa)


Curah Hujan (mm) N N S3 S3 S2 S2
Bulan Kering N N N N N N

Ketersedian Oksigen (oa)


S1 S1 S1 S1 S2 S2
Drainase

Media Perakaran (rc)


Tekstur S3 S3 S3 S1 S1 S1
Kedalaman Tanah (cm) S2 N N S2 S3 S2

Retensi Hara (nr)


KTK Tanah S1 S1 S1 S1 S2 S2
Kejenuhan Basa (%) S1 S1 S1 S1 S2 S3
pH H2O S2 S1 S1 S1 S2 S1
C-organik(%) S1 S1 S1 S1 S2 S1
Hara Tersedia (na)
N Total (%) S1 S1 S1 S1 S1 S1
P2O5 (mg/100g) S3 S3 S3 S3 S3 S3
K2O (mg/100g) S3 S3 S3 S3 S1 S3
Toksisitas (xc)
Salinitas S1 S1 S1 S1 S1 S1
Bahaya Erosi Lereng (%) N N S1 S1 N N
Bahaya Erosi S2 S1 S1 S1 S2 S2
Sodisitas (xc)
Alkalinitas/ESP (%) N N N S2 N N
Kelas Kesesuaian Lahan
N-wex N-wrex N-wrx N-w N-wex N-wex
Aktual
Tabel 2. Keseuaian Lahan Potensial Tanaman Cengkeh

Kelas
Kesesuaian
Kualitas/Karakter Kesesuai
Lahan Faktor Penghambat Usaha Perbaikan
istik Lahan an Lahan
Aktual
Potensial
1. Pembuatan
irigasi
1. Ketersediaa
2. Pembuatan teras
n air
SLH 1 N-wex dan konservasi S3-rn
2. Lereng (%)
3. Pemberian
3. Alkalinitas
kapur dan
reklamasi
1. Pembuatan
1. Ketersediaa
irigasi
n air
2. Pembuatan teras
2. Media
SLH 2 N-wrex dan konservasi N-r
Perakaran
3. Pemberian
3. Lereng(%)
kapur dan
4. Alkalinitas
reklamasi
1. Pembuatan
1. Ketersediaa
irigasi
n air
2. Pemberian
SLH 3 N-wrx 2. Media N-r
kapur dan
Perakaran
reklamasi
3. Alkalinitas
1. Ketersediaa 1. Pembuatan
SLH 4 N-w S3-wrn
n Air irigasi
1. Pembuatan
Irigasi
1. Ketersediaa
2. Pembuatan teras
n air
SLH 5 N-wex dan konservasi S3-rn
2. Lereng(%)
3. Reklamasi dan
3. Alkalinitas
pemberian
kapur
SLH 6 N-wex 1. Ketersediaa 1. Pembuatan S3-fn
n air irigasi
2. Erosi 2. Pembuatan teras
3. Alkalinitas dan konservasi
3. Reklamasi dan
pemberian
kapur
Kelas
Kesesuaian
Kualitas/Karakter Kesesuai
Lahan Faktor Penghambat Usaha Perbaikan
istik Lahan an Lahan
Aktual
Potensial
4. Pembuatan
irigasi
4. Ketersediaa
5. Pembuatan teras
n air
SLH 1 N-wex dan konservasi S3-rn
5. Lereng (%)
6. Pemberian
6. Alkalinitas
kapur dan
reklamasi
4. Pembuatan
5. Ketersediaa
irigasi
n air
5. Pembuatan teras
6. Media
SLH 2 N-wrex dan konservasi S3-rn
Perakaran
6. Pemberian
7. Lereng(%)
kapur dan
8. Alkalinitas
reklamasi
3. Pembuatan
4. Ketersediaa
irigasi
n air
4. Pemberian
SLH 3 N-wrx 5. Media S3-wrn
kapur dan
Perakaran
reklamasi
6. Alkalinitas
2. Ketersediaa 2. Pembuatan
SLH 4 N-w S3-wrn
n Air irigasi
4. Pembuatan
Irigasi
4. Ketersediaa
5. Pembuatan teras
n air
SLH 5 N-wex dan konservasi S3-rn
5. Lereng(%)
6. Reklamasi dan
6. Alkalinitas
pemberian
kapur
SLH 6 N-wex 4. Ketersediaa 4. Pembuatan S3-fn
n air irigasi
5. Erosi 5. Pembuatan teras
6. Alkalinitas dan konservasi
6. Reklamasi dan
pemberian
kapur

Tabel 3. Kesesuaian Lahan Aktual Asparagus

Kualitas dan Karakteristik Kualitas dan Karakteristik Lahan


Lahan SLH 1 SLH 2 SLH 3 SLH 4 SLH 5 SLH 6

Temperatur (tc)
Temperatur rata – rata S3 S2 S3 S2 S3 S2
tahunan

Ketersediaan Air (wa)


S3 S3 S2 S2 S2 S2
Curah Hujan (mm)

Ketersedian Oksigen (oa)


S1 S1 S1 S1 S1 S1
Drainase

Media Perakaran (rc)


Tekstur S3 S2 S2 S2 S1 S1
Kedalaman Tanah (cm) S3 S3 S3 S2 S2 S1

Retensi Hara (nr)


KTK Tanah S1 S1 S1 S1 S2 S2
Kejenuhan Basa (%) S1 S1 S1 S1 S2 S3
pH H2O S3 S1 S1 S1 S3 S1
C-organik(%) S1 S1 S2 S2 S3 S2
Hara Tersedia (na)
N Total (%) S1 S1 S1 S1 S1 S2
P2O5 (mg/100g) S3 S3 S3 S3 S3 S3
K2O (mg/100g) S3 S3 S3 S3 S1 S3
Toksisitas (xc)
Salinitas S1 S1 S1 S1 S1 S1
Bahaya Erosi Lereng (%) N N S2 S2 N N
Bahaya Erosi S2 S1 S1 S1 S2 S2
Sodisitas (xc)
Alkalinitas/ESP (%) S2 S2 S2 S1 S3 S3
Kelas Kesesuaian Lahan
N-e N-e S3-trn S3-n N-e N-e
Aktual

Tabel 4. Kesesuaian Lahan Potensial Tanaman Asparagus

Kelas
Kesesuaian
Kualitas/Karakter Kesesuai
Lahan Faktor Penghambat Usaha Perbaikan
istik Lahan an Lahan
Aktual
Potensial
1. Pembuatan teras
SLH 1 N-e 1. Lereng(%) S3-twrfn
dan konservasi
1. Pembuatan teras
SLH 2 N-e 1. Lereng(%) S3-wrn
dan konservasi
1. Temperatur
2. Media
SLH 3 S3-trn 1. Pemupukan S3-tr
perakaran
3. Unsur hara
SLH
S3-n 1. Unsur Hara 1. Pemupukan S2-twrfe
4
1. Pembuatan teras
SLH 5 N-e 1. Lereng(%) S3-tfnx
dan konservasi
1. Pembuatan teras
SLH 6 N-e 1. Lereng(%) S3-fnx
dan konservasi

B. Pembahasan

I. Tanaman Cengkeh
IV.I.1 Sejarah Cengkeh

Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok

memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah

cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di

zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad

pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar

menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh

dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian

dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka

peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama

dengan harga 7 gram emas.

Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad

ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon

Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di

Guyana, Brasilia dan Zanzibar.Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga

cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkeh

disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan

sekitarnya yang mengkonsumsi tanaman cengkeh tersebut. Sampai sekarang

cengkeh menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.

Pohon cengkeh yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di

Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota

Ternate. Poho yang disebut sebagai Cengkeh Afo ini berumur 416 tahun, tinggi
36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia

mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkeh.

IV.I.2 Klasifikasi Tanaman Cengkeh

Divisi                  : Spermatophyta

Subdivisi            : Angiospermae

Kelas                  : Dicotyledonae

Bangsa               : Myrtales

Suku                   : Myrtaceae

Marga                 : Syzygium

Jenis                   : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry

IV.I.3 Morfologi

A.Daun

Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun

(petiolus), helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun

(vagina). Daunnya berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya.

Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.

B. Batang

Batang dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang

berbentuk bulat (teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-


cabang yang dipenuhi banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah

tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya

dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok

dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens).

Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya

kira-kira1-2,5 cm (Steenis 1975).

C. Akar

Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari

akar lembaga) yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya

termasuk berbentuk tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-

kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun.

Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah.

Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat

permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk

menghisap makanan

D. Biji

Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun.

Bijinya terdiri dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji

(nukleus seminis). Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan

biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan

kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal

rokok.
E.Bunga

Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan

tangkai pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai

bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu

tangkainya  selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu

tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh

adalah  bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga

jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum)

menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).

F. Buah

Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan

saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada

bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah. Buah cengkeh

memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar

berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum

pada kulit buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain

itu ada septum dan ovarium.

IV.I.4 Syarat Tumbuh Tanaman Cengkeh

Tanaman cengkeh menghendaki syarat-syarat tumbuh sebagai berikut:

A. Tanah
Secara umum tanaman cengkeh dapat tmbuh baik pada tanah-tanah yang sedang

dari sudut kesuburannya, asal:

1.Struktur tanah

Tanaman cengkeh manghaendaki struktur tanah yang gembur (remah) dan

dalam. Remah: bararti banyak mengandung butiran pasir,dan apabila tanah itu

kering tidak retak, dan kalau basah bersifat permiabel, artinaya tanah-tanah yang

drainasinya baik. Tanah liat merahpun masih baik untuk tanaman cengkeh asalkan

drainasenya juga baik.

Tanah dalam artinya pada lapisan tanah tanam atau tanah olah itu tidak

terdapat lapisan cadas yang keras atau banyak mengandu batu yang besarserta air

tanahnya cukup dalam, sekurang-kurangnya 2-3m , karean air tersebut, bisa

menggangu pertumbuhan akar. Pada tanah padas yang keras,air hujan tidak dapat

meresap kebawah, akhirnya air tersebut menggenang dan menyebabkan akar

menjadai busuk, selain itu munebabkan perakaran membengkok. Aur tanah yang

kurang dalampun tidak  tidak dikehendaki, lebih-lebih dekat rawa.

2.PH tanah

Tanaman cengkeh dapat hidup baik pada PH 4,5-7 , artinya cocok pada

tanah asam netral PH tanah dibawah 4,5 berarti sudah lebih asam, tanah ini kurang

baik, biasanya drainasinya jelek. Sebaiknya tanah yang drinasinya lebih dari 7

berarti agak alkalis, tanah ini biasanya kurang dapat menahan air, lebih-lebih pada

lapisan tanah yang tipis, tanaman akan mudah menderita kekeringan.


3. Hara tanah.

Tanaman menghendaki unsur hara cukup, karena unsur hara ini merupakan

syarat mutlakbagi prtumbuhan tanaman. Tanah yang dalam (lapisan tanahnya

tebal) dan struktur baik. Apabila kekuranagan unsurhara masih dapat diperbaikai

denga teknik pengobatan yang baik, yakni beberapa tahun sebelum tanah tersebut

ditanami cengkeh perlu ditanami pupuk hijau terlebih dahulu baik yang berbentuk

semak-semak maupun yang menjalar terutama yang golongan laguminocea.

4. Toprografi

Sedapat mungkin tanahnya dipilih yang agak miring supaya air bisa lepas

dan tidak menggenag. Terutama yang niring ke sebelah timur, supaya dapat

memeperoleh sinar matahari pagi sepenuhnya. Hal ini tidak menutup

kemungkinan untuk tanah datar, untuk tanah datar drinadsinya kurang baik, tetapi

hal semacam ini dapat diatasi denagan membuat rerak atau got air yang berukuran

panjang  1,5-2 m,dalam 0,5-1 m dan lebarnya cukup 0,5 m.Tanah yang kurang

baik untuk tanaman cengkeh ialah; tanah pasir, tanah liat.

a. Tana hpasir

Terutama tanah vulkanis muda, karena tanah ini tanah pasir yang tidak

dapat menahan air, dan kurang mengandung bahan-bahan organik, sehingga

tanaman mudah menderita kekeringan

b. Tanahliat
Tanah liat ini butirannya sangat halus dan hampir tidak mrngandung pasir,

sehingga hubungannya sangat rapat(padat). Tanaman yang berwarna kuning atau

abu-abu sifat draiinasinya sangat jelek, sehingga kalau kena air hujan tanahnaya

menjadi becek dan kalau kemarau tanahnya retak-retak dan dapat memutuskan

perakaran  yang sedang berkembang.

B.Iklim

1. Derajat keasaman 

Tanaman cengkeh mempunyai sifat tahan di daerah panas yang dapat

dimiliki oleh turunannya , sampai sekaran tunbuhan cengkeh dapat diusaakan

dengan baik oleh 20 garis lintang lebar utara dan lebar selatan, dimana panasnya

tidak kurang dari 21  C dan tidak lebih dari 35  C.

2. Temperatur  

Tanaman menghendaki iklim lembab dan panas dengan musim kemarau

yang relatif pendek. Temperatur yang dikehendaki antara 74-84 F.tanaman dapat

utmbuh subur pada daerah dataran renadah dekat pantai  (asal air tanah dibawah

3m dari permukaan ) sampai ketinggian 900m, tetapi yag paling ideal  200-300m

dekat laut.

3. Curah hujan 

Tanaman  cengkeh menghendaki yang curah hujannay rata sepanjang

tahun . seabab tanaman cengkeh tiadk tahan terhadap musim kemarau panjang .

pada bulan-bulan kering tanaman cengkeh menghendaki curah hujan 60-80mm


tiap bulannya. Curah hujan yanag terus menerus tidak cocok untuktanaman

cengkeh karna akan menggangu produksi . begitu pula pada musim kemarau

panjang yang tidak dikehendaki , karena akaibatnya banayak tanaman yang mati ,

terutama bagai tanaman muda . dan bila terjadi musi kering yang panjang dapat

diatasi dengan melakukan penyiraman terhadap tanaman.

4. Angin 

Kebanayakan pohon cengkeh ditanam pada dataran rendah dekat pantai,

aka tetapi banyak juga tanaman cengkeh yang ditanam jauh dari pantai dan dapat

tumbuh denagan subur dan berproduksi denagn baik. Yang jelas tanaman perlu

iklim 300-600 dekat pantai. Pohon cengkeh sangat pekka tehadap angin

kencang.Kenyataannya membuktikan bahwa pohon cengkeh yang ditananm pada

permukaan tanah terdapat 2 sampai 3 vertikal bila ada angin kencang.Kemudian

batang dibawahnya sering pecah dan rebah.Sedangkan pada tanaman muda angin

kencang tadi sering merusak daun,bagi tanaman yang sudah produktif bila terjadi

angin kencang sering menggangu pemetikan produksi.

Pengaruh iklim terhadap tanaman cengkeh sangat besar terutama

mengenai frekuensi jumlah curah hujan,banyaknya curah hujan dan terjadinya

bulan-bulan kering dan serta bulan – bulan basah yang selalu

berkaitan  tempertaur.Hal ini sangat berpengaruh terhadap :

1.Pertumbuhan tanaman.

2.Produksi tanaman
Pada tabel 1. menunujukan data kesesuaian lahan aktual pada tanaman

cengkeh di kawasan sebagian Kabupaten Banyumas yang terbagi menjadi 6

satuan lahan homogen(SLH). Pada SLH 1 kesesuain lahan aktualnya adalah N-

wex hasil itu juga terdapat pada SLH 5 dan 6. Dilihat dari faktor pembatas yang

sama antara ketiga SLH tersebut dengan faktor pembatas ketersediaan air, bahaya

lereng(%) dan juga alkalinitas/ESP(%). N adalah simbol lahan yang tidak sesuai

untuk penggunaan tertentu karena faktor pembatas yang berat/sulit diatasi.

Sedangkan pada SLH 2 kesesuaian lahan aktualnya adalah N-wrex SLH ini tidak

cocok untuk penanaman cengkeh dan bila dilakukan perbaikan terhadap fakto

pembatas juga banyak yang harus diperbaiki seperti, ketersediaan air, media

perakaran, bahaya erosi(%) dan juga alkalinitas/ESP(%). SLH 3 hampir memiliki

kemiripan seperti SLH 1,5 dan 6 yang mempunyai 3 faktor pembatas namun tetap

lahan ini tidak cocok diperuntukan untuk tanaman cengkeh. Perbedaan faktor

pembatas antara SLH 3 dengan 1,2 dan 6 adalah media perakaran dan bahaya

lereng(%) tidak termasuk menjadi faktor pembatas. Simbol pada SLH 3 adalah N-

wrx. SLH 4 adalah lahan yang paling sedikit faktor pembatasnya dan mempunyai

simbol N-w. Faktor pembatas pada SLH 4 adalah kurangnya ktersediaan air pada

lahan tersebut.

Tabel 2 kesesuaian lahan potensial terhadap tanaman cengkeh pada tabel

ini sudah dilakukan perbaikan pada setiap SLH agar kualitas lahannya meningkat

dan sesuai untuk syarat tanam tanaman cengkeh namun tetap ada beberapa faktor

pembatas yang tidak dapat diperbaiki. Setelah dilakukan perbaikan pada setiap

SLH terjadi kesamaan simbol pada SLH 1 dan 5 menjadi S3-rn yang sebelumnya
SLH 1 dan 5 mempunyai simbol yang sama yaitu, N- wex setelah dilakukan

perbaikan mulai dari pembuatan irigasi, konservasi dan juga pemberian kapur dan

rerklamasi lahan.

Sedangkan SLH 2 dan 3 memiliki simbol yang sama setelah dilakukan

perbaikan yaitu N-r. Sebelium dilakukan perbaikan SLH 2 mempunyai simbol N-

wrex setelah dilakukan perbaikan dengan yang sama dengan SLH 1 dan 5 namun

ada faktor pembatas yang tidak dapat diperbaiki yaitu media perakaran.

Sedangkan pada SLH 3 sebelumnya memiliki simbol N-wrx setelah dilakukan

perbaikan pada alkalinitas/ESP(%) dan juga ketersedian air dengan pembuatan

irigasi meningkat kualitas lahannya namun, media perakaran tetap tidak dapat

diperbaiki.

SLH 4 adalah lahan yang paling sedikit faktor pembatasnya sebelum

dilakukan perbaikan yaitu N-w. Faktor pembatasnya adalah ketersedian air dengan

pembuatan irigasi membuat lahan ini meningkat kualitas lahannya menjadi S3-

wrn. SLH 6 sebelum dilakukan perbaikan mempunyai faktor pembatas yang sama

dengan SLH 1 dan 5 yaitu ketersedian air, bahaya lereng(%) dan juga

alkalinitas/ESP(%). Setelah dilakukan perbaikan yang sama dengan SLH 1 dan 5.

Peningkatan kualitas lahan pada SLH 6 menjadi S3-fn.

Melihat dari kesesuaian lahan secara aktual maupun potensial tanaman

cengkeh ini kurang cocok untuk ditanami pada daerah sebagian Banyumas.

Sebelum dilakukan perbaikan simbol setiap SLH adalah N yaitu tidak cocok

untuk diperuntukan tanaman cengkeh sedangkan setelah dilakukan perbaikan


meningkat kualitas lahan menjadi S3 namun itu pun juga harus dengan perbaikan

yang intensif. SLH 2 dan 3 setelah diperbaiki tetap mempunyai simbol N karena

faktor pembatas media perakaran tidak dapat diperbaiki.

Dari segi ekonomi tanaman ini sangat menguntungkan pada saat masa

penjajahan namun seiring berjalannya waktu daya jual tanaman ini turun secara

perlahan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor baik itu dilihat dari

penurunan kualitas dan kurang minatnya pasar terhadap tanaman ini. Tanaman ini

bila di budidayakan harus dengan lahan yang luas agar mendapatkan hasil yang

optimal sedangkan pada saat ini banyak lahan pertanian di alih fungsikan untuk

non pertanian. Melihat dari hasil kesesuaian lahan baik seacara aktual maupun

potensial lahan di daerah sebagian Banyumas tidak cocok untuk pertumbuhan dan

produktivitas cengkeh selain itu juga harus dilakukan banyak perbaikan terhadap

lahan tersebut. Penyataan ini membuat banyaknya input yang dimasukkan untuk

budidaya tanaman ini di daerah sebagian Banyumas namun output kurang

maksimal.

II. Tanaman Asparagus

VI.II.1 Sejarah Asparagus

Asparagus telah dihargai sebagai menyenangkan penggemar

makanan dan minuman dan untuk sifat obat selama hampir 2000 tahun.

Keberadaannya di sebagian besar benua ini sebagian karena banyak spesies yang

berbeda. Beberapa spesies – seperti Asparagus officinalis – secara luas

dibudidayakan dan dikonsumsi sebagai makanan pokok. Spesies lain – seperti


racemosus Asparagus, banyak ditemukan di India dan Himilayas – telah

digunakan dalam konteks yang lebih obat. Dalam kasus racemosus Asparagus,

juga dikenal sebagai Shatavari, ada sejarah panjang digunakan dalam pengobatan

Ayurveda, terutama dalam hubungan dengan masalah pencernaan. Berbagai jenis

asparagus yang dibudidayakan oleh budaya Mesir dimulai sedini 3000 SM, dan

oleh budaya Eropa termasuk budaya awal Yunani dan Romawi. Asparagus juga

menjadi sangat populer di Perancis pada abad ke-18 pada masa pemerintahan

Louis XIV. Dalam hal produksi komersial, Cina ( 587.500 ton ) dan Peru (186.000

ton ) saat ini produsen terbesar di dunia dan eksportir asparagus. Berikutnya

sejalan sebagai produsen komersial Amerika Serikat ( 102.780 ton ) dan Meksiko

( 67.247 ton ).

IV.II.2 Klasifikasi Tanaman Asparagus

Klasifikasi (Taksonomi) Asparagus

1. Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants

2. Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants

3. Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants

4. Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants

5. Classis/Kelas : Liliopsida/ Monocotyledons

6. Sub classis/Sub Kelas : Lilidae

7. Ordo/Bangsa : Liliales

8. Familia/Suku : Liliaceae/ Lily Family

9. Genus/Marga : Asparagus L./ Asparagus


10. Species (Jenis/ spesies) : Asparagus officinalis L.

11. Binomial Name/Nama Latin : Asparagus officinalis L.

12. Common Nama/Nama Umum : Garden Asparagus

IV.II. 3 Syarat Tumbuh Tanaman Asparagus

1. Iklim

Asparagus merupakan tanaman yang memiliki adaaptasi yang luas pada

iklim dingin-sub tropis. Suhu ideal untuk pertumbuahan rebung, daun, dan

penyimpanan proses fotosintat adalah 25-30 C pada siang hari dan 15-20 C pada

malam hari. Suhu tanah lebih dari 10 C sudah mampu untuk mengawali

pertumbuhan tunas. Bagian tanaman yang berada di atas tanah dapat rusa atau

mati segera setelah terkena bunga es. Pada wilayah dengan suhu dibawah titik

beku, mahkota yang berada di bawah tanah dapat dilindungi dari pembekuan

dengan menggunakan mulsa.

Ketika daun mati karena terena bunga es dan suhun dingin, proses

respirasi menjadi sangat kecil sehingga tanaman mengalami masa dorman.

Kecilnya respirasi membuat fotosintat tetap tersimpan sehingga bergunga untuk

pertumbuhan berikutnya ketika suhu lingkungan sudah sesuai dengan kebutuhan

hidupnya. Di wilayah dingin sedang dan tropika, pertumbuhan daun dan respirasi

berlangsung terus menerus.

Dengan demikian, akumulasi fotosintat untuk cadangan makanan menjadi

sedikit. Strategi yang dilakukan biasanya adalah dengan menumbuhkan empat

sampai lima tajuk menjadi satu tanaman untuk menghasilkan fotosintat sementara
tajuk yang lain dipanen. Ketika tanaman mengalami senescence, tajuk yang lain

dibiarkan tumbuh untuk menggantikan tanaman yang senescence. Dengan proses

yang berlangsung terus menerus, produksi rebung dalam jangka panjang dapat

dilakukan. Di dataran rendah tropika, produksi rebung dibatasi oleh cekaman

panas. 

2. Tanah 

Tanah remah, berdrainase baik, dalam, dan subur merupakan tanah yang

ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman asparagus. Tanah bertekstur

ringan lebih lebih baik untuk perkembangan rebung dan kemudahan panen. Tanah

gambut juga sesuai untuk pembentukan rebung putih. Namun tanah gambut

cenderung mudah tersingkap oleh angina sehingga mahkota yang berada di dalam

tanah menjadi terbuka. Penanaman dalam bedengan dapat menjadi solusi agar

mahkota tidak terbuka. Asparagaus dapat tumbuh dan berkembang secara ideal

pada pH netral, tetapi juga temasuk tanaman yang toleran terhadap tanah sedikit

asam atau sedikit basa. Tanaman tua dapat menjadi sangat toleran terhadap

salinitas, tetapi pada saat fase perkecambahan menjadi sangat rentan dengan

adanya kandungan garam. 

Pada saat pertumuhan vegetative minimum dan masa dorman, asparagus

hanya membutuhkan sedikit air. Pada saat pembentukan rebung, asparagus harus

benar-benar mendapatkan pasokan air yang memadai agar hasil yang didapatkan

juga tinggi. Pasokan air tahunan untuk tanaman asparagus adalah 1,2 kali total
evapotranspirasi. Pemberian air melalui tanah lebih dianjurkan daripada

dipancarkan untuk mengurangi resiko terkena penyakit karat asparagus. 

Fosfor dan kalium dalam jumlah yang memadai harus diberikan sebelum

tanaman ditanam untuk mencegah kerusakan akar. Sebelum penanaman, sejumlah

kecil nitrogen juga harus diberikan. Pemberian nitrogen beriktnya harus

didasarkan pada hasil analisis jaringan daun dan dijaga pada atau di atas taraf

kritis. Nitrogen harus diberikan pada saat pertumbuhan daun karena pada saat itu

tanaman benar-benar membutuhkan nitrogen sehingga nitrogen yang diberikan

juga dapat diserap secara optimal dan efisien. Pemberian nitrogen pada saat

pembentukan rebung dinilai tidak efisien karena pada fase tersebut asparagus hana

menyerap hara dalam jumlah yang sedikit

Menurut data yang sajikan pada tabel 3 tentang kesesuain lahan aktual

terhadap tanaman asparagus pada daerah sebagian Banyumas yang dibagi menjadi

6 SLH. Terdapat banyak kesamaan antara SLH satu dengan yang lain hal ini

dilihat karena sama sama memliki faktor pembatas yang sama. Kesamaan itu

terjadi pada SLH 1,2,5 dan 6 yaitu memiliki simbol N-e. Faktor pembatas yang

terjadi pada SLH ini adalah bahaya erosi lereng(%). Sedangkan pada SLH 3

mempunyai faktor pembatas temperatur, kedalaman akar dan hara tersedia

sehingga memiliki simbol S3-trn. Pada SLH 4 faktor pembatasnya adalah hara

tersedia, SLH 4 secara aktual adalah lahan yang cukup baik untuk asparagus.

Dalam tabel 4 menjelaskan kesessuaian lahan potensial terhadap tanaman

asparagus yang setalah dinilai secara aktual dan dilakukan perbaikan secara
intensif karena pada kesesuaiann lahan aktual menunjukan simbol N dan juga S3.

Perlakuan perbaikan yang sama dilakukan terhadap SLH 1,2,5 dan 6 karena

mempunyai faktor pembatas yang sama yaitu bahaya erosi lereng(%) dan

perlakuan perbaikannya adalah dengan metode konservasi. Setelah dilakukan

perbaikan tersebut tiap SLH naik kualitas lahannya menjadi S3 namun setelah itu

tiap SLH mempunyai faktor pembatas yang berbeda.

SLH 1 memiliki simbol S3-twrfn faktor pembatas pada simbol ini adalah

temperature/suhu, ketersediaan air, kedalaman akar, retensi hara dan juga hara

tersedia. Sedangkan SLH 2 menjadi S3-wrn faktor pembatas pada simbol ini

adalah ketersediaan air, kedalaman air dan hara tersedia. SLH 5 meningkat

kualitas lahan menjadi S3-tfnx faktor .pembatas pada simbol ini adalah

temperatur/suhu, retensi hara, hara tersedia dan Alkalinitas/ESP(%). SLH 6

mempunyai faktor pembatas retensi hara, hara tersedia dan juga

alkalinitas/ESP(%). Kesamaan pada kesesuaian lahan aktual dengan melakukan

perbaikan yang sama belum tentu juga akan mendapatkan faktor pembatas yang

sama setelah dilakukan perbaikan.

SLH 3 memiliki simbol S3-trn dengan faktor pembatas temperatur,

kedalaman akar dan juga hara tersedia. dari ketiga faktor pembatas tersevut ada

dua faktor pembatas yang tidak dapat perbaiki yaitu temperatu/suhu dan

kedalaman akar sedangkan hara tersedia bisa diperbaiki dengan pemupukan.

Setelah perbaikan SLH 3 mengalami kenaikan kualitas lahan menjadi S3-trn. SLH

4 adalah SLH yang paling sedikit memliki faktor pembatas pada kesesuaian lahan

aktual dan faktor pembatas tersebut dapat diperbaiki. Faktor pembatas pada SLH
4 adalah hara tersedia dengan pemupukan SLH 4 akan mengalami peningkatan

menjadi S2-twrfe. Terdapat banyak faktor pembatas setelah dilakukan perbaikan

pada SLH 4 mulai dari temperatur, ketersediaan air, kedalaman akar, retensi hara

dan juga bahaya erosi lereng(%).

Dapat ditarik kesimpulan pada data yang dihasilkan baik kesesuaian lahan

secara aktual maupun potensial. Hampir di semua SLH tanaman ini tidak sesuai

diperuntukan dearah sebagian Banyumas dikarena kan pada lahan aktual hampir

semua SLH mendapatkan simbol N. Hanya SLH 4 dan 3 yang memiliki simbol S3

dan itu juga harus dilakukan perbaikan yang berat dan intensif. Pada SLH 3

terdapat juga faktor pembatas yang tidak dapat perbaiki seperti temperatur dan

kedalaman akar. Pada data kesesuian lahan potensial semua SLH memiliki

peningkatan kualitas setelah dilakukan perbaikan namun tetap memliki simbol S3

dan hanya SLH 4 yang mencapai S2 namun itu juga harus banyak dilakukan

perbaikan dengan banyaknya faktor pembatas yang terdapat pada SLH 2.

Tanaman asparagus mempunyai banyak sekali manfaat Salah satu manfaat

asparagus adalah untuk menurunkan berat badan. Kelebihan berat badan terjadi

karena menumpuknya air dan garam pada tubuh yang berlebihan. Asparagus

disini berfungsi untuk mengeluarkan air dan garam yang berlebihan di dalam

tubuh kita melaui urin. Sehingga asparagus cocok untuk dijadikan terapi untuk

orang yang ingin berdiet. Manfaat asparagus yang lain adalah untuk ibu hamil.

Pada saat ibu mengandung, dia membutuhkan banyak sekali asam folat untuk
membantu pembentukan saraf-saraf jaringan pada otak bayi. Asparagus sendiri

mempunyai kandungan asam folat tertinggi dibandingkan sayuran lainnya. Jadi

sangat dianjurkan untuk ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung

asam folat tinggi untuk menghindari kecacatan pada tabung saraf otak, karena itu

dapat berpengaruh terhadap kecerdasan anak di dalam kandungan. 

Karena banyaknya manfaat dan kandungan yang terdapat pada asparagus,

menjadikan sayuran ini bernilai jual tinggi. Harga perkilogram asparagus dari

mulai 40.000-70.000/kg-nya. Tapi gak semua yang baik itu selamanya baik ya,

asparagus juga harus dihindari oleh orang-orang tertentu, seperti orang yang

mempunyai asam urat. Asparagus mengandung zat purin yang sangat tinggi dan

purin tersebut akan berkumpul dipersendian-persendian, sehingga akan

menyebabkan linu pada penderita asam urat. Yang kedua, asparagus disarankan

untuk dihindari oleh orang-orang yang mempunyai tingkat kesensifitasan terhadap

bau-bauan, karena asparagus mengandung sulfur yang tinggi seperti pete dan

jengkol sehingga dapat menyebabkan bau pada urin. 

Selaian banyaknya manfaat untuk manusia dan juga daya jual yang tinggi

tanaman ini juga mempunyai harga yang mahal untu membeli bibitnya. Harga

bibit untuk tanaman asparagus adalah sebesar 2 juta per 800 gramnya dalam 1 Ha
lahan dibutuhkan 600 gr. Selain harganya yang mahal butuh banyak perlakuan

terhdap tanaman asparagus dari mulai bibit sampai pasca panen. Tanaman ini

memerlukan pemeliharaan yang intensif. Bila tanaman ini dipaksakan untuk di

budidayakan pada sebagian daerah Banyumas yang mempunyai kesesuain lahan

paling baik mencapai S2 dan sebelum itu juga harus dilakukan perbaikan kualitas

lahan. menyebabkan banyaknya input yang dimasukan namun output yang keluar

tidak sebanding dengan input.

Anda mungkin juga menyukai