A. Hasil
Temperatur (tc)
Temperatur rata – rata S2 S2 S2 S2 S2 S2
tahunan
Kelas
Kesesuaian
Kualitas/Karakter Kesesuai
Lahan Faktor Penghambat Usaha Perbaikan
istik Lahan an Lahan
Aktual
Potensial
1. Pembuatan
irigasi
1. Ketersediaa
2. Pembuatan teras
n air
SLH 1 N-wex dan konservasi S3-rn
2. Lereng (%)
3. Pemberian
3. Alkalinitas
kapur dan
reklamasi
1. Pembuatan
1. Ketersediaa
irigasi
n air
2. Pembuatan teras
2. Media
SLH 2 N-wrex dan konservasi N-r
Perakaran
3. Pemberian
3. Lereng(%)
kapur dan
4. Alkalinitas
reklamasi
1. Pembuatan
1. Ketersediaa
irigasi
n air
2. Pemberian
SLH 3 N-wrx 2. Media N-r
kapur dan
Perakaran
reklamasi
3. Alkalinitas
1. Ketersediaa 1. Pembuatan
SLH 4 N-w S3-wrn
n Air irigasi
1. Pembuatan
Irigasi
1. Ketersediaa
2. Pembuatan teras
n air
SLH 5 N-wex dan konservasi S3-rn
2. Lereng(%)
3. Reklamasi dan
3. Alkalinitas
pemberian
kapur
SLH 6 N-wex 1. Ketersediaa 1. Pembuatan S3-fn
n air irigasi
2. Erosi 2. Pembuatan teras
3. Alkalinitas dan konservasi
3. Reklamasi dan
pemberian
kapur
Kelas
Kesesuaian
Kualitas/Karakter Kesesuai
Lahan Faktor Penghambat Usaha Perbaikan
istik Lahan an Lahan
Aktual
Potensial
4. Pembuatan
irigasi
4. Ketersediaa
5. Pembuatan teras
n air
SLH 1 N-wex dan konservasi S3-rn
5. Lereng (%)
6. Pemberian
6. Alkalinitas
kapur dan
reklamasi
4. Pembuatan
5. Ketersediaa
irigasi
n air
5. Pembuatan teras
6. Media
SLH 2 N-wrex dan konservasi S3-rn
Perakaran
6. Pemberian
7. Lereng(%)
kapur dan
8. Alkalinitas
reklamasi
3. Pembuatan
4. Ketersediaa
irigasi
n air
4. Pemberian
SLH 3 N-wrx 5. Media S3-wrn
kapur dan
Perakaran
reklamasi
6. Alkalinitas
2. Ketersediaa 2. Pembuatan
SLH 4 N-w S3-wrn
n Air irigasi
4. Pembuatan
Irigasi
4. Ketersediaa
5. Pembuatan teras
n air
SLH 5 N-wex dan konservasi S3-rn
5. Lereng(%)
6. Reklamasi dan
6. Alkalinitas
pemberian
kapur
SLH 6 N-wex 4. Ketersediaa 4. Pembuatan S3-fn
n air irigasi
5. Erosi 5. Pembuatan teras
6. Alkalinitas dan konservasi
6. Reklamasi dan
pemberian
kapur
Temperatur (tc)
Temperatur rata – rata S3 S2 S3 S2 S3 S2
tahunan
Kelas
Kesesuaian
Kualitas/Karakter Kesesuai
Lahan Faktor Penghambat Usaha Perbaikan
istik Lahan an Lahan
Aktual
Potensial
1. Pembuatan teras
SLH 1 N-e 1. Lereng(%) S3-twrfn
dan konservasi
1. Pembuatan teras
SLH 2 N-e 1. Lereng(%) S3-wrn
dan konservasi
1. Temperatur
2. Media
SLH 3 S3-trn 1. Pemupukan S3-tr
perakaran
3. Unsur hara
SLH
S3-n 1. Unsur Hara 1. Pemupukan S2-twrfe
4
1. Pembuatan teras
SLH 5 N-e 1. Lereng(%) S3-tfnx
dan konservasi
1. Pembuatan teras
SLH 6 N-e 1. Lereng(%) S3-fnx
dan konservasi
B. Pembahasan
I. Tanaman Cengkeh
IV.I.1 Sejarah Cengkeh
cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di
zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad
pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar
menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh
dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian
peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama
Guyana, Brasilia dan Zanzibar.Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga
cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkeh
disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan
Ternate. Poho yang disebut sebagai Cengkeh Afo ini berumur 416 tahun, tinggi
36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
IV.I.3 Morfologi
A.Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun
Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.
B. Batang
tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya
dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok
dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens).
Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya
C. Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari
termasuk berbentuk tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-
kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun.
permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk
menghisap makanan
D. Biji
Bijinya terdiri dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji
biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan
kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal
rokok.
E.Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan
tangkai pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai
bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu
jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum)
F. Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan
saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada
bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah. Buah cengkeh
memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum
pada kulit buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain
A. Tanah
Secara umum tanaman cengkeh dapat tmbuh baik pada tanah-tanah yang sedang
1.Struktur tanah
dalam. Remah: bararti banyak mengandung butiran pasir,dan apabila tanah itu
kering tidak retak, dan kalau basah bersifat permiabel, artinaya tanah-tanah yang
drainasinya baik. Tanah liat merahpun masih baik untuk tanaman cengkeh asalkan
Tanah dalam artinya pada lapisan tanah tanam atau tanah olah itu tidak
terdapat lapisan cadas yang keras atau banyak mengandu batu yang besarserta air
menggangu pertumbuhan akar. Pada tanah padas yang keras,air hujan tidak dapat
menjadai busuk, selain itu munebabkan perakaran membengkok. Aur tanah yang
2.PH tanah
tanah asam netral PH tanah dibawah 4,5 berarti sudah lebih asam, tanah ini kurang
baik, biasanya drainasinya jelek. Sebaiknya tanah yang drinasinya lebih dari 7
berarti agak alkalis, tanah ini biasanya kurang dapat menahan air, lebih-lebih pada
Tanaman menghendaki unsur hara cukup, karena unsur hara ini merupakan
tebal) dan struktur baik. Apabila kekuranagan unsurhara masih dapat diperbaikai
denga teknik pengobatan yang baik, yakni beberapa tahun sebelum tanah tersebut
ditanami cengkeh perlu ditanami pupuk hijau terlebih dahulu baik yang berbentuk
4. Toprografi
Sedapat mungkin tanahnya dipilih yang agak miring supaya air bisa lepas
dan tidak menggenag. Terutama yang niring ke sebelah timur, supaya dapat
kemungkinan untuk tanah datar, untuk tanah datar drinadsinya kurang baik, tetapi
hal semacam ini dapat diatasi denagan membuat rerak atau got air yang berukuran
panjang 1,5-2 m,dalam 0,5-1 m dan lebarnya cukup 0,5 m.Tanah yang kurang
a. Tana hpasir
Terutama tanah vulkanis muda, karena tanah ini tanah pasir yang tidak
b. Tanahliat
Tanah liat ini butirannya sangat halus dan hampir tidak mrngandung pasir,
abu-abu sifat draiinasinya sangat jelek, sehingga kalau kena air hujan tanahnaya
menjadi becek dan kalau kemarau tanahnya retak-retak dan dapat memutuskan
B.Iklim
1. Derajat keasaman
dengan baik oleh 20 garis lintang lebar utara dan lebar selatan, dimana panasnya
2. Temperatur
yang relatif pendek. Temperatur yang dikehendaki antara 74-84 F.tanaman dapat
utmbuh subur pada daerah dataran renadah dekat pantai (asal air tanah dibawah
dekat laut.
3. Curah hujan
tahun . seabab tanaman cengkeh tiadk tahan terhadap musim kemarau panjang .
cengkeh karna akan menggangu produksi . begitu pula pada musim kemarau
panjang yang tidak dikehendaki , karena akaibatnya banayak tanaman yang mati ,
terutama bagai tanaman muda . dan bila terjadi musi kering yang panjang dapat
4. Angin
aka tetapi banyak juga tanaman cengkeh yang ditanam jauh dari pantai dan dapat
tumbuh denagan subur dan berproduksi denagn baik. Yang jelas tanaman perlu
iklim 300-600 dekat pantai. Pohon cengkeh sangat pekka tehadap angin
batang dibawahnya sering pecah dan rebah.Sedangkan pada tanaman muda angin
kencang tadi sering merusak daun,bagi tanaman yang sudah produktif bila terjadi
1.Pertumbuhan tanaman.
2.Produksi tanaman
Pada tabel 1. menunujukan data kesesuaian lahan aktual pada tanaman
wex hasil itu juga terdapat pada SLH 5 dan 6. Dilihat dari faktor pembatas yang
sama antara ketiga SLH tersebut dengan faktor pembatas ketersediaan air, bahaya
lereng(%) dan juga alkalinitas/ESP(%). N adalah simbol lahan yang tidak sesuai
Sedangkan pada SLH 2 kesesuaian lahan aktualnya adalah N-wrex SLH ini tidak
cocok untuk penanaman cengkeh dan bila dilakukan perbaikan terhadap fakto
pembatas juga banyak yang harus diperbaiki seperti, ketersediaan air, media
kemiripan seperti SLH 1,5 dan 6 yang mempunyai 3 faktor pembatas namun tetap
lahan ini tidak cocok diperuntukan untuk tanaman cengkeh. Perbedaan faktor
pembatas antara SLH 3 dengan 1,2 dan 6 adalah media perakaran dan bahaya
lereng(%) tidak termasuk menjadi faktor pembatas. Simbol pada SLH 3 adalah N-
wrx. SLH 4 adalah lahan yang paling sedikit faktor pembatasnya dan mempunyai
simbol N-w. Faktor pembatas pada SLH 4 adalah kurangnya ktersediaan air pada
lahan tersebut.
ini sudah dilakukan perbaikan pada setiap SLH agar kualitas lahannya meningkat
dan sesuai untuk syarat tanam tanaman cengkeh namun tetap ada beberapa faktor
pembatas yang tidak dapat diperbaiki. Setelah dilakukan perbaikan pada setiap
SLH terjadi kesamaan simbol pada SLH 1 dan 5 menjadi S3-rn yang sebelumnya
SLH 1 dan 5 mempunyai simbol yang sama yaitu, N- wex setelah dilakukan
perbaikan mulai dari pembuatan irigasi, konservasi dan juga pemberian kapur dan
rerklamasi lahan.
wrex setelah dilakukan perbaikan dengan yang sama dengan SLH 1 dan 5 namun
ada faktor pembatas yang tidak dapat diperbaiki yaitu media perakaran.
irigasi meningkat kualitas lahannya namun, media perakaran tetap tidak dapat
diperbaiki.
dilakukan perbaikan yaitu N-w. Faktor pembatasnya adalah ketersedian air dengan
pembuatan irigasi membuat lahan ini meningkat kualitas lahannya menjadi S3-
wrn. SLH 6 sebelum dilakukan perbaikan mempunyai faktor pembatas yang sama
dengan SLH 1 dan 5 yaitu ketersedian air, bahaya lereng(%) dan juga
cengkeh ini kurang cocok untuk ditanami pada daerah sebagian Banyumas.
Sebelum dilakukan perbaikan simbol setiap SLH adalah N yaitu tidak cocok
yang intensif. SLH 2 dan 3 setelah diperbaiki tetap mempunyai simbol N karena
Dari segi ekonomi tanaman ini sangat menguntungkan pada saat masa
penjajahan namun seiring berjalannya waktu daya jual tanaman ini turun secara
perlahan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor baik itu dilihat dari
penurunan kualitas dan kurang minatnya pasar terhadap tanaman ini. Tanaman ini
bila di budidayakan harus dengan lahan yang luas agar mendapatkan hasil yang
optimal sedangkan pada saat ini banyak lahan pertanian di alih fungsikan untuk
non pertanian. Melihat dari hasil kesesuaian lahan baik seacara aktual maupun
potensial lahan di daerah sebagian Banyumas tidak cocok untuk pertumbuhan dan
produktivitas cengkeh selain itu juga harus dilakukan banyak perbaikan terhadap
lahan tersebut. Penyataan ini membuat banyaknya input yang dimasukkan untuk
maksimal.
makanan dan minuman dan untuk sifat obat selama hampir 2000 tahun.
Keberadaannya di sebagian besar benua ini sebagian karena banyak spesies yang
digunakan dalam konteks yang lebih obat. Dalam kasus racemosus Asparagus,
juga dikenal sebagai Shatavari, ada sejarah panjang digunakan dalam pengobatan
asparagus yang dibudidayakan oleh budaya Mesir dimulai sedini 3000 SM, dan
oleh budaya Eropa termasuk budaya awal Yunani dan Romawi. Asparagus juga
menjadi sangat populer di Perancis pada abad ke-18 pada masa pemerintahan
Louis XIV. Dalam hal produksi komersial, Cina ( 587.500 ton ) dan Peru (186.000
ton ) saat ini produsen terbesar di dunia dan eksportir asparagus. Berikutnya
sejalan sebagai produsen komersial Amerika Serikat ( 102.780 ton ) dan Meksiko
( 67.247 ton ).
7. Ordo/Bangsa : Liliales
1. Iklim
iklim dingin-sub tropis. Suhu ideal untuk pertumbuahan rebung, daun, dan
penyimpanan proses fotosintat adalah 25-30 C pada siang hari dan 15-20 C pada
malam hari. Suhu tanah lebih dari 10 C sudah mampu untuk mengawali
pertumbuhan tunas. Bagian tanaman yang berada di atas tanah dapat rusa atau
mati segera setelah terkena bunga es. Pada wilayah dengan suhu dibawah titik
beku, mahkota yang berada di bawah tanah dapat dilindungi dari pembekuan
Ketika daun mati karena terena bunga es dan suhun dingin, proses
hidupnya. Di wilayah dingin sedang dan tropika, pertumbuhan daun dan respirasi
sampai lima tajuk menjadi satu tanaman untuk menghasilkan fotosintat sementara
tajuk yang lain dipanen. Ketika tanaman mengalami senescence, tajuk yang lain
yang berlangsung terus menerus, produksi rebung dalam jangka panjang dapat
panas.
2. Tanah
Tanah remah, berdrainase baik, dalam, dan subur merupakan tanah yang
ringan lebih lebih baik untuk perkembangan rebung dan kemudahan panen. Tanah
gambut juga sesuai untuk pembentukan rebung putih. Namun tanah gambut
cenderung mudah tersingkap oleh angina sehingga mahkota yang berada di dalam
tanah menjadi terbuka. Penanaman dalam bedengan dapat menjadi solusi agar
pada pH netral, tetapi juga temasuk tanaman yang toleran terhadap tanah sedikit
asam atau sedikit basa. Tanaman tua dapat menjadi sangat toleran terhadap
salinitas, tetapi pada saat fase perkecambahan menjadi sangat rentan dengan
hanya membutuhkan sedikit air. Pada saat pembentukan rebung, asparagus harus
benar-benar mendapatkan pasokan air yang memadai agar hasil yang didapatkan
juga tinggi. Pasokan air tahunan untuk tanaman asparagus adalah 1,2 kali total
evapotranspirasi. Pemberian air melalui tanah lebih dianjurkan daripada
Fosfor dan kalium dalam jumlah yang memadai harus diberikan sebelum
didasarkan pada hasil analisis jaringan daun dan dijaga pada atau di atas taraf
kritis. Nitrogen harus diberikan pada saat pertumbuhan daun karena pada saat itu
juga dapat diserap secara optimal dan efisien. Pemberian nitrogen pada saat
pembentukan rebung dinilai tidak efisien karena pada fase tersebut asparagus hana
Menurut data yang sajikan pada tabel 3 tentang kesesuain lahan aktual
terhadap tanaman asparagus pada daerah sebagian Banyumas yang dibagi menjadi
6 SLH. Terdapat banyak kesamaan antara SLH satu dengan yang lain hal ini
dilihat karena sama sama memliki faktor pembatas yang sama. Kesamaan itu
terjadi pada SLH 1,2,5 dan 6 yaitu memiliki simbol N-e. Faktor pembatas yang
terjadi pada SLH ini adalah bahaya erosi lereng(%). Sedangkan pada SLH 3
sehingga memiliki simbol S3-trn. Pada SLH 4 faktor pembatasnya adalah hara
tersedia, SLH 4 secara aktual adalah lahan yang cukup baik untuk asparagus.
asparagus yang setalah dinilai secara aktual dan dilakukan perbaikan secara
intensif karena pada kesesuaiann lahan aktual menunjukan simbol N dan juga S3.
Perlakuan perbaikan yang sama dilakukan terhadap SLH 1,2,5 dan 6 karena
mempunyai faktor pembatas yang sama yaitu bahaya erosi lereng(%) dan
perbaikan tersebut tiap SLH naik kualitas lahannya menjadi S3 namun setelah itu
SLH 1 memiliki simbol S3-twrfn faktor pembatas pada simbol ini adalah
temperature/suhu, ketersediaan air, kedalaman akar, retensi hara dan juga hara
tersedia. Sedangkan SLH 2 menjadi S3-wrn faktor pembatas pada simbol ini
adalah ketersediaan air, kedalaman air dan hara tersedia. SLH 5 meningkat
kualitas lahan menjadi S3-tfnx faktor .pembatas pada simbol ini adalah
perbaikan yang sama belum tentu juga akan mendapatkan faktor pembatas yang
kedalaman akar dan juga hara tersedia. dari ketiga faktor pembatas tersevut ada
dua faktor pembatas yang tidak dapat perbaiki yaitu temperatu/suhu dan
Setelah perbaikan SLH 3 mengalami kenaikan kualitas lahan menjadi S3-trn. SLH
4 adalah SLH yang paling sedikit memliki faktor pembatas pada kesesuaian lahan
aktual dan faktor pembatas tersebut dapat diperbaiki. Faktor pembatas pada SLH
4 adalah hara tersedia dengan pemupukan SLH 4 akan mengalami peningkatan
pada SLH 4 mulai dari temperatur, ketersediaan air, kedalaman akar, retensi hara
Dapat ditarik kesimpulan pada data yang dihasilkan baik kesesuaian lahan
secara aktual maupun potensial. Hampir di semua SLH tanaman ini tidak sesuai
diperuntukan dearah sebagian Banyumas dikarena kan pada lahan aktual hampir
semua SLH mendapatkan simbol N. Hanya SLH 4 dan 3 yang memiliki simbol S3
dan itu juga harus dilakukan perbaikan yang berat dan intensif. Pada SLH 3
terdapat juga faktor pembatas yang tidak dapat perbaiki seperti temperatur dan
kedalaman akar. Pada data kesesuian lahan potensial semua SLH memiliki
dan hanya SLH 4 yang mencapai S2 namun itu juga harus banyak dilakukan
asparagus adalah untuk menurunkan berat badan. Kelebihan berat badan terjadi
karena menumpuknya air dan garam pada tubuh yang berlebihan. Asparagus
disini berfungsi untuk mengeluarkan air dan garam yang berlebihan di dalam
tubuh kita melaui urin. Sehingga asparagus cocok untuk dijadikan terapi untuk
orang yang ingin berdiet. Manfaat asparagus yang lain adalah untuk ibu hamil.
Pada saat ibu mengandung, dia membutuhkan banyak sekali asam folat untuk
membantu pembentukan saraf-saraf jaringan pada otak bayi. Asparagus sendiri
asam folat tinggi untuk menghindari kecacatan pada tabung saraf otak, karena itu
menjadikan sayuran ini bernilai jual tinggi. Harga perkilogram asparagus dari
mulai 40.000-70.000/kg-nya. Tapi gak semua yang baik itu selamanya baik ya,
asparagus juga harus dihindari oleh orang-orang tertentu, seperti orang yang
mempunyai asam urat. Asparagus mengandung zat purin yang sangat tinggi dan
menyebabkan linu pada penderita asam urat. Yang kedua, asparagus disarankan
bau-bauan, karena asparagus mengandung sulfur yang tinggi seperti pete dan
Selaian banyaknya manfaat untuk manusia dan juga daya jual yang tinggi
tanaman ini juga mempunyai harga yang mahal untu membeli bibitnya. Harga
bibit untuk tanaman asparagus adalah sebesar 2 juta per 800 gramnya dalam 1 Ha
lahan dibutuhkan 600 gr. Selain harganya yang mahal butuh banyak perlakuan
terhdap tanaman asparagus dari mulai bibit sampai pasca panen. Tanaman ini
paling baik mencapai S2 dan sebelum itu juga harus dilakukan perbaikan kualitas
lahan. menyebabkan banyaknya input yang dimasukan namun output yang keluar