ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn siswa yang
diajar dengan model VCT berbantuan media power point dan siswa yang diajar dengan tidak
menggunakan model VCT pada siswa kelas V Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD Gugus II
Kecamatan Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas V semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD Gugus II Kecamatan Buleleng yang
berjumlah 137 orang. Sampel penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri 4 Penarukan dan siswa kelas V
SD Negeri 1 Penarukan. Data hasil belajar PKn dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda
dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih besar daripada dengan rata-rata hasil belajar siswa
kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran VCT dan kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan tidak menggunakan model VCT pada siswa kelas V di SD Gugus II
Kecamatan Buleleng ( thit > ttab = 2,850 > 2,021). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran VCT
berbantuan media power point berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V di SD gugus
II Kecamatan Buleleng.
ABSTRACT
The aimed of the study was to determine the significant difference between the students’ result of
learning Civics with VCT model supported by power point and students who were nottaught with VCT
model on grade V of second semester in academic year 2016/2017 at SD Gugus II Buleleng distric. The
type of the research was quasi-experimental research. The population of this study was 137 students in
grade V of second semester in academic year 2016/2017 at SD Gugus II Buleleng distric. The samples
of this research were V grade students in SD Negeri 4 Penarukan and Vgrade students in SD Negeri 1
Penarukan. The result of the data was collected by using 30 items in multiple choice test. The data were
analyzed using descriptive statistics and inferential statistics analysis namely t-test. The result of data
analysis shown the average of the students’ result in experimental group is bigger than control group.
The result of this study indicates that there is significant differences between learning PKN using VCT
rather than the group of students who were not taught Civics with VCT model in the Grade V at SD
Gugus II Buleleng distric (thit> ttab = 2,850> 2,021). It can be concluded that learning process using VCT
model suported by power point has a positive effect on the learning outcomes of Civics of Grade V at SD
Group II Buleleng distric.
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
ialah “mampu mendorong anak untuk seorang guru dalam kegiatan belajar-
berpikir kritis, kreatif dan memiliki sikap mengajar tidak lepas dari kemampuan
disiplin pribadi agar didalam guru tersebut dalam merancang,
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya, melaksanakan, dan mengevaluasi
didasari oleh pengetahuan dan didukung kegiatan belajar-mengajar. Untuk
oleh keterampilan”. Guru sebagai seorang merancang pembelajaran, seorang guru
pendidik dalam proses pembelajaran harus memperhatikan tujuan
menempati posisi strategis dalam diselenggarakannya pembelajaran itu
mengembangkan potensi yang ada dalam sendiri. Pada pembelajaran PKn, seorang
diri siswa. Seorang guru dalam guru dituntut untuk mampu menguasai
menjalankan tugasnya sebagai pendidik konsep nilai-nilai yang terkandung dalam
selalu dituntut untuk memikirkan tentang PKn dan menerapkan suatu model yang
cara merencanakan dan melaksanakan dapat membuat siswa berperan aktif
suatu kegiatan pembelajaran yang dalam mencari pengetahuannya sendiri.
berdampak pada penanaman Jadi sudah menjadi suatu keharusan
pengetahuan, pembentukan sikap, apabila PKn di SD diajarkan dengan
perilaku dan keterampilan siswa dalam penuh kebermaknaan sehingga siswa
proses pembelajaran. tidak hanya sekedar memahami, tetapi
Proses interaksi peserta didik juga bisa menerapkan dan mengamalkan
dengan pendidik dan sumber belajar pada nilai-nilai yang didapat dari pembelajaran
suatu lingkungan belajar sangat perlu PKn dalam kehidupan sehari-hari.
untuk dilakukan. Berhasilnya suatu proses Hasil wawancara awal yang
pembelajaran tidak terlepas dari usaha dilakukan dengan 5 orang guru kelas V di
guru sebagai seorang pendidik dalam Gugus II Kecamatan Buleleng pada
menyampaikan dan menyalurkan tanggal 11 - 13 Januari 2017 diketahui
informasi kepada peserta didik. Menurut bahwa: a) siswa kurang berpartisipasi aktif
Susanto (2013) tenaga pendidik dalam hal saat proses pembelajaran berlangsung, b)
ini guru sebagai salah satu unsur yang guru tidak menggunakan model
memiliki tanggung jawab untuk pembelajaran yang bervariasi, c) kurang
mengembangkan tugas dan mengatasi adanya interaksi siswa dengan guru saat
segala permasalahan yang muncul pada pembelajaran sehingga pembelajaran
proses pembelajaran. Guru sebagai masih bersifat pasif, dan d) hasil belajar
seorang pendidik dalam proses yang diperoleh siswa masih belum
pembelajaran menempati posisi strategis memuaskan khususnya pada mata
dalam mengembangkan potensi yang ada pelajaran PKn. Hasil wawancara tersebut
dalam diri siswa. Seorang guru dalam didukung oleh hasil observasi mengenai
menjalankan tugasnya sebagai pendidik pelaksanaan pembelajaran di kelas.
selalu dituntut untuk memikirkan tentang Adapun hasil observasi yang dilakukan di
cara merencanakan dan melaksanakan Gugus II Kecamatan Buleleng khususnya
suatu kegiatan pembelajaran yang di kelas V diketahui bahwa dari 5 orang
berdampak pada penanaman guru yang di observasi, sebanyak 4 orang
pengetahuan, pembentukan sikap, guru tidak menggunakan metode atau
perilaku dan keterampilan siswa dalam model pembelajaran yang bervariasi,
proses pembelajaran. sehingga mengakibatkan proses
Guru sebagai pelaksana pembelajaran menjadi kurang menarik
pendidikan juga harus dituntut mampu dan membosankan.
untuk mengembangkan strategi/model Pernyataan tersebut diperkuat
pembelajaran yang sesuai dengan dengan hasil pencatatan dokumen yang
kurikulum dan kondisi siswa di lapangan. diperoleh dari guru mata pelajaran PKn.
Pemilihan model pembelajaran yang Hasil pencatatan dokumen tersebut
sesuai akan membantu terciptanya berupa nilai UAS PKn pada setiap SD di
suasana belajar yang kondusif dan Gugus II Kecamatan Buleleng. Rata-rata
interaktif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa masih berada
minat siswa dalam belajar. Keberhasilan dibawah KKM. Rendahnya hasil belajar
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. yang terjadi pada mata pelajaran PKn di
Salah satu faktor penting yang dapat Gugus II Kecamatan Buleleng.
memengaruhi tingkat hasil belajar siswa Salah satu karakter VCT sebagai
adalah model pembelajaran yang suatu model dalam strategi pembelajaran
diterapkan oleh guru kurang bervariasi. sikap adalah proses penanaman nilai
Model pembelajaran yang dilakukan melalui proses analisis nilai
diterapkan oleh guru dengan yang sudah ada sebelumnya dalam diri
menggunakan metode ceramah, siswa kemudian menyelaraskannya
menyebabkan terjadinya komunikasi satu dengan nilai-nilai baru yang hendak
arah dari guru terhadap siswa, sehingga ditanam. VCT adalah model pembelajaran
siswa menjadi kurang aktif, mudah bosan, khusus yang dapat diterapkan pada mata
materi pelajaran kurang dipahami oleh pembelajaran PKn untuk memberikan
siswa dan siswa hanya menerima pemahaman yang lebih jelas tentang
informasi dari guru. Model pembelajaran suatu nilai. Selain itu proses kegiatan
yang digunakan oleh guru pada saat belajar siswa dengan model VCT
proses pembelajaran tidak divariasikan berbantuan media power point dapat
dengan model atau metode pembelajaran melatih kepekaan dan kemantapan
lain. Guru juga kurang memerhatikan gaya keterampilan afektual serta memberikan
belajar siswa, sehingga berimbas pada aneka pengalaman bagi siswa dan
sulitnya siswa untuk memahami materi dengan model pembelajaran VCT siswa
khususnya dalam mata pelajaran PKn. akan dituntut aktif untuk mengklarifikasi
Salah satu cara untuk mengatasi suatu nilai yang terkandung dalam materi
permasalahan tersebut adalah memilih pembelajaran sehingga dapat berimbas
model pembelajaran yang tepat untuk pula pada peningkatan hasil belajar PKn
diterapkan. siswa.
Penerapan model pembelajaran Berdasarkan latar belakang yang
inovatif yang disertai penggunaan media telah diuraikan maka dilakukan penelitian
pembelajaran dapat mengaktifkan siswa yang berjudul Pengaruh Model
dalam proses pembelajaran, sehingga Pembelajaran VCT Berbantuan Media
dapat menjadikan pembelajaran lebih Power Point Terhadap Hasil Belajar PKn
menarik dan menyenangkan. Salah satu Pada Siswa Kelas V Semester II Tahun
model pembelajaran inovatif yang bisa Pelajaran 2016/2017 Di SD Gugus II
digunakan adalah model pembelajaran Kecamatan Buleleng. Adapun tujuan
Value Clarification Technique (VCT). penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
Menurut Putra (2014) model pembelajaran yang signifikan antara hasil belajar PKn
VCT merupakan model inovatif yang siswa yang diajar dengan model VCT
menekankan pada nilai sosial, budaya, berbantuan media power point dan siswa
personal, dan masyarakat. Senada yang diajar dengan tidak menggunakan
dengan pendapat Putra, Sanjaya (dalam model VCT pada siswa kelas V Semester
Taniredja, dkk., 2014:87) mengungkapkan II Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD
bahwa VCT merupakan “teknik Gugus II Kecamatan Buleleng.
pengajaran untuk membantu siswa dalam
mencari dan menentukan suatu nilai yang METODE
dianggap baik dalam menghadapi suatu Jenis penelitian yang dilakukan yaitu
persoalan melalui proses menganalisis penelitian eksperimen semu (quasi
nilai yang sudah ada dan tertanam dalam experiment) karena tidak semua variabel
diri siswa”. Menurut Sariani (2016) model yang muncul dalam kondisi eksperimen
pembelajaran VCT dapat meningkatkan dapat diatur dan dikontrol secara ketat.
sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa Penelitian ini merupakan penelitian kuasai
kelas IV SD Gugus III Tambora eksperimen dengan rancangan non-
Kecamatan Melaya. Jadi VCT sebagai equivalen posttest-only control group
suatu model pembelajaran inovtaif dapat design. Terdapat dua jenis variabel yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan digunakan yaitu variabel bebas dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
konvensional memiliki skor rata-rata hasil rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi
belajar PKn sebesar 19,55 yang tergolong dibandingkan dengan pembelajaran
pada kriteria tinggi. Dengan kata lain, konvensional. Adapun hasil analisis data
pembelajaran model pembelajaran VCT statistik deskriptif disajikan pada tabel 01
berbantuan media power point memiliki berikut ini.
Tabel 01 Deskripsi Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Mean 22,80 19,55
Median 23,45 19,46
Modus 23,60 18,70
Varians 21,66 16,07
Standar Deviasi 4,65 6,10
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Pembelajaran dengan model VCT juga Asyhar (2012) menyatakan bahwa selain
membuat siswa berani untuk dalam pembuatan power point relatif
mengungkapkan pendapatnya sendiri murah, penggunaan berbagai program
berdasarkan atas nilai pilihannya. Melalui multimedia pada power point mampu
nilai tersebut siswa mampu memiliki sikap menarik perhatian siswa dalam proses
saling menghormati, toleransi, percaya pembelajaran.
diri, kerjasama serta nilai-nilai positif lain Penggunaan model VCT dalam
yang dapat bermanfaat bagi siswa dalam pembelajaran menjadikan siswa untuk
kehidupannya. Siswa menjadi benar- tahu manfaat dari materi yang dipelajari
benar memiliki keterampilan afektif ketika bagi kehidupannya, aktif dalam kegiatan
dibelajarkan dengan model pembelajaran pembelajaran, menemukan sendiri
VCT. konsep-konsep yang dipelajari tanpa
Saat proses pembelajaran harus selalu tergantung pada guru,
diterapkan siswa juga dituntut untuk mampu memecahkan masalah-masalah
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi yang berkaitan dengan konsep yang
terhadap pilihan mereka masing-masing. dipelajari melalui proses menganalisis nilai
Melalui rasa tanggung jawab tersebut yang sudah ada dan tertanam dalam diri
mampu menumbuhkan rasa keberanian siswa, bekerja sama dengan siswa lain,
dalam diri siswa sehingga siswa tidak lagi dan berani untuk mengemukakan
merasa takut dalam mengungkapkan nilai pendapat. Siswa menjadi lebih tertantang
yang dipilihnya. Sariani (2016:121) dalam untuk belajar dan berusaha
penelitiannya mengatakan bahwa menyelesaikan semua permasalahan
“pembelajaran dengan menggunakan yang ditemui, sehingga pengetahuan yang
model VCT memberikan pengalaman diperoleh akan lebih diingat oleh siswa,
yang bermakna dan memberikan serta memiliki perilaku yang baik dan
kebebasan siswa memilih tindakan serta dapat dikembangkan dalam kehidupan
menganalisis tindakan melalui berdiskusi sehari-hari di masyarakat. Wiweka (2014)
sehingga dapat membangun dalam penelitiannya berpendapat bahwa
pengetahuan dalam diri, saling memahami dengan sistem pembelajaran berpusat
perbedaan pendapat, memutuskan pada siswa akan lebih mengalami dan
keputusan yang terbaik serta lebih merasakan langsung pembelajaran
menumbuhkan nilai-nilai sosial seperti sehingga siswa dapat membangun
kerjasama, toleransi, dan tanggung pengetahuan dalam diri sendiri
jawab”. (konstruktivis), sehingga pengetahuan
Power point merupakan media yang diperoleh dari belajar akan bertahan
baru dan belum pernah dijumpai oleh lebih lama dalam pikiran dan ingatan
siswa pada kelas eksperimen di SD siswa.
Negeri 4 Penarukan karena sebelumnya Semua penjelasan di atas menjadi
guru tidak pernah menggunakan media alasan pendukung bahwa penerapan
seperti media power point saat belajar di model pembelajaran VCT, logis
kelas. Adanya media power point saat berpengaruh signifikan terhadap hasil
proses pembelajaran membuat siswa belajar PKn dibandingkan dengan
menjadi sangat semangat dalam belajar, pembelajaan tidak menggunakan model
ini terlihat ketika slide power point VCT pada siswa kelas V di SD gugus II
ditampilkan di depan kelas semua Kecamatan Buleleng tahun pelajaran
pandangan siswa mengarah pada power 2016/2017.
point yang ditampilkan. Penggunaan
media power point menjadikan siswa SIMPULAN DAN SARAN
memiliki pengalaman baru karena dalam Berdasarkan hasil penelitian
prosesnya media power point yang diperoleh bahwa thitung lebih besar dari ttabel
ditampilkan dirancang semenarik (thitung = 2,850 > ttabel= 2,021) sehingga H0
mungkin, sehingga siswa sangat fokus ditolak dan H1 diterima. Rata-rata skor
dan perhatian siswa menjadi terpusat hasil belajar kelompok siswa yang
pada power point yang ditampilkan. dibelajarkan dengan model pembelajaran
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
VCT berbantuan media power point (4) Disarankan kepada peneliti lain
adalah 22,80 (kategori sangat tinggi), yang berminat mengadakan
sedangkan rata-rata skor hasil belajar penelitian lebih yang berkaitan
siswa yang tidak menggunakan model dengan model pembelajaran VCT
pembelajaran VCT adalah 19,55 (kategori agar menambah waktu yang lebih
tinggi). Hal ini berarti bahwa rata-rata lama atau menambah variabel
kelompok eksperimen lebih besar penelitian. Di samping itu,
dibandingkan kelompok kontrol. Dengan memperhatikan kendala-kendala
demikian dapat disimpulkan bahwa yang dialami dalam penelitian ini
terdapat perbedaan hasil belajar yang sebagai bahan pertimbangan
signifikan antara kelompok siswa yang untuk perbaikan dan
dibelajarkan dengan model pembelajaran penyempurnaan penelitian yang
VCT berbantuan media power point dan akan dilaksanakan.
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
tidak menggunakan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
VCT pada siswa kelas V SD Gugus II Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi
Kecamatan Buleleng tahun pelajaran Penelitian Pendidikan. Singaraja:
2016/2017. Jurusan Teknologi Pendidikan
Beberapa saran yang dapat Fakultas Ilmu Pendidikan
disampaikan berdasarkan penelitian yang Universitas Pendidikan Ganesha.
telah dilakukan adalah sebagai berikut.
(1) Disarankan kepada siswa di Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif
sekolah dasar agar berpartisipasi Mengembangkan Media
aktif dalam kegiatan pembelajaran Pembelajaran. Jakarta:Referensi
dan terus mengembangkan Jakarta.
pengetahuan yang dimiliki,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
sehingga hasil belajar dapat
No. 22 Tahun 2006 tentang
ditingkatkan kearah yang lebih
Standar Isi Untuk Satuan
baik.
Pendidikan Dasar dan Menengah.
(2) Disarankan kepada guru di
2006. Departemen Pendidikan
sekolah dasar agar dalam kegiatan
Nasional.
pembelajaran di sekolah
hendaknya menerapkan model Putra, I Dewa Made Arta. 2014.
pembelajaran yang inovatif dan “Pengaruh Model Pembelajaran
media pembelajaran seperti Value Clarification Technique
penerapan model pembelajaran (VCT) Terhadap Hasil Belajar PKn
VCT berbantuan media power Siswa Kelas V". Jurnal Mimbar
point untuk meningkatkan hasil PGSD Universitas Pendidikan
belajar siswa. Selain itu penerapan Ganesha. Vol. 2, No. 1.
model pembelajaran inovatif dapat
meningkatkan kreativitas guru Ruminiati. 2008. Pengembangan
dalam mengelola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD.
sehingga dapat menjadikan Jakarta: Direktorat Jendral
pembelajaran yang lebih Pendidikan Tinggi Departemen
bermakna. Pendidikan Nasional.
(3) Disarankan kepada kepala sekolah
dasar agar memberikan kebijakan Sariani, Ni Kadek Dwi. 2016. “Pengaruh
yang mendorong guru-guru untuk Model Pembelajaran Value
lebih memerhatikan kenyaman Clarification Technique (VCT)
siswa dalam belajar dan Terhadap Sikap Sosial Dan Hasil
menerapkan model pembelajaran Belajar Mata Pelajaran PKn Pada
yang sesuai dengan karakteristik Siswa Kelas IV SD”. Jurnal Mimbar
siswa serta mata pelajaraan dalam PGSD Universitas Pendidikan
proses pembelajaran di kelas. Ganesha. Vol. 4, No. 1
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
10