DISTRIBUSI PENERANGAN
Semua kebutuhan penerangan kapal disuplai dengan beberapa feeder dari sistem
distribusi dari switchboard melalui panel distribusi penerangan. Secara umum hal ini bersifat
ekonomis dalam operasionalnya sampai batas beban yang disuplai oleh tiap feeder
penerangan kurang dari 100 Ampere sehingga feeder mungkin disuplai dari sirkuit breaker
100 ampere. Paling kurang 2 feeder disediakan untuk melayani keperluan penerangan pada
setiap ruang mesin. Suatu feeder yang terpisah disediakan untuk penerangan pada ruang muat.
Satu feeder biasanya tersedia untuk tiap cargo hold yang dapat dimatikan pada switchboard
ketika kapal sedang berlayar. Sehingga mencegah kemungkinan bahaya kebakaran akibat
listrik pada ruangan tersebut. Suatu feeder yang terpisah dari yang lain juga diperlukan untuk
menyuplai semua kebutuhan daya untuk penerangan pada saat operasional dan ruangan yang
tak tertutup.
Pada kapal penumpang hal tersebut terbagi lagi menjadi daerah-daerah dengan sekat
kedap tahan api. Feeder yang terpisah disediakan untuk tiap daerah kedap tahan api sebagai
penyuplai kebutuhan penerangan diantara sekat tersebut. Feeder untuk pelayanan utama dan
emergency ini menyuplai wilayah yang sama atau berdekatan secara terpisah guna
mengurangi kemungkinan kerusakan kedua feeder dari penyebab yang sama. Untuk feeder
penerangan, ukuran kabel didasarkan pada 100 % dari total daya terhubung ditambah rata-rata
beban aktif sirkuit untuk tiap bagian switch atau sirkuit breaker (stop kontak) pada panel pada
saat dialiri atau disuplai.
Daya sesaat untuk kebutuhan pada kondisi darurat/emergency diwajibkan ada pada
kapal penumpang yang besar kapasitasnya terbatas. Sehingga perlu mempertimbangkan
beban-beban apa saja yang akan disuplai untuk waktu yang singkat. Daya terbesar yang
terjadi pada kondisi darurat adalah pada saat start. Beban-beban yang harus disuplai dayanya
dari sumber tenaga sesaat adalah sebagai berikut ;
1. Lampu-lampu navigasi
4. Lampu-lampu untuk penunjuk arah jalan keluar ruangan kapal seperti tanda
“keluar/exit” dengan tulisan warna merah.
6. Satu atau lebih lampu penerangan untuk di dapur, ruang makan, ruang radio, ruang
mesin kemudi, ruang emergency generator, ruang peta, ruang kendali/anjungan, ruang
ABK.
7. Penerangan pada deck sekoci.
8. Sistem komunikasi elektrik utama yang tidak memiliki sumber penyimpanan daya
sendiri.
11. Satu pompa bilga, pompa pemadam kebakaran dan pompa sprinkler.
Daya yang disuplai dari sistem darurat harus bekerja secara otomatis dan paling lambat
45 detik setelah terjadi kegagalan dari sistem daya listrik utama. Suplai daya dari sistem
emergency harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Jika proses ‘starting up’ yang pertama tidak berhasil maka tegangan diujung-ujung
starter akan cukup untuk menyebabkan gas neon di dalamnya untuk terionisasi (panas)
sehingga starter ‘closed’. Dan seterusnya sampai lampu TL ini masuk pada kondisi
steady state yaitu pada saat impedansinya turun menjadi ratusan ohm . Impedansi dari
tabung akan turun dari dari ratusan megaohm menjadi ratusan ohm saja pada saat
kondisi ‘steady state’. Arus yang ditarik oleh lampu TL tergantung dari impedansi trafo
ballast seri dengan impedansi tabung lampu TL.
Selain itu karena tidak ada sinkronisasi dengan tegangan input maka ada
kemungkinan pada saat starter berubah kondisi dari ‘closed’ ke ‘open’ terjadi pada saat
tegangan AC turun mendekati nol sehingga tegangan yang dihasilkan oleh ballast tidak
cukup untuk menyebabkan lompatan elektron pada tabung lampu TL.
I. Bahan Praktikum
1. Projectboard
2. Catu daya
3. Kabel inti tunggal (NYA)/ kabel inti serabut (NYAF)
4. MCB
5. Saklar Tunggal
6. Lampu Pijar
7. Obeng (+) & (-)
Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah sebuah rangkaian lsitrik yang disusun dengan tidak sebaris,
sehingga input untuk setiap komponen adalah dari sumber yang sama. Masing-masing
rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.
Kelebihan rangkaian paralel, apabila ada komponen yang rusak ataupun di cabut, maka
komponen lainnya yang masih baik atau terpasang akan tetap berfungsi tanpa
gangguan sama sekali, aliran listrik dari power suplai bisa mengalir ke tiap beban yang
ada.
Kekurangan rangkaian paralel adalah biaya instalasi menjadi lebih mahal apabila
dibandingkan dengan penggunaan rangkaian seri. Hal ini terjadi akibat semua input
komponen berasal dari sumber yang sama.
III. Gambar Rangkaian
Saklar
Tunggal
Lp 1
Lp 2
Saklar
Tunggal
Lp 1 Lp 2
N
E. INSTALASI SAKLAR TUKAR / SAKLAR HOTEL
I. Bahan Praktikum
1. Projectboard
2. Catu daya
3. Kabel inti tunggal (NYA)/ kabel inti serabut (NYAF)
4. MCB / FUSE
5. Saklar Tukar
6. Lampu Pijar 7.
Oeng (+) & (-)
Saklar Tukar
Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan
mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah penggunaan
dua buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara
bergantian. Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak
dijumpai di hotel-hotel atau di rumah penginapan maupun di lorong-lorong yang
panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar
lorong. Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena
penggunaan saklar ini sangat praktis.
Prinsip kerja rangkaian adalah, lampu akan menyala jika kedua saklar berada pada
posisi yang sama, misal posisi saklar berada dibagian kontak atas semua atau kontak
bawah semua. Dapat dilihat dari rangkaian diatas. Sedangkan lampu akan padam jika
posisi saklar berbeda tempat, misal satu saklar berada di kontak atas dan satu lainnya di
kontak bawah atau sebaliknya. Konsep inilah yang menyebabkan saklar bisa dihidupkan
maupun dimatikan dari arah bergantian.
III. Gambar Rangkaian
SUMBER
Lp 1
SPDT 1 SPDT 2
Lampu Pijar
SPDT SPDT
1 2
Wiring Diagram
F. INSTALASI LAMPU TL
I. Bahan Praktikum
1. Projectboard
2. Catu daya
3. Kabel inti tunggal (NYA)/ kabel inti serabut (NYAF)
4. MCB / FUSE
5. Ballast
6. Starter
7. Lampu TL 36 Watt 8.
Oeng (+) & (-)
Fungsi Starter di Lampu TL Fluorescent adalah sebagai saklar otomatis yang membantu
Fluorescent. Perlu diingat bahwa untuk memanaskan Elektroda agar gas yang t erdapat di
dalam Tabung Lampu (TL) dapat berpendar, diperlukan tegangan yang tinggi hingga 400
Volt. Setelah proses penyalaan selesai, Bi -metal yang terdapat pada starter akan terbuka
(open). Dengan demikian Starter dapat dilepaskan dari Rangkaian Lampu TL Fluorescent
karena penggunaan Starter hanya pada saat penyalaannya saja. Sedangkan Ballast yang
besarnya arus dan menstabilkan arus agar dapat mengoperasikan Lampu TL Fluore scent
pada karakteristik listrik yang sesuai. Terdapat 2 jenis Ballast, yaitu Ballast jenis