D
I
S
U
S
U
N
OLEH
VISI
Menjadi Program Studi Yang Unggul, Berkarakter dan Berdaya Saing Global
Khususnya Bidang Intra Natal Care di Komunitas Tahun 2038”
MISI
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif, efisiendengan penguatan di
bidang asuhan kebidanan komunitas.
2. Melaksanakan kegiatan pengembangan ilmu kebidanan melalui penelitian yang
dilakukan oleh dosen yang mengacu kepada fenomena-fenomena yang ditemui di
komunitas.
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai upaya mendukung
peningkatan kesehatan ibu dan anak di komunitas.
4. Mengembangkan jejaring dalam pendidikan dan profesi kebidanan di tingkat
nasional dan internasional.
LEMBAR PENGESAHAN PANDUAN
1. IDENTITAS MODUL
MATAKULIAH :
MAGANG
TAHUNAKADEMIK : 2021/2022
2. IDENTITAS
DOSEN
NAMA : TEAM
DISETUJUI DAN
DISAHKAN
DI:MEDAN
TANGGAL :
SEPTEMBER 2021
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
kasih karunianya yang telah diberikan, sehingga MANAJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. N DENGAN
HIPORTERMI DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA LUBUK PAKAM
ini telah diselesaikan dengan baik. Semoga Panduan ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa kebidanan untuk meningkatkan dan memajukan pendidikan bidan di
Indonesia, serta dapat digunakan oleh dosen atau tenaga pengajar dalam menjalankan
dan menyelenggarakan proses belajar- mengajar di Prodi D-III Kebidanan Universitas
Sari Mutiara Indonesia Medan.
Adapun tujuan Panduan ini disusun adalah untuk memudahkan proses pembelajaran bagi
mahasiswa dan diharapkan mahasiswa banyak membaca dan berlatih untuk materi
Kebidanan serta dapat kelak mampu menerapkanny dilingkup kebidanan baik dilahan
Praktek dan dimasyarakat .Mahasiswa harus memiliki pelayanan yang prima dengan
penerapan service excellent demi meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga dalam
mewujudkan harapan bangsa Indonesia. Modul/Panduan pembelajaran ini masih kurang
sempurna, penulis berharap kiranya modul ini dapat dipergunakan dan bermamfaat bagi
pembaca dan mahasiswa.
Dalam kesempatan ini, kami tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak, khususnya staf pengajar PS Pendidikan Diploma III Kebidanan
karena telah berkomitmen tinggi mengembangkan panduan ini serta atas masukan
preseptor wahana praktik yang telah membantu mempersiapkan dan menjadi lahan
praktik Bidan mahasiswa Pendidikan Bidan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian……………............................................ 3
D. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus……………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi................................................................................ 5
2.1.1. Etiologi................................................................................ 8
2.1.2. Patiologi.............................................................................. 13
2.1.3. Asuhan................................................................................. 15
2.1.4. Penatalaksanaan.................................................................. 17
2.1.5. Tinjauan Umum Manajemen Kebidanan............................ 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
Mengapa ada kejadian hipotermi ? Karena penyetelan suhu pendingin ruangan yang
terlalu rendah. Selain itu, stres dingin juga bisa terjadi karena tubuh bayi masih basah
karena Mama kurang cermat mengeringkan tubuh si Kecil setelah mandi atau berendam di
air yang dingin.
Bagaimana pencegahan Hipotermi pada bayi ? Beberapa hal yang bisa dilakukan
untuk mencegah hipotermia adalah:
Menutup kepala bayi dengan topi hangat,
memastikan pakaian bayi selalu kering,
menyelimuti bayi saat tidur,
menjaga agar suhu ruangan selalu hangat (suhu kamar tidak kurang dari 25°C),
memastikan seluruh bagian tubuh bayi, termasuk yang bersentuhan dengan popok,
selalu dalam keadaan kering,
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan SOAP dan VARNEY sesuai dengan kasus
asuhan bayi dengan hipotermia serta mendapatkan pengalaman tentang asuhan pada
bayi dengan hipotermia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 36ᵒ C. (dep.kes. RI. 2000).
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5ᵒC – 37,5ᵒC. gejala awal hipotermia apabila
suhu <36ᵒC atau kedua kaki, dan tangan teraba dingin. hipotermi menyebabkan
terjadinya penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya metabolis
anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksia dan berlanjut
dengan kematian. (saifudin, 2002).
Menurut laman IDAI, hipotermia sendiri terbagi menjadi tiga jenis:
Stres dingin (Hipotermi ringan). Bayi mengalami stres dingin jika tubuhnya
memiliki suhu antara 35,5° hingga 36,4° Celsius
Hipotermia sedang. Pada hipotermia sedang, suhu tubuh bayi berkisar antara 32°
hingga 35,4° Celsius.
Hipotermia berat. Bayi dinyatakan mengalami hipotermia berat jika pengukuran
suhu tubuhnya menunjukkan angka kurang dari 32° Celsius di termometer.
2.1.1 Etiologi
Prinsip dasar mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir dan mencegah hipotermia
a. Mengeringkan bayi baru lahir segera setelah bayi lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah dengan air ketuban. Aliran udara melalui
jendela pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih
cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cols stress)
yang merupakan gejala awal hipotermia. Untuk mencegah terjadinya serangan
dingin, setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan
bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Setelah tubuh bayi
kering segera dibungkus dengan selimut, diberi topi atau tutup kepala, kaus tangan
dan kaki. Selanjutnya bayi diletakan dengan terlungkup di atas dada untuk
mendapat kehangatan dari dekapan ibu.
b. Menunda memandikan bayi bari lahir sampai tubuh bayi stabil untukmencegah
terjadinya serangan dingin, ibu atau keluarga dan penolong persalinan harus
menunda memandikan bayi baru lahir.
1. Pada bayi baru lahir sehat yaitu lahir cukup bylan, berat > 2500 gram, langsung
menangis kuat, maka memandikan bayi ditunda ±24 jam setelah kelahiran.
2. Pada bayi baru lahir dengan resiko ( tidak termasuk criteria di atas), keadaan
bayi lemah atau bayi dengan berta lahir < 2500 gram, sebaiknya bayi jangan di
mandikan di tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila
suhu tubuh bayi stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan
baik.
2.1.2 Patologis
- Peningkatan konsumsi oksigen
- Distres respirasi
- Gangguan keseimbangan asam-basa
- Hipoglikemi
- Defek koagulasi
- Sirkulasi fetal persisten
- Gagal ginjal akut
- Nekrotikan enterokolitis
- Gangguan sistemik lainnya
Pencegahan Hipotermia
10 LANGKAH PROTEKSI TERMAL
1. Ruang bersalin yang hangat
2. Pengeringan bayi segera setelah lahir
3. Kontak kulit dengan kulit
4. Pemberian Air Susu Ibu
5. Menunda Memandikan & Menimbang bayi
6. Pakaian & Selimut yang tepat
7. Rawat Gabung
8. Transportasi hangat
9. Resusitasi hangat
10. Pelatihan dan Sosialisasi Rantai Hangat
2.1.4 Penatalaksanaan
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan. Mencegahkehilangan
panas dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya segera setelah lahir sebaiknya pemberian
ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran. Bayi diletakkan telungkup di
dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam satu pakaian (merupakan teknologi tepat
guna baru) disebut sebagai Metoda Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakanpakaian longgar
berkancing depan(SaifuddinAB, 2014).
b. Perawatan Metode Kangguru (PMK)
PMKadalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus- menerus, dan dikombinasi
dengan pemberian Asi eksklusif. Tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat.PMK dapat
dimulai dengan segera setelah lahir atau setelah bayi stabil.PMK dapat dilakukan dirumah
sakit atau di rumah setelah pulang. Bayi tetap dapat dirawat dengan PMK, meskipun
belum bisa menyusui, berikan Asi peras dengan menggunakan salah satu alternatif
pemberian minum (Rizema Putra, 2012).
1. Pelaksanaan metode kangguru dapat dilakukan pada waktu:
a. Segera setelah lahir.
b. Sangat awal, setelah 10-15 menit.
c. Awal, setelah umur 24 jam.
d. Menengah, setelah 7 hari perawatan.
e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2.
f. Setelah keluar dari perawatan inkubator.
c. IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera setelah dilahirkan dengan
air susu ibunya sendiri dalam satu jam pertama kelahiran.InisiasiMenyusu Dini (IMD) yaitu
upaya menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawalidengan kontak kulit antara ibu
dan bayi. Upaya tersebut dilakukan oleh bayi segerasetelah dipotong talipusatnya.
Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh dilaksanakannya IMD dengan benar
terhadap kejadian hipotermia (Apriastuti & Tinah: Jurnal IMD terhadap kejadian
hipotermia, 2015).
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormone prolaktin. Prolaktin akanmempengaruhi
kelenjar ASI ini untuk memproduksi ASI di alveoli. Semakin sering bayi menghisap puting
susu maka akan semakin banyak prolaktin dan ASI yang diproduksi. Penerapan inisiasi
menyusui dini (IMD) akan memberikan dampak positif bagi bayi, antara lain
menjalin/memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi, memberikan kekebalan pasif
yang segera kepada bayi melalui kolostrum, merangsang kontraksi uterus dan lain
sebagainnya (Indrayani, 2013).
d. Inkubator
Cara lainnya menghangatkan bayi adalah dengan menggunakan inkubator
pengaturan pemikiran dan tindakan dalam suatu urutan logis baik pasien maupun
petugas kesehatan. Proses itu digambarkan dalam arti kata perilaku yang diharapkan
dari klinis tersebut. Hal ini digambarkan dengan jelas bahwa proses berpikir dan
bertindak yang terlibat, tetapi juga tingkat perilaku dalam setiap langkah yang akan
Proses asuhan kebidanan ada tujuh langkah yang secara periodik disaring
ulang, itu mulai dengan pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh
langkah terdiri dari kerangka yang menyeluruh dan dapat diterapkan dalam setiap
situasi. Setiap langkah bagaimanapun dapat diuraikan dalam tugas yang terbatas dan
dasar ini termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik apabila perlu, tinjau
catatan saat ini atau catatan lama dari rumah sakit. Tinjauan singkat dari data
laboratorium dan pemeriksaan tambahan lainnya, semua informasi pasien dari semua
sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien. Bidan kumpulan data awal yang
menyeluruh walaupun pasien itu ada komplikasi yang akan diajukan kepada dokter
kesehatan ibu, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat KB, riwayat
pemenuhan kebutuhan dasar, data, social, ekonomi dan psikologi serta meliputi
HPHT, HTP, pergerakan janin, umur kehamilan, sakit perut tembus kebelakang sejak
umum klien, dan pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi meliputi : tubuh dan kaki
bayi teraba dingin, tampak lesu, konjungtiva pucat serta aktifitas berkurang.
Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5ºC, yang terbagi atas : hipotermi ringan
(cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5ºC, hipotermi sedang yaitu suhu antara 32-
36ºC, dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32ºC (suhu ketiak).
Bayi tidak mau minum atau menetek, bayi tampak lesu atau mengantuk saja,
tubuh bayi teraba dingin, dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan
letargis, tangisan lemah, kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata), kemampuan
menghisap lemah dan kaki teraba dingin. Tanda-tanda hipotermi berat (cidera dingin)
sama dengan hipotermi sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan lambat,
pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat dan selanjutnya mungkin timbul
muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat,
kulit mengeras merah dan timbul oedema terutama pada punggung, kaki dan tangan
(sklerema).
diagnosa khusus yang teridentifikasi. Kedua kata masalah maupun diagnosa dipakai,
karena beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai diagnosa tetapi tetap perlu
Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5ºC, yang terbagi atas : hipotermi ringan
(cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5ºC, hipotermi sedang yaitu suhu antara 32-36ºC
dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32ºC. Bayi tidak mau minum atau menetek,
bayi tampak lesu atau mengantuk saja, tubuh bayi dalam keadaan dingin, dalam
keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras
(sklerema).
Hipotermi dapat terjadi pada bayi baru lahir (neonatus), yaitu pada bayi
dengan asfiksia, bayi BBLR, bayi dengan sepsis, distress pernafasan, pada bayi
prematur atau bayi kecil yang memiliki cadangan glukosa yang sedikit (Rukiyah dan
Yulianti, 2013:287)
masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi, pencegahan apabila perlu
menunggu dengan waspada dan persiapan untuk suatu pengakhiran apapun. Pada
sambil mengamati klien, sangat diharapkan oleh bidan jika masalah potensial benar-
Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir karena dapat menimbulkan
kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian. Glukosa
merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses
persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stres yang terjadi mengurangi
berat, syok, apnea dan perdarahan Intra Ventricular (Rukiyah & Yulianti, 2013:284).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan tubuh bayi menurut
dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas secara evaporasi,
selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat karena bayi yang
diselimuti kain yang sudah basah dapat terjadi kehilangan panas secara konduksi,
tutup bagian kepala dimana bagian kepala bayi merupakan permukaan yang relatif
luas dan cepat kehilangan panas, anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya,
tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, jangan segera memandikan bayi baru
lahir.
pada asuhan primer yang periodik selama kunjungan antenatal tetapi juga selama
bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu bersalin. Data baru terus
dikumpulkan dan dievaluasi. Jika terjadi kasus hipotermi berat (cidera dingin) sama
dengan hipotermi sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan lambat, pernafasan
tidak teratur, bunyi jantung lambat dan selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan
asidosis metabolik. Harus dilakukan tindakan segera seperti menempatkan bayi pada
incubator, menyelimuti bayi dengan kain hangat dan melakukan metode kanguru agar
sebelumnya, adalah suatu perkembangan dari masalah atau diagnosa yang sedang
terjadi atau terantisipasi dan juga termasuk mengumpulkan informasi tambahan atau
Suatu rencana asuhan yang komprehensif tidak saja mengcakup apa yang
ditentukan oleh kondisi pasien dan masalah yang terkait, tetapi juga menggaris
bawahi bimbingan yang terantisipasi (anticipatory guinde) untuk seperti apa yang
bisa ditolong di puskesmas dengan cara menghangatkan bayi didalam inkubator atau
melalui panas tubuh ibu, memeriksa suhu tubuh bayi setiap jam, mengganti pakaian
yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimut
Jika pada bayi aterm : letakkan BBL pada Radiant Warmer, keringkan untuk
menghilangkan panas melalui evaporasi, tutup kepala, bungkus tubuh segera, bila
stabil dapat segera rawat gabung sedini mungkin setelah lahir bayi dapat disusukan.
Jika pada bayi preterm : seperti prosedur diatas masukkan ke inkubator dengan servo
control atau radiant warmer dengan servo controle. Jika pada bayi dengan BBLR
Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat dan kering,
memakai topi dan selimut, periksa ulang suhu bayi 1 jam kemudian, bila suhu naik
pada batas normal (36,5-37,5ºC), berarti usaha menghangatkan berhasil, anjurkan ibu
untuk menyusui lebih sering, bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat
minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan pengawasan, bayi
tidak usah dirujuk, dan nasehati ibu cara merawat bayi lekat/metode kanguru
dirumah.
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam
manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan manajemen asuhan klien agar penanganan kasus dengan
rencana asuhan tersebut, yang meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan sebagaimana
telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif
jika memang benar efektif dalam pelaksanannya dan dianggap tidak efektif jika memang tidak
efektif. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian
tidak.
Sekali lagi, dengan mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu
kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut (Sudarti & Fauziah, 2013:177-182).
Beberapa hal yang di evaluasi : apakah ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan, apakah ibu sudah melakukan apa yang telah di anjurkan dan telah diajarkan,
bagaimana keadaan umum bayi, mengukur tanda-tanda vital bayi untuk memantau keadaan
bayi, apa kecemasan pada ibu teratasi, apakah kasus neonatus dengan hipotermi dapat teratasi.
BAB III TINJAUAN KASUS
Langkah I.
Pengumpulan Data
Tanggal 21 Oktober 2021
A. Identitas
Nama Anak : Bayi Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 21 Oktober 2021
Jam : 09.30 WIB
Anak : Pertama
Alamat : Jl. Bakaran Batu,Lubuk Pakam
RESUSITASI
Pengisapan Lendir : Tidak ada Ada
Ambu : Tidak ada Ada
Massage jantung : Tidak ada Ada
Intubasi Endutraheal : Tidak ada Ada
Oksigen : Tidak ada Ada
APGAR SCORE
Tampilan 0 1 2 nilai
A Apperence Pucat Badan Seluruh tubuh 1 2
merak,eks biru merah
P Pulce Tidak < 100 > 100 1 1
ada
G Gnmence Tidak Menyeringai Bersin,batuk 1 1
ada
A Aktivity Tidak Ekstermitas Reaksi 1 1
ada sedikit refleks melawan
R Respiration Tidak Lemah tidak Menangis 2 2
ada teratur kuat
Skor/jumla 8 6 7
h
Jumlah perdarahan
Kala I : Blood slym
Kala II : 50 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 250 cc
Keadaan air ketuban : Jernih
Waktu pecahnya ketuban :08.00 WIB dengan amniotomi
Jenis persalinan : Sponta pervaginam
Lilitan tali pusat : Tidak ada
Episiotomi : Tidak ada
1.Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis koopertif
Aktivitas : lemah
Daya hisap : lemah
Ekstrimitas : membiru
Refleks : lemah
3. Kepala
a. Caput succedeneum : tidak ada
b. Bentuk kepala : bulat, simetris
4. Mata
a. Bentuk : simetris kanan – kiri
b. Strabismus : tidak ada
c. Pupil mata : peka terhadap rangsang cahaya
d. Skelera : tidak ikterik
e. Keadaan : bersih
f. Bulu mata : ada
g. Konjungtiva : agak pucat
5. Hidung
a. Bentuk : simetris kanan-kiri
b. Luka hidung : bersih, tidak ada pengeluaran sekret
c. Pernapasan cuping hidung : tidak ada
6. Mulut
a. Bentuk : simetris
b. Palatum : tidak ada palotoskisis
c. Gusi : licin, agak pucat
d. Refleks hisap : lemah
e. Bibir : tidak ada skisis
7. Telinga
a. Posisi : simetris
b. Keadaan : bersih tidak ada pengeluaran serumen
8. Leher
Pergerakan leher : leher tampak ekstensi bila badan diangkat
9. Dada
a. Posisi : simetris
b. Mamae : ada
c. Suara nafas : tidak ada ronchi dan hwezing pernapasan belum
teratur
10. Perut
Bentuk : normal, tidak ada pembesaran, tali pusat masih basah
11. Genetalia
a. Jenis kelamin : perempuan
b. Anus : ada
12. Ekstremitas
a. Bentuk : simetris, ujung-ujung membiru
b. Jari kaki : lengkap
c. Jari tangan : lengkap
d. Aktivitas : lemah, tampat mengantung
13. Kulit : turgor jelek, berwarna tidak rata (cutis marviorata)
3.Pemeriksaan Refleks
a. Menghisap (sucking) : lemah
b. Menggenggam (graping) : ada
c. Refleks kaki (staping) : ada
d. Refleks moro : ada
4.Riwayat ukuran pertumbuhan
BB : 2900 gram PB : 45 cm
Lila : 8 cm LK : 33 cm
LD : 30 cm TTV Bayi :
S : 35,7 derajat celcius
P : 30 x/menit
N : 110 x/menit
A/S : 7/7
Langkah II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
1. Diagnosa
Bayi Baru Lahir ny.D cukup bulan,spontan
2. Masalah
Hipotermia ringan (stress dingin) pada bayi baru lahir
a. Menyeringai
b. Nutrisi tidak adequat
Daya isap bayi terhadap ASI lemah
c. Menggigil
d. tali pusat masih basah
3. Kebutuhan
a. Latih terus kemampuan hisap bayi
yaitu dengan memberikan ASI menggunakan dot dan menyendoki. Selain itu,
susui bayi langsung sesering mungkin, paling lama setiap 2 jam, apabila
memungkinkan lebih sering lagi. Apabila bayi tidur, bangunkan dengan
membuka bedung atau menggosok telapa;[‘;.k kaki bayi. Ibu harus bersabar.
Stimulasi yang ibu berikan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan
hisap bayi. Segera berikan ASI atau kolostrum setelah bayi lahir, sehingga bayi
bisa menerima makanan yang baik untuk melindungi kehilangan gula darah dan
energi tubuh.
Susui terus si Kecil dengan metode kontak kulit sampai suhunya kembali normal.
Menyusui dalam kondisi ini sangat penting untuk mejaga bayi tetap hangat serta
kadar gulanya tidak turun. Seperti yang disebutkan di atas, hipoglikemia juga
menjadi salah satu penyebab hipotermia pada bayi.
Saat memandikan bayi di rumah, usahakan tali pusat tidak basah dan hindari
merendam bayi saat mandi atau menggunakan sabun mandi apapun untuk
membersihkan tali pusat.
Pilihlah pakaian dan popok bayi yang nyaman dan lembut untuk menghindari
gesekan dengan pusar bayi yang bisa menyebabkan luka.
Setelah tali pusat puput, tetap jaga kebersihan pusar bayi dengan menjaga area
tersebut tetap kering, misalnya dengan tidak memakaikan popok hingga menutupi
pusar.
Langkah III.
Tidak ada
Langkah IV.
Kebutuhan Intervensi dan Kolaborasi Segera
-.informasikan pada ibu mengenai cara mempertahankan panas pada bayi baru lahir
-.informasikan pemberian ASI
-.informasikan menjaga personal hygne bayi
Langkah V.
Rencana
i. Hangatkan tubuh bayi
Menganjurkan ibu memakaikan pakaian hangat atau pakaian berlapis,membedong bayi,membawa
bayi ke ruangan dengan suhu yg lebih hangat
ii. Pemberian ASI
Menganjurkan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman,
Mendekatkan bayi ke payudara,
Perlekatan yang benar,
Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya menempel pada puting, namun
pada area bawah puting payudara dan selebar mungkin. Perlekatan ini merupakan salah satu syarat
penting dalam cara menyusui dengan benar. Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu
tidak merasakan nyeri saat bayi menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat
mendengarkan saat bayi menelan ASI.
Membetulkan posisi bayi,
Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari kelingking ke dalam mulut dan
letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya berhenti menyusu sementara Anda bisa
menyesuaikan posisi bayi. Kemudian, coba lagi untuk perlekatan yang lebih baik. Setelah perlekatan
sudah benar, umumnya bayi akan dapat menyusu dengan baik.
Waktu menyusu.
Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung kebutuhannya. Untuk bayi yang baru lahir,
biasanya bayi perlu disusui setiap 2 – 3 jam dengan dengan waktu menyusu 15 – 20 menit setiap
kalinya. Umumnya dibutuhkan beberapa waktu untuk adaptasi ibu dan bayi, agar proses menyusui
berjalan lancar.
iii. Menjaga personal hygiene bayi
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya pemeliharaan kebersihan bayi
b. Ajarkan pada ibu tentang cara memandikan bayi
c. Anjurkan pada ibu untuk mengjaga kebersihan bayinya
Langkah VI.
Pelaksanaan
1. Menghangatkan tubuh bayi
a. Bayi dipakaikan topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat
b. Menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapat sumber panas terus
menerus
c. Mengganti kain/pakaian/popok yang basah dengan yang kering
d. Kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi diantara bagian tubuh bayi dengan dada dan
perut ibu dalam baju kanguru
2. Melakukan perawatan kebersihan bayi baru lahir
a. Segera mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat
b. Menunda memandikan bayi + 24 jam setelah kelahiran
c. Merawat tali pusat
d. Memandikan dengan mandi kering
3. Membantu ibu menyusui bayinya kepanpun ketika bayi mau menyusui
4. Melakukan pemantauan bati baru lahir
a. Pantau kemampuan menghisap
b. Keaktifan bayi
c. Pantau keadaan umum bayi seperti suhu, BB, nadi, pols
Langkah VII.
Evaluasi
1. Ibu sudah menghangatkan bayinya dengan metode kanguru
2. Bayi telah menangis kuat
3. Bayi sudah mau diberi/mendapatkan ASI meskipun sedikit-sedikit
4. Bayi sudah dalam keadaan bersih
5. Pakaian/popok selalu dalam keadaan kering
6. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 120 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.D” dengan Hipotermia Ringan (Stress
Dingin) di Lantai 3 Persalinan Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Lubuk Pakam Tanggal 21 Oktober
2021,maka penulis dapat menyimpulkan kasus tersebut sebagai berikut :
1. Didapatkan hasil dari pengkajian terhadap bayi Ny.D yaitu Bayi Baru Lahir
normal,lahir pada tanggal 21 Oktober 2021,Pukul 07.30,bayi menyeringai,tubuh
kemerahan ekstremitas kebiruan,tonus otot lemah,usaha bernafas megap
megap,nilai APGAR 6/7
2. Didapatkan diagnose dari hasil pengkajian terhadap bayi Ny.D yaitu bayi baru lahir
cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan hipotermi ringan. Masalah yang
muncul pada kasus ini yaitu bayi baru lahir normal dengan menyeringai,tubuh
kemerahan ekstremitas kebiruan,tonus otot lemah,usaha bernafas megap
megap,nilai APGAR 6/7 serta kebutuhan yaitu langkah awal resusitasi
3. Didapatkan diagnose potensial tidak ada karena masih dalam kondisi hipotermi
ringan. Jadi cukup untuk memberikan perhatian mengenai bayi hipotermi
4. Telah dilaksanakan antisipasi sebagaimana dijelaskan dalam teori yaitu dengan
mempertahankan panas bayi baru lahir(KEHANGATAN)
5. Didapatkan rencana asuhan kebidanan yang diberikn pada Ny.D dengan hipotermi
ringan yaitu langkah awal mempertahankan kehangatan untuk bayi dan asuhan
6. Tindakan asuhan kebidanan telah dilaksanakan sesuai rencana yang telah dibuat
yaitu dengan tindakan dalam mempertahkankan panas atau kehangatan bayi dan
dilanjutkan dengan asuhan
7. Hasil evaluasi terhadap bayi Ny.D yaitu bayi tidak menggil lagi,mau diberi ASI
walau perlahan lahan,kulit kemerahan serta tonus otot sudah baik dan suhu kembali
normal.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Dari data subjektif dan objektif yang didapatkan bayi “D” dengan hipotermi.
2. Pengkajian dan analisa data yang diberikan dengan asuhan kebidanan sangat penting dilakukan
karena merupakan langkah awal yang kiranya perlu penanganan cermat sehingga semua
masalah-masalah dapat terdeteksi secara dini dan tidak berlanjut ke masalah kematian.
3. Masalah potensial yang terjadi pada hipotermi tidak ada
4. Tindakan segera atau kolaborasi pada bayi “D” yaitu dengan mempertahankan panas atau
kehangatan bayi
5. Rencana asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi “D”, hipotermi dapat teratasi dan suhu
kembali normal, kebutuhan nutrisi terpenuhi/teratasi, dan tidak terjadi infeksi.
6. Penatalaksanaan tindakan yang dilakukan pada bayi “D” dengan hipotermi yaitu berupa
observasi.
7. Evaluasi hasil asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi “D” dengan hipotermi yaitu suhu
bayi telah normal dan keadaan bayi baik.
1.2 Saran
1. Bagi ibu
a. Diharapkan agar ibu menjaga kebersihan diri dan bayinya, menjaga asupan nutrisi bayinya
serta menganjurkan untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan.
b. Pentingnya membawa bayi imunisasi lengkap.
2. Bagi bidan
a. Petugas kesehatan dapat mengenali dan mendeteksi secara dini setiap kemungkinana
terjadinya komplikasi pada bayi baru lahir.
b. Petugas kesehatan khususnya bidan perlu menjelaskan keadaan bayi kepada orang tua bayi
kondisi yang dialami oleh bayinya serta diharapkan memberikan dorongan moril pada orang tua
bayi.
3. Bagi institusi pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000, Pedoman Penanganan Kegawatdaruratan Obstektrik dan Neonatal, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
________________, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
Saifuddin, Abdul Bari, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, INPKKR-POGI & YBS –
SP, Jakarta.
Wiknjosastro Gulardi H., dkk, 2007, Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktek ini tekah disetujui oleh
Pembimbing Lapangan dan Pembimbing Akademik
( ) ( Mestika L.Toruan,SKM,MKM)
( )
Tanda Tangan dan Cap Institusi
Lampiran 2