Anda di halaman 1dari 9

BUKU KESEHATAN GIZI

Dosen Pengampu :
As'Ad Syamsul Arifin, S,Pd, M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 9

Jefrianus Tupen Gego (2181000220024)

Yakub Bani (2181000220047)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PNDIDIKAN BUDI UTOMO
MALANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala kemampuan rahmat
dan hidayatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Pembuatan Buku yang
berjudul “KESEHATAN GIZI” Pada mata kuliah Ilmu Gizi. Buku ilmu Gizi ini
disusun untuk memenuhi tugas dari matakuliah Ilmu Gizi bagi Mahasiswa
Pendidikan Biologi di kota malang. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia-nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada
junjungan Nabi besar Muhamma atas petunjuh risalah-Nya dan atas doa restu dan
dorongan dari berbagai pihak- pihak yang telah membantu kami memberikan
referensi dalam pembuatan Buku ini. Terutama kepada teman kelompok yang ikut
berperan besar dalam pembuatan Buku ini.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun Buku
ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun
buku yang ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga melalui
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

Halaman .............................................................................................................................. i
Kata Pengantar… ................................................................................................................ ii
Daftar Isi….......................................................................................................................... iii
BAB I KESEHATAN GIZI .............................................................................................. 1
1.1 Tingkat-tingkat Konsumsi............................................................................................. 1
1.2 Tingkat-tingkat kesehatan Kesehatan Gizi.................................................................... 1
1.3 Penyakit-penyakit Gizi .................................................................................................. 3
a. Penyakit Gizilebih ................................................................................................... 3
b. Penyakit Gizikurang dan Gizilebih ......................................................................... 3
c. Penyakit Metabolisma Bawaan (Inborn Erros of Metabolism)............................... 4
d. Penyakit Keracunan Makanan................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 6

iii
BAB I
KESEHATAN GIZI

1.1 Tingkat-tingkat Konsumsi


Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi
di tentukan oleh kualitsas kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan
menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan
hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas
menunjukkan kwantum masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau
susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun
kuantitanya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-
baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik-baiknya,
disebut konsumsi adekwat. Kalau konsumsi baik kualitasnya dan dalam jumlah
melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan konsumsi berlebih; maka akan terjadi
suatu keadaan gizilebih. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitasnya
maupun kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau
kondisi defisiensi.

1.2 Tingkat-tingkat Kesehatan Gizi


Tingkat kesehatan gizi sesuai gizi dengan tingkat konsumsi yang
menyebabkan tercapainya kesehatan tersebut. Tingkat kesehatan gizi terbaik
ialah kesehatan gizi optimum (eunutritional state). Dalam kondisi ini jaringan
jenuh oleh semua zat gizi tersebut. Tubuh terbatas dari penyakit dan mempunyai
daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya. Tubuh juga mempunyai daya tahan
yang setinggi-tingginya.
Tingkat kesehatan gizi sabagai hasil konsumsi berlebih, adalah kesehatan
gizilebih (overnutritional state). Ternyata kondisi ini mempunyai tingkat
kesehatan yang lebih rendah, meskipun berat badan lebih tinggi dibandingkan
dengan berat badan ideal; tubuh kelebihan berat badan, disebut overweight.
Orang awam menyebutnya kegemukan; berat badan sampai 10-15% di atas berat

1
badan ideal, belum dikategorikan sebagai penyakit gemuk (obsitas). Bila
kelebihan berat badan di atas berat badan ideal sudah melebihi 20% pada wanita
dan di atas 15 pada pria, sudah termasuk sakit gemuk atau obesitas.
Dalam keadaan demikian, timbul penyakit-penyakit tertentu yang sering
dijumpai pada orang kegemukan; penyakit-penyakit kardiovaskular yang
menyerang jantung dan sistem pembuluh darah, hypertensi, diabetes mellitus dan
lainnya.
Pada tingkat overweight, kapasitas dan efisiensi kerja menurun; juga daya
tahan tubuh menurun, yang tampak pada morbiditas serta mortabilitas yang
meningkat. Orang yang menderita overweight lebih cepat menjadi lelah dan
lebih mudah mendapat kecelakaan dan membuat kesalahan dalam menjalankan
pekerjaanya. Lama hidup (life span) orang yang menderita kegemukan juga lebih
pendek, dibandingkan dengan jangka hidup orang yang mempunyai berat badan
ideal. Orang kegemukan akan lebih cepat merasa kepanasan badannya dan cepat
bertingkat.
Pada orang yang gemukan atau mendeita obesitas, tempat-tempat
penimbunan cadang zat gizi sudah penuh, tak dapat menampung lagi simpanan,
dan kelebihan zat gizi yang masih tersisa disimpan di tempat-tempat lain tidak
biasa. Terjadi penimbunan lemak di sekitar organ-organ dalam yang vital, seperti
jantung, ginjal dan hati. Keadaan ini akan menghambat fungsi dari organ-organ
penting tersebut. Pada obesitas, yang berlebih itu adalah konsumsi enersi total,
relative terhadap penggunaan enersi tersebut.
Tingkat kesehatan gizi sebagai hasil konsumsi defisiensi, juga ada dibawah
orang sehat. Terjadi gejala-gejala penyakit defiisiensi gizi. Berat badan akan
lebih rendah dari berat badan ideal dan penyediaan zat-zat gizi bagi jaringan
tidak mencukupi, sehingga akan menghambat fungsi jaringan tersebut. Tempat
penimbunan zat gizi menjadi kosong. Bila berat badan lebih rendah dari 85%
berat badan ideal, sudah termasuk berat badan yang kurang.
Reaksi-reaksi metabolik menjadi terhambat dan mengalami perubahan
abnormal, sehingga terjadi perubahan pula dalam susunan biokimiawi jaringan.

2
1.3 Penyakit-penyakit Gizi
Penyakit-penyakit yang berhungan dangan gizi, dapat di bagi dalam beberapa
golongan:
a. Penyakit gizilebih (obesitas)
Biasanya penyakit ini bersangkutan dengan kelebihan enersi di dalam
hidangan yang dikonsumsi relative terhadap kebutuhan atau penggunaannya
(energy expenditure). Ada tiga zat makanan penghasil enersi di dalam
tubuh, diubah menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu.
Jaringan lemak ini merupakan jaringan lemak ini merupakan jaringan yang
relatif, tidak langsung berperan serta dalam kegiatan kerja tubuh.
Orang yang kelebihan berat badan, biasanya karena kelebihan jaringan
lemak yang tidak aktif tersebut. Ada ahli gizi yang membandingkan
kelebihan jaringan lemak pada orang yang kegermukan ini sebagai karung
beras yang harus dipikul ke mana-mana, tanpa mendapat manfaat dari
padanya. Ini akan meningkatkan beban kerja dari organ-organ tubuh,
terutama kerja jantung.

b. Penyakit gizikurang ( malnutrition, undernutrition)


Penyakit gizikurang atau disebut penyakit gizisalah (malnutrition). Pada
Penyakit gizisalah, kesalahan pangan terutama terletak dalam
ketidakseimbangan komposisi hidangan. Pada penyakit gizikurang,
mungkin susunan hidangan yang dikonsumsi juga masih seimbang, hanya
kuantum keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
Penyakit gizisalah di Indonesia yang terbanyak termasuk gizikurang
yang mencangkup susunan hidangan yang seimbang maupun konsumsi
keseluruhannya yang tidak mencukupi kebutuhan badan. Gejala subyektif
yang terutama diderita ialah perasaan lapar, sehingga gizisalah di sini
disebut juga keadaan gizi lapar ( undernutritiomn).
Penyakit gizisalah terutama diderita oleh anak-anak yang sedang
tumbuh sangat pesa, ialah yang disebut kelompok anak BALITA (bawah

3
lima tahun). Yang menonjol kurang pada kondisi ini, ialah kurang kalori
dan kurang protein, hingga disebut penyakit kurang kalori dan kurang
protein (KKP). Nama asingnya ialah Protein Calorie Malnutrition (PCM)
atau akhir-akhir ini disebut Protein Energy Malnutrition (PEM).
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan oedema sebagai gejalah
yang menonjol, sehingga penyakitnya disebut Honger Oedema (HO).

c. Penyakit metabolik bawaan (inbor erros of metabolism)


Kelompok penyakit ini diturunkan dari orang tua kepada anaknya
secara genetik (melalui gen), dan bermanifestasi sebagai kelainan dalam
proses metabolism zat gizi tertentu. Metabolisma zat gizi diatur oleh sistem
enzim dan enzim termasuk kelompok protein yang disintesa di dalam tubuh
(sel tubuh). Mekanisme untuk sintesa protein dikuasai oleh gen yang
mengandung kodon bagi jenis protein enzim yang akan disintesanya.
Kadang-kadang terjadi gangguan pada aparat sintesa protein ini, sehingga
terbentuk enzim yang berlainan dengan yang biasa. Akibatnya terjadi proses
metabolosma ini menyebabkan gejala-gejala biokimiawi maupun klinis
(fungsional).
Penyakit-penyakit yang telah dikenal tergolong dalam jenis ini ialah
cicle cell anemia, lactose, intolerance, phenylketonuria, dan sebagainya.
Meskipun telah dikenal dasar pathogenesis, dari berbagai penyakit ini, tidak
selalu dapat diusahakan pengobatannya yang memuaskan, karena
pengobatan tidak causal memperbaiki kesalahan yang terdapat pada gen
tersebut. Tetapi untuk beberapa di antaranya, pendekatan pengobatan
dietetik sudah memberikan hasil yang cukup memuaskan, meskipun
pengobatan ini harus dilakukan seumur hidupnya.

d. Penyakit keracunan makanan (foot intoxication)


Keracuanan karena konsumsi makanan masih sering terjadi di
Indonesia. Harus dibedakan anatara keracunan makanan dan penyakit

4
infeksi yang ditularkan oleh makanan. Pada keracunan makanan, gejala-
gejala timbul dengan segera setelah mengkonsumsi makanan tersebut, atau
tidak lama setelah itu, dalam waktu beberapa jam saja. Pada umumnya
gejala-gejala yang terjadi mual dan muntah, serta diarrhea. Sering pula
terjadi gejala-gejala yang berhubungan dengan syaraf, karena banyak racun
makanan berpengaruh merangsang (kejang-kejang) atau melumpuhkan
syaraf.
Pada infeksi melalui bahan makanan, terdapat pathogenesis yang sesuai
dengnan penyakit yang bersangkutan. Biasanya terdapat suatu periode
inkubasi yang agak panjang, lebih dari 24 jam serta terdapat demam dan
gejala-gejala prodromal, disusul oleh gejala-gejala khas infeksi yang
bersangkutan.
Kadang-kadang agak sulit untuk membedakan dengan segera penyakit
keracunan makanan dari penyakit infeksi melalui makanan.
Keracunan makanan terjadi karena ada bahan beracunan yang ikut
tertelan bersama dengan makanan tersebut. Racun yang terdapat di dalam
makanan dapat berupa racun yang secara alamiah sudah terdapat di dalam
bahan makanan tersebut, seperti keracunan singkong, keracunan jengkol,
dan keracunan sejenis ikan laut. Racun dapat pula berupa pencemaran yang
datang dari luar makanan tersebut. Pencemaran ini dapat disengaja
(criminal) atau tidak di sengaja (keteledoran, kurang hygienis dalam
membuat makanan). Pada pencemaran yang tidak disengaja, yang
mencemari itu dapat sudah terbentuk racun, seperti racun tikus, DDT dan
sebagainya; dapat pula yang mencemari itu mikroba yang kemudian
menghasilkan bahan beracun seperti pada keracuna tempe bongkrek dan
keracunan Aflatoksin.

5
DAFTAR PUSTAKA

ALBANESE, A.A. Newer Methods of Nutrional Biochemistry, Vol Acad. Pres, New
York, 1963
ALFIN-SLATER, R.B. Human Nutrition, Vol I and Vol II Plenum Plenum Pres, New
York, 1963
ALTMAN, P.L. Metabolism Bethesda, 1969

Anda mungkin juga menyukai