Anda di halaman 1dari 26

“PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS MODEL NHT MENGGUNAKAN

FLIP BOOK PADA MATERI SISTEM REPDUKSI PADA MANUSIA PADA


SEKOLAH SMPK FRANSISKO YASHINTA NUNUKKAN”

PROPOSAL

Disusun Oleh:
Nama : Jefrianus Tupen Gego
NPM : 2181000220024

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PNDIDIKAN BUDI UTOMO
MALANG
2021
BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Pendidikan merupakan faktor yang penting untuk menentukan masa depan
dan kemajuan suatu bangsa.Salah satu upaya dalam peningkatan kualitas pendidikan
adalah pembaharuan sistem pendidikan yang diarahkan pada perubahan kurikulum.
Pada tahun 2006,kurikulum yang dipakai terus mengalami pembaharuan adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sekarang terjadi perbaharuan lagi
yaitu kurikulum 2013. Pada penelitian ini masih memakai Kurikulum KTSP tahun
2006 yang menekankan bahwa guru lebih kreatif dalam menyelenggarakan program
pendidikan dan sebagai fasilitator didalam kelas untuk membantu proses
pembelajaran. Penyelenggaraan.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan aktivitas
dan minat terhadap mata pelajaran yang diberikan, proses dalam pembelajaran dan
mencapai prestasi belajar siswa. Keberasilan suatu proses pendidikan prestasi siswa.
yang dapat dilihat dari tinggi rendahnya prestasi siswa yang dapat diukur dari segi
efektf,kognitif dan psikomotornya.
Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang dapat digunakan guru
dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna. Namun pada
kenyataanya banyak guru yang tidak menggunakan media pembelajaran atau bahkan
dapat dikatakan banyak guru yang kurang kreatif dalam penggunaan media
pembelajaran. Padahal media pembelajaraan sangat bermanfaat bagi guru dan siswa.
Media pembelajaran dapat memudahkan guru dalam menerangkan materi pada
siswa sebaliknya bagi siswa, siswa dapat menangkap pembelajaran dengan mudah
dengan media yang dibawa oleh guru. ( Marlon : 2009).
Tanpa disadari, banyak buku ajar terbitan penerbit yang masih memiliki
kekurangan. Kekurangan yang dimiliki oleh buku ajar yang banyak diperjual
belikan di pasaran adalah contoh-contoh di dalamnya masih bersifat global dan
belum kontekstual. Masih terdapat kesalahan penulisan, kesalahan penggunaan
bahasa, hingga kesalahan konsep. Fungsi media gambar dalam buku ajar cenderung
masih rendah. Terkadang gambar yang disajikan tidak sesuai dengan materi yang

1
2

dijabarkan. Gambar yang disajikan terkadang tidak terlalu jelas atau


ukurannya ( Kholi : 2016 )
Melengkapi kekurangan buku ajar yang sudah banyak dipakai di sekolah-
sekolah.Bahan ajar yang dikembangkan masih bisa berbentuk bahan ajar cetak. Hal
ini dikarenakan guru masih menyukai bahan ajar cetak sebagai salah satu sumber
belajar. Dari segi isi, bahan ajar yang dikembangkan haruslah memuat materi yang
kontekstual. Materi dalam bahan ajar disusun sebaik mungkin sehingga tidak ada
lagi kesalahan konsep, kesalahan penulisan, hingga kesalahan bahasa. Bahan ajar
yang dikembangkan juga harus memiliki inovasi baru. Hal ini untuk mengatasi
permasalahan minat baca peserta didik yang rendah. Bahan ajar yang dikembangkan
haruslah sederhana, namun tetap memuat materi yang lengkap. Bahan ajar juga
harus menarik perhatian peserta didik, sehingga dapat membangkitkan minat
belajar.
Handout adalah bahan ajar yang berisikan ringkasan materi dari berbagai
sumber yang relevan dengan kompetensi dasar dibuat guru untuk menjadi pedoman
dan membatu siswa dalam proses pembelajaran. Handout merupakan bahan ajar
yang berisikan ringkasan materi yang berasal dari beberapa sumber yang relevan
dengan kompetensi dasar (Prastowo,2015). Menurut Depdiknas (2008) Handout
adalah bahan ajar berbentuk tulisan dari beberapa literatur yang relevan dengan
materi/KD yang disiapkan guru dengan tujuan untuk memperkaya pengetahuan
peserta didik. Salirawati (2010) mengatakan handout merupakan bahan ajar secara
ringkas yang berguna untuk menjadi pedoman dan membantu siswa dalam proses
pembelajaran.
Handout dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat. Yuma (2017)
mengatakan bahwa handout memiliki manfaat untuk meningkatkan minat siswa
belajar, meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan juga
mingkatkankan kepahaman konsep siswa. Sedangkan handout memiliki manfaat
lain yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar dan mengajar,
mengurangi verbalitas materi yang disampaikan (Raharjo, 2016).
Sebagai bahan ajar dengan model pembelajaran langsung yang selama ini
diterapkan oleh guru. Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa perlu
berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa
duduk berhadap-hadapan dengan guru dan terus memperhatikan gurunya. Dengan
3

adanya metode NHT (Numbered Head Together) dapat Meningkatkan Aktivitas


dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi pewarisaan Sifat.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dapat
bermacam-macam, salah satunya yaitu media flipbook maker. Flipbook maker
merupakan buku elektronik yang interaktif, kelebihan dari flipbook meker yaitu
dapat memuat file berupa video, gambar bergerak, atau animasi serta suara,
sehingga akan sangat membantu dalam proses pembelajaran yang dapat membuat
siswa tidak jenuh saat aktivitas belajar, dan memfokuskan perhatian siswa terhadap
isi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. pembelajaran sangat
membantu meningkatkan daya ingat pada isi pembelajaran pbagi siswa yang lemah
dalam membaca.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas di simpulkan bahwa media handout
sangat perlu dikembangakan karena pada handout mampu mendorong peserta didik
untuk belajar mandiri. Apalagi di tambah dengan adanya model belajar barbasis NHT
dan mengunakan flip book mampu dikaitkan dengan kemajuan teknologi sehingga dapat
dikembangkan dan mampu meningkatkan daya tarik keefetivan peserta didik. Atas
dasar berbagai pertimbangan tersebut untuk melaksanakan penelitian mengembangkan
judul “Pengembangan Handout Berbasis Model NHT Dengan Menggunakan Flip
Book Pada Materi Sistem Reproduksi Pada Manusia di Sekolash SMPK Fransisco
Yashinta Nunukan”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kelayakan pengembangan Handout berbasis model NHT pada
pembelajaran materi Pewarisan Sifat ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pengembangan
Handout berbasis model NHT pada pembelajaran materi Pewarisan Sifat.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat pengembangan Handout ini antara lain :
1. Terhadap Guru
4

Handout merupakan penelitian yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar


untuk memberi kemudahan kepada guru untuk kegiatan pembelajaran kepada
siswa.
2. Terhadap Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan siswa mampu langsung mengetahui
dasar-dasar serta poin-poin yang penting pada materi yang sedang dipelajari
3. Terhadap Sekolah
Sebagai bahan ajar pertimbangan bahan ajar yang efetif yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat memberi motivasi guru
agar lebih krektif dan inovatif agar membuat bahan ajar di sekolah lebih
menarik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Pengembangan bahan ajar Handout berbasis model NHT pada materi
Pewarisan Sifat mempunyai keterbatasan dalam pengembangannya yaitu :
1. Handout ini dikembangkan berdasarkan kompentensi inti dan kompentensi
dasar yang ada dalam dalam kurikulum 2013.
2. Materi yang di sajikan dalam Handout hanya pada materi Pewarisan Sifat.

1.6 Definisi Operasional


1. Handout
Handout adalah bahan ajar tertulis yang di siapkan bagi perseta didik
untuk meringkas suatu materi dan berfikir kritis agar peserta didik dapat
memperkayakan pengetahuan.
2. NHT (Numbered Head Together)
NHT adalah suatu teknik yang mampu membuat peserta didik untuk
mengutarakan ide dengan mengembangkan pola interaksi siswa dan dapat
berfikir kritis.
3. Flip Book Maker
Flip Book Maker adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk membuka
suatu halaman file menjadi layaknya sebuah buku dan dapat mengajikan gambar
yang menarik dan video.
4. Materi Sistem Reproduksi Pada Manusia
5

Cara organ reproduksi berkembang sangat menakjubkan. Sel benih testis


pada pria, maupun sel benih ovarium pada wanita tampak pada awal kehidupan
janin. Maka kelamin sudah sangat pagi-pagi di tentukan, tetapi sifat kelamin
belum dapat dikenal. Kejadian, bagaimana sel, reproduksi ini gerakkan ke
daerah trpat yang telah ditentukan, yaitu ovarium dan testis, merupakan suatu
rahasia agung dan indah. Sel-sel reproduksi tersebut berkembang di sebelah
depan ginjal dan kemudian tertanam sebagai kolom-kolom sel yang kemudian
membentuk kelenjar reproduksi yang berisi sel benih dan juga membentuk
struktur sekilingnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Handout
2.1.1 Pengertian Handout
Handout adalah bahan ajar tertulis yang berisi konsep-konsep penting dari
suatu materi pembelajaran. Bahan ajar ini berisi rangkuman konsepkonsep penting
dari suatu materi sehingga dapat memudahkan pembaca menguasai, memahami dan
mengingat konsep-konsep yang dipelajari (Sanaky,2011). Salah satu penelitian yang
dilakukan oleh Fitri (2012) menemukan bahwa pemberian handout dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Handout biasanya dibuat untuk tujuan instruksional. Handout menjadikan
pembelajaran “portable dan enduring” (mudah dibawa kemana-mana dan abadi) dan
dapat memuat kembali informasi yang telah didapat siswa dan mengembangkan test
bagi siswa. Handout pada awalnya dibuat dengan tulisan tangan. Guru
menggunakan handout sebagai bahan diskusi untuk mendampingi ceramah dan
sebagai informasi tambahan yang tidak ada dalam ceramah (Mohammed Nazrul
Islam, 2005).

2.1.2 Jenis-jenis Handout


Berdasarkan keterpaduan dengan buku utama, handout dikelompokkan menjadi
2 jenis, yaitu handout yang terlepas sama sekali dari buku utamanya dan handout yang
menjadi bagian tak terpisahkan dari buku atau modul yang dugunakan untuk materi
tertentu.
Sementara itu, berdasarkan karakteristik mata pelajaran, handout dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu handout mata pelajaran praktik dan nonpraktik. Karakteristik
dua jenis mata pelajaran ini ternyata berimplikasi pada susunan dari handout yang tidak
sama.
a. Handout mata pelajaran praktik
Pada jenis mata pelajaran praktik susunan handoutnya memiliki ketentuan
sebagai berikut.
1. Dalam materi pokok kegiatan praktik, terdiri atas langkah-langkah kegiatan atau
proses yang harus dilakukan peserta didik, yakni langkah demi langkah dalam

6
7

2. memilih, merangkai, dan menggunakan alat/instrumen yang akan digunakan


atau dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktik.
3. Pembelaran dengan menggunakan praktik ini berbeda dengan pelajaran
menggunakan teori. Pengalaman keterampilan peserta didik sangat diharapkan
dalam penggunaan alat atau instrumen praktik (harus mutlak benar). Slah dalam
merangkai atau menggunakan akan berakibat fatal, kerusakan, atau bahkan
kecelakaan.
4. Perli dilakukan pre test terlebih dahulu sebelum peserta didik memasuki ruangan
laboratorium atau bengkel, atau mengetahui sejauh mana peserta didik telah siap
dengan segala apa yang akan dilakukan dalam praktik tersebut.
5. Penggunaan alat evaluasi sangat diperlukan dan melihat tingkat ketercapaian
tujuan serta kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai dan dicapai oleh setiap
peserta didik.
6. Keselamatan kerja dilaboratorium bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan
praktik, baik dilaboratorium maupun bengkel
7. Format identitasnya sesuai dengan penjelasan sebelunmya, sedangkan isi
handout disesuaikan dengan kekhususan materinya.
b. Handout Mata Pelajaran Nonpraktik
Untuk jenis mata pelajaran nonpraktik, susunan handoutnya memiliki ketentuan
sebagai berikut:
1) Sebagai acuan handout adalah SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
2) Format Handout:
a. Bebas (Slide, transparasi, paper based) dan dapat berbentuk kalimat
tetapi singkat atau skema dan gambar.
b. Tidak perlu memaki header atau footer untuk setiap slide, cukum
halaman pertama saja yang menggunakannya.
3) Konte (isi) handout terdiri atas overview materi dan rincian materi

2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Handout


a) Kelebihan media Handout dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah:
a. Dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran
b. Meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
8

c. Memelihara kekonsistenan penyampaian materi pelajaran dikelas oleh


guru sesuai dengan perancangan pengajaran
d. Dapat memperkenalkan informasi atau teknologi baru
e. Dapat memeriksa hasil pembelajaran siswa
f. Mendorong keberanian siswa untuk berprestasi
g. Dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.
Beberapa kelebihan handout (Arsyad, 2000: 38):
a. Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing
b. Disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti urutan
pikiran secara logis
c. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta
memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan
d. Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi
b) Kelemahan handout sebagai media cetak (Arsyad, 2000: 38-39) adalah:
a) Sulit menampilkan gerak dan suara
b) Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa
c) Cepat rusak atau hilang
d) Umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif

2.2 Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)


2.2.1 Pengertian Numbered Head Together (NHT)
Menurut Suhermi (2004:43) menyatakan bahwa “Numbered Head
Together adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut”.
Menurut Kagan (dalam Foster 2002:11) “ Numbered Head Together merupakan
suatu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan stuktur sederhana dan terdiri
atas empat tahap yang digunakan untuk meriview fakta-fakta dan informasi dasar yang
berfungsi untuk mengatur interaksi siswa”.
Pendapat seperti di atas juga di dukung oleh para ahli yang lain seperti Muslimin
(2000:65) yang mengemukakan bahwa:
“Numbered Head Together adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif
dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor
9

tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tetapi untuk
tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor yang sama
mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja dalam kelompok, presentasi kelompok
dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi
kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan
beri reward”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran
berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas
kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang
lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang
lainnya.

2.2.2 Tujuan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)


Pada dasarnya, numbered-Head Together (NHT) merupakan varian dari diskusi
kelompok. Menurut Slavina dalam Miftahul Huda (2013, hlm.203), metode yang
dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu
dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT adalah memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Selain untuk meningkatkan kerja sama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua
mata pelajaran dan tingkatan kelas (Miftahul Huda 2013, hlm.203).
Dari tujuan di atas model pembelajaran NHT diharapkan dapat membangkitkan
minat peserta didik dalam mengungkapkan pendapat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman materi secara runtut sangat
diperlukan sekali guna membatu peserta didik untuk mengembangkan materi selain itu
siswa dapat saling bekerjasama dengan teman sekelompoknya untuk berdiskusi.

2.2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NTH)


Menurut Aris Shoimin (2013, hlm.108) Langkah-langkah model kooperatif tipe
NHT terdiri dari sejumlah tahapan sebagai berikut:
1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
10

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota


kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya dengan baik
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar dari
kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka.
5. Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjukan nomor yang
lain
6. Kesimpulan

Menurut Setiani dan Doni (2015, hlm.261) Langkah-langkah model kooperatif


tipe NHT terdiri dari sejumlah tahapan sebagai berikut:
1. Penomoran
Dalam fase ini guru membagi peserta didik ke dalam kelompok 3-5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
2. Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan dapat
bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3. Berfikir bersama
Peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4. Menjawab

Guru memangil suatu nomor tertentu, kemudian peserta didik yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh
kelas.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Model Numbered
Heads Together itu menekankan pembelajaran berkelompok dimana setiap siswa
diberikan nomor yang berbeda-beda dan setiap kelompok diberikan tugas untuk
didiskusikan bersama, setiap siswa harus memahami tentang tugas yang diberikan
karena pada kegiatan inti guru akan memilih beberapa nomor untuk menjelaskan hasil
diskusi kelompok tersebut. Tidak semua siswa akan menjelaskan materi, hanya satu
orang yang menjelaskan sehingga siswa akan termotifasi untuk aktif dalam
pembelajaran agar memahami materi. Selain itu ada pula guru yang akan memberikan
pertanyaan dalam kegiatan inti jadi siswa tidak menjelaskan kembali materi tetapi ia
11

harus menjawab dan menjelaskan soal yang akan diberikan oleh guru setiap kelompok
atau siswa akan diberikan pertanyaan yang berbeda-beda

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Number Head Together


Sebenarnya semua model, metode, strategi pengajaran dan pembelajaran itu
baik, dan semuanya itu tergantung bagaimana guru mampu mengelola proses
pelaksanaannya, dan masing-masing itu juga memilih kelebihan dan kelemahan, akan
tetapi semua itu sangat tergantung kepada pemahaman dan keterampilan guru dalam
pelaksanaannya. Berikut kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) menurut Shoimin (2016, h 108):
1. Kelebihan
a) Setiap murid menjadi siap.
b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c) Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai.
d) Terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal.
e) Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang
membatasi.
Dengan kelebihan model pembelajaran ini, diharapkan mampu menjadi salah
satu jalan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dari pembelajaran
tradisional yang biasa dilakukan.
2. Kelemahan
a) Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena
membutuhkan waktu yang lama.
b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan
waktu yang terbatas.
Berdasarkan ulasan kelebihan dan kelemahan yang ada di dalam model NHT, alasan
peneliti menggunakan model ini adalah dengan mempertimbangkan kelebihan yang ada
di dalamnya dimana pada proses belajar siswa diajarkan untuk bertanggung jawab akan
tugasnya sebagai anggota kelompok dan pribadi. Dengan adanya nomor unndian untuk
presentasi, siswa harus benar-benar memperhatikan materi yang diajarkan.

2.3 Flip Book


2.3.1 Pengertian Flip Book
12

Flipbook kvisoft adalah perangkat lunak yang handal yang dirancang untuk
mengkonversi file PDF ke halaman balik publikasi digital, software ini dapat mengubah
tampilan file PDF menjadi lebih menarik seperti layaknya sebuah buku. Tidak hanya
itu, kvisoft flip book maker juga dapat membuka file PDF menjadi seperti sebuah
majalah, majalah digital, katalog digital, katalog perusahaan, katalog digital dan lain-
lain. Flipbook maker ini juga bias membuat e-book, e-modul, e-paper dan e-magazine.
Tidak hanya teks juga dapat menyisipkan gambar, grafik, suara, link, dan video lembar
kerja ( Hidayatullah,2016:2)
Salah satu media yang dapat menarik bagi siswa adalah media berbasis flipbook maker,
dengan menggunakan software flipbook maker, siswa akan lebih tertarik untuk belajar
karena didalamnya memuat tampilan-tampilan yang lebih menarik. Flipbook maker
adalah sebuah software yang mempunyai fungsi untuk membuka setiap halaman
menjadi layaknya sebuah buku. Software flipbook maker dapat membuat dengan
mengubah file pdf, image/foto menjadi sebuah buku atau album fisik ketika kita buka
per halamannya. Hasil akhir dapat disimpan dalam format .swf, .exe, dan
.html(Wijayanto,2011:76)

2.4 Kerangka Berfikir


Kerangka berpikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan
yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Dalam proses pembelajaran tentunya
dibutuhkan suatu alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran, agar lebih
mudah diterima oleh peserta didik dan menarik. Alat bantu pembelajaran itulah yang
banyak disebut sebagai bahan ajar.
Bahan ajar tersebut harus mampu menghadirkan beberapa bentuk materi
pembelajaran seperti; teks, gambar, animasi, suara, video, dan simulasi kejadian
nyata dalam satu bentuk atau satu wadah program, agar lebih mudah digunakan dan
membuat materi pembelajaran tersebut mudah dipahami. Bahan ajar berbasis
multimedia (menggunakan banyak media), dapat membantu peserta didik
memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah, menarik dan dapat membuat
peserta didik merasakan kejadian nyata melalui simulasi.
Tahap dalam mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan aplikasi
Flipbook yaitu peneliti pertama kali mengenali potensi dan masalah yang didapat,
lalu dilanjutkan dengan pengumpulan data yang mendukung untuk dijadikan sebagai
13

data awal, lalu dilanjutkan dengan mendesain produk, lalu dilanjutkan lagi dengan
validasi desain dengan beberapa ahli yaitu media dan materi, untuk mengetahui
keakuratan isi media pembelajaran, lalu dilanjutkan dengan perbaikan mendesain
produk yang telah di validasi dan setelah itu produk di uji cobakan di lapangan.

Permasalahan yang ditemukan :


1. Kurang memanfaatkan teknologi komunikasi yang ada dalam proses
pembelajaran.
2. Mata pelajaran biologi seringkali dianggap sulit, membosankan dan
cenderung tidak disukai peserta didik.
3. Bahan ajar yang diberikan masih cenderung monoton yaitu berupa
media cetak sehingga peserta didik kurang berperan aktif pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
4. Peserta didik membutuhkan bahan ajar yang menarik agar proses
pembelajaranya tidak monoton.

Pembelajaran IPA Kelas IX SMP

Pengembangan bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi Flipbook


dalam pembelajaran IPA

1. Mudah dipahami
2. Menarik
3. Tidak monoton

Uji coba produk

Pembelajaran IPA dengan Handout menggunakan aplikasi flipbook


14

Pembelajaran IPA yang menarik

Bagan 2.4 Kerangka


Berpikir
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan
(research and Development). Research and Development adalah model penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar dapat berfungsi
dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk
tersebut. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk
bidang administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal banyak
produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui
Research and Development. Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan bahan ajar
berupa Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPK Fransisco Yashinta Nunukan pada
semester dua selama tiga bulan yaitu bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2022.
Pengembangan dilaksanakan pada mata pelajaran IPA tentang Pewarisan Sifat, tahun
ajaran 2020/2021.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi kelas 3 SMPK Fransisco
Yashinta Nunukan yang terdaftar pada semester 2 tahun ajaran 2021/2022. Penulis
menentukan sampel pada kelas 3A dan kelas 3B.

3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan


Pengembangan produk yang dilaksanakan pada penelitian ini hanya sampai pada
tahap menghasilkan produk akhir, yaitu bahan ajar Handout dengan menggunakan
aplikasit flipbook . Peneliti membatasi hanya tujuh langkah dari sepuluh langkah yaitu
diantaranya: potensi dan masalah, mengumpulkan informasi, desain produk, validasi

15
16

desain, perbaikan desain, uji coba produk, dan revisi produk. Seperti yang
dikemukakan oleh Ardhana setiap pengembangan tentu saja dapat memilih dan
menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus
yang dihadapinya dalam proses pengembangan. Oleh karena itu, penelitian yang
dilakukan tidak sampai tahap uji pemakaian dan produksi masal dari produk yang sudah
dihasilkan karena peneliti hanya melihat kelayakan produk berdasarkan penilaian
validator, guru biologi dan penelitian peserta didik berdasarkan kemenarikannya. Untuk
sampai pada tahap uji coba pemakaian dan produksi masal produk, dapat dilakukan
pada penelitian selanjutnya.

3.4.1 Pontensi dan Masalah


Sebelum melakukan pengembangan terhadap media pembelajaran atau bahan
ajar ini adalah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan guna melihat gambaran
kondisi di lapangan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar IPA di SMPK
Fransisco Yashinta Nunukan, kemudian menganalisis permasalahan. Analisa kebutuhan
ini dilakukan dengan observasi. Observasi ini dilakukan di SMPK Fransisco Yashinta
Nunukan. Proses yang dilakukan penelitian ini adalah menganalisis literatur yang terkait
dengan pengembangan bahan ajar khususnya tentang Handout dan wawancara dengan
guru mata pelajaran IPA dan peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui masalah
atau hambatan yang dihadapi di lapangan sehubungan dengan pembelajaran IPA.

3.4.2 Mengumpulkan Informasi


Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,
maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.

3.4.3 Desain Produk


Setelah langkah potensi dan masalah serta mengumpulkan informasi,
selanjutnya pengembangan bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook
sebagai penunjang pelajaran biologi pada tingkat SMP. Sumber referensi untuk
pengembangan bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook diperoleh
17

dari sumber yang mengacu pada materi yang digunakan. Kompetensi Dasar, Standar
Kompetensi, Indikator pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, sesuai dengan
kurikulum 2013.

3.4.4 Validasi Desain


Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk, dalam hal ini bahan ajar berbentuk Handout sebagai penunjang pembelajaran
biologi akan lebih menarik dari bahan ajar sebelumnya. Validasi ini dikatakan sebagai
validasi rasional, karena validasi ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, belum fakta lapangan. Validasi desain terdiri dari dua tahap, yaitu:
a. Uji Ahli Materi
Uji ahli materi bertujuan untuk menguji kelayakan dari segi materi, sistematika
materi dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi dan kesesuaian materi dengan
kurikulum (standar isi). Uji ahli materi menggunakan tiga orang ahli materi yang
profesional pada mata pelajaran IPA yaitu dua orang dosen Ikip Budi Utomo Malang
dan satu dari guru IPA di SMPK Fransisco Yashinta Nunukan.
b. Uji Ahli Media

Uji ahli media bertujuan untuk mengetahui ketepatan standar minimal yang
diterapkan dalam penyusunan bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasit
flipbook untuk mengetahui kemenarikan serta keefektifan bahan ajar Haout dengan
menggunakan aplikasi flipbook dalam proses pembelajaran. Uji ahli media dilakukan
oleh tiga orang ahli. Dua dosen Ikip Budi Utomo Malang, dan satu guru TIK SMPK
Fransisco Yashinta Nunukan. Ahli media mengkaji pada aspek kegrafikan, penyajian,
kebahasaan dan kesesuaian bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi
flipbook.

c. Uji Ahli Bahasa

Uji ahli bahasa bertujuan untuk mengetahui ketepatan standar minimal yang
diterapkan dalam penyusunan bahan ajar berupa Handout untuk mengetahui
kemenarikan serta keefektifan bahan ajar berupa Haout dalam proses pembelajaran.
Uji ahli bahasa dilakukan oleh dua orang dosen Ikip Budi Utomo Malang dan satu
guru Bahasa SMPK Fransisco Yashinta Nunukan yang merupakan ahli dalam
18

bahasa. Ahli bahasa mengkaji pada aspek kebahasaan dan kesesuaian bahan ajar
Handout.

3.4.5 Perbaikan Desain


Setelah desain produk divalidasi oleh ahli materi dan ahli media, maka dapat
diketahui kelemahan dari bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook
tersebut. Kelemahan tersebut kemudian diperbaiki untuk menghasilkan produk yang
lebih baik lagi. Apabila perubahan-perubahan yang dilakukan untuk menghasilkan
produk baru tersebut sangat besar dan mendasar, evaluasi formatif yang kedua perlu
dilakukan. Akan tetapi, apabila perubahan itu tidak terlalu besar dan tidak mendasar,
produk baru itu siap dipakai di lapangan sebenarnya.

3.4.6 Uji Coba Produk


Produk yang telah selesai dibuat, selanjutnya diujicobakan dalam kegiatan
pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai
Handout yang dikembangkan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui bahan ajar
Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook ini menarik. Untuk uji coba produk
dilakukan dengan 2 cara yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.

a. Uji Kelompok Kecil


Pada tahap ini, uji coba dilakukan untuk mengetahui respon peserta didik dan
dapat memberikan penilaian terhadap kualitas terhadap produk yang dikembangkan. Uji
coba dilakukan pada 10-20 peserta didik yang dapat mewakili populasi target.

b. Uji Coba Lapangan


Uji coba lapangan merupakan tahap terakhir dari evaluasi formatif yang perlu
dilakukan. Pada tahap ini tentunya media yang dikembangkan atau dibuat sudah
mendekati sempurna setelah melalui tahap pertama tersebut. Pada uji lapangan sekitar
30-40 lebih peserta didik dengan berbagai karakteristik, sesuai dengan karekteristik
populasi sasaran.

3.4.7 Revisi Produk


Dari hasil uji coba produk, apabila respon guru dan peserta didik mengatakan
bahwa produk ini baik dan menarik, maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar telah
selesai dikembangkan, sehingga menghasilkan produk akhir. Namun apabila produk
belum sempurna maka hasil uji coba ini dijadikan bahan perbaikan dan penyempurnaan
19

bahan ajar yang dibuat, sehingga dapat menghasilkan produk akhir yang menarik dan
dapat digunakan di sekolah.

3.5 Jenis Data


Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan (R&D), peneliti menggunakan
dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu:

3.5.1 Data Kuantatif, yaitu data yang diolah dengan perumusan angka. Data kuantitatif
diperoleh dari skor angket yang diberikan kepada peserta didik.
3.5.2 Data kualitatif, yaitu data yang berupa deskripsi dalam bentuk kalimat. Data
kualitatif ini berupa kritik dan saran validator terhadap produk yang dikembangkan
dan deskripsi keterlaksanaan uji coba produk.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian pengembangan Handout ini
menggunakan tiga jenis, yaitu wawancara, dokumentasi dan kuesioner ( angket ).
3.6.1 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti
atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data
mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui data awal dalam penelitian
dan informasi yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan
bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook.
3.6.2 Dokumentasi
Pada saat uji coba produk bahan ajar e-modul dengan menggunakan aplikasi
flipbook peneliti mengumpulkan data-data tentang keadaan peserta didik.
3.6.3 Angket ( Kuesioner )
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.
20

Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba e- modul. Evaluasi bahan ajar
Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook dilakukan oleh validator ahli materi,
validator ahli media dan validator ahli bahasa. Sedangkan uji coba bahan ajar e-modul
dengan menggunakan aplikasi flipbook dengan memberikan angket peserta didik
uji coba skala kecil dan peserta didik uji coba lapangan.

3.7 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.
Selain menyusun bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook , disusun
juga instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai e-modul yang dikembangkan.
Berdasarkan pada tujuan penelitian, dirancang dan disusun instrumen sebagai berikut:
3.7.1 Instrumen Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan pada saat pra-penelitian. Instrumen yang diberikan
dalam bentuk non tes berupa wawancara kepada guru dan peserta didik yang disusun
untuk mengetahui bahan ajar seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan bahan ajar Handout
dengan menggunakan aplikasi flipbook .
3.7.2 Instrumen Validasi Ahli
a. Instrumen Validasi Ahli Materi
Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kelayakan isi, dan kebahasaan,
serta berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan bahan ajar Handout
dengan menggunakan aplikasi flipbook. Angket validasi ahli materi yang diberikan
diadaptasi dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).
b. Instrumen Validasi Ahli Media
Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kegrafikan, dan kebahasaan
bahan ajar Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook. Angket validasi ahli media
yang diberikan diadaptasi dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).
c. Intrumen Validasi Ahli Bahasa
Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kebahasaan, serta berfungsi
untuk memberi masukan dalam pengembangan bahan ajar e- modul dengan
menggunakan aplikasi flipbook. Angket validasi ahli bahasa yang diberikan diadaptasi
dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).
3.7.3 Instrumen Uji Coba Produk
21

Instrumen ini berbentuk angket uji aspek kemenarikan yang diberikan kepada
peserta didik. Angket uji aspek kemenarikan bahan ajar Handout dengan menggunakan
aplikasi flipbook yang dikembangkan untuk mengetahui tingkat daya tarik peserta
didik. Dalam penelitian ini untuk uji coba skala kecil dilakukan pada 10 peserta didik,
sedangkan untuk uji coba lapangan dilakukan pada 30 peserta didik.

3.8 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif yang memaparkan hasil pengembangan produk yang berupa bahan ajar
Handout dengan menggunakan aplikasi flipbook. Data yang diperoleh melalui
instrumen uji coba dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif.
Analisis ini dimaksud untuk menggambarkan karakteristik data pada masing-masing
variabel.
3.8.1 Analisis Data Validasi Ahli
Angket validasi ahli terkait kegrafikan, penyajian, kesesuaian isi, kebahasaan
kelengkapan materi dan kesesuaian bahan ajar e-modul dengan menggunakan aplikasi
flipbook memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan. Masing-masing pilihan
jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat bahan ajar e-modul dengan
menggunakan aplikasi flipbook . Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban dapat dilihat
dalam Tabel 3.1
Tabel 3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli (dimodifikasi)

Sko Pilihan Jawaban


r Kelayakan
4 Sangat Baik/Valid
3 Baik/Cukup Valid
2 Kurang Baik/Kurang Valid
1 Sangat Kurang Baik/Tidak
Valid
Sumber: Latifah (2016)

dengan menggunakan aplikasi flipbook . Penkonversian skor menjadi pertanyaan


penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kriteria Validasi (dimodifikasi)

Skor Kriteria Kelayakan Keterangan


Kualitas
22

3,26 < X ≤ Sangat Baik/Valid Tidak Revisi


4,00
2,51 < X ≤ Baik/Cukup Valid Revisi sebagian
3,26
Revisi sebagian &
1,76 < X ≤ Kurang Baik/Kurang Valid pengkajian
2,51 ulang materi
1,00 < X ≤ Sangat Kurang Baik/Tidak Revisi Total
1,76 Valid
Sumber: Sari (2015)

3.8.2 Analisis Data Uji Coba Produk


Angket respon peserta didik terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan
jawaban sesuai konten pertanyaan. Masing- masing pilihan jawaban memiliki skor
berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Skor penilaian
dari tiap pilihan jawaban dapat dilihat dalam Tabel 3.3

Tabel 3.3 Skor Penilaian Uji Coba (dimodifikasi)

Sko Pilihan Jawaban Kemenarikan


r
4 Sangat Baik/Sangat Menarik
3 Baik/Menarik
2 Kurang Baik/Kurang Menarik
1 Sangat Kurang Baik/Sangat Kurang
Menarik
Sumber: Lucky Chandra F (2014)

Hasil dari skor penilaian dari masing-masing peserta didik tersebut kemudian
dicari rata-rata dan dikonversikan ke pertanyaan untuk menentukan kemenarikan.
Penkonversian skor menjadi pertanyaan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria untuk Uji Kemenarikan (dimodifikasi)

Skor Kualitas Pertanyaan Kualitas Aspek


Kemenarikan
3,26 < 𝑥 ≤ 4,00 Sangat Baik/Sangat Menarik
2,51 < 𝑥 ≤ 3,26 Baik/Menarik
1,76 < 𝑥 ≤ 2,51 Kurang Baik/Kurang Menarik
1,00 < 𝑥 ≤ 1,76 Sangat Kurang Baik/Sangat Kurang
Menarik
Sumber: Arikunto (2013)
23

Instrumen yang digunakan memiliki 4 jawaban, sehingga skor penilaian total


dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut

𝑥
Dengan :

Keterangan: 𝑥 = rata – rata akhir

𝑥 = nilai uji operasional angket tiap peserta didik

𝑛 = banyaknya peserta didik yang mengisi angket


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Arikunto, suharsimi. 3013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka cipta

Elice, Deti. “Pengembangan Desain Bahan Ajar Keterampilan Aritmatika

Menggunakan Media Sempoa Untuk Guru Sekolah Dasar.” Jurnal Tesis,

Program Pascasarjana Megister Teknologi Pendidikan Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,2012.

F, Lucky Chandra. “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Materi

Tekanan Mencakup Ranah Kognitif, Afektif Dan Psikomotor Sesuai

Kurikulum 2013 Untuk Siswa SMP/MTs.” Jurnal Pembelajaran Fisika 2,

no. 1(2014).

Hamid, Hamdani. Pengembangan Sistem Pendidikan Di Indonesia. Bandung:

Pustaka Setia,2013.

Hidayatullah, M. S., and L.Rakhmawati. “Pengembangan Media Pembelajaran

Berbasis Flipbook Maker Pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Di SMK

N 1 Sampang.” Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 5, no. 1 (2016).

Haryanto, T. S., W. D. Dwiyogo, and Sulistyorini. “Pengembangan Pembelajaran

Permainan Bolavoli Menggunakan Media Interaktif Di SMP Negeri 6

Kabupaten Situbondo.” Jurnal Pendidikan Jasmani 25, no. 1(2015).

Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011

Latifah, Sri, Eka Setiawati, and Abdul Basith. “Pengembangan Lembar Kerja

24
25

Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-Nilai Agama Islam Melalui

Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu Dan Kalor.” Jurnal

Ilmiah Pendidikan Fisika “Al-Biruni” 5, no. 1(2016).

Mudlofir, Ali. Aplikasi Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2013.

M Haviz, jurnal sistem reproduksi (2012) https://media . neliti.com.

Anda mungkin juga menyukai