Anda di halaman 1dari 25

UAS DASAR-DASAR PENDIDIKAN

1. Mencari 2 artikel tentang daspen (bisa memilih dari 10 materi yang telah di presentasikan)
2. Baca dan simpulkan menurut pemahaman saudara minimal 2 lembar (ditulis tangan)

Artikel 1
Konsep Dasar Pendidikan

Rahma Juwita
Universitas Negeri Padang
Indonesia
E-mail : rahmaafra28@gmail.com

Abstrak—In this article describes the dalam membentuk karakter pribadi manusia.
definitions, goals, functions, and components Menyadari hal tersebut, pemerintah sangat serius
that exist in education. This education is a dalam menangani pendidikan di Indonesia. Sebab
conscious effort planned to guide and educate dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan
students with the aim of creating quality human akan memunculkan generasi penerus bangsa yang
resources and educating the nation's generation. berkualitas serta mampu untuk hidup
with education can form students who have bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut
character and develop the potential that exists in Kadri (2011:3) menyatakan fungsi pendidikan
dalam kehidupan dan dalam pembangunan bangsa
these students. therefore the importance of
adalah mencerdaskan seluruh potensi dan aspek
education in the lives of every human being.
kepribadian seseorang secara total dan dengan
Keywords—(administrasi pendidikan, konsep terus-menerus. Pendidikan dalam arti seperti ini
dasar pendidikan) melekat dengan proses kehidupan manusia
sepanjang hayat. Sementara didalam prinsip
I. PENDAHULUAN penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan
Pelaksanaan suatu pendidikan yang ada di tujuan pendidikan nasional yakni mengembangkan
Indonesia dengan adanya perkembangan dari zaman kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
ke zaman menjadi salah satu tolak ukur bangsa yang bermartabat dalam rangka
diperlukannya kualitas dan mutu pendidikan agar mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan
terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
juga. Karena bagaimanapun pendidikan adalah menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
elemen yang sangat penting dalam kemajuan dan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
kesejahteraan bangsa. Pada prinsipnya pendidikan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan berkarakter.
merupakan usaha sadar yang terencana untuk Pendidikan pada prinsipnya memikul amanah “etika
mewujudkan suatu proses pembelajaran dengan masa depan”. Etika masa depan timbul dan dibentuk
tujuan mengembangkan potensi, karakter, maupun oleh kesadaran bahwa setiap anak manusia akan
keterampilan peserta didik secara aktif sehingga menjalani sisa hidupnya di masa depan bersama-
menghasilkan sumber daya manusia yang sama dengan makhluk hidup lainnya yang ada di
berkualitas, bermutu, dan berkarakter. Pendidikan bumi. Hal ini berarti bahwa, di satu pihak, etika
merupakan peran penting dalam pembentukkan masa depan menuntut manusia untuk tidak
pribadi setiap manusia. Pendidikan sangat berperan mengelakkan tanggung jawab atas konsekuensi dari

1
Artikel Konsep Dasar Pendidikan, Padang 2019
setiap perbautan yang dilakukannya sekarang ini. peserta didik agar secara aktif mengembangkan
Sementara itu pihak lain, manusia ditutut untuk potensi secara atif mengembangkan potensi dirinya
mampu mengantisipasi, merunuskan nilai-nilai, dan untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
menetapkan prioritas-prioritas dalam suasana yang pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
tidak pasti agar generasi-generasi mendatang tidak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
menjadi mangsa dari proses yang semakin tidak dan masyarakat. Secara sederhana, Pengertian
terkendali di zaman mereka dikemudian hari pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta
(Joesoef, 2001: 198-199). Dalam konteks etika didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat
masa depan tersebut, karenanya visi pendidikan manusia lebih kritis dalam berpikir. Secara
seharusnya lahir dari kesadaran bahwa kita etimologi pendidikan berasal dari bahasa Latin
sebaiknya jangan menanti apapun dari masa depan, educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan
karena sesungguhnya masa depan itulah Duco dimana kata E berarti sebuah perkembangan
mengaharap-harapkan dari kita, kita sendirilah yang dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak,
seharusnya menyiapkannya (Joesoef, 2001: 198). sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang
berkembang. Jadi, Secara Etimologi pengertian
II. METODE PENELITIAN pendidikan adalah proses mengembangkan
Artikel ini disusun dengan metode Systematic kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Literatur Review (SLR) atau langkah-langkah studi
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah
literatur yang sistematis, yaitu dengan terlebih
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
dahulu peneliti mengumpulkan bahan-bahan kajian
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan
ilmiah atau literatur ini terkait dengan administrasi
bagi peranannya di masa yang akan datang.
pendidikan maupun dasar-dasar pengembangan
Menurut John Dewey, pendidikan merupakan suatu
organisasi yang mana lebih tepatnya mengenai
proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan
konsep dan peranan terhadap agen perubahan atau
pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu
yang biasa kita disebut dengan Agent of Change
pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia.
yang bersumber dari web, buku, artikel, jurnal, dan
Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian
sumber-sumber lainnya, yang mana setelah bahan-
pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam
bahan kajian ilmiah tersebut dikumpulkan,
perkembangan seseorang melalui pendidikan.
selanjutnya peneliti mempelajari dan memahami
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah
dari bahan-bahan kajian tersebut. Yang kemudian
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
peneliti berusaha menyimpulkan dari kajian ilmiah
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
tersebut menjadi sebuah pengetahuan baru yang
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
mana merupakan hasil dari analisis yang telah
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
dikaji.
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Bagian ini merupakan bagian inti dari penulisan
Negara. Menurut Kadri (2011:2) mengatakan bahwa
artikel. Karena bagian ini memuat bahan kajian dan
keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dalam
pembahasan teori yang diteliti.
menyelenggarakan pendidikan yang bermutu juga
A. Pengertian Pendidikan tidak terlepas dari perencanaan anggaran yang
Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mantap, alokasi yang tepat sasaran dan efektif
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata sehingga membuat seluruh komponen lembaga
ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan pendidikan tersebut bersinergi dan memberikan
mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah hasil yang optimal dalam pencapaian tujuan.
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang B. Tujuan Pendidikan
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945
Pengertian pendidikan secara umum merupakan (versi Amandemen) yaitu Pasal 31 Ayat 3
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan menyebutkan bahwa “Pemerintah mengusahakan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

2
Artikel Konsep Dasar Pendidikan, Padang 2019
nasional, yang meningkatkan keimanan dan (Kadri, 2018:33). Komponen-komponen yang
ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka ada dalam terlaksananya proses pendidikan
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur terdiri dari 7 komponen, yaitu :
dengan undang-undang.” Dan Pasal 31, ayat 5
1. Tujuan Pendidikan
menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu
Tingkah laku manusia, secara sadar
pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
maupun tidak sadar tentu berarah pada
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia yang bersifat dan bernilai
manusia”. Tujuan Pendidikan Nasional
pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan
dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 adalah
pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat
jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan
ilmu pendidikan yang normative dan praktis.
dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3
menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi a. Ilmu pengetahuan normatif
mengembangkan kemampuan dan membentuk Sebagai ilmu pengetahuan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat normative, ilmu pendidikan merumuskan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
didik agar menjadi manusia yang beriman dan dilaksanakan oleh manusia.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
b. Ilmu pengetahuan praktis
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Tugas pendidikan atau pendidik
menjadi warga negara yang demokratis serta maupun guru ialah menanamkan sistem-
bertanggung jawab.” sistem norma tingkah laku perbuatan
C. Fungsi Pendidikan yang didasarkan kepada dasar-dasar
Menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan filsafat yang dijunjung oleh lembaga
bahwa pendidikan nasional berfungsi pendidikan dan pendidik dalam suatu
mengembangkan kemampuan dan membentuk masyarakat.
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan umum pendidikan tergantung
Menurut David Popenoe, terdapat empat macam pada nilai-nilai atau pandangan hidup
fungsi pendidikan yaitu sebagai transmisi tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai
(pemindahan) kebudayaan, memilih dan tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah
mengajarkan peranan sosial, menjamin integrasi laku pendidikan dan sekaligus akan
sosial, mengajarkan corak kepribadian, dan sebagai menentukan tujuan pendidikan manusia.
sumber inovasi sosial. Menurut Kadri dkk
(2018:276) mengatakan bahwa sekolah adalah 2. Peserta Didik
pusatnya pendidikan. Oleh sebab itu, fungsi Peserta didik sangat menunjang dalam
pendidikan agar berjalan dengan baik dapat proses pendidikan, dengan perkembangan
diterapkan disekolah-sekolah maupun perguruan
konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas
tinggi hingga tercapainya tujuan pendidikan
tersebut secara efektif dan efisien. pada usia sekolah saja memberikan
konsekuensi pada pengertian peserta didik.
D. Komponen Pendidikan Kalau dulu orang mengansumsikan peserta
Menurut Setiawan (2013:171-176) didik terdiri dari anak-anak pada usia
mengatakan bahwa kepala sekolah harus sekolah, maka sekarang peserta didik
memberikan ruang untuk komponen organisasi dimungkinkan termasuk juga didalamnya
pendidikan untuk mengaktualisasikan diri orang dewasa.

3
Artikel Konsep Dasar Pendidikan, Padang 2019
3. Pendidik manusia itu tergantung pada faktor dari
Salah satu komponen penting dalam dalam dan dari luar. Didalam
pendidikan adalah pendidik. Terdapat perkembangan anak kita tidak boleh
beberapa jenis pendidik dalam konsep bersifat menguasai anak, tetapi harus
pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang bersifat membimbing perkembangan
tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. anak. Disini tampak bahwa pendidik dan
Ditinjau dari lembaga pendidikan munculah anak didik sama-sama penting dalam
beberapa individu yang tergolong pada proses pendidikan untuk mencapai
pendidik yaitu guru sebagai pendidik dalam tujuan.
lembaga sekolah, orang tua atau wali murid
sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, 5. Isi Pendidikan atau Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat
dan pimpinan masyarakat baik formal
dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
maupun nonformal sebagai pendidik
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada
dilingkungan masyarakat.
peserta didik isi/materi yang biasanya disebut
4. Metode Pendidikan kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-
Dalam interaksi pendidikan tidak macam pendidikan tersebut terdiri dari
terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan agama, pendidikan social,
pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani
metode yang dilakukan dalam dll.
mendidik,yaitu :
6. Lingkungan Pendidikan
a. Metode Diktatoral Lingkungan pendidikan meliputi segala
Metode ini bersumber dari teori segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini
empiris yang menyatakan bahwa didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan
perkembangan manusia semata-mat sebagai gejala kebudayaan, yang tidak
ditentukan oleh faktor luar manusia. membatasi pendidikan pada sekolah saja.
Metode ini menimbulkan sikap dictator Dalam artian yang sederhana lingkungan
dan otoriter, pendidik yang menentukan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di
segalanya. sekeliling anak didik dan komponen-
komponen pendidikan yang lain.   
b. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian 7. Fasilitas dan Alat Pendidikan
Naturalisme yang berpendapat bahwa Fasilitas dan alat pendidikan sangat
perkembangan manusia itu sebagian dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan
besar ditentukan oleh kekuatan dari adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka
dalam yang secara wajar ada pada diri proses pendidikan akan berjalan dengan
manusia. Pandangan ini menimbulkan lancar sehingga  tujuan pendidikan akan
sikap bahwa pendidik jangan terlalu mudah dicapai. Misalnya
banyak ikut campur terhadap laboratorium  lengkap dengan alat-alat
perkembangan anak. Membiarkan anak percobaannya, internet dll.
berkembang sesuai dengan kodratnya
secara bebas. KESIMPULAN
IV.
Dari penjelasan materi diatas dapat penulis
c. Metode Demokratis simpulkan bahwa pengertian pendidikan itu adalah
Bersumber dari teori konvergen yang proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat
mengatakan bahwa perkembangan mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis

4
Artikel Konsep Dasar Pendidikan, Padang 2019
dalam berpikir. Tujuan dari adanya suatu Warga dan Pergulatan Demokrasi: Antara Cita
pendidikan atau pendidikan nasional adalah untuk dan Fakta. Jakarta: Kompas.
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
didik agar menjadi manusia yang beriman dan Sistem Pendidikan Nasional
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak Undang-Undang 1945 Pasal 31 Ayat 1-5 Tentang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta Pendidikan Nasional
bertanggung jawab. Pendidikan atau pendidikan
nasional ini berfungsi sebagai sebagai transmisi
(pemindahan) kebudayaan, memilih dan
mengajarkan peranan sosial, menjamin integrasi
sosial, mengajarkan corak kepribadian, dan sebagai
sumber inovasi sosial. Terdapat beberapa komponen
yang ada didalam proses pendidikan yaitu adanya
tujuan pendidikan, adanya peserta didik, adanya
pendidik dan tenaga kependidikan, adanya metode
pendidikan, adanya materi pendidikan, adanya
lingkungan pendidikan, serta adanya fasilitas atau
media pendidikan.
Daftar Pustaka

Kadri, Hanif A. (2011). Efektivitas dan Efesiensi


Pembiayaan
Pendidikan. Hal 2. Diakses pada tanggal 1
Oktober 2019

Kadri, Hanif A. (2011). Pendidikan Tinggi Sebagai


Industri. Hal 3. Diakses pada tanggal 1
Oktober 2019

Kadri, Hanif A. (2018). Gaya Kepemimpinan


Transformasion-
al Kepala Sekolah. Hal 33. Diakses pada
tanggal 1 Okto-
ber 2019

Joesoef, Daoed, 2001. “Pembaharuan Pendidikan


dan Pikiran”, dalam Sularto (ed) Masyarakat

5
Artikel Konsep Dasar Pendidikan, Padang 2019
Surawardi, Dasar-
dasar...

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2,


Surawardi, Dasar-
dasar...

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2,


Surawardi, Dasar-
Artikel 2 dasar...

DASAR-DASAR SOSIOLOGIS PENDIDIKAN ISLAM

OLEH:

SURAWARDI

ABSTRAK

Dasar-dasar sosiologis pendidikan Islam tercermin secara mendasar dengan adanya


kerjasama yang kondusif antara pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat, akan terwujud
kontrol pendidikan yang baik. Inilah yang akan menghasilkan siswa dan siswi yang berakhlakul
karimah, yang nantinya selain membanggakan orang tua dan guru, juga masyarakat sebagai
pemakai hasil pendidikan. Dengan demikian jelaslah bahwa tanggung jawab dalam Islam
bersifat perorangan dan sosial. Selanjutnya siapa yang memiliki syarat-syarat tanggung jawab
ini tidak hanya bertanggung jawab terhadap perbuatanya dan perbaikan dirinya tetapi juga
bertanggung jawab terhadap perbuatan orang-orang yang berada di bawah perintah, pengawasan
tanggungannya dan perbaikan masyarakat.
Pada aspek sekolah dan masyarakat ini, Dewey mengatakan: “the school is a microsoms
of the laeger society”, sementara al Abrasy menyebutkan hubungan antara madrasah dengan
masyarakat dengan ungkapan “al Madrasah Mujtami’u shagiirun”, dimana keduanya berarti,
sekolah merupakan masyarakat dalam bentuk kecil.

Kata Kunci: Dasar, Sosiologis, Pendidikan dan Masyarakat

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2,


Surawardi, Dasar-
A. PENDAHULUAN satu sistem yang
dasar... memungkinkan
Dasar sosiologis adalah dasar yang berlangsungnya pendidikan secara
memberikan kerangka sosiobudaya, yang berkesinambungan dalam rangka mencapai
mana dengan sosiobudaya itu pendidikan tujuan pendidikan. Bahkan saling mempe-
dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi ngaruhi antara satu dengan yang lainya
sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. dalam rangka mensukseskan tujuan
Artinya, tinggi rendahnya suatu pendidikan pendidikan baik di rumah, sekolah maupun
dapat diukur dari tingkat relevansi output masyarakat. Tanggung jawab lembaga
pendidikan dengan kebutuhan dan keinginan pendidikan tersebut dengan segala jenisnya
masyarakat. Pendidikan yang baik adalah menurut pandangan Islam adalah erat
pendidikan yang tidak kehilangan konteks kaitanya dengan usaha menyukseskan
atau tercabut dari akar masyarakatnya. sebagai seorang muslim. Kajian Dasar-dasar
Prestasi pendidikan hampir tidak berguna sosiologis pendidikan Islam ini tidak
jika prestasi itu merusak tatanan masyarakat. dijelaskan al Qur’an secara ekspleset, akan
Demikian juga, masyarakat yang baik akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang
menyelenggarakan format pendidikan yang menunjukkan adanya hal tersebut. Oleh
baik pula. karenanya, dalam kajian pendidikan Islam
pun pendidikan keluarga dan masyarakat,
Pendidikan nasional berfungsi me- hubungan antar individu, lembaga
ngembangkan kemampuan dan membentuk pendidikan peran masjid dan masyarakat
watak serta peradaban bangsa yang mendapat perhatian yang sangat penting dan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan serius. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
kehidupan bangsa, bertujuan untuk ber- apa dan bagaimana keluarga dan masyarakat
kembangnya potensi peserta didik agar muslim, hubungan antar individu, keluarga,
menjadi manusia yang beriman dan lembaga pendidikan, masjid dan masyarakat
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan Islam, maka perlu dilakukan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kajian yang komprehensif dan mendalam
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara tentang hal tersebut dalam perspektif
yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Islam.
Dalam rangka mewujudkan itu
semua maka tanggung jawab pendidikan
tidak terlepas dari tanggung jawab keluarga A. PEMBAHASAN
dalam bentuk pendidikan informal, 1. Keluarga Muslim dan Masyarakat Muslim
tanggung jawab sekolah dalam bentuk Menurut Undang-undang Sisdiknas No 20
pendidikan formal serta tanggung jawab tahun 2003 pasal 27 pada ayat (1) keluarga
masyarakat dalam bentuk pendidikan non merupakan kegiatan pendidikan informal yang
formal. (Zakiyah Daradjat, 2008: 63) dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar mandiri. Pada ayat
Keluarga, sekolah dan masyarakat (2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud
yang bersinerji amat mendukung dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan
terselenggaranya suatu pendidikan Islam formal dan nonformal setelah peserta didik
dan turut berpengaruh terhadap pencapain lulus ujian sesuai dengan standar nasional
tujuan pendidikan Islam yang diinginkan. pendidikan. Kemudian pada ayat (3) Ketentuan
Demikian pula dalam sistem pendidikan mengenai pengakuan hasil pendidikan
Islam, lingkungan tersebut harus diciptakan informal sebagaimana dimaksud dalam ayat
sedemikian rupa sesuai dengan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Pemerintah. Penanggung jawab utama
pendidikan di lingkungan keluarga adalah
orang tua sebagaimana yang terdapat pada
Keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pasal 7 Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun
leteratur Ilmu pendidikan sering disamakan 2003 yakni Pasal 7 ayat (1) Orang tua berhak
dengan institusi atau lembaga pendidikan. berperan serta dalam memilih satuan
Lembaga pendidikan merupa- kan salah pendidikan dan memperoleh informasi tentang
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
perkembangan pendidikan anaknya. selain sebagai pendidik,
dasar... juga sebagai
Kemudian ayat (2) Orang tua dari anak usia penanggung jawab. (Ramayulis, 2008: 282)
wajib belajar, berkewajiban memberikan Keluarga Islam bagi umat muslim
pendidikan dasar kepada anaknya. bagaikan tembok pertahanan yang harus
Bertolak dari pandangan aturan yuridis selalu kokoh bangunannya serta kuat
formal di atas yang mengatur pendidikan di pondasinya, tembok pertahanan dapat selalu
Indonesia jelas bahwa keluarga merupakan berdiri tegak jika dijaga dan diawasi supaya
institusi atau lembaga pendidikan yang sangat tidak dapat diruntuhkan oleh musuh, begitu
berpengaruh besar dalam menghantarkan anak pula keutuhan rumah tangga dapat terjaga
didik mencapai hakekat, fungsi dan tujuan dengan anggota keluarga yang Islami,
pendidikan nasional. Lingkungan pendidikan masyarakat Islam tidak dapat dibangun hanya
keluarga merupakan lingkungan pendidikan mengandalkan peranan laki-laki, tetapi
yang pertama dan utama dalam membantu peranan perempuan sangat diperlukan untuk
pelaksanaan pendidikan formal dan non menumbuhkan benih yang menjadi generasi
formal. masa depan.
Sedemikian pentingnya lingkungan Keluarga Islam merupakan pondasi
pendidikan keluarga ini maka tanggung jawab dasar terbentuknya bangunan masyarakat
orang tua terhadap pendidikan anak Islam, bagian paling utama dalam keluarga
merupakan tanggung jawab hakiki dan qudrati Islam adalah ibu, seorang bapak yang baik
yang diminta pertanggung jawabanya disisi tidak dapat membangun sebuah keluarga
Allah SWT. Islam tanpa bantuan seorang ibu yang juga
baik, karena ibu yang baik dapat melahirkan
Keluarga sebagai unit kecil dalam
anak-anak yang saleh.
masyarakat yakni persekutuan antar
sekelompok orang yang mempunyai pola- Seorang penyair bertutur
pola kepentingan masing-masing dalam (Hidayatullah Ahmad Syas, 2008: 92: Akhlak
mendidik anak yang belum ada di anak-anak yang santun, Cermin dari akhlak
lingkunganya. Kegiatan pendidikan ibu yang baik. Ibu rumah tangga yang
dalam lembaga ini tanpa ada suatu berprilaku baik, Tidak sama dengan yang
organisasi yang ketat. Tanpa ada program berprilaku buruk. Bagaimana anak tumbuh
waktu dan evaluasi cerdas, Jika diasuh oleh ibu yang tidak
berilmu. Bagaimana mengharapkan anak
Menurut Islam keluarga dikenal dengan
yang sehat, Jika menelan asi yang buruk.
istilah “usrah” dan” Nasb:, Sejalan dengan
pengertian di atas, keluarga juga diperoleh Islam sangat memperhatikan terha- dap
lewat persusuan dan pemerdekaan. Keluarga keluarga yang baik, sebab, keluar-ga yang
merupakan orang pertama, dimana sifat
baik berperan dapat mengarahkan anak-
kepribadian akan tumbuh dan terbentuk.
Seorang akan menjadi warga masyarakat anaknya kepada kebaikan dan kesalehan;
yang baik, bergantung pada sifatnya yang ibu memberikan asi dengan penuh
tumbuh dalam kehidupan keluarga dimana ketulusan, menyuapkan makanan dan
ia dibesarkan. menyampaiakan nilai-nilai luhur kehidupan,
Melihat peran yang dapat dimainkan selalu mengingatkan kepada Allah dan
oleh keluarga maka tidak berlebihan bila Rasulnya agar selalu bertakwa dan men-
Sidi Gazalba seperti yang dikutip oleh cintai dengan Islam, anak akan tumbuh
Ramayulis, mengkategorikan keluarga dengan karakter yang dimilikinya, Rasulul-
sebagai jenis lembaga pendidikan primer, lah SAW. menegaskan akan pentingnya
utamanya untuk masa bayi dan masa kanak-
kanak sampai usia sekolah. Dalam lembaga peranan keluarga sebagaimana yang
ini sebagai pendidik adalah orang tua, dinyatakan oleh pakar psikologi dan ahli
kerabat, famili dan sebagainya. Orang tua genetika, hadits beliau: “Pilihlah Ibu untuk
anak-anak kalian, nikahi yang sepadan”,

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [


Surawardi, Dasar-
Nabi juga berpesan: “Pilihlah untuk anak- menariknya lagi surat dasar...
Ali Imran ini diiringi
anak kalian tempat yang baik.” surat An- Nisa (4), yang mengisyaratkan arti
penting bagi kedudukan seorang ibu
Keluarga, yang biasa diartikan khususnya dan kaum wanita pada umumnya
dengan ibu dan bapak beserta anak atau dalam hal pembentukan dan pembinaan
anak-anaknya, belakangan diartikan dengan keluarga ideal yang disimbolkan dengan
semua dan setiap orang yang ada dalam Keluarga Imran.
sebuah keluarga/rumah tangga (lihat
Undang-Undang Republik Indonesia Masih dalam konteks peduli Al-
Nomor qur’an terhadap peran keluarga, bisa
difahami dari isi kandungan ayat 6 surat
23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Al- tahrim yang telah dikutibkan sebelum
Kekerasan Dalam Rumah Tanggga, Pasal ini. Ayat tersebut pada dasarnya
2). Keluarga, dalam sistem hukum apapun mengingatkan semua kepala keluarga
dan di manapun, apalagi dalam perspektif dalam hal ini Bapak dan atau Ibu bahkan
hukum Islam, dipastikan memiliki peranan para wali, supaya membangun, membina,
penting dalam kehidupan sosial memelihara dan atau melindungi semua
kemasyarakatan tingkat manapun. dan setiap anggota keluarga yang menjadi
Terutama di tingkat rukun tetangga (RT) tanggungannya dari kemungkinan mara
yang daripadanya terhimpun rukun warga, bahaya yang disimbolkan dengan siksaan
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, api neraka. Sebab, dalam pandangan Islam,
dan seterusnya sampai masyarakat dunia. berkeluarga itu tidak hanya untuk sebatas
Tanpa keluarga, yang sejatinya menjadi dalam kehidupan duniawi; akan tetapi juga
unit terkecil dalam sebuah komunitas, sampai ke kehidupan akhirat.
mustahil ada apa yang dikenal dengan
sistem sosial itu sendiri mulai dari sistem Indikator lain dari peduli Islam terhadap
sosial yang sangat terbatas atau bahkan eksistensi dan peran keluarga dalam
dibatasi; sampai komunitas yang bersekala kehidupan sosial kemasyarakatan ialah
nasional, regional dan intrenasional. adanya hukum keluarga Islam yang secara
spesifik mengatur persoalan- persoalan
Sekedar untuk menunjukan arti hukum keluarga mulai dari perkawinan,
penting keluarga, ada ungkapan yang hadhanah (pengasuhan dan pendidikan
menyatakan bahwa “Keluarga adalah tiang anak), sampai kepada hukum kewarisan dan
masyarakat dan sekaligus tiang negara; lain-lain yang lazim dikenal dengan sebutan
bahkan juga tiang agama.” Atas dasar ini, “al-ahwal al-syakhshiyyah,” “ahkam al-
maka mudahlah difahami manakala agama usrah,” Islamic family law dan lainnya.
Islam menaruh perhatian sangat serius Hukum Keluarga Islam benar-benar
terhadap perkara keluarga. Di antara mengatur semua dan setiap urusan keluarga
indikatornya, dalam Al-qur’an dan atau Al- mulai dari hal-hal yang bersifat filosofis dan
hadits, tidak hanya dijumpai sebutan edukatif, sampai hal-hal yang bersifat
keluarga dengan istilah “al-ahl” – akhlaqi yang teknis operasional sekalipun.
jamaknya “al-ahluna,” atau “dzul qurba,” Itulah sebabnya mengapa Islam
“al-aqarib” dan lainnya; akan tetapi, juga memerintah- kan pemeluknya agar selalu
di dalamnya dijumpai sejumlah ayat dan saling menyayangi dan bekerjasama antara
bahkan surat Al- qur’an yang mengatur sesama keluarga.
ihwal keluarga dan kekeluargaan.
Tanggung jawab masyarakat muslim
Di antara surat yang menyimbolkan arti terhadap keberlangsungan pendidikan Islam
penting tentang peran keluarga dalam adalah bagian dari penegakkan Amr Ma’ruf
kehidupan sosial adalah surat ketiga, yakni Nahyi Munkar hal ini dapat ditelisik pada
surat Ali Imran (3) yang terdiri atas: 200 surah Ali Imran ayat 110. Artinya: “Kamu
ayat, 3,460 kata dan 14,525 huruf. Secara adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
umum dan garis besar, surat Ali Imran untuk manusia, menyuruh kepada yang
memuat perihal: keimanan, hukum, dan ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,
kisah di samping lain-lain. Yang
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli diatur lebih lanjut dasar...
dengan peraturan
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi pemerintah.
mereka, di antara mereka ada yang Masyarakat sebagai penaggung jawab
beriman, dan kebanyakan mereka adalah pendidikan non formal, juga menjadi bagian
orang-orang yang fasik.” penting dalam proses pendidikan, tetapi tidak
Sedemikian urgennya tanggung mengikuti peraturan-peraturan yang ketat
jawab masyarakat terhadap keberlangsung- meskipun telah diundangkan sebagaimana
an pendidikan, maka secara yuridis formal yang tertera diatas. Masyarakat terdiri dari
pada UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 sekelompok atau bebarapa individu yang
dikemukakan bahwa peran serta beragam akan mempengaruhi pendidikan
masyarakat dalam pendidikan terdapat pada peserta didik yang timnggal di sekitarnya.
pasal 54 pada bagaian pertama: berbunyi Oleh karena itu dalam pendidikan Islam
yakni Pasal 54 ayat (1) Peran serta masyarakat memiliki tanggung jawab dalam
masyarakat dalam pendidikan meliputi mendidik generasi muda tersebut.
peran serta perseorang- an, kelompok, An-Nahlawi, tanggung jawab masya-
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, rakat terhadap pendidikan tersebut hendak-
dan organisasi kemasyarakatan dalam nya melakukan beberapa hal yaitu: pertma
penyelenggaraan dan pengendalian mutu menyadari bahwa Allah menjadikan
pelayanan pendidikan.Pada ayat (2) masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan
Masyarakat dapat berperan serta sebagai pelarang kemungkaran/ amar ma’ruf nahi
sumber, pelaksana, dan pengguna hasil munkar (Q.S. Ali Imran/3: 104). Kedua,
pendidikan. Ayat (3) Ketentuan mengenai dalam masyarakat Islam seluruh anak-anak
peran serta masyarakat sebagaimana dianggap anak sendiri atau anak saudaranya
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur sehingga di antara saling perhatian dalam
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. mendidik anak-anak sendiri.Ketiga, jika ada
Bagian Kedua; Pendidikan Berbasis orang berbuat jahat, maka masyarakat turut
Masyarakat Pasal 55 ayat (1) Masyarakat menghadapinya dengan menegakkan hukum
berhak menyelenggarakan pendidikan yang berlaku, termasuk adanya ancaman,
berbasis masyarakat pada pendidikan formal hukuman, dan kekerasan lain dengan cara
dan nonformal sesuai dengan kekhasan yang terdidik. Keempat, masyarakat pun
agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk dapat melakukan pembinaan melalui
kepentingan masyarakat. (2) Penyelenggara pengisolasian, pemboikotan, atau pemutusan
pendidikan berbasis masyarakat mengem- hubungan kemasyarakatan sebagaimana yang
bangkan dan melaksanakan kurikulum dan pernah dicontohkan Nabi. Kelima,
evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendidikan kemasyarakatan dapat dilakukan
pendanaannya sesuai dengan standar melaui kerjasama yang utuh karena
nasional pendidikan. (3) Dana penye masyarakat muslim adalah masyarakat yang
lenggaraan pendidikan berbasis masyarakat padu. (Nurul Huda Ismail dan Abdul Khaliq,
dapat bersumber dari penyelenggara, 2001: 190)
masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau sumber lain yang tidak Ibn Qayyim seperti yang dikutip oleh
bertentangan dengan peraturan perundang- Hasan Langgulung mengemukakan istilah
undangan yang berlaku. (4) Lembaga tarbiyah ijtimaiyyah atau pendidikan
pendidikan berbasis masyarakat dapat kemasyarakatan. Menurutnya tarbiyah
memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, ijtimaiyyah yang membangun adalah yang
dan sumber daya lain secara adil dan merata mampu menghasilkan individu masyarakat
dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah. yang saling mencintai sebagian dengan
sebagian yang lainya, dan saling mendo’a-
(5) Ketentuan mengenai peran serta kan walaupun mereka berjauhan. Antara
masyarakat sebagaimana dimaksud pada anggota masyarakat harus menjalin persau-
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) daraan. Dalam hal ini, ia mengingatkan
dengan perkataan hikmah: orang yang
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
cerdik adalah yang setiap harinya Mengingat pentingnya
dasar... peran
mendapatkan teman dan orang yang dungu masyarakat sebagai lingkungan pendidikan,
adalah yang setiap harinya kehilangan maka setiap individu sebagai anggota
teman. (Hasan Langgulung, 2003: 288) masyarakat harus menciptakan suasana
yang nyaman demi keberlangsungan proses
Bertolak dari beberapai pendapat di atas,
pendidikan yang terjadi di dalamnya. Di
dapt diambil pengertian bahwa pada Indonesia sendiri dikenal adanya konsep
hakekatnya lingkungan pendidikan yang pendidikan berbasis masyarakat (cummunity
lebih luar turut berperan dalam terseleng- basid education) sebagai upaya untuk
garanya proses pendidikan. Setiap individu memberdayakan masyarakat dalam penyele-
sebagai anggota dari masyarakat tersebut nggaraan pendidikan. Meskipun konsep ini
harus bertanggung jawab dalam mencipta- lebih sering dikaitkan dengan penyeleng-
garaan lembaga pendidikan formal
kan suasana yang nyaman dan mendukung.
(sekolah), akan tetapi dengan konsep ini
Oleh karena itu, dalam pendidikan anak menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat
pun, umat Islam dituntuuntuk memilih sangat dibutuhkan serta keberadaanya sangat
lingkungn yang mendukung pendidian anak berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidik-
dan menghindari masyarakat yang buruk. an di suatu lembaga pendidikan formal.
Sebab, ketika anak atau peserta didik berada 2. Keluarga adalah Fondasi Masyarakat
di lingkungan masyarakat yang kurang baik, Keluarga menurut pengertian yang umum
maka perkembangan kepribadian anak adalah satuan kekerabatan yang sangat
tersebut akan bermasalah. Dalam kaitanya mendasar di masyarakat yang terdiri atas
dengan lingkungan keluarga, orang tua ibu, bapak dan anak sedangkan menurut
harus memilih lingkungan masyarakat yang Hasan Ayub menjelaskan bahwa keluarga
sehat dan cocoksebagai tempat tinggal adalah suatu kumpulan manusia dalam
orang tua beserta anaknya. Begitu pula kelompok kecil yang terdiri atas suami,
sekolah atau madrasah sebagai lembaga istri, dan anak-anak. Kumpulan dari
pendidikan formal, juga perlu memilih beberapa keluarga disebut masyarakat.
lingkungan yang mendukung dari Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
masyarakat setempat dan memungkinkan keluarga merupakan organisasi terkecil dari
terselenggaranya pendidikan tersebut secara suatu masyarakat, masyarakat terus
sehat, kuntinyu serta, sesuai harapan berkembang baik secara horizontal
masyarakat dalam membentuk generasi maupun vertical menjadi suku dan atau
penerus yang mampu mengayomi bangsa.
masyarakat tersebut baik secara sosial Proses lahirnya sebuah rumah tangga
kultural maupun secara edukatif atau keluarga dimulai dari hasrat dan
dan keinginan individu untuk menyatu dengan
individu lainnya. Hasrat itu merupakan
relegius. fitrah yang dibawa sejak individu itu lahir,
Berpijak dari tanggung jawab menurut Soerjono Soekanto hasrat manusia
tersebut, maka dalam masyarakat yang baik sejak dilahirkan adalah: Pertama, menjadi
bisa melahirkan berbagai bentuk satu dengan manusia yang lainnya. Kedua,
pendidikan kemasyarakatan, seperti masjid, menjadi satu dengan suasana alam
surau, Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA). sekelilingnya. Oleh karena itu terbentuknya
Wiridan remaja, kursus-kursus keislaman, sebuah keluarga diawali dengan proses
pembinaan rohani, dan sebagainya. Hal ini memilih yang dilakukan oleh individu yang
menunjukkan bahwa masyarakat telah berlainan jenis klamin, lalu melamar dan
memberikan kontribusi dalam pendidikan diakhiri dengan perkawinan.
yang ada di sekitarnya. Dalam memilih calon pasangan
hidup berkeluarga, nabi Muhammad SAW
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
telah menentukan beberapa kriteria generasi berikutnya. Dia bertindak sebagai
dasar...
seseorang untuk dapat dinikahi, locus bagi pengembangan makna kepercaya-
diantaranya tidak ada pertalian darah, balig an, otoritas, an tanggung jawab. Singkatnya
dan beraqal, dan berkemampuan baik keluerga atau yang biasa di sebut rumah
material maupun immaterial. Untuk tangga seringkali di ambil sebagai suatu
penjelasan lebih lanjut tentang syarat-syarat mikrokosmos tentang tatanan moral yang
perkawinan dan sebagainya dapat dilihat diinginkan, “ketika suami istri mulai hidup
dalam Undang- Undang Republik
bersama sebagai sebuah keluarga, pada
Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang
kenyataannya mereka meletakkan dasar-
perkawinan pada bab 1 sampai bab 7
dasar kebudayaan dan peradaban” (al
sealinnya itu nabi Muhammad juga
menyebutkan dalam haditsnya yang Mauhudi 1982). Oleh karena itu perjuangan
artinya: “Seorang wanita dinikahi karena atas makna dan sentralitas keluarga tak
empata hal: karena kecantikannya; karena terhindarkan lagi. Dalam organisasi terkecil
keturunannya; karena harta kekayaanya; yang membentuk bangsa ini terdapat
dank arena agamanya. Jika kamu ingin berbagai instrument. Insrumen-instrumen itu
selamat maka pilihlah yang kuat harus harus berfungsi secara sistemik dan
agamanya. (Ibnu Hajar al- Atsqalani) organic, baik yang menyangkut maupun
kewajiban, guna menopang laju dan
Kriteria diatas merupakan rambu-
berkembangnya organisasi terrkecil tersebut.
rambu yang harus diperhatikan sebelum
Jika instrumen- instrumen itu tidak berjalan
seseorang melamar calon pasangan hidup-
sebagaimana mestinya, perjalanan keluarga
nya, karena ia merupakan proses awal
akan mengalami goncangan yang bisa
memasuki kehidupan berkeluarga.
mempe- ngaruhi keajegan masyarakat dan
Tuntunan tentang khitbah selain tertera
bangsa.
dalam sunnah, juga disitir dalam Alquran
(al Baqarah: 235). Khitbah pada dasarnya Oleh karena itu, setiap anggot yang terlibat
merupakan tuntunan agar kita dapat didalamnaya yaitu suami, istri dan anak
membangun sebuah keluarga yang harus mengetahui dan menjalankan hak dan
tenteram, baik dan lancer yang pada kewajiban mereka masing-masing secara
gilirannya tercipta keluarga sejahtera fungsional. Dilihat dari segi ini keluarga
seutuhnya yang islami. Oleh karena itu, berperan sebagai tiang dan penyangga
islam menempatkan keluarga sebagai satu masyarakat yang menentukan arah dan
kesatuan yang utuh yang para anggotanya gerak laju bangsa menuju kehidupan
secara simultan bekerjasama. sejahtera yang diridhai Allah SWT, Negara
yang baik dibawah naungan ampunan
Masyarakat di seluruh dunia
memandang keluarga dengan signifikansi Tuhan.
sakral, dan menjadikannya sebagai dasar Hasan Ayub menerangkan bahwa
bagi hubungan interpersonal lainnya, kehidupan keluarga suami istri dilandasi
termasuk kewajiban komunitas dan politik. dengan sifat saling membutuhkan, hubungan
Keluarga merupakan satuan dasar bagi prasaan, dan saling memberi perhatian.
ketaatan ritual maupun sebagai tempat Mengenai saling membutuhakan alQuran
menjelaskan bahwa wanita merupakan bagian
berpengaruh bagi pendidikan agama dan dari laki-laki. Oleh karana itu keduanya tidak
sekular dan bagi penyaluran pengetahuan bisa hidup sendiri-sendiri. (QS, al A’raf: 189
agama dan duniawi dari satu generasi ke dan al Baqarah:187)

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [


Surawardi, Dasar-
Arti dan maksud dari kata nafs melarang berbuat mungkar,
dasar... berlaku adil
wahidah dalam surat yang disebut pertama, memberikan mas kawin dan nafkah kepada
adalah Nabi Adam a.s; dan libas dalam strinya, memberikan nafkah dan pendidikan
surat yang disebut kedua, arti asalnya kepada anaknya, tidak menyakiti istri dan
pakaian yang kemudian beralih ke arti menjaga prasaannya, serta mengatasi
penyatuan hubungan suami istri. Libas perseloisihan dengan arif.
dalam pengertian pertama berfungsi Banyak ayat-ayat Alquran dan hadits yang
sebagai penutup yang sapat dipergunakan menopang hak dan kewajiban suami atas
oleh suami istri untuk saling menutupi istri. Misalnya, surat al Nisa’ ayat 19 dan
kelemahan pasangannya. Adapun libas al Baqarah ayat 229 mengharuskan suami
dalam dalam pengertian kedua menggauli istrinya dengan baik, surat
menunjukkan menyatunya suami istri baik Taha ayat 132 menerangkan agar suami
alam proses awal penciptaan manusia menyuruh anggota keluarganya
maupun dalam keluarga. mendirikan shalat, surat al Tahrim ayat 6
Sifat hubungan perasaan antara memerintahkan para suami menjaga
suami istrri digambarkan alquran (surat al- keluarganya dari api neraka; surat al Nisa’
Rum ayat 21). Perasaan yang dimaksud ayat 4 dan 20 yang menuntut suami
dalam ayat itu adalah perasaan tenang dan memberikan mas kawin dan nafkah pada
tenteram yang terlahir dari cinta kasih istrinya; dan surat al Nisa’ ayat 34, 35, dan
antara pasangan suami istri yang mendapat 128 menjelaskan cara penyelesaian
rahmat Allah. Cinta kasih akan muncul jika sengketa suami istri.
keduanya cocok atau serasi dalam banyak Dalam sebuah hadits yang dikutip oleh
hakl. Oleh karena itu, dalam Islam Hasan ayyub diterangkan bahewa nabi
diperkenalkan teori kafa’ah (sebanding Muhammad SAW pernah ditanya tentang
atau serasi). Menurut teori ini, ketika hak istri atau suami atau kewajiban suami
memilih dan menetukan calon pasangan atas istri. Nabi menyatakan bahwa suami
hidup, hendaklah kita memperhatikan hendaklah memberi makan istrinya seperti
unsure keserasian, baik yang menyangkut yang ia makan, memberinya pakaian
keturunan, penampilan, tingkat pendidikan, seperti yang ia pakai, tidak menghina
maupun kekayaan terutama agama. wajah istrinya, dan tidak memukul istri
Keserasian sebagai salah satu syarat kecuali pukulan yang ringan dan terpaksa
lahirnya kasih sayang dan ketentraman untuk mendidik (ta’dib).
dalam keluarga diketahui melalui proses
pengenalan calon pasangan hidup. Alquran Seperti halnya suami, istripun
menggambarkan pentingkan proses ini, mempunyai kewajiban dalam keluarga.
seperti disebutkan dalam surat al Hujurat: Kewajibannya mencakup 2 hal: Pertama,
13. kewajiban terhadap suami. Kedua,
kewajiban terhadap anak, terhadap suami,
Suami istri tidak bisa lepas dari sifat istri berkewajiban menghormati dan
saling memberi perhatian. Sebagai mengakui kedudukan suami, taat dan
manusia, baik istri maupun suami, melayani suami dengan baik, (QS al Nisa’:
ditempatkan oleh islam dalam kedudukan 34,), berhias untuk suami sebagaimana
yang sama. Perbedaan antara keduanya disebutkan dalam hadits riwayat muslim (I,
hanya dalam hal-hal tertentu saja. Dalam
kebersamaan kedudukan dalam keluarga, e. th: 625) yang menyatakan bahwa nabi
keduanya saling memberi perhatian yang Muhammad SAW bersabda: “Dunia
terwujud dalam hak dan kewajiban. adalah hiasan dan sebaik-baiknya hiasan
Adapun hak dan kewajiban suami adalah wanita yang shaleh”.
dalam keluarga adalah menggauli istri
dangan baik, mengajarkan ilmu-ilmu agama Kewajiban istri (ibu) yang paling uatama
kepada istri dan anaknya, memerintahkan terhadap anak ialah mengasuh dan
istri dan anaknya berbuat baik dan mendidik. Selain itu, adajuga kewajiban
lain dari seorang isteri yang melekat secara
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
bersama dengan suami (bapak), yaitu masyarakat berdasarkan
dasar... ciri-ciri
kewajiban orang tua kepada anaknya. tertentu. Endang Saefuddin Anshari
Diantara kewajiban orang tua terhadap dengan mempergunakan paradigma
anaknya adalah pertama, memberi nama Alqur- an, mengelompokkan
yang baik, mencukurinya, dan masyarakat menjadi
melaksanakan aqiqah. Dalam sebuah 10 macam yaitu: Masyarakat muttaqun,
hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Masyarakat mukmin, Masyarakat Muslim,
empat imam hadits serta dishahihkan oleh Masyarakat muhsin, Masyarakat kafir,
al Titmidi dijelaskan bahwa pada hari Masyarakat musyrik, Masyarakat munafik,
ketujuh kelahiran seorang anak, orang tua Masyarakat fasik, Masyarakat zalim dan
disunnatkan menyembeleh kambing dua Masyarakat Mutraf.
ekor bagi laki-laki dan satu ekor bagi
perempuan kemudian mencukurnya dan Sebagai masyarakat etika religius
memberinya nama. (Hajar al Asqalani, kelompok masyarakat pertama, kedua,
t.th: 282-3). Kedua, memberi nafkah. ketiga, dan keempat mendasarkan hidupnya
Ketiga, mengasuh dan mendidik. Keempat atas idealisme etika teosentris yang
memberi kasih sayang. Kelima, bersikap bertopang pada kecintaan kepada Tuhan
adil. Keenam memberi teladan yang baik. yang dicerminkan dengan kecintaan
terhadap sesama dan rasa takut kepada
Ada beberapa kata dalam alquran Tuhan yang dicerminkan dalam rasa takut
yang menunjuk pada pengertian pada pengadilan-Nya.
masyarakat, kata-kata itu ialah ummah,
qawm, syu’ub, dan qaba’il. Disamping itu Lebih jauh lagi dalam tataran operasional
Alquran pun memperkenalkan masyarakat dasar etika ekonomi adalah kesejahteraan
dengan sifat- sifat tertentu. Ummah yang masyarakat, dasar etika politik mereka
dalam bahasa Indonesia ditulis umat, adalah menghilangkan ketakutan,
menurut Anton M. Moeliono ialah para keresahan, dan penderitaan, dasar etik
penganut suatu agama atau bisa juga hukum meraka adalah keadilan. Dengan
diartikan makhluk manusia. Dalam demikian, suasana religius yang dihiasi
terminology yang lain, umat terkadang moral agama akan senantiasa mewarnai
diartikan bangsa atau Negara. Oleh karena sikap dan pandangan hidup masyarakat
itu, sesuai pengertian yang dimaksud, yang terlihat dari perilaku dan kegiatan
umat hanya sesuai untuk dikenakan pada mereka sehari-hari.
ummat manusia. Konsep masyarakat ideal menurut
Berbeda dengan pengertian pendidikan Islam ialah masyarakat sejahtera
diatas umat menurut al Quran tidak seutuhnya. Ia bisa dimulai dari penataan dan
terbatas pada kelompok manusia, pembinaan keluarga melalui pendekatan
pengertian umat itu mencakup juga nilai-nilai islam yang secara terus menerus
kelompok binatang. Oleh karena itu diterapkan dalam kehidupan keluarga.
kelompok binatang pun dapat Keberhasilan suatu keluarga dalam
dikatakan umat. Dasamping itu menerapgunakan konsep ideal akan
dalam hadits riwayat muslim- Abu melahirkan masyarakat ideal, seperti yang
Daud dan Tirmidi - seperti dikutip digambarkan terdahulu. Oleh karena itu tidak
oleh M. Qurai Shihab Nabi berlebihan jika dikatakan bahwa keluarga
menerangkan bahwa kelompok merupakan fondasi masyarakat.
burung, semut, dan anjing termasuk 3. Hubungan antara Individu, Keluarga,
umat seperti halnya manusia.
Lembaga pendidikan, Masjid dan
Pengertian umat yang digunakan
Masyarakat
dalam bahasan ini ialah umat
Di dalam Islam manusia adalah sentral
manusia bukan umat binatang.
ajarannya, baik dalam hubungannya dengan
Sebagian para ahli telah Tuhan, hubungan antar individu, sesama
mencoba mengklarifikasi manusia maupun antara manusia dan alam.

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [


Surawardi, Dasar-
Yang paling kompleks adalah yang kedua, lingkungan. Faktordasar... inilah yang
yaitu hubungan antar sesama manusia. mempengaruhi manusia dalam berinteraksi
Hubungan manusia dengan Tuhannya adalah dengannya semenjak ia menjadi embrio
hubungan antara si makhluk dengan hingga akhir hayat. Kemudian, lingkungan
khaliknya. Jelas ada subordinasi, si makhluk yang nyaman dan mendukung bagi
tunduk dan patuh terhadap sang Khalik. terselenggaranya suatu pendidikan sangat
Hubungan antara manusia dengan alam dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap
(hewan, tumbuh- tumbuhan, bumi, laut, dan pencapaian tujuan pendidikan yang
lainnya) adalah hubungan antara penerima diinginkan.
amanat sebagai pengelola dengan penerima Demikian pula dalam sistem
amanat sebagai yang dikelola: subyek dan pendidikan Islam, lingkungan harus
obyek. Sedangkan untuk hubungan antar diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan
manusia dengan manusia tidak sama dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
kedua bentuk hubungan itu. Untuk itu, Islam Meskipun lingkungan tidak bertanggung
mengajarkan konsep-konsep mengenai jawab terhadap kedewasaan anak didik,
kedudukan, hak, dan kewajiban serta namun lingkungan merupakan faktor yang
tanggung jawab manusia. Tanggung jawab sangat menentukan dan pengaruhnya sangat
tersebut bisa berupa tanggung jawab besar terhadap anak didik. Sebab,
individu, tanggung jawab keluarga bagaimanapun seorang anak tinggal dalam
kemudian berkembang menjadi tanggung suatu lingkungan, disadari atau tidak,
jawab kelembagaan, kemasyarakatan dan lingkungan tersebut akan mempengaruhi
sebagainya. Akibat dari apa yang dilakukan anak tersebut.
oleh setiap manusia sebagai bukan saja
mempunyai nilai dan konsekuensi di dunia Hal ini sesuai dengan sabda
namun sekaligus juga di akhirat. Rasulullah SAW. dari riwayat Abu
Konsep pertanggung jawaban di Hurairah: “Setiap anak dilahirkan dalam
akhirat ini merupakan ciri khas konsep keadaan ‘fitrah’. Namun, kedua orang
agama. Karena bagaimanapun canggih tuanya (mewakili lingkungan) mungkin
administrasi, tidak akan pernah terjadi dapat menjadikannya beragama Yahudi,
tuntutan tanggung jawab di akhirat. Nasrani, atau Majusi.” (Muslim, t.th: 2047)
Apapun yang telah dikerjakan, sebagai hal
yang baik atau buruk, akan diketahui di Hal ini menunjukkan bahwa Islam
akhirat kelak, akan dipertanggung mengakui potensi lingkungan sosial
jawabkan. Jika hal itu baik, maka pahala termasuk masyarakat dan kelembagaan
yang akan menjadi imbalannya, sedangkan pendidikan yang terdapat pada masyarakat
jika hal itu buruk, maka akan ada tuntutan yang pengaruhnya dapat sangat kuat
pertanggung jawabannya atas perbuatan sehingga sangat mungkin dapat
buruknya itu. mengalahkan fitrah. Sedangkan menurut
Manusia adalah “makhluk sosial”. Hal ini para ahli mengatakan bahwa manusia lahir
sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang ke dunia, dalam suatu lingkungan dengan
menjelaskan tentang hal tersebut. Khalaqa pembawaan tertentu. Pembawaan yang
al-insaana min ‘alaq bukan hanya diartikan potensial tersebut itu tidak spesifik
sebagai “menciptakan manusia dari segum- melainkan bersifat umum dan dapat
pal darah” atau “sesuatu yang berdempet di berkembang menjadi bermacam-macam
dinding rahim”, akan tetapi juga dapat kenyataan akibat interaksi dengan
dipahami sebagai “diciptakan dinding lingkungan. Pembawaan menentukan batas-
dalam keadaan selalu bergantung kepada batas kemungkinan yang dicapai oleh
pihak lain atau tidak dapat hidup sendiri”. seseorang, akan tetapi lingkungan akan
Dari hal itu dapat dipahami bahwa manusia menentukan menjadi seseorang individu.
dengan seluruh perwatakan dan dalam kenyataan. Tentang fungsi
pertumbuhannya adalah hasil pencapaian pembawaan dan lingkungan.
dua faktor, yaitu faktor warisan dan faktor
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
Henry E.Garret mengatakan yang sekolah akan sangat dasar...
berpengaruh terhadap
dikutip Hasan Basri sebagai berikut: “it perkembangan karakter anak. Kemudian
appears to be true that heredity yang terpenting dari lingkungan sekolah ini
determines what man can do, environment dalam pandangan Islam adalah adanya figur
what he does do within the limits imposed pendidik yang bisa digugu dan ditiru yakni
by heredity”(Hasan Basri, 2008: 28) yang satunya kata dengan perbuatan. Perkataan
artinya: “itu muncul untuk menjadi benar semestinya berbanding lurus dengan
bahwa keturunan menentukan apa yang perbuatan. (Al-Abrasyi, t.th: 90)
manusia dapat melakukan, lingkungan apa Anak yang menerima teori pelajaran
yang ia di dalam batas-batas memaksakan tentang akhlak yang santun, pendidikan
disebabkan oleh keturunan”. Jelaslah Islam, terkadang mengalami kebingungan
pembawaan dan lingkungan bukanlah hal jika melihat fenomena yang tidak selaras
yang bertentangan melainkan saling dengan pelajaran yang diterima, seperti
membutuhkan. Lingkungan yang buruk halnya para pendidik yang hanya
dapat merintangi pembawaan yang baik, menyampaikan ajaran Islam secara teori
tetapi lingkungan yang baik tidak dapat tetapi tidak diselaraskan dengan praktik
menjadi pengganti sesuatu pembawaan perbuatan sehari-hari, tidak hanya terjadi di
yang baik. Daerah yang penuh kejahatan sekolah tetapi juga di jalan umum, pasar, dan
dan kesempatan latihan yang kurang, akan tempat yang lain, fenomena seperti ini,
menimbulkan kebiasaan-kebiasaan yang mengakibatkan kesan tidak baik terhadap
buruk dan akan membatasi prestasi ajaran Islam, dan umat muslim semakin
seseorang yang memiliki kemampuan. enggan melaksanakan ajaran Islam dalam
Begitu juga lingkungan yang baik tidak kehidupan sehari-hari.
dapat menjadikan orang-orang yang lemah
pikiran menjadi orang yang pandai atau Sebagai makhluk sosial, sejak dini
orang yang tidak berbakat menjadi memang sebaiknya anak dikenalkan pada
berbakat, walaupun diakui dan tidak lingkungan masyarakat. Karakter tiap-tiap
diragukan lagi bahwa lingkungan yang kelompok masyarakat itu sendiri berbeda-
baik, latihan-latihan yang baik akan beda, pasti ada yang baik dan ada juga yang
membantu memperbaiki tingkahlaku dan buruk. Karena anak tidak mampu
mendapat tempat di masyarakat. membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, maka tugas orang tua yang
Lingkungan sangat berpengaruh bagi mengarahkan dan mendidiknya. Artinya,
perkembangan karakter anak. Bila anak
orang tua harus tahu benar apakah
berada pada lingkungan yang baik, maka lingkungan tempat anak bergaul benar-benar
akan dapat memberikan pengaruh yang steril untuk perkembangan karakternya atau
baik pula bagi perkembangan karakter tidak.
anak. Sebagai orang tua harus jeli dan
pintar- pintar memilih lingkungan yang Dalam proses perkembangan anak,
baik bagi anak, karena akan akan lingkungan merupakan faktor yang sangat
menentukan perkembangan karakter anak. penting setelah pembawaan. Tanpa adanya
Lingkungan ini dimisalkan seperti dukungan dari faktor lingkungan maka
lingkungan tempat tinggal, lingkungan proses perkembangan dalam mewujudkan
bermain, ataupun lingkungan sekolah potensi pembawaan menjadi kemampuan
anak. nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu
fungsi atau peranan lingkungan ini dalam
Lingkungan sekolah seperti lingku- proses perkembangan dapat dikatakan
ngan masyarakat, lingkungan sekolah sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan
merupakan lingkungan kedua setelah memengaruhi perwujudan suatu potensi
keluarga, tentu saja jika anak sudah pada secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh
masa sekolah. Oleh karena itu, orang tua lingkungan dalam hal ini dapat bersifat
harus benar-benar jeli dalam memilih positif yang berarti pengaruhnya baik dan
tempat sekolah untuk anak, jangan gegabah sangat menunjang perkembangan suatu
atau asal-asalan. Bagaimanapun, lingkungan
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh dalamnya untuk selalu dasar...menyebut atau
lingkungan itu tidak baik dan akan berdzikir akan namaNya yang agung
menghambat/merusak perkembangan. Oleh sepanjang waktu. Dalam hadis juga
karena itu, sudah menjadi tugas utama
disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
seorang pendidik harus menciptakan atau
menyediakan lingkungan yang positif agar “Tidaklah berkumpul sejumlah orang
dapat menunjang perkembangan anak dan dalam salah satu rumah Allah untuk
berusaha mengawasi dan menghindarkan membaca al- Quran dan mempelajarinya
pengaruh faktor lingkungan yang negatif antar mereka, kecuali turun atas
yang dapat menghambat dan merusak mereka sakinah/ ketenangan,
perkembangan anak. rahmatpun meliputi mereka, dan Allah
Lingkungan masyarakat dapat menyebut-nyebut mereka di sisiNya
berpe- ran membentuk karakter anak. (HR. Muslim melalui Abu Hurairah) Tuhan
Misalnya lingkungan tempat tinggal di menunjukkan dimana tempat penggosokan
sekitar lingkungan yang dekat dengan intan jiwa, ialah dirumah- rumah suci
masjid, anak- anak yang tinggal disana
tempat menyembah Allah, di masjid tempat
cenderung lebih giat ke masjid, mengikuti
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di menjunjung tinggi namaNya dan
masjid, seperti shalat, atau belajar membaca mengingat-Nya, baik denganhati
al-Qur’an, lingkungan seperti ini akan ataupun dengan lidah.
membentuk karakter anak menjadi shaleh, Bersembahyang, bertasbih menjunjung
dan terbiasa melaksanakan kewajiban tinggi kesucianNya di waktu pagi dan di
sebagai muslim, disisi lain, anak akan petang hari. Pada waktu melatih jiwa
belajar memahami ukhuwah Islamiyah
mendekati Tuhan dengan
yang terjalin dari setiap pertemuan di
masjid untuk shalat berjamaah, oleh karena melakukan shalat itu, bebaskan jiwa dan
itu, lingkungan seperti ini dapat lepaskan diri dari pengaruh benda,
menciptakan suasana kehidupan yang pangkat kebesaran dan kekayaan, jual beli
dinamis, agamis, harmonis serta dan untung rugi demikian tersebut dalam
menyenangkan hati masyarakat yang ayat
tinggal di lingkungan tersebut, anak-anak
pun terbentuk karakter yang sopan santun, 37. Sehingga walaupun berniaga berjual
beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi beli, dia laksanakan hanyalah karena
manusia yang berjiwa sosial. termasuk dzikir kepada Allah, karena
Tuhan yang memerintahkan. (Hamka,
Senada dengan masalah ini, 1988: 199)
selanjutnya dapat ditelisik ayat lain dalam
al-Quran yang berbunyi: “Bertasbih Pada ayat berikutnya juga digambar-
kepada Allah di masjid-masjid yang telah kan bahwa di dalam rumah Allah tersebut
diperintahkan untuk dimuliakan dan terdapat Rijal (baik lelaki maupun
disebut nama-Nya di dalamnya, pada perempuan) yang memiliki keteguhan hati
waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki sehingga mereka tidak lalai dan lengah dari
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan menunaikan hak Allah dalam shalat, dan
tidak oleh jual beli dari mengingati Allah, dari menunaikan hak para hamba dalam
dan mendirikan sembahyang, dan zakat. Telah jelas akan ayat dan hadis di
membayarkan zakat. Mereka takut kepada atas bahwa lingkungan sekolah yang bisa
suatu hari yang hati dan penglihatan kita umpamakan rumah Allah atau masjid
menjadi goncang. (QS an-Nur: 36- 37) pada zaman itu yaitu suatu tempat yang di
dalamnya selalu digaungkan dengan
Maksud dari kata buyut ialah untaian-untaian dzikir
rumah- rumah ibadah, seperti masjid yang
kepada Allah Swt, dan disana pula terdapat
telah diizinkan atau
sekelompok orang yang tak pernah lalai
diperbolehkan dan diperintahkan di akan kewajibannya
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
sebagai hamba Allah Swt. Berkenaan yang memasuki masjiddasar...
tanpa melakukan itu
dengan ini, Ahmad Sjalabi (1987: 93-94) semua, sesungguhnya itu seperti melihat
dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, pada apa yang bukan miliknya”
menjelaskan antara lain: “Sejarah
Tanggung jawab pendidikan pada
Pendidi- kan Islam amat erat pertaliannya
hakekatnya merupakan tanggung jawab
dengan masjid, karena itu apabila kita
moral dan setiap orang dewasa baik secara
membicarakan masjid adalah berarti
perorangan maupun kelompok sosial. Semua
bahwa kita membicarakan suatu lembaga
anggota masyarakat memikul tanggung
yang dipandang sebagai tempat yang
jawab memerintahkan yang ma’ruf dan
asasi untuk menyiarkan ilmu pengetahuan
mencegah dari yang munkar. Sebagaimana
dan kebuda- yaan Islam. Lingkaran-
Firman Allah SWT: “Kamu adalah umat
lingkaran pelajaran telah diadakan di
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
masjid semenjak masjid didirikan dan
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
keadaan kini berjalan terus sepanjang
mencegah dari yang munkar, dan beriman
tahun dengan tidak putus- putusnya di
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman,
seluruh negeri Islam.”
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
Fungsi masjid menurut paham antara mereka ada yang beriman, dan
kaum muslimin di masa-masa permulaan kebanyakan mereka adalah orang-orang
Islam adalah amat luas. Mereka telah yang fasik.” (Ali Imran (3):110)
menjadikan masjid untuk tempat beribadat,
Adanya kerjasama yang kondusif
memberi pelajaran, tempat peradilan,
antara pendidikan keluarga, sekolah dan
tentara berkumpul, dan menerima duta-duta masyarakat, akan terwujud kontrol
dari luar negeri. Di antara yang mendorong pendidikan yang baik. Inilah yang akan
mereka untuk mendirikan masjid ialah
menghasilkan siswa dan siswi yang
keyakinan bahwa rumah mereka tak cukup berakhlakul karimah, yang nantinya selain
luas untuk beribadat bersama dan membanggakan orang tua dan guru, juga
mengadakan suatu majelis. Hal ini sejalan masyarakat sebagai pemakai hasil pendidik-
dengan ayat al-Quran: Janganlah kamu an. Dengan demikian jelaslah bahwa
bersembahyang dalam mesjid itu selama- tanggung jawab dalam Islam bersifat
lamanya. Sesungguh-nya mesjid yang perorangan dan sosial. Selanjutnya siapa
didirikan atas dasar taqwa, sejak hari yang memiliki syarat-syarat tanggung jawab
ini tidak hanya bertanggung jawab terhadap
pertama adalah lebih patut kamu sholat di perbuatanya dan perbaikan dirinya tetapi juga
dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada bertanggung jawab terhadap perbuatan
orang-orang yang ingin membersihkan orang-orang yang berada di bawah perintah,
diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai pengawasan tanggunganya, dan perbaikan
orang- orang yang bersih. (QS. at-Taubah: masyarakat.
108) Pada aspek sekolah dan masyarakat
Berikut ini hadis juga dijelaskan ini, Dewey mengatakan: “The school is a
tentang fadhilah menfungsikan masjid microsoms of the laeger society” (George R.
sebagai tempat untuk mendirikan majelis- Knight, 1982: 82), sementara al Abrasy
majelis keilmuan: “Barang siapa menyebutkan hubungan antara madrasah
memasuki masjid ini untuk menuntut ilmu dengan masyarakat dengan Ungkapan “al
tentang kebaikan atau mengajarkannya, Madrasah Mujtami’u shagiirun” (al-
sesungguh- nya dia seperti orang yang Abrasyi: 100), dimana keduanya berarti;
berjihad di jalan Allah, dan barang siapa sekolah merupakan masyarakat dalam bentuk
kecil.
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [
Surawardi, Dasar-
dasar...
B. SIMPULAN
Konsep masyarakat ideal menurut
pendidikan Islam ialah masyarakat sejahtera
seutuhnya. Ia bisa dimulai dari penataan dan
pembinaan keluarga melalui pendekatan
nilai-nilai Islam yang secara terus menerus
diterapkan dalam kehidupan keluarga.
Keberhasilan suatu kelurga dalam
menerap gunakan konsep ideal akan
melahirkan masyarakat ideal, seperti yang
digambarkan terdahulu. Oleh karena itu

tidak berlebihan jika dikatakan bahwa


keluarga merupakan fondasi masyarakat.

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [


Surawardi, Dasar-
dasar...

V. DAFTAR PUSTAKA

Abudinata, 1997. Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat: Logos

Wacana Ilmu. Al Abrasy, tth.. Ruhu al-Tarbiyah wa al Ta’lim,

Mesir: Isa Babi al Halabi.

Al Rasyidin, 2009. Percikan Pemikiran Pendidikan, Bandung: Citapustaka

Media Perintis. Al-Attas, M. Naqui, tth, Konsep Pendidikan dalam Islam, terj.

Haidar Bagir, Bandung: Mizan. Ali, Heri Noer, dkk., 1989. Manusia dan

Pendidikan, Jakarta: Pustaka al Husna.

An Naisaburi, Imam Abi Husain bin Hajjaj Qusairi, tth.. Shahih Muslim, Juz IV Beirut:
Dar Al- Fikr.

Angeles, Peter A., tth.. A Dictionary of Philosophy, London: Harper & Row,

Publisher. Arifin, Muzayyim, tth.. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi

Aksara.

Assegaff, Abd. Rahman, 2011. Filsafat pendidikan Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

, 2004. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Yogyakarta:

al Ruzz. Basri, Hasan, 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka

Setia.

Daradjat, Zakiyah, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [


Surawardi, Dasar-
Dewey, John, tth.. Philosophy of Education ( Problem of Men), dasar...
New Jersey:
Lettlefield, Adams &Co Peterson.
Djatmiko, Rachmat, 1985. Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia). Surabaya:

Pustaka Islam. Hamka, tth.. Filsafat Hidup, Jakarta: Pustaka Panji Mas.

Hidayatullah, Ahmad Syas, 2008. At Tarbiyatu al Ilmiyyah li Thifli Darussalam:

Kairo, Mesir. Irfan, Mohammad., H.S., Mastuki, 2000. Teologi Pendidikan. Friska

Agung Insani.

Jalaluddin, dan Idi, Abdullah, 1997. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan
Pendidikan.
Jakarta Selatan: Gaya Media Pratama Jakarta.

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [


Surawardi, Dasar-
dasar...

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [


Surawardi, Dasar-
dasar...

Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [

Anda mungkin juga menyukai