Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

SISTEM INDERA

Sistem Indra Pada Hewan

1. Indera Mamalia

Masing-masing alat indra tersebut juga berkembang dan berfungsi dengan baik.
Beberapa jenis mamalia, bahkan memiliki alat indra dengan kepekaan yang sangat
kuat terhadap rangsangan. Kucing memiliki tiga macam indra istimewa, yaitu indra
penglihat, pendengar, dan peraba. Pendengaran kucing sangat tajam karena daun
telinganya mampu menangkap getaran bunyi sebanyak-banyaknya. Kucing juga
memiliki kumis yang panjang dan kaku sebagai indra peraba yang sangat peka.
Anjing memiliki indra pencium dan pendengar yang sangat baik. Beberapa jenis
mamalia memiliki indra yang sangat peka. Indra kucing yang sangat peka ialah indra
peraba, penglihat, dan pendengar Indra anjing yang sangat peka ialah indra pencium
dan pendengar Indra kelelawar yang sangat peka ialah indra pendengar.

2. Indera pada Burung

Indra penglihat dan indra keseimbangan burung berkembang dengan baik. Kedua
macam indra tersebut memungkinkan burung dapat terbang lurus, menukik, atau
membelok dengan cepat. Indra keseimbangan burung terletak di dalam rongga telinga
dan berhubungan dengan otak kecil. Pada umumnya burung lebih mengandalkan
indra penglihat untuk mencari makan karena indra pencium tidak berkembang dengan
baik. Akan tetapi, burung kiwi merupakan pengecualian. Indra penglihat burung kiwi
kurang berkembang dengan baik, tetapi indra pencium yang berupa lubang hidung di
ujung paruhnya berkembang dengan baik dan digunakan untuk mencium bau
makanan yang terdapat di dalam tanah. Keunggulan mata burung hantu ialah memiliki
pandangan binokuler yang dapat memperkirakan jarak dan lebih banyak memiliki sel-
sel batang sehingga dapat tetap melihat dalam keadaan sedikit cahaya.

3. Indera pada Reptilia

Indra pada reptilia yang berkembang dengan baik adalah indra pencium. Kadal,
komodo, dan ular memiliki indra pencium yang disebut organ Jacobson. Indra
tersebut terletak di langit-langit rongga mulut. Kadal, ular, dan komodo sering
menjulurkan lidahnya untuk mencium bau mangsa dengan cara mengambil bau yang
telah ditinggalkan mangsanya di udara dan di tanah. Lidah itu kemudian ditarik dan
ditempelkan pada organ Jacobson untuk menyampaikan bau. Sebagai pemakan
bangkai, kornodo memiliki indra pencium yang sangat tajam. Hewan ini dapat
mencium darah segar dari jarak empat kilometer.

4. Indera pada Amfibi

Pada amfibi, misalnya katak, indra yang berkembang dengan cukup baik ialah indra
penglihat dan pendengar. Mata katak berbentuk bulat serta dilindungi oleh kelopak
mata atas dan bawah. Bagian sebelah dalam mata terdapat membran niktitans, yaitu
suatu selaput tipis yang tembus cahaya. Membran niktitans berfungsi untuk menjaga
agar komea mata tetap lembap ketika berada di darat dan menghindari gesekan ketika
katak menyelam dalam air. Hal itu merupakan bentuk penyesuaian sifat katak sebagai
hewan amfibi. Lensa mata katak tidak dapat berakomodasi. Oleh karena itu, katak
hanya dapat melihat benda dengan jarak tertentu saja. Indra pendengar katak adalah
teliñga yang terdiri atas telinga luar dan telinga dalam. Telinga luar berupa sepasang
selaput pendengar di sebelah kanan dan kiri kepala. Selaput pendengar berbentuk
segitiga yang melebar di bagian luarnya.

5. Indera pada Pisces

Sistem Indra pada ikan yang berkembang dengan baik adalah indra penglihat,
pencium, dan pendengar. Indra penglihat ikan terletak di kedua sisi kepalanya. Bola
mata ikan tidak dilindungi oleh kelopak, tetapi dilindungi oleh selaput tipis yang
tembus cahaya. Ikan dapat melihat dengan jelas di dalam air karena baik air maupun
kornea ikan membiaskan cahaya pada sudut yang sama. Sel- sel batang menyebabkan
ikan dapat melihat dengan jelas di tempat yang kurang menerima cahaya. Ikan juga
dapat melihat warna walaupun hanya sampai tahap tertentu. Ikan mudah melihat
warna merah dan kuning, tetapi lebih sulit membedakan warna hijau, biru, dan hitam.
Ikan menggunakan indra tersebut untuk mencari makanan, menghindari musuh, dan
menemukan pasangan untuk kawin. Indra pendengar ikan mirip dengan telinga dalam
manusia dan tidak terlihat dari luar karena terletak di dalam tengkorak. Telinga ikan
membantu mendeteksi bunyi, menjaga keseimbangan tubuh ikan, serta membantu
ikan merasakan perubahan kecepatan dan arah sewaktu berenang.

6. Indera pada Serangga


Pada umumnya, serangga memiliki mata majemuk (faset) sebagai indra penglihatnya.
Mata majemuk ini terdiri atas ribuan unit-unit visual atau alat penerima rangsang
cahaya yang disebut omatidium (jamak: omatidia). Tiap-tiap omatidium memiliki satu
lensa yang hanya mampu menerima rangsang cahaya yang jatuh tegak lurus padanya.
Mata majemuk ini memungkinkan serangga untuk melihat objek yang bergerak
dengan cepat. Itulah sebabnya kita sulit menangkap lalat atau serangga yang lain.
Selain mata majemuk, serangga juga memiliki matatunggal yang disebut oselus.

7. Indra pada Cacing

Indra cacing tanah yang berkembang cukup baik adalah indra penerima rangsang
cahaya. Indra tersebut terdapat di seluruh permukaan tubuh dan hanya berfungsi untuk
membedakan gelap dan terang, tidak dapat membedakan warna. Indra penerima
rangsang cahaya pada cacing tanah tersusun oleh sel-sel yang peka cahaya. Sel-sel
tersebut terletak pada permukaan tubuh cacing terutama di bagian punggung (dorsal).

8. Indra pada Protozoa

Pada umumnya, protozoa memiliki kepekaan terhadap rangsangan yang berupa zat
kimia. Hal ini terbukti dan bergeraknya Amoeba sp. apabila menemukan makanan.
Selain itu, Amoeba sp. juga peka terhadap rangsang sentuhan dan cahaya. Sentuhan
dan cahaya yang kuat akan merangsang Amoeba sp. untuk bergerak menjauh.
Euglena sp. yang merupakan hewan bersel satu, berbulu cambuk, dan berkiorofil akan
bergerak ke arah datangnya cahaya. Respon ini penting untuk membantu
berlangsungnya fotosintesis. Akan tetapi, Euglena sp. akan menjauh apabila mendapat
cahaya secara langsung.

Reseptor sebagai Mata Rantai Pertama

Reseptor (alat penerima stimulus) dan efektor (alat penghasil tanggapan). Informasi
dihantarkan ke saraf pusat dalam bentuk potensial aksi melalui neuron sensoris (sensori)
kemudian diterjemahkan oleh otak dan memberikan presensi. Tugas sel reseptor mengubah
energi stimulus menjadi perubahan dan dihantarkan ke saraf pusat yang memiliki 4 fungsi
yaitu

a. Transduksi sensori (pengubahan energi stimulus menjadi perubuahan potensial


membrane sel reseptor).
b. Amplifikasi (penguatab energi stimulus yang terjadi di dalam struktur sensori organ
indra).
c. Transmisi (penghantaran impuls ke sistem saraf pusat pada energi stimulus yang
ditrnasduksi menjadi potensial reseptor.
d. Integrase (pengolahan informasi setelah menerima informasi pertama yang dibantu oleh
adaptasi sesori dan sensitivitas reseptor)

Berdasarkan lokasi sumber stimulus reseptor terbagi menjadi


a. Iteroreseptor (menerima stimulus dari dalam tubuh, ex : pH, suhu, gula darah, dll)
b. Eksteroreseptor (menerima stimulus dari luar tubuh, ex : cahaya dan suara)

Stimulus pada Suatu Reseptor

1. Mekanoreseptor (sensitive terhadap energi mekanik berupa sentuhan, tekanan,


pergerakan, regangan, dan suara). Proses penerimaan rangsang mekanik oleh
mekanoreseptor disebut dengan mekanoresepsi.
2. Kemoreseptor (sensitive terhadap bahan kimia melalui rangsangan bau dan rasa untuk
menemukan pasangan kawin, membantu selama migrasi, dan mengenali daerah
territorial).
3. Termoreseptor (sensitive terhadap panas dan dingin).
4. Fotoreseptor (sensitive terhadap cahaya)
5. Elektroreseptor (resposnsif terhadapmedan listrik)
6. Magnetoreseptor (responsive terhadap medan magnet dengan menggunakn tipr
khusus dari mechanical gating)

Cara Reseptor Mengubah Energi Stimulus Menjadi Energi Sinyal Listrik

Reseptor sensoris memproduksi dua macam potensial membran dalam menanggapi sebuah
stimulus, yaitu potensial generator dan potensial aksi melalui 4 peristowa berikut

1) Perangsangan di reseptor sensoris tepatnya di dalam reseptive field yang akan


bergerak jika mendapatkan rangsangan
2) Tranduksi stimulus oleh reseptor dengan mengubah energi pada stimulus menjadi
potensial membran
3) Transmisi impuls saraf oleh neuron sensori yang mengantarkan impuls dari sistem
saraf tepi ke saraf pusat
4) Integrasi input sensori oleh sinyal reseptor melalui sumasi atau penjumlahan potensial
yang bergradasi.
F. Urutan Penginderaan
Stimulus diterima oleh indera kemudian dibawa ke sistem saraf pusat oleh reseptor
dan di terjemahkan selanjutnya dibawah ke efektor (indera) berupa rangsangan.
Terjadi komunikasi antar sel yang sangat sangat cepat..

Cara Lalat Mengenali Makanan

Lalat memiliki kemoreseptor pada bagian kakinya sebagai organ perasa pada tarsus
dikakinya sehingga lalat dapat mengidentifikasi makanan serta memiliki bulu-bulu halus
yang terdapat pada sekujur tubuhnya yang memungkinkan dapat berperan menjadi vektor
(penular) penyakit.

Prinsip Kerja Sel Rambut

Sel rambut sensitif terhadap perubahan stereosilia. Bila stereosilia condong ke arah
kinocillium, maka terjadi depolarisasi sel rambut. Apabila berlawanan, maka terjadi
hiperpolarisasi. Depolarisasimenghasilkan perubahan yang lebih besar daripada perubahan
yang dihasilkan hiperpolarisasi. Depolarisasi yang mantap akan menghasilkan pembebasan
transmiter oleh sel rambut dan selanjutnya frekuensi yang tinggi membangkitkan saraf eferen.
Sel rambut merupakan sel sensoris yang menghasilkan impuls saraf dalam menanggapi
getaran. Terdapat organ corti sebagai rumah sel sensori pendengaran yang memiliki sel
rambut dalam dan sel rambut luar, sel pendukung, dan syaraf eferen. Sel rambut dalam dan
luar ini berperan pada perubahan energi mekanik mejadi energi listrik. Fungsi sel rambut
dalam sebagai mekanoreseptor utama yang mengirimkan sinyal syaraf ke neuron
pendengaran ganglion spiral dan pusat pendengaran, sedangkan fungsi sel rambut luar adalah
meningkatkan atau mempertajam puncak gelombang berjalan dengan meningkatkan aktivitas
membran basilaris pada frekuensi tertentu.

Perbedaan Proses Fisiologi Pada Fotoreseptor Invertebrate dengan Vertebrata


Sel fotoreseptor berfungsi mengubah cahaya, panas, atau getaran menjadi sinyal listrik
yang dapat dikendalikan oleh sistem saraf. Struktur fotoreseptor bervariasi namun memiliki
prinsip kerja yang sama. Fotoreseptor ada 2 bentuk yaitu bentuk batang dan kerucut.
Fotoreseptor batang sensitive terhadap sel fotoreseptor berfungsi mengubah cahaya, panas,
atau getaran menjadi sinyal listrik yang dapat dikendalikan oleh sistem saraf.

Fotoreseptor paling sederhana dari hewan invertebrata berbentuk mangkuk mata (eye
cup) pada planaria. Pada cacing pipih, fotoreseptor terdapat pada sepasang mata yang
berbentuk mangkuk. Fotoreseptor dapat ditemukan pada mata artropoda (insekta, krustasea,
dan laba-laba), yang memiliki susunan mata majemuk. Pada hewan ini mata tersusun atas
sejumlah unit optik yang lebih kecil yang disebut omatidia.
Fotoreseptor pada hewan vertebrata mempunyai banyak lipatan dan mengandung
pigmen rhodopsin yang berubah jika terkena cahaya. Vertebrata mempunyai sel fotoreseptor
berbentuk kerucut dan batang. Sel kerucut bertanggung jawab pada penglihatan warna dan sel
batang dikhususkan untuk penglihatan akromatik.

Model Aliran Listrik pada Alat Indra

Informasi yang diterima dari lingkungan dibawa ke sistem saraf pusat menggunakan
rangsangan eksteroreseptor yang dikategorikan menjadi 4 yaitu kemoreseptor (mendeteksi
bau dan rasa), mekanoreseptor (mendeteksi tekanan dan sentuhan), elektromagnetik
(mendeteksi cahaya), dan termoreseptor (menandai panas dan dingin). Semua saraf sensorik
membawa informasi berupa impuls listrik dan berupa potensial aksi. Baik saraf optik, cita
rasa, kulit maupun pendengaran semuanya berupa potensial aksi. Sistem saraf pusat harus
mampu membedakan besar dan waktu rangsangan yang terjadi. Signal yang datang berawal
dari depolarisasi reseptor yang disebut potensial generator yang menyebabkan saraf sensorik
terdepolarisasi sehingga dapat mengirim signal listrik ke otak.

Anda mungkin juga menyukai