Anda di halaman 1dari 13

“MEMUDARNYA GOTONG-ROYONG KARENA MUNCULNYA SIFAT

INDIVIDUALISME MASYARAKAT INDONESIA DI ERA GLOBALISASI”

TUGAS AKHIR PANCASILA

DR. AGUSTINUS W.DEWANTARA, S.S., M.HUM.

DISUSUN OLEH:

DIAN NUR HAYATTI (51418016)

MANAJEMEN A

TAHUN AJARAN 2018/2019

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

KOTA MADIUN

Kata Pengantar

1
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
ridhonya sehingga paper saya ini bisa selesai tepat pada waktunya. Terimakasih juga saya
ucapkan kepada dosen pancasila saya DR. AGUSTINUS W.DEWANTARA, S.S., M.HUM.
yang sudah membimbing saya untuk membuat tugas akhir filsafat pancasila ini. Dan teman-
teman semua yang sudah meberikan ide-ide nya kepada saya.

Tugas akhir yang saya buat ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah filsafat
pancasila ajaran tahun 2018/2019. Dalam paper ini membahas tentang pudarnya gotong-
royong dan munculnya individualisme dalam masyarakat era globalisasi ini. Dalam paper
tugas akhir ini saya menjabarkan argumentasi saya mengenai penyebab dan cara mengatasi
gotog-royong yang semakin hilang,serta tidak lupa saya mengartikan makna gotong-royyong
yang sudah saya pelajari selama ini.

Selanjutnya saya sampaikan terimakasih atas perhatianya terhadap paper yang saya
buat ini. Semoga paper tugas akhir saya ini dapat bermanfaat dan menjadikan saya dan
khusunya pembaca lebih meningkatkan sikap gotong-royong sebagai jati diri kita. Yaitu jati
diri bangsa Indonesia.

Akhirnya, terlepas dari semua itu saya sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang sama miliki dalam penyusunan paper tugas akhir ini. Oleh karena itu saya
dengan tangan terbuka menirma saran dan kritik para pemabaca. Jika ada salah kata maupun
penulisan dalam paper ini saya mohon maaf.

Madiun, 11 November 2018

Dian Nur Hayatti

Abstrak

Gotong-royong karakter yang melekat pada setiap diri masyarakat Indonesia. Yang
sejak dahulu sebelum masa kemerdekaan telah dipupuk oleh para pahlawan kita.
Mengkobarkan semangat patriotisme para pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia. Sikap
yang tidak bisa hilang pada pejuang-pejuang kita terdahlu. Dari mereka lah kita belajar

2
bahwa kita memiliki tujuan yang sama haruslah berusaha dan bekerja sama. Agar apa yang
dicita-citakan kita dapat terwujud, dengan gotong-royong masalah dapat lebih cepat
terselesaikan dan lebih cepat untuk diwujudkan. Goton-royong seperti menghipnotis manusia
untuk melakukan hal yang berat menjadi ringan. Dengan gotong-royong pekerjaan yang
sangat berat akan terasa lebih ringan karena dikerjakan secara bersama-sama. Dari gotng-
royong kita bisa memenangka kemerdekaan Negara kita.

Sifat individualisme muncul karena masyarakat Indonesia semakin tidak mengfilter


hal-hal yang masuk ke Indonesia. Seperti masuknya budaya kebarat-baratan yang membuat
masyarakat Indonesia merubah pola hidup,pola pikir bahkan perilaku sehari-hari mereka.
Orang yang tidak menyaring budaya yang masuk ke Indonesia bisa jadi mereka merubah
sikap dan semakin bersikap acuh tak acuh terhadap orang lain. Mereka semakin menutup
mata tentang apa yang terjadi di sekitar mereka, padahal mereka seharusnya menyadari
bahwa hekekat manuia adalah makhkluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Tetapi, setelah budaya-budaya asing itu masuk ke Indonesia. Selayaknya masyarakat
indonesia tidak menghilangkan jati diri Indonesia sebagai masyarakat yang ramah dan
berjiwa gotong-royong.

Munculnya Era Globalisasi ini membuat orang Indonesia kehilangan jati diri yang
sesungguhnya. Hal itu sering terjadi di kota-kota besar yang mayoritas penduduknya sudah
tidak perduli dengan keadaan disekitarnya. Misalnya dengan adanya gadget atau handphone
dapat menutup manusia. Bahkan semua orang lebih mementingkan HP nya ketimbang
dengan adanya kesusahaa disekitar mereka. Contoh kecilnya adalah orang kota lebih
cenderung cuek,tidak perduli satu sama lain. Tetapi jika kita berkunjung di desa yang belum
terpengaruh oleh globalisasi kita masih bisa merasakan sikap ramah-tamah nya dan sikap
gotong-royongnya. Memang di desa lebih cenderung lambat menerima perubahan arus
globalisasi tetapi mereka masih meiki sifat dan karakter asli masyarakat Indonesia. Di desa
kita masih menemukan orang nikahan dibantu oleh tetangga, membuat rumah dikerjakan
bersama-sama satu desa, bahkan membangun jembatan pun mereka mampu mengerjakan
sendiri secara gotong-royong.

Dari sini saya akan membahas bagaimana gotong-royong itu bisa memudar dan
bagaimana bisa sifat individualisme itu muncul di dalam diri masyarakat Indonesia. Maka,
saya akan mengupas semua nya dalam paper ini. Saya meluangkan semua yang saya lihat dan
saya rasakan masalah yang ada disekitar saya.

3
Masalah ini saya amati dari kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar saya dan
pelajaran dari pembelajaran dosen pancasila saya dan buku pedoman pembelajaran saya
dengan judul “Alangkah hebatnya negara gotong-royong” (Indonesia dalam kacamata
Soekarno).

Munculnya sikap individualisme dan memudarnya Gotong-royong


rakyat Indonesia sekarang ini.

Sikap individualisme sering muncul di kota-kota besar di Indonesia.Sikap


individualisme rakyat Indonesia muncul karena banyak nya persaingan yang tidak sehat antar
rakyat Indonesia.terumata adanya arus Globalisasi dan perkembangan yang pesat pada
teknologi dan informasi yang masuk ke Indonesia.Yang tanpa mereka sadari bahwa kita ini
satu darah,satu bahasa,dan satu tanah tumpah darah Indonesia.

Gotong-royong dapat dikatakan sebagai natura rakyat Indonesia.Namun, gotong-


royong saat ini berbeda dengan gotong-royong pada zaman masa pimpinan Soekarno.
Dahulu, gotong-royong menjadi ciri khas bangsa Indonesia.tetapi sat ini sikap ini sudah
sedikit memudar dari hakekat rakyat Indonesia. Gotong-royong adalah prinsip yang dinamis,
bahkan lebih dinamis dari kekeluargaan.

Gotong-royong menggambarkan satu usaha bersama dan saling bantu demi


kepentingan bersama. Sifat dan sikap ini tidak bisa lepas dari hakekat bangsa Indonesia.
Dahulu gotong-royong digunakanan untuk pemersatu mempersiapan kemerdekaan Indonesia.
Namun, saat ini seduah kemerdekaan terjadi dengan berkembangnya teknologi dan informasi
yang ada sifat dan sikap gotong-royong Indonesia semakin berkurang bahkan akan memudar
dimakan oleh waktu. Terutama di kota-kota besar Indonesia sering kita temui bentrok, kontra,
perpecah belahan, dan sikap anarkis antar warga Indonesia.Negeri ini seharusnya memiliki
sikap gotong-royong antar warga yang kuat.

Jika sikap gotong-royong itu tidak pudar dan tidak menghilang di dalam jiwa setiap
rakyat Indonesia. Masalah seperti ini tidak akan terjadi apalagi membuat suatu perselisihan
antar daerah,suku,bahkan ada yang hanya antar desa atau dusun. Hal ini sangat dikhawatirkan
oleh bangsa Indonesia untuk kedepan nya.Kenapa demikian? Karena bisa jadi jika perselihan
terus terjadi di dalam negeri ini. Lama kelamaan Negara Indonesia akan mengalami

4
kehancuran akibat ulah rakyat nya sendiri. Yang membuat Negara kita hancur bukan lah
serangan dari luar negeri atau akibat penjajahan Negara lain namun, ini semua akibat
serangan dari rakyat Indonesia itu sendiri yang membuat kerusuhan di dalam negara nya
sendiri.

Dapat kita saksikan di berita,baik di televisi,di surat kabar, bahkan di internet dapat
kita lihat dengan jelas bahwa banyak sekali perselisihan antar rakyat Indonesia. Baik itu
permasalahan tentang ras,suku,budaya dan bahkan agama. Sesekali kita dengar generasi
muda pun sudah melakukan tawuran antar pelajar.Padahal mereka lah yang menjadi penerus
bangsa Indonesia ini.Bahkan dari kejadian ini banyak memakan korban. Di daerah perbatasan
pun sering kita mendengar berita adannya perselisihan antar suku yang bisa memakan banyak
korban. Bahkan petugas keamanan pun jadi korban nya.

Kenapa demikian? Padahal kita ini satu. Satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.
Yaitu Indoesia. Karena saat ini sifat dan sikap gotong-royong kita mulai memudar.Sudah
banyak orang yang melupakan perjuangan kita di masa lampau untuk membuat Negara ini
merdeka.Saya rasa, sikap dan sifat gotong-royong harus mulai di pupuk lagi. Agar generasi
muda mulai mengamalkan sikap gotong-royong di dalam kehidupan masyarakat mereka
tinggal.

Bisa dikatakan sifat Individualisme adalah sifat egois,tidak memikirkan kepentingan


bersama dan hanya mementingkan keperluan pribadi, sifat ini bias dikatakan tidak perduli
dengan orang sekitar nya. Mereka beranggapan bahwa orang lain itu bukan masalah ataupun
urusan dari mereka. Mereka hanya membantu atau menolong seseorang yang dianggapnya
kenal,masih kerabat, ataupun kawan. Selain nya dari itu mereka sangat acuh tak acuh dengan
keadaan di sekitar mereka.

Perubahan sosial pada masyarakat saat ini tidak bisa dihindari. Perubahan ini terjadi
karena tidak sama dengan orang satu dengan yang lain. Perubahan sikap dan sifat ini berjalan
dengan seiringnya waktu. Misalnya perubahan penduduk kota yang lebih cepat disbanding
dengan penduduk desa. Dapat kita lihat dari segi perkembangan teknologi, perubahan budaya
akibat globalisasi. Masyarakat kota lebih cenderung cepat mengikuti perkemnbangan zaman
dan merubah gaya hidup mengikuti arus globalisasi. Maka tidak heran jika saat ini banyak
kita temui karkter Indonesia di kota besar sudah memudar.

Yang kita kenal rakyat Indonesia dengan senyuman ramahnya, sekarang di kota kota
besar jarang kita temui. Tetapi jika di perdesaan masih dapat kita lihat bahwa mereka masih

5
kental akan karakteristik asli rakyat Indonesia. Namun dengan begitu sifat masyarakat di kota
lebih dinamis dan terbuka dengan mengikuti arus globalisasi. Pandangan dari orang kota
lebih luas akan pengetahuan dan hal wawasan dunia disbanding dengan desa yang lebih
lambat menerima perubahan arus social ini.

Perubahan social ini tidak hanya merubah pola piker masyarakat saja, tetapi juga
merubah perilaku social pada manusia. Perubahan ini dapat kita lihat dari perubahan sikap
yang melekat pada rakyat Indonesia. Yaitu sifat dan sikap budaya “GOTONG-
ROYONG”yang telah lama kita miliki. Gotong-royong memiliki arti atau makna
mengerjakan sesuatu dengan bersama-sama. Maka kita bisa pahami gotong-royong
merupakan sikap partisipasi aktif setiap individu untukterlibat dalam memberikan nilai nilai
yang positif dari setiap objek, permasalahan ataupun kebutuhan orang yang ada di sekitar.

Contoh dari gotong-royong yang serng kita temui di sekitar kita dan dalam kehidupan
sehari hari kita seperti halnya membantu tetangga dalam hal pernikahan,khitanan, dan kerja
bakti membersihkan bersama selokan di sekitar. Bahkan dalam dunia perkuiahan dalam kita
temui sikap gotong-royong dipakai untuk mendirikan suatu organisasi-organisasi kampus yng
memiliki agenda tentang kemanusiaan untuk membantu masyarakat sekitar yang sedang
membutuhkan bantuan.

Betapa dahsyatnya manfaat yang kita rasakan dengan adanya gotong-royong ini.
Rakyat Indonesia diajarkan bagaimana cara berbagi,bekerja sama, merasakan kesusahan
orang lain dan bermanfaat bagi orang lain. Tentunya gotong-royong dipakai untuk
menyelesaikan masalah brsama. Tetap saat ini dengan adanya perubahan social masyarakat
sudah mulai memudarkan sikap gotong-royongnya perlahan lahan. Sebab dampak globalisasi
sangt memprihatinkan bagi masyarakat. Sikap kebarat-baratan searang mulai dianut oleh
kebanyakan orang.

Apalagi saat ini perkembangan teknologi ini sangat diterima antusias oleh kaum muda
terutama anak-anak yang belum dapat memilah mana hal yang baik dan buruk. Dampak dari
globalisasi dapat dengan mudahnya mengubah pola ikir masyarakat. Contohya sikap
individualism dan metrialisme. Skap individualisme dan masa bodo terhadap suau hal
menyebakan pudarnya budaya gotong-royong yang ada di rakyat Indonesia. Bahkan dengan
kuatnya era globalisasi sudah sudah megubah jati diri bangsa Indonesia. Cotoh nya anak anak
muda sekarang ini mengecat warna rambutnya menirukan budaya barat dan meninggalkan

6
fisik oriental yang dimiliki masyarakat Indonesia. Hal ini sangat bertentangan dengan budaya
yang ada sebelumnya di Indonesia.

Akibat arus glbalisasi yang tidak mengalami proses pemfilteran secara baik. Hekekat
gotong-royong untuk membantu dan meringankan rasa kebersaam mulai ditinggalkan dengan
adanya sikap social yang baru. Perubahan seperti ini dapat dikatakan lunturnya budaya
Indonesia atau kebiasaan Indonesia akibat masuknya budaya luar yang masuk dalam
Indonesia yang mengakibatkan Indonesia lebih baik tertarikdengan budaya luar sehinga lupa
akan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.

Egois muncul akibat kurangnya interaksi social pada masyarakat sekarang ini. Alhasil
lunturnya budaya akibat masyarakat tidak mau tahu akan hal di sekitar lingkungan karena
adanya sikapindividualisme dan egoistic dalam diri kita. Sehingga upaya yg harus kita
lakukan dalam mengatasi gotong royong sebagai jati diri bangsa Indonesia antara lain
melestarikan dan menjaga tradisi budaya Indonesia, memupuk kembali sikap-sikap gotong-
royong yang mulai pudar dimakan waku agar dapat muncul lagi di masyarakat indoensia.

Memang benar individualism tidak selamanya di katakan sebagai sifat buruk.pada


dasar nya sifat yg melekat pada hakikat manusia di samping menjadi makluk sosial,manusia
adalah makhluk individu makluk yg bebas dan merdeka tetap memiliki ego dan berhak
menentukan jalan hidup nya sendiri.manusia berjuang untuk meraih kebahagiaan untuk terus
melanjutkan kelangsungan hidup nya sendiri.dengan adanya sifat individualisme manusia
bisa hidup mandiri dan tidak merepotkan oran lain

Namun manusia juga tidak bisa hidup tanpa orang lain. Karena manusia termasuk
makhluk sosial dimana manusia pasti perlu bantuan dari orang lain. Maka dari itu sifat
individualisme harus lebih kecil dari sifat sosial agar tidak merusak karakter dan jiwa para
pemuda Indonesia. Oleh karena itu kita seharusnya bersama sama “bergotong-
royong”menyembuhkan diri dari virus virus sikap dan sifat individualisme jika kita bisa
mengamalkan nilai-nilai ’ gotong-royong” seperti perilaku yang telah di rumuskan dalam
pancasila.

Berikut ini akan saya uraikan 5(lima) alasan atau penyebab memudarnya gotong-
royong mulai di tinggalkan, yaitu:

1. Adanya kesibukan

7
Tak sedikit orang yang di sibukkan oleh pekerjaan mereka masing-
masing sehingga mereka hampir tidak ada waktu untuk melakukan kegiatan
sosial.
Bahkan banyak orang memilih mengeluarkan uang nya untuk menggantikan
waktu yang tidak dapat mereka lakukan saat adanya kegiatan gotong royong di
masyarakat sekitar mereka.
Tanpa mereka sadari mereka malah mengabaikan budaya yang kental
di dalam masyarakat. Menurut mereka dengan mengeluarkan uang semua
dapat berjalan dengan baik tanpa kedatangan mereka. Tetapi jika ini semakin
diteruskan akan melunturkan sikap gotong-royong di Indoneisa.

2. Muncul rasa malas


Alasan ini merupakan alasan yang paling klasik, namun rasa malas
pada setiap masyarakat di sebabkan mereka enggan berperan aktif. Sifat malas
dapat di hindari agar gotong-royong bisa di pupuk kembali.
Malas memang sifat yang melekat pada setiap manusia tetapi rasa
malas dapat dilawan dan menjadikan kita lebih semangat dalam melakukan
kegiatan. Dengan rasa malas manusia tidak akan melakukan apa-apa.

3. Sosialisasi yang kurang/ egois


Ego yang muncul lebih besar pada manusia membuat orang menjadi
kurang bersosialisasi. Menjadi orang cuh tak acuh, kurang berbaur terhadap
kegiatan-kegiatan yang ada disekitar mereka.
Dalam masyarakat sosialisasi sangat diperlukan sekali. Mengapa
emikian? Karena sosialisasi membuat orang lebih akrab, lebih terbuka, dan
perduli dengan orang sekelilingnya. Sosialisasi yang kurang membuat orang
lebih cenderung menyediri dan tidak memperdulikan keadaan sekeliling.

4. Salam paham soal bantuan


Bantuan disini maksudnya adalah bantuan untuk pembangunan dari
pemerintah yang membuat orang keliru dalam memahami bahwa kita tidak
perlu melakukan gotong-royong. Bila pemerintah itu telah memberikan
bantuan maka kita tak sepenuhnya membantu. Mereka berpikir sudah ada

8
tenaga kerja yang bertugas untuk menyeleseiakna tugasnya itu. Dan para
pekerja itu sudah dibayar dengan dana yang diberikan oleh pemerintah.
Namun ada juga bantuan itu berupa swadaya masyarakat, artinya
bantuan yang diberikan pemerintah itu harus dengan bantuan masyarakat dan
butuh partisipasi masyarakat untuk menjalankan pembangunan tersebut.
Dengan adanya bantuan yang banyak dari pemerintah masyarakt mulai
bergantung pada bantuan.

5. Kecemburuan sosial
Bantuan yang salah sasaran atau tidak adil dalam hal mendistributorkan
membuat orang enggan melakukan gotong-royong. Kenapa begitu? Karena
mereka mengganggap bantuan itu tida dilakukan secara adil dan merata maka
dari situlah akan muncul sifat kecemburuan sosial antar masyarakat aikibat
bantuan yang mereka terima tidak sama dengan masyarakat satu dengan yang
lainnya.

Itulah 5 penyebab memudarnya sikap gotong-royong yang ada dalam masyarakat


Indonesia sekarang ini.

Gotong-royong merupakan budaya yang menjadi salah satu identitas perilaku kolekti
masyarakat Indonesia. Gotong-royong adalah salah satu sikap dan sifat yag amat mulia. Jadi
tida heran jika ketakutan saya akan pudarnya gotong-royong ini sangat tinggi. Gotong-royong
tanpa pamrih mencapai suatu tujuan bersama. Dahulu dalam kehidupan sehari-hari kita masih
sering menjumpai orang bergotong-royong setiap hari jumat nya, bergotong-royong
mendirikan rumah, menggarap sawah,membantu tetangga yang sedang berduka maupun yang
sedang senang.

Namun sangat disayangkan jika gotong-royong yang dimiliki masyarakat Indonesia


ini menghilang. Berikutnya saya akan menjelaskan beberapa cara agar mencegah pudarnya
rasa gotong-royong dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Antara lain:

1. Berorganisasi
Organisasi dilakukan untuk masyarakat agar lebih dekat dengan
sekitar, dan secara tidak langsung dapat memupuk sifat keperdulian antar
manusia. Organisasi bisa dilakukan dengan cara apa saja dan dimana saja.
Seperti hal nya di kampus. Terdapat organisasi BEM (Badan Eksekutif

9
Mahasiswa) yang bertujuan sama untuk mencapai cita-cita memajukan
kampusnya denga kegiatan-kegiatan positif.
Tidak lupa organisai ini juga membantu dalam hal kemanusian seperti
gempa bumi di donggala dan palu. Mereka mengadakan penggalangan dana
untuk masyarakat yang terkena bencana dan menyalurkan sebagian uang dan
dibelikan nya produk-produk makanan.dengan demikian organiasi dapat
membuat kita lebih perduli sesama dan menumbuhkan kembali sikap dan sifat
gotong-royong.
Organisasi juga bis dilakukan dalam masyarakat, seperti organisasi
karang taruna. Organisasi ini diadakan setiap sebulan sekali melakukan
pertemuan membahas tentang apa yang akan dilakukan untuk masyarakat
sekitarnya. Seperti ada pesta perkawinan tetangga para anggota karang taruna
erring dimintai tolong oleh pemilik hajat untuk membantu terselnggaranya
acara pernikahan nya.
Secara tidak langsung organisasi sangat membantu kita untuk lebih
bermanfaat bagi sesame dan memupuk rasa keperdulian kita membantu
sesame yang sedang membutuhkan bantuan kita. Di dalam organisasi juga kita
banyak mengenal karakter yang ada di dalam organisasi tersebut. Saat
berorganisasi kita harus saling memehami karakter masing-masing teman kita,
dengan begitu kita merasa menjadi satu keluarga dan mempunyai rasa
kebersamaan yang tinggi.
Maka dari itu slah satu cara agar sifat gotong-royong dapat tumbuh
kembali dalam diri kita, dengan cara mengikuti organisasi yang positif yang
ada di lingkungan sekitar kita. Dengan begitu kita bisa memiliki rasa gotong-
royong lagi sebagai jati diri bangsa Indonesia yang sebenernya.

2. Sosialisasi/interaksi dengan banyak orang


Sosialisasi dapat menumbuhkan kembali sikap dan sifat gotong-
royong. Hal ini disebabkan karena dengan adanya sosialisasi kita bisa
mengetahui bagaimana keadaan orang-orang disekitar kita baik itu senang
maupun sedih. Kita dapat sharing berbagai masalah dan tidak sedikit dari kita
pasti muncul rasa iba dan rasa ingin membantu nya.

10
Maka tidak heran, jika sosialisasi dapat secara alamiah menumbuhkan
kembali sifat gotong-royong yang ada di dalam diri manusia Indonesia.
Dengan soialisasi kita lebih mengenal diri sesorang secara dalam. Seperti jika
orang yang kita ajak interaksi itu memiliki masalah dalam hal ekonomi jika
kita memiiki uang lebih tidak ada salahnya jika kita membantunya, begitupun
tetangga kita yang membutuhkan bantuan tenaga kita untuk acara tertentu
yang akan mereka adakan.
Interaksi dengan banyak orang tidak ada salahnya, karena suatu saat
kita bertemu dengan mereka dan membutuhkan mereka kita bisa meminta
bantuan. Sosialisasi antar manusia itu sangat bermanfaat, dengan begitu
pekerjaan yang berat akan kita lakukan akan terasa ringan setelah kita bekerja
sama dengan orang lain. Sifat gotong-royong akan muncul dengan sendirinya
akibat kita sudah berinteraksi.
Suatu saat apa yang kita lakukan itu akan berbuah baik kepada kita
juga. Apabila kita menanam kebaikan makan suatu saat kita jua akan menuai
kebaikan juga, apabila kita membantu orang yang membutuhkan atau yang
sedang kesusahan maka kita akan dibntu saat kita juga merasa kesusahan dan
sedang memebutuhkan mereka.
Itulah sifat sejatinya manusia indonesia yang suka tolong-menolong.
Dan dalam diri manusia Indonesia memiliki sifat gotong-royong yang tinggi,
akibatnya kita semua cenderung lebih merasakan kekeluargaan yang tinggi
dan sifat bersatu yang amat kuat.
Dari gotong-royong dapat menguranngi perselisihan yang terjadi
dalam negera kita ini. Sikap anarkis, bentro dan tawuran antar ras,suku agama
dll. Dari sifat gotong-royon ini semua dapat dicegah dengan baik.

Dengan demikian secara perlahan-lahan sikap dn sifat gotong-royong akan terpupuk kembali.
Menurut saya, identitas kita ini tidak boleh luntur apalagi hilang begitu saja, karena pejuang
kita dulu nenakai gotong-royong ini untuk membakar semangat mereka merebut kekuasaan
dan menjadikan Negara Indonesia seperti sekarang ini. Ir.soekarno adalah proklamator
kemerdekaan dan menjadi presiden pertama Republik Indonesia ini. Beliau menjadi
pencetusgotong-royong saat itu.

Dengan bantuan dari kata-kata Soekarno itu rakyat Indonesia memiliki semangat yang
lebih untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tidak heran bagi saya kata-

11
kata gotong-royong ini menjadi seperti tombak yang bisa menembus semangat jiwa
patriotisme saat itu. Dengan modal kerja sama untuk mencapai kemerdekaan bangsa
Indonesia. Para pahlawan rela mati asalkan kan negeri yang mereka cintai ini dapat terbebas
dari penjajahan.

Maka saya ingin sekali hal yang melekat pada jati diri bangsa Indonesia ini tidak
hilang begitu saja. Akibat kedatangan arus globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini.
Saya khawatir jati diri bangsa Indonesia akan mengelupas begitu saja. Seharusnya kita
sebagai masyarakat yang baik jangan meninggalakna begitu saja hal yang bisa membuat kita
lebih erat persatuannya dan kekeluargaan nya.

Saya lihat di tempat tinggal saya sudah jarang sekali di lakukan gotong-royong.
Dahulu waktu saya masih kecil setiap hari minggu diadakan kerja bakti membersihkan
selokan,menebang pohon, membersihkan jalan,dll. Dengan seiring berjalan waktu banyak
orang yang sibuk denan pekerjaan nya, bahkan mereka pergi pagi hari pulang malam tanpa
bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya,mereka lebih memilih meyuruh orang lain utnuk
membersihkanpekarangan rumahnya dan member orang tersebut dengan uang.

Dengan begitu mereka telah mengabaikan jati diri Indonesia yang kental akan
kekeluargaan dan persatuan dalam hal melakukan kerja bersama, saya pribadi menginginkan
sifat gotong-royong ini tetap ada seperti dahulu Ir.Soekarno mengatakan kepada rakyat
Indonesia untuk memabakr semanagat rakyat Indonesia merebut kekuasaan dari penjajahan
menuju Negara yang merdeka. Generasi muda pun mulai sejak dini dipupuk akan semangat
gotong-royong agar kedepan nya Negara kita semakin maju dan persatuannya semakin kuat.

Gotong-royong tidak bisa dilakukan secara pribadi atau dengan diri sendiri, goton-
royong mengajari kita untuk menumbuhkan bekerja sama dengan orang lain, dan mempererat
persatuan antar manusia. Dengan begitu begara kita menjadi damai dan aman dari gangguan
masalah-masalah yang sampai hari ini masih bermunculan di dalam Negara kita. Secara
keseluruhan semua yang berpengaruh terhadap perubahan sikap masyarakat indonesia harus
dilakukan penyaringan terlebih dahulu.

Agar semua perilaku masyarakat indonesia kembali ke bentuk semula. Menjadi


manusia yang ramah, baik hati dan berjiwa gotong-royong. Semua yang menjadi karakter
bangsa indonesia telah melekat pada diri kita sejak dulu sampai masa yang akan datang.
Jangan sampai merubah hakekat kita menjadi bangsa lain bahkan meninggalkan budaya yang
ada di indonesia.

12
REFERENSI

https://www.negeripesona.com/2015/11/5-alasan-gotong-royong-mulai-ditinggalkan.html

https://www.kompasiana.com/wardakhasanah/5814182b6c7a615b0ffc4185/menumbuhkan-
kembali-jiwa-gotong-royong-pada-kalangan-masyarakat-maupun-kalangan-remaja

Dewantara, Agustinus. "Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata
Soekarno)." (2017).

13

Anda mungkin juga menyukai