Tantagan Pembelajaran
by AMIRUDDIN - Wednesday, 12 August 2020, 7:27 AM
Kurikulum sekarang ini bercirikan student centered learning dan active learning namun fakta di lapangan atau di sekolah masih saja guru menjadi pusat
pembelajaran (teaching centered learning), yang menarik untuk didiskusikan adalah 1) bagaimana merubah pola pikir dan pola perilaku guru dan peserta
didik.
Permalink | Reply
Yang pertama adalah merubah pola berpikir pendidik atau guru, untuk mengubah kebiasan guru dalam memberikan materi pembelajaran dari yang terbiasa
dengan teacher center menjadi student center memang tidak mudah. Saya peribadi juga merasakan hal tersebut, untuk itu sebagai guru atau pendidik kita
mesti punya wawasan yang luas dalam arti mau belajar strategi atau metode apa yang akan kita berikan kepada siswa agar siswa terpacu semangatnya di
dalam pembelajaran untuk mencari dan aktif dalam pembelajaran. Guru harus mau membuka wawasannya untuk belajar dengan teknologi yang ada saat ini,
tidak memandang usia. Dengan demikian jika guru sudah bisa mengkondisikan pembelajaran dengan student center otomatis siswa akan terfokus juga,
mungkin masih ada beberapa siswa yang tidak aktif. Untuk siswa yang tidak aktif guru akan memotivasi siswa tersebut agar aktif dalam pembelajaran.
Harus ada upaya sekolah ( kepala sekolah atau waka kurikulum) Bu...untuk membantu bapak dan ibu guru merubah pola pikir dengan mengadakan
atau membuka workshop tentang SCL dan AL . Karena kemungkinan Guru masih perlu pendalaman tentang SCL dan AL tsb. Tentunya harus memanggil
pemateri yang kompoten
pertama-tama tentu guru harus paham tentang kurikulum saat ini yang berorientasi ke siswa. Kita ajak diskusi guru-guru yang masih belum mau melakukan
pembelajaran yang tertuju pada siswa agar siswa aktif. Sedikit-sedikit kita ajak dan meminta mereka melakukan pembelajaran yang lebih mengaktifkan
siswa. Jika tidak mampu menkondisikan jika siswa aktif semua, maka cukup semampu guru itu saja. Sedikit-sedikit memulainya.
menurut saya, pelatihan dengan contoh pengaplikasian bukan hanya teori, bisa membantu guru untuk merubah pola pikir dan pola perilakunya karena
mendapatkan contoh nyata bagaimana pengaplikasiannya. selain itu guru harus selalu mengembangkan dan memotivasi diri sendiri.
guru juga harus mempunyai de-ide yang inovatif dan kreatif untuk pengembangan pembelajaran seperti ini (dan ini tantangan karena kadang bingung
bagaimana caranya)
peserta didik harus selalu dimotivasi dan diberikan ruang untuk mencari ide, mengemukakan idenya, mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan, Dan
orang tua juga harus mendukung hal ini, apalagi dalam pembelajaran online ini. (saya mengajar di SD)
Menurut saya cara pertama untuk merubah pola pikir dan pola perilaku guru dan peserta didik yaitu dimulai dari seorang Guru, dimana guru harus
profesional dan mampu menjadi landasan perubahan untuk memacu pertumbuhan kualitas anak-anak bangsa yang menghargai hukum, adat kebiasaan
yang santun, sementara Peserta didik harus aktif mengembangkan potensi dirinya, belajar keras untuk hari depan mereka sendiri, Sedangkan orang tua dan
masyarakat juga menjadi faktor pendukung keberhasilan belajar peserta didik
Menurut saya dimulai dari pola pikir guru atau pendidik dengan cara guru harus berpikir kalau guru yang lebih aktif sehingga peserta didik akan menjadi pasif
tidak bisa mengeksplorer kemampuan dan keterampilan dalam aktivitas pembelajaran. Sedangkan di abad 21 ini, IT sudah sangat maju dilingkungan
sekolah, peserta didik tidak lagi textbook tapi peserta didik harus mengakses informasi pembelajaran melalui jaringan internet. Guru tidak lagi berceramah
didepan kelas guru cukup menjadi fasilitator sehingga peserta didik menjadi produktif.
Menurut saya: Untuk merubah pola pikir dan pola prilaku, yaitu :
1. Untuk siswa dengan menekankan pola pikir dan pola prilaku pada peserta didik bahwa pembelajaran bukan hanya terpusat pada guru akan tetapi
pembelajaran oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja, contohnya: dengan internet peserta didik dapat mengakses situs ruangbelajarguru.com dan lain-
lain, bisa juga dengan memanfaatkan ruang perpustakaan
2. Untuk guru dengan mengembangkan suatu pembelajaran melalui pendekatan-pendekatan pembelajaran yang ada, salah satunya pendekatan saintific
yang mana guru dapat merangcang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan dan lainnya melalui tahapan
mengamati , menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring dan guru hanyalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran
Hal pertama yang dilakukan yaitu dengan mengubah pola pikir guru dengan diskusi guru memberikan pemahaman tentang kurikulum sekarang, guru
sebagai active learning, dengan memberikan pelajaran yang inovatif dengan menggunakan media animasi dan memanfaatkan teknologi ICT. Sedangkan
peserta didik berkomunikasi, berkolaborasi dan berpikir secara kritis terhadap materi yang di sampaikan, dan langsung melakukan uji coba terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung baik secara individu maupun secara berkelompok.
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dimulai dari kegiatan mengamati. pada kegiatan mengamati guru harus memberikan
kesempatan pada seluruh siswa untuk melakukan kegiatan mendengar, melihat, membaca dan melatih siswa untuk memperhatikan sesuatu yang penting
dari suatu objek, Setelah memberikan permasalahan yang diamati, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun dalam kegiatan ini
jika siswa masih kurang aktif, guru masih menjadi pusat pembelajaran. Untuk memotivasi siswa yang dilakukan guru yakni memberikan pertanyaan
pancingan dan kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk bertanya atau sekedar mengemukakan gagasan dan pendapatnya. Pancingan seperti itu
dapat membuat siswa yang lain akhirnya berani dan mampu menanggapi masalah yang diberikan
Dari sisi guru, guru sebaiknya move on dengan pardigma lalu, dengan kata lain Guru move on adalah guru yang mau berubah. Guru move on adalah guru
yang sadar ingin menyiapkan masa depan siswanya dan jadilah guru inovatif hari dimana kita sebagai guru dapat berperan sebagai “psikolog” di kelas serta
melek teknologi digital agar dapat adiptif terhadap perubahan dunia di era sekarang.
Dari sisi siswa sebagai generasi muda penerus bangsa, sudah seharusnya kita mengubah paradigma berpikir atau cara pandang kita. Caranya dengan
mengubah orientasi kita selama ini mari kita tetapkan tujuan, bukan untuk meraih hasil yang terbaik, melainkan meraih proses yang terbaik. Bukan untuk
meraih nilai, peringkat, dan titel yang terbaik, namun untuk senantiasa memperkaya diri dengan ilmu dan pengalaman, karena pada akhirnya nilai, peringkat,
dan titel akan mengikutinya.
Mantap pak berbuat semaksimal mungkin untuk yang terbaik, di sertai niat yang tulus bukan hanya atas dasar menggugurkan kewajiban, karir juga akan
tetap mengikuti dengan sendirinya
Menurut saya yang pertama dirubah adalah pola pikir dan perilaku guru, karena siswa tidak akan berubah jika metode maupun teori belajar guru tidak sesuai
dengan kurikulum. pada pembelajaran di K13 ini guru mampu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu sesuai
dengan kurikulum yang berlaku, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran dan kemudian melaksanakan tindak lanjut, selain itu guru pandai memilih
metode dan teori belajar yang sesuai dengan keadaan dan perkembangan peserta didik. jika semua itu bisa guru laksanakan secara otomatis peserta didik
juga akan berubah pola pikir dan perilakunya.
Perubahan strategi pembelajaran dari Teacher Center Learning menjadi Student Center Learning memang merupakan suatu tantangan yang sangat besar
terutama pendidikan yang dilaksanakan di daerah, mengingat karakter peserta didik yang dominan pasif dalam pembelejaran, untuk mengubah strategi
pembelajaran tersebut dari TCL ke SCL langkah pertama yang harus dilakukan yakni mendiskusikan dan memberikan pemahaman bersama mengenai
pembelajaran student center learning, setelah itu baru kita buat perencanaan yang baik dari seluruh guru dengan terlebih dahulu melakukan pengamatan
mengenai karakter peserta didik yang beragam, setelah itu merancang metode yang tepat yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran yang berpusat ke
peserta didik agar terbangun konsep dan komitmen yang sama pada setiap Guru dalam sekolah tersebut.
Yang harus di lakukan adalah guru harus memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih kreatif dan inovatif dengan memberikan tugas yang sifatnya
berkelompok sehingga dalam kelompok muncul ide-ide yang baru,mendorong siswa untuk bersifat kritis dalam menghadapi sebuah permasalahan dengan
membuat sebuah media pembelajaran yang menarik agar siswa aktif dalam berpartisipasi.,
menurut pendapat saya pola fikir yang sudah teman teman mahasiswa bicarakan sebelumnya hal itu sebenarnya sudah terpola dalam kurikulum 2013 yakni
menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran.hal itu sudah kita terapkan disekolah cuma memang pelaksanaanya belum optimal .tinggal
bagaimana peran guru untuk menggali bakat dan minat peserta didik dengan mengubah model pembelajaran yang abstrak menjadi konstektual.dan yang
terakhir mengubah komunikasi satu arah menjadi komunikasi interaktif.
Menurut saya alangkah jauh lebih baik jika persepsi di awal pembelajaran kita samakan terlebih dahulu. Jika kita sebagai guru bertindak di awal
pembelajaran dimulai tanpa memperhatikan dan menilai karakteristik masing -masing siswa maka sulit sekali terjadinya persamaan persepsi yang kita
inginkan. oleh sebab itu kita harus telaah dan pertimbangkan metode pembelajaran yang betul betul cocok terhadap pembelajaran di kelas agar siswa juga
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran kita dengan sangat baik.
TETAP Harus ada upaya sekolah ( kepala sekolah atau waka kurikulum) Pak...untuk membantu bapak dan ibu guru mengubah pembelajaran dengan
mengadakan atau membuka workshop tentang SCL dan AL . Karena kemungkinan Guru masih perlu pendalaman tentang SCL dan AL tsb. Tentunya
harus memanggil pemateri yang kompoten dan sekolah harus membantu membiayai pengembangan guru. Kemudian adain diskusi guru agar saling
membantu menyusun strateginya tuk kembangin SCL dan AL tsb, biasanya beda mapel beda strategi... Disini kita sesama guru harus saling bantu
Peran utama dari kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu peran konservatif, kreatif dan kritis evaluatif. Peran kurikulum harus berjalan seimbang dan
harmonis, agar dapat sesuai dan memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak maka dalam implementasinya akan terjadi ketimpangan atau ketidaksesuaian yang
berdampak pada kegagalan dari suatu implementasi yang tidak membekalkan secara tepat kepada siswa terkait apa yang di pelajari, bagaimana mempelajari
dan mengapa dipelajari. Menyelaraskan ketiga peranan tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak dalam proses pendidikan termasuk guru sebagai
ujung tombak pelaksana kurikulum.
Bagaimana Merubah Pola Pikir Dan Pola Perilaku Guru Dan Peserta Didik?
UNTUK MERUBAH POLA PIKIR GURU HARUS ADA UPAYA DARI SEKOLAH untuk membantunya merubah dengan meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan jaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang cerdas dan
berdedikasi tinggi.Yaitu guru yang mampu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu sesuai kurikulum yang berlaku,
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran dan kemudian melaksanakan tindak lanjut. Pandai memilih materi yang harus ditekankan yang sesuai dengan
perkembangan peserta didik setiap jenjang pendidikan. Dan perlu disesuaikan dengan keadaan daerahnya masing-masing sehingga pembelajaran
kontruktivistis sangat diperlukan. Bahwa kepala sekolah wajib meminta GURU YANG KURANG PROFESIONAL MENINGKATKAN ILMUNYA DENGAN ATAU
MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN, MENGIKUTI SEMINAR-SEMINAR, MENGIKUTI KURSUS TI, BAHASA INGGRIS DAN LAIN SEBAGAINYA. Kalau di
sekolahnya kami SMKN 7 Pangkep setiap akhir semester MELAKUKAN RAPAT KERJA DAN WORKSHOP TENTANG TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN DAN
PERBAIKAN MODEL PEMBELAJARAN DI ERA MASA KINI DENGAN MENGUNDANG PEMATERI BERKOMPOTEN SEPERTI BAPAK MANSYUR EPPE. Dengan
cara WORKSHOP ini GURU BISA MERUBAH POLA PIKIRNYA dapat mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran dan memberikan rasa.
Yang AKHIRNYA GURU TERSEBUT SUDAH MENJADI PROFESIONAL DAN MENJADI PROFESIONAL LAGI SUDAH MENGIKUTI DIKLAT PENDIDIKAN PROFESI
GURU DAN SUDAH LULUS SERTIFIKASI GURU INI IN SYAA ALLAH SWT SUDAH MENJADI GURU PROFESIONAL.
Setelah Guru merubah pola pikirnya tersebut dan sudah menjadi Guru Profesional , Guru tersebut akan bertindak sebagai pembimbing diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan yang dan BERUPAYA MERUBAH PESERTA DIDIK, tinggal guru memilih pembelajaran yang digunakan apakah Student-centred
learning (SCL) merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik (subyek) aktif dan mandiri. Ataukah Pembelajaran aktif (active learning)
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran. GURU membantu peserta didik membentuk pembelajaran mulai dari (1) Membuat ilustrasi (2) Mendefinisikan, (3)
Menganalisis, (4) Mensintesis, ( 5) Bertanya, (6) Merespon, (7) Mendengarkan, (8) Menciptakan kepercayaan, (9) dan membentuk peserta didik untuk
memberikan pandangan yang bervariasi.
menurut saya yang pertama harus dirubah yatu pola pikir dari guru itu sendiri, bisa melalui pendekatan pribadi ataupun dengan kordinasi pihak pimpinan
yang membuat wadah untuk duduk bersama membahas hal ini.
yang kedua yang harus pula kita perhatikan adalah pola pikir dari peserta didik itu sendiri. walaupun kita sebagai guru sudah menerapkan strudent center
learning tetapi perlu didukung dari pola pikir peserta didik, jadi dengan memberikan stimulus kepada peserta didik agar dapat aktif dalam pembelajaran
Merubah pola pikir dan pola perilaku guru dan peserta didik memang bukanlah suatu hal yang mudah, mengingat bahwa manusia adalah makhluk
kebiasaan dimana segala perubahan strategi harus dilatih dan dibiasakan untuk menerima suatu perubahan yang mengikuti perkembangan zaman yang
tentunya disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Guru dituntut untuk melakukan perubahan-perubahan yang positif yang senternya adalah peserta
didik. Terkadang ada peserta didik yang suka belajar dengan pola diskusi, tutor sebaya ( dimana anak lebih bebas bertanya dan mengungkapkan pendapat
dengan sesama temannya ), praktik, dan lain sebagainya. ini menuntut guru harus lebih kreatif lagi dalam memberikan cara belajar yang menyenangkan
namun pesan yang ingin disampaikan tepat dalam pembelajaran.
Menurut pendapat saya, yang pertama dilakukan adalah merubah mind set/pola pikir sebagai guru yang sering menganggap kitalah (guru) satu-satunya
sumber informasi di kelas. Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan karakteristik peserta didik dalam belajar, saat ini guru bukanlah satu-satunya
sumber informasi/ilmu, peserta didik bisa mendapatkan informasi dari media lain seperti internet, e-modul, e-book, bahkan bisa juga melakukan
pembelajaran jarak jauh (e-learning). Seorang guru bertindak sebagai fasilitator bagi peserta didiknya. Memberikan ruang yang lebih luas agar peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan dirinya dengan pendampingan dari guru.
Hal mendasar yang harus dilakukan adalah membuka wawasan guru-guru tentang hal tersebut, ditambah lagi perkembangan teknologi saat ini sangat
mendukung kurikulum saat ini. Selain itu inisiatif dari pihak sekolah untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk guru-guru sangat berperan penting.
seperti yang disampaikan bahwa pembelajaran saat ini masih ada beberpa guru dalam hal mengajar sebagai pusat pembelajaran, memang tidak mudah
merubah kebiasaan pembelajaran dari yang berpusat kepada guru berpindah berpusat kepada siswa. salah satu faktor penyebab adalah kurangnya proses
pembelajaran yang membuat siswa lebih banyak aktif dari sisi Guru, pada sisi lainnya (murid) selama ini sudah nyaman dengan guru sebagai pusat
pembelajaran. untuk mengubah hal tersebut Guru dapat merubah pola pembelajarannya dengan cara membagi siswa dalam kelompok. di dalam kelompok-
kelompok tersebut guru memberika kasus yang harus di selesaikan(dijawab) secara bersama, dengan begitu interaksi antar siswapun terjadi didalam
kelompok tersebut. selanjutnya siswa dapat diarahkan dengan mempresentasikan hasil kerjanya, disamping itu kelompok yang lain menyimak dan
selanjutnya dapat bertanya ataupun mengevaluasi hasil kerja kelompok yang sedang mempresentasikan hasil kerja.
Guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum. Guru merupakan orang yang secara langsung bersentuhan dengan murid dan melakukan
proses pembelajaran dengan peserta didik. Adapun Altichter (dalam Katuuk) menyatakan bahwa kompetensi yang penting yang harus ada dalam jiwa guru
adalah kompetensi sebagai guru dan juga perilaku, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kualitas hubungan rekan sejawat. Meskipun guru
merupakan orang yang berperan penting dalam implementasi kurikulum, namun guru juga baiknya memiliki pengetahuan mengenai proses perencanaan
kurikulum sehingga guru dapat menerjemahkan kurikulum ke dalam realitasyang ada di lapangan.
Dan peserta didik memiliki peranan penting dalam implementasi kurikulum. Selain merupakan hasil atau subjek daripada pendidikan, peserta didik
memiliki lingkungan yang berbeda. Kualitas peserta didik, kemudian latar belakang ekonomi, keluarga, dan juga kecenderungan peserta didik.Lalu, ada satu
hal yang bisa dilakukan peserta didik adalah melakukan serangkaian seleksi terhadap pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam
implementasi kurikulum. Peserta didik bisa memilih sendiri pengalaman belajar yang diinginkan dan diterima, tidak selalu sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh kurikulum secara resmi
Kurikulum menuntut siswa lah yang lebih aktif dalam pembelajaran, namun dalam pelaksanaannya ketika siswa melaksanakan pembelajaran masih sangat
memerlukan guru untuk menjelaskan materi pelajaran tersebut dengan metode ceramah dengan alasan masih kurang dipahami ketika siswa mempelajari
materi tersebut sendiri. Maka guru harus memotivasi siswa bahwa sumber belajar sekarang sangatlah banyak dan mudah, siswa bisa mengakses internet
bahkan melalui handphone masing-masing ketika masih ada yang kurang dipahami, maka guru membimbing siswa tersebut. Jadi perlu pemahaman ke siswa
dan guru untuk memahami bahwa siswa harus lebih aktif berdasarkan banyaknya sumber belajar, dan guru melakukan tugasnya yaitu dengan mengarahkan
dan membimbing siswa.
Kembali kepada masing-masing guru atau para pendidik. Sebagaimana pilihannya untuk menjadi seorang guru untuk melayani peserta didik. Secara garis
besar kita ketahui ada 4 kompetensi yang harus dimiliki seorang guru sehingga dapat dikatakan profesional. Yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Keempatnya dimaksudkan untuk pengembangan potensi peserta didik. Selanjutnya untuk
mewujudkan pola student centered learning dan active learning, dari fakta di lapangan masih dengan teaching centered learning, memang membutuhakan
proses. Diantaranya dengan melakukan pendekatan secara persuasif, member arahan, dan secara langsung mengikuti perubahan zaman yang kita ketahui
semakin berbeda dari waktu ke waktu. Biasanya diperkuat dengan workshop atau in house training tentang penguatan kurikulum ataupun penyusunan
perangkat pembelajaran. Namun, ketika tidak juga menemukan perubahan, maka perlu ada pembimbingan dan konseling secara langsung dari bagian
kurikulum. Sangat penting untuk memahami bahwa seorang guru merupakan pelayan bagi para peserta didik.
Menurut saya, pola pikir yang pertama yang harus di ubah adalah pola pikir guru. Sebab sistem kurikulum sudah baik, jdi yang bermasalah adalah pelakasana
kurikulum dalam hal ini adalah guru. Guru tersebut mengajar tanpa mengerti tujuan kurikulim yang ada. maka dari itu sebagai sekolah perlu mengaakan
BIMTEK kurikulum agar guru paham penerapan kurikulum di lapangan.
Menurut saya, pola pikir yang pertama yang harus di ubah adalah pola pikir guru. Sebab sistem kurikulum sudah baik, jdi yang bermasalah adalah pelakasana
kurikulum dalam hal ini adalah guru. Guru tersebut mengajar tanpa mengerti tujuan kurikulim yang ada. maka dari itu sebagai sekolah perlu mengaakan
BIMTEK kurikulum agar guru paham penerapan kurikulum di lapangan.
◄ A.5. Bahan Pembelajaran Pedagogi 1 Jump to... A.7. Refleksi Pembelajaran : Konsep Dasar Ilmu Pendidik ►
Alamat Kantor :
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung D Lantai 14
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270