Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM

Dosen Pengampu: Ika Sukmawati, M.Pd.

Disusun Oleh:

Putri Ayu Widiyastuti (2010305055)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BIOLOGI
2021
A. Judul
Praktikum Biokimia Uji Enzim
B. Tujuan

1. Melalui praktikum virtual, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis faktor


yang berpengaruh terhadap kerja enzim katalase
C. Dasar Teori

Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi


kimia yang terjadi dalam sistem biologi (makhluk hidup). Tanpa adanya enzim, reaksi
kimia akan berjalan lambat.. Percobaan ini mendemonstrasikan apa-apa saja yang dapat
mempengaruhi kerja enzim. Siswa dapat mengambil sampel enzim, memberi perlakuan
terhadap sampel, dan melihat bagaimana kerja enzim setelah diberi perlakuan. Enzim
yang digunakan dalam lab maya ini adalah Enzim Katalase.Enzim katalase merupakan
enzim yang banyak ditemui dihampir semua makhluk hidup yang terekspos oksigen,
seperti bakteri, tumbuhan dan binatang. Enzim ini memecah Hidrogen Peroksida menjadi
air dan oksigen. Enzim katalase merupakan enzim yang sangat penting untuk
memproteksi sel dari resiko stress oksidatif, yaitu kondisi dimana jumlah radikal bebas
ditubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya. Enzim merupakan substansi
penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel Orang yang pertama menemukan enzim
adalah Edward dan Hans Buchner. Oleh karena enzim dapat mempercepat reaksi kimia,
berarti enzim merupakan rekasi katalis. Enzim merupakan katalisator organik dan dibuat
dalam sel makhluk hidup sehingga enzim disebut juga biokatalisator. Enzim juga
memiliki sifat diantaranya, selektif, karena enzim hanya dapat bekerja pada substrat
tertentu (Cartono, 2004).

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat)
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang
sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan.
Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya. sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim,
sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banyak obat dan racun
adalah inhibitor enzim (Soewoto, 2000).

Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun luar sel Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10-11 kali lebih cepat daripada
apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Berfungsi sebagai katalis yang sangat
efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Enzim dapat menurunkan
energi aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energi (reaksi
endergonik) dan adapula yang menghasilkan energi/mengeluarkan energi (eksergonik)
(Poedjiadi, 1994).
Pengaruh suhu terhadap enzim. Karena struktur protein menentukan aktivitas enzim,
maka jika struktur ini terganggu aktivitas akan berubah. Proses denaturasi protein juga
berlaku untuk protein-protein enzim dan bahan yang mendenaturasi adalah sama.
Misalnya enzim sering memperlihatkan kerapuhan akibat suhu. Jika dipanaskan sehingga
kurang lebih di atas 500C. Kebanyakan, tetapi tidak semua enzim akan terdenaturasi.
Denaturasi akibat suhu tinggi biasanya irreversible karena gaya-gaya ikatan lemah yang
penting rusak akibat meningkatnya getaran termal komponen atau atom-atomnya, suatu
fenomena yang merusak struktur tiga dimensi. Pada kondisi yang tidak menyebabkan
denaturasi, kebanyakan enzim menunjukkan adanya suhu optimum dengan keadaan
lainnya sama untuk mencapai aktivitas optimal (Montgomery et al. 1983).

Cara kerja enzim:

1. Teori gembok dan kunci (lock and key) Menurut teori ini enzim dan substrat
dimisalkan sebagai gembok dan kunci, suatu enzim hanya dapat bekerja untuk
satu jenis substrat saja,dengan berikatan pada sisi aktif

2. Teori kecocokan terinduksi (induced fit)

- Kofaktor akan berikatan dengan sisi alosterik

- Kofaktor mengubah bentuk sisi aktif agar dapat mengubah substrat tertentu

- Substrat kemudian diubah menjadi produk dan lepas dari enzim

- Enzim dapat digunakan kembali untuk substrat berikutnya

D.Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini tersedia dalam Virtual Lab

D. Prosedur Kerja

Buka halaman laboratorium maya di alamat berikut:

https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Experiments/enzymcatalase/#/

Pilih kolom “Lakukan Percobaan Sekarang” pada praktikum Enzim Katalase

Percobaan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

\\
\
a. Pengaruh Konsentrasi substrat terhadap kerja enzim katalase

Isi tabung 1, 2, dan 3 masing-masing dengan


ekstrak hati ayam sebanyak 1 mL

Tambahkan ke dalam tabung 1, 2, dan 3


masing-masing dengan 1, 2, dan 3 tetes H2O2

Uji keberadaan oksigen dengan menggunakan


lidi dan bara api

Catat hasilnya pada tabel pengamatan

b. Pengaruh Konsentrasi enzim terhadap kerja enzim Katalase

Isi tabung 1, 2, dan 3 masing-masing dengan


ekstrak hati ayam sebanyak 1, 2, dan 3 mL

Tambahkan ke dalam tabung 1, 2, dan 3


masing-masing dengan 1 tetes H2O2

Uji keberadaan oksigen dengan menggunakan


lidi dan bara api

Catat hasilnya pada tabel pengamatan


c. Pengaruh pH terhadap kerja enzim katalase

Isi tabung 1, 2, dan 3 masing-masing dengan


ekstrak hati ayam sebanyak 1 mL

Tambahkan ke dalam tabung 2 sebanyak 3


tetes HCl

Tambahkan ke dalam tabung 3 sebanyak 3


tetes NaOH

Tabung 1 tidak ditambah HCl atau NaOH


(sebagai kontrol)

Tambahkan ke dalam tabung 1, 2, dan 3


masing-masing dengan 1 tetes H2O2

Uji keberadaan oksigen dengan menggunakan


lidi dan bara api

Catat hasilnya pada tabel pengamatan.


d. Pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase

Isi tabung 1, 2, dan 3 masing-masing dengan


ekstrak hati ayam sebanyak 1 mL

Pada tabung 1, atur suhu hingga 25oC

Pada tabung 1, atur suhu hingga 37oC

Pada tabung 1, atur suhu hingga 50oC

Tambahkan ke dalam tabung 1, 2, dan 3


masing-masing dengan 1 tetes H2O2

Uji keberadaan oksigen dengan menggunakan


lidi dan bara api.

Catat hasilnya pada tabel pengamatan.


E.Data Pengamatan

No Perlakuan Tabung Keberadaan Oksigen


(ada/tidak)

1 Pengaruh Konsentrasi 1 (1 tetes H2O2) Ada +


Substrat
2 (2 tetes H2O2) Ada ++
3 (3 tetes H2O2) Ada +++

2 Pengaruh Konsentrasi Enzim 1 (1 mL Hati Ayam) Ada +


1 (1,5 mL Hati Ayam) Ada ++

3 (2 mL Hati Ayam) Ada +++


3 Pengaruh pH 1 (Netral) Ada

2 (Asam) Tidak ada


3 (Basa) Tidak ada

4 Pengaruh suhu 1 (25˚C Ada +++

1 (37˚C) Ada ++
1 (50˚C) Tidak ada gelembung

E. Analisis Data

1. Pengaruh konsentrasi substrat

Pada percobaan pertama saya lakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi


substrat di mulai dengan langkah pertama yaitu pada tabung 1 yang berisi hati ayam
yang ditetesi 1 tetes H2O2 menunjukkan adanya oksigen dengan jumlah sedikit dan
setelah diuji dengan bara api, bara api menyala. Hal tersebut membuktikan bahwa
enzim katalase mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen.Kemudian
pada tabung 2 yang berisi hati ayam yang ditetesi 2 tetes H2O2 menunjukkan adanya
oksigen dengan jumlah banyak dan setelah diuji dengan bara api, bara api menyala.
Hal tersebut membuktikan bahwa enzim katalase mengubah hydrogen peroksida
menjadi air dan oksigen. Selanjutnya pada tabung 3 yang berisi hati ayam yang
ditetesi 3 tetes H2O2 menunjukkan adanya oksigen dengan jumlah sangat banyak dan
setelah diuji dengan bara api, bara api menyala. Hal tersebut membuktikan bahwa
enzim katalase mengubah hydrogen peroksida menjadi air danem oksigen. Dan
terakhir pada tabung 1,2,3 menunjukkan Konsentrasi substrat mpengaruhi aktivitas
enzim , semakin banyak substrat maka aktivitas enzim semakin cepat.
2. Pengaruh konsentrasi enzim

Pada percobaan ke dua saya lakukan untuk mengetahui konsentrasi enzim


yang dimulai pada tabung 1 yang berisi 1 ml hati ayam dan ditetesi 1 tetes
H2O2 menunjukkan adanya oksigen dengan jumlah sedikit dan setelah diuji
dengan bara api, bara api menyala.Kempdian pada tabung 2 yang berisi 1,5 ml
hati ayam dan ditetesi 1 tetes H2O2 menunjukkan adanya oksigen dengan
jumlah banyak dan setelah diuji dengan bara api, bara api menyala.
Selanjutnya saya lanjutkan pada tabung 3 yang berisi 2 ml hati ayam dan
ditetesi 1 tetes H2O2 menunjukkan adanya oksigen dengan jumlah sangat
banyak dan setelah diuji dengan bara api, bara api menyala. Dan pada tabung
1,2,3 menunjukkan Konsentrasi enzim mempengaruhi aktivitas enzim ,
semakin banyak substrat maka aktivitas enzim semakin cepat.

3. Pengaruh Ph

Pada percobaan ketiga saya lakukan untuk mengetahui pengaruh PH dimulai


pada tabung 1 yang berisi 1 ml hati ayam dan ditetesi 1 tetes H2O2
menunjukkan adanya oksigen dan setelah diuji dengan bara api, bara api
menyala. Kemudian pada tabung 2 yang berisi 1 ml hati ayam dan ditetesi 1
tetes H2O2 + HCL (asam) menunjukkan tidak adanya oksigen dan setelah
diuji dengan bara api, bara api tidak menyala. Slanjutnya pada tabung 3 yang
berisi 1 ml hati ayam dan ditetesi 1 tetes H2O2 + NaOH (basa) menunjukkan
tidak adanya oksigen dan setelah diuji dengan bara api, bara api tidak
menyala. Dan diperoleh data enzim katalase bekerja optimal pada keadaan
netral.

4. Pengaruh suhu

Pada percobaan ke empat saya lakukan untuk mengetahui pengaruh suhu


dimulai pada tabung 1 yang berisi 1 ml hati ayam dan ditetesi 1 tetes H2O2
pada suhu 25 derajat menunjukkan adanya oksigen dengan jumlah banyak dan
setelah diuji dengan bara api, bara api menyala. Selanjutnya pada tabung 2
yang berisi 1 ml hati ayam dan ditetesi 1 tetes H2O2 pada suhu 37 derajat
menunjukkan adanya oksigen dengan jumlah sedikit dan setelah diuji dengan
bara api, bara api menyala. Kemudian pada tabung 3 yang berisi 1 ml hati
ayam dan ditetesi 1 tetes H2O2 pada suhu 50 derajat menunjukkan tidak
adanya oksigen dan setelah diuji dengan bara api, bara api tidak menyala. Dan
yang terakhir diperoleh data bahwa enzim katalase bekerja optimum pada suhu
kurang dari 40 derajat, dan pada suhu tinggi akan denaturasi.
F. Pembahasan

Berdasarkan praktikum uji i enzim yang saya lakukan pada hari jumat,3November
2021 secara daring dan virtual melalui aplikasi di peroleh data bahwa sempel analisis
data diatas ada percobaan pertama digunakan 3 tabung reaksi yang masing-masing
diisi dengan 1 ml ekstrak hati dan selanjutnya pada tabung 1, 2, 3 ditambahkan larutan
H2O2 yang masing-masing 1, 2, 3 tetes, didapatkan hasil pada tabung 1 dan 3
terdapat gelembung yang tidak terlalu banyak, tabung bahwa pengaruh konsentrasi
substrat pada tabung 1 dan 3 dengan tetes H2O2 terdapat oksigen yang tidak terlalu
banyak atau dapat dikatan sedang, pada tabung 2 didapatkan gelembung yang banyak
serta setelah di cek dengan bara api menyala. Pada percobaan kedua yaitu pengaruh
konsentrasi enzim yang hampir sama dengan percobaan pertama yaitu tabung reaksi
yang digunakan 3 yang diisi dengan 1 ml ekstrak hati dan selanjutnya masing-masing
tabung tersebut di tambahkan 1 tetes larutan H2O2 didapatkan gelembunggelembung
yang terlihat tidak terlalu banyak dan setelah dicek keberadaan oksigen lidi menyala.

Dari praktikum terbukti bahwa saat ekstrak hati ayam ditambahkan H2O2 pada
pengaruh konsentrasi substrat dan pengaruh konsentrasi enzim terdapat gelembung-
gelembung udara yang sedang hingga banyak, hal tersebut menandakan bahwa
didalam hati ayam banyak mengandung peroksisom sehingga menghasilkan enzim
katalase, pada pengujian lidi bara api juga saat di masukkan ke dalam tabung reaksi
bara api menyala, hal ini sejalan bahwa didalam hati ayam masih banyak mengandung
peroksisom sehingga menghasilkan enzim katalase yang terdapat didalam hati ayam
mengubah H2O2 menjadi H2O (air). Lalu pada saat lidi yang setelah dibakar
menghasilkan bara api, dimasukan kedalam tabung reaksi perlahan-lahan dan timbul
nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 diuraikan menjadi oksigen (O2). Dan
itu membuktikan bahwa gelembung yang sangat banyak itu karena didalam hati
mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun (Yustika Sekar
Buana, 2020).

Kemudian pada percobaan pengaruh pH tabung yang digunakan 3 yang diisi


dengan 1 ml ekstrak hati, pada tabung 1 sebagai pembanding yang tidak ditambahkan
HCL dan NaOH sehingga sifatnya netral sedangkan tabung 2 ditambhakan 3 tetes
HCL dan tabung 3 ditambahkan NaOH, lalu dari 3 tabung tersebut di tambahkan
larutan H2O2 3 tetes. Saat diuji dengan lidi/bara api pada tabung 1 menyala sangat
terang dan terdapat gelembung, sedangkan tabung 2 yang sifatnya asam nyalanya
redup sama seperti tabung 3 yang sifatnya basa nyala bara api redup dan tidak adanya
gelembung hal ini menandakan bahwa kerja enzim katalase tidak bekerja dengan
optimal. Sependapat bahwa bara api yang dihasilkan pada penambahan HCL dan
NaOH nyalanya redup menandakan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara
optimal pada keadaan asam dan basa, enzim katalase dapat bekerja dengan optimal
pada kondisi yang netral seperti pada tabung 1(Anisa Cahyani Syafaningrum, 2018).
Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja,
karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut
disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga
dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan
substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang. Denaturasi enzim perlakuan
ini disebabkan oleh penambahan HCl yang merubah kondisi di sekitar molekul
menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim,
sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral
(Yustika Sekar Buana, 2020). Pada percobaan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
tabung yang digunakan ada 3 tabung. Untuk tabung 1 dengan suhu 25°C dan tabung 2
dengan suhu 37°C terdapat gelembung yang tidak terlalu banyak, dan tabung 3 suhu
50°C terdapat gelembung yang sedikit setelah masing-masing tabung ditambahkan
dengan larutan H2O2.

Pada pemanasan bara api pada tabung 1 dan 2 menyala sedangkan pada tabung 3
bara api yang terlihat adalah redup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh
suhu terhadap aktivitas enzim dapat terlihat pada kenaikan suhu, pada suhu yang
rendah enzim bekerja dengan optimal sedangkan pada suhu yang tinggi enzim tidak
dapat bekerja dengan optimal karena kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi
dan bagian aktif enzim akan terganggu. Literatur yang mendukung kesimpulan
tersebut yaitu suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim
tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja sebagian
dan mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus,
jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Kecepatan
reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum. Enzim dalam tubuh
manusia mempunyai suhu optimum sekitar 37° C. Sebagian besar enzim menjadi
tidak aktif pada pemanasan sampai ± 60° C, karena terjadi denaturasi (Soewoto, 2000
didalam Lela Marsela, 2018).

G.Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi
kerja enzim katalase diantaranya adalah konsentrasi substrat, konsentrasi enzim,
pengaruh pH, dan pengaruh suhu. Pada konsentrasi substrat dan enzim hal yang
berpengaruh adalah sehingga konsentrasi enzim dapat bekerja dengan optimal adalah
karena ekstrak hati ayam yang dapat menetralkan racun saat di tambahakan larutan
H2O2 yang dapat diuraikan menjadi oksigen (O2). Pada percobaan pengaruh pH
Derajat keasaman dan kebasaan (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga
kondisi asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
Selanjutnya pada percobaan pengaruh suhu jika suhu meningkat jumlah enzim aktif
akan berkurang dan enzim bekerja tidak optimal pada suhu yang rendah enzim
bekerja dengan optimal.
H.Jawaban Diskusi

1.Berdasarkan hasil pengamatan, gambarkan pengaruh konsentrasi substrat terhadap


kerja enzim katalase!

2.Berdasarkan hasil pengamatan, gambarkan pengaruh konsentrasi enzim terhadap


kerja enzim katalase! Jawab:

3.Berdasarkan hasil pengamatan, gambarkan pengaruh pH terhadap kerja enzim


katalase!
4.Berdasarkan hasil pengamatan, gambarkan pengaruh suhu enzim terhadap kerja
enzim katalase!Jawab:

5.Prediksilah kegunaan sianida dalam praktikum enzim katalase. Jelaskan adakah bara
api yang terbentuk jika pada campuran substrat dan enzim ditambahkan sianida!

Jawab : Sianida berperan sebagai inhibitor kompetitif yang merupakan molekul


penghambat yang strukturnya mirip substrat, kemudian molekul tersebut berkompetisi
dengan substrat untuk bergabung pada sisi aktif enzim. Apabila sianida ditambahkan
pada campuran enzim dan substrat maka tidak akan timbul bara api, karena apabila
kompleks enzim substrat terdapat inhibitor kompetitif maka tidak akan menghasilkan
produk, kecuali dengan menambah konsentrasi substrat.
DAFTAR PUSTAKA

Ateng Supriyatna, D. A. (2015, Juli ). AKTIVITAS ENZIM AMILASE, LIPASE,

DAN PROTEASE DARI LARVA Hermetia illucens yang diberi pakan jerami

padi. IX(2), 18-32.

Buana, Y. S. (2018). LAPORAN BIOLOGI UJI ENZIM KATALASE. KLATEN.

Ika Sukmawati, M. P. (2020). Petunjuk Praktikum Biokima. Universitas Tidar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Magelang.

Marsela, L. (2017). LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA.

Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

PRESS

Putri, Y. S. (2020). Skrining dan Uji Aktivitas Enzim Protease Bakteri dari

Limbah Rumah Pemotongan Hewan. Universitas Airlangga , Surabaya.

Soewoto Hafiz, dkk. 2000. Biokimia eksperimen laboratorium. Jakarta: Widya

Medika..

Sumardjo D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran


dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC

Tobi, Dorr, dan Ivet Bahar: 2005. Structural changes involved in protein binding
correlate with intrinsic motions of proteins in the unbound state. Departemen of
Computational Biology, School of Medicine: Pittsburgh, United States
LAMPIRAN

Dokumentasi uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap kerja enzim katalase

Dokumentasi uji pengaruh konsentrasi enzim terhadap kerja enzim katalase

Dokumentasi uji pengaruh ph terhadap kerja enzim katalase


Dokumentasi uji pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase

Foto kegiatan praktikum

Anda mungkin juga menyukai