Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN


PENGAMATAN STRUKTUR BATANG

Disusun oleh:

1.Putri Ayu Widiyastuti

Biologi 4.03

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR
A. Rumusan Masalah
1.Bagaimana bentuk struktur penyusun batang ?
2.Apasaja fungsi dari struktur penyusun batang tersebut ?

B. Tujuan
1. Mengamat struktur penyusun batang menggunakan preparat awetan di
bawah mikroskop
2. Mendeskripsikan struktur penyusun batang melalui gambar beserta
ketaranganya

C.Tabel hasil pengamatan


No Gambar Keterangan
1.
Penampang melintang batang Zea mays 1 Epidermis
1 2. xylem
3. Floem
4. Empulur

3
2
2 1. Epidermic
Penampang melintang batang helianthus annus 2. Korteks
3. Floem
4. Kambium vaskuler
5. Xylem
1
6. Empular
7 kambium interveskuler

2
w

5
7 6

3
Penampang melintang Tilia se 1 Periderm
- Cabus
-kambum gabus (Felogen)
2 Floem primer
6. Floem sekunder
1 4 Kambium
5 xylem cekunder
6 xylem primer
7. Empulur

4
5 6
7
D. Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu membahas struktur batang berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan mengenai pengamatan struktur batang yang mana batang yang
diamati adalah preparat Melintang Batang Zea mays (Monokotil), Preparat
Melintang batang Helianthus annus dan, Preparat melintang batang Tilia sp.
Batang adalah salah satu dari dua sumbu struktural utama pada tumbuhan. Bagian
ini adalah penyangga utama bagi organ tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah-
buahan. Batang memiliki dua jaringan seperti pipa yang disebut xilem dan floem.
Jaringan xilem berfungsi untuk mengangkut air dengan gaya tarikan transpirasi,
aksi kapiler, dan tekanan akar. Untuk jaringan floem sendiri, terdiri dari tabung
tapis dan sel pendampingnya. Kedua jaringan tersebut dipisahkan oleh kambium
yang merupakan jaringan yang membelah membentuk sel xilem atau floem
(Satterlee, 2020).
Batang biasanya terdiri dari tiga jaringan, yang terbagi menjadi jaringan
dermal, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Jaringan dermal menutupi
permukaan luar batang dan biasanya berfungsi untuk menjaga bagian dalam
tumbuhan kedap air, melindungi, dan juga mengontrol pertukaran gas. Jaringan
dasar biasanya terdiri dari sel parenkim dan mengisi di sekitar jaringan vaskular.
Jaringan vaskular menyediakan transportasi jarak jauh dan juga dukungan
struktural. Susunan jaringan pembuluh sangat bervariasi di antara spesies
tumbuhan (Hussain, 2018).
Pada pengamatan preparat yang pertama yaitu mengamati batang Zea
mays yang terlihat adalah adanya epidermis, parenkim, hypodermis, berkas
pengangkut, empulur, cambium, serat xylem, floem dan xylem. Zea mays
merupakan tanaman monokotil dengan biji berkeping satu. Daun lembaga yang
akan muncul saat perkecambahan hanya 1 daun yang disusul dengan daun
berikutnya. Jaringan tanaman jagung yang diamati adalah bagian akar, batang, dan
daun. Pengamatan dilakukan untuk melihat anatomi akar, batang, dan daun jagung
(Karimatulhajj. 2021). Zea mays memiliki berkas pengangkut tipe kolateral
tertutup ini karena pada pada xylem dan floem tidak mengandung adanya
kambium melainkan adanya parenkim. Dan mempunyai tipe stele ataktostele yang
mana bagian xilem pusat dengan tepi tidak rata, melainkan berbentuk bintang. Hal
ini sependapat bahwa Akar jagung (Zea mays) memiliki jenis ikatan pembuluh
kolateral tertutup karena tidak terdapat kambium antara xilem dan floem serta
terdapat pada tumbuhan monokotil (Ahmad, AH.2014). Stele dengan tipe
Atactostele, dengan sistem jaringan transportasi yang terdesentralisasi (Syafii,
2013 dalam Sri Wahyuni, 2019). Dikuatkan juga bahwa Kolateral tertutup. Tipe
kolateral tertutup terbentuk bila antara xylem dan floem tidak terdapat kambium,
melainkan terdapat parenkim. Xylem berdampingan dengan floem dengan xylem
dibagian dalam dan floem dibagian luar. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup
ini kadang dikelilingi jaringan sklerenkim yang sering disebut 108 sebagai
seludang berkas pengangkut. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini dapat
dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil (Purwanto, 2022).
Selanjutnya untuk pengamatan yang kedua pada preparat melintang batang
Helianthus annus merupakan tumbuhan yang tergolong dalam dikotil herba yang
mana bunga matahari memiliki sepasang kotiledon didalamnya. Serta batang
bunga matahari termasuk dalam golongan herba karena mempunyai struktur yang
lunak dan banyak mengandung air, struktur batang basah dapat dipatahkan dengan
mudah (Nugroho. 2006 dalam Nia Yunita, 2019).Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan Helianthus annus memiliki tipe berkas pengangkut kolateral
tertutup dan mempunyai tipe stele ataktostele. Hal ini sejalan dengan pendapat
bahwa pada akar tua Helianthus annus terdapat adanya kambium, dimana
kambium berbentuk melingkar mengelilingi xylem dan floem. Kambium pada
akar merupakan kambium sekunder/kambium gabus, yaitu suatu jenis kambium
yang ada dipermukaan batang/akar yang pecah karena proses pertumbuhan
sekunder. Tipe berkas pengangkut pada akar tua Helianthus annus adalah Radial.
Radial yaitu tipe berkas pengangkut dimana xylem dan floem tampak berseling
seling mengelilingi jari-jari lingkaran. Sedangkan tipe stele pada akar tua
Helianthus annusi yaitu Aktinostele. Aktinostele adalah stele yang khusus terdapat
pada akar, dimana berkas pengangkutnya radial (Sri Winda Lestari, 2018).
Dikuatkan juga bahwasanya Bunga matahari adalah tumbuhan dikotil, dan jenis
ikatan pembuluh pada batang bunga matahari muda adalah cabang lateral tertutup.
Kulit batang bunga matahari muda dapat dikenali dari empulurnya. Tangkai
bunga matahari muda tidak mengalami penebalan sekunder, sedangkan batang
bunga matahari dewasa ditandai dengan penebalan sekunder (Aulia Fuji Yanti,
dkk. 2017).

Struktur batag Helianthus annus atau tumbuhan bunga matahari meliputi


jaringan epdermis, korteks, xilem, floem, kambium vaskular, kambium
interfaskular dan empulur. Struktur batang ini juga disebut batang dikotil primer
karena arah pertumbuhanya ke atas. Epidermis pada batang dikotil herba
berbentuk pipih, selapis, mengundang kitin atau kutikula dan berfungsi
melindungi jaringan dibawahaya. Kemudian korteks berada dibawah epidermis
yang tersusun dari sel-sel parenkim yang berfungsi menyimpan cadangan
makanan. Terdapat pula stele atau silinder pusat yang merupakan bagian terdalam
batang stele tersusun atas xilem, kambium vaskuler, kambium Intervaskuler, dan
empulur. Xilem adalah jaringan yang kompleks, yang tersusun pembuluh xilem
(trakea) dan trakeid. Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari
tanah keseluruh bagian tumbuhan, terutama daun. Xilem juga tersusun oleh sel-sel
parenkim xilem dan serabut xilem. Floem adalah jaringan kompleks yang tersusun
dalam beberapa macam sel yang mampu mengangkat zat organik hasil fotosintesis
dari daun ke tempat lain sel-sel yang menyusun ialah sel floem (tapis), sel
pengiring, parenkim floem, dan serabut floem. Kambium vaskular (kambium
pembuluh) adalah jaringan yang bersifat meristematis dan terbentuk dari
prokambium, kambium ini terletak diantara jaringan xilem dan floem.
Pembelahan ke arah luar dan sel-sel kambium akan membentuk xilem sekunder
sedangkan ke arah dalam akan membentuk xilem sekunder. Xilem sekunder
adalah pembuluh xilem yang berbentuk dari kambium. Kambium berfungsi untuk
memperbesar batang, yang mengalami aktivitas pembelahan sel-sel kambium
sedangkan kambium intervaskuler merupakan kambium yang terdapat diantara
dua berkas pengangkutan atau berada diluar berkas pengangkutan. Kemudian
empulur ialah bagian dalam batang yang tersusun oleh sel parenkim dan dapat
berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan (fari & Idris, 2014).

Tumbuhan dikotil yang berbentuk herba mempunyai pertumbuhan sekunder dan


strukturnya seperti tumbuhan berkayu. Pada awal pertumbuhan sekunder, lapisan
epidermis tetap ada. Periderm dengan intisel muncul pada epidermis. Satu atau
dua lapisan korteks yang terdapat di bawah epidermis mengandung kloroplas.
(Dewi, 2012). Floem primer menghasilkan serat dan letaknya berdekatan dengan
korteks. Serat juga berkembang di daerah floem sekunder. Kambium pembuluh
memisahkan floem dan xilem sekunder, dan membentuk silinder yang kompak.
Jari-jari parenkim sekunder mula-mula uniseriat, kemudian terjadi pula jari-jari
yang bersifat multiseriat. Beberapa jari-jari mengalami dilatasi di bagian floem
luar, bersama dengan penuaan batang. Empulur yang parenkimatis mengandung
sel-sel lendir. Tepung dan kristal juga ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari
dan parenkim akrial. Selain mempunyai tipe kolateral terbuka, pada dikotil herba
berkas pengangkut dapat bertipe bikolateral. (Dewi, 2012).

Korteks merupakan bagian dalam batang yang tersusun oleh berbagai sel yang
membentuk beberapa lapisan. Korteks berfungsi untuk meneruskan pengangkutan
zat hara yang telah di absorpsi oleh epidermis menuju ke silinder pusat melalui
endodermis. Endodermis adalah bagian dari jaringan akar yang terdiri atas satu
lapisan sel. Jaringan ini berbentuk jaringan koretks. Endodermis berfungsi
mengatur masuknya air dan zat terlarut ke dalam silinder pusat. Stele (silinder
pusat) merupakan bagian yang terbentuk oleh berkas-berkas pengangkut dan
beberapa jaringan lain. Berkas pengangkut membentuk stele yaitu xilem, floem,
dan perisikel. Stele (silinder pusat) berfungsi untuk tranfortasi air dan zat-zat di
dalam tubuh tumbuhan. Hasil pengamatan stele pada tanaman Helainthus annus
memiliki tipe stele Aktinostele. Aktinostele adalah stele yang khusus terdapat
pada batang, dimana xilem dan floem tempak berselang seling mengelilingi jari-
jari lingkaran. (Sri, et al, 2018). Stele ini dijumpai pada batang dengan berkas
pengangkut kosentris amfikibral disebut protostele. Kosentris amfikibral yaitu
letak xilem berda di tengah-tengah dan floem mengelilingi xilem. Pertumbuhan
sekunder batang dikotil herba dapat dibedakan antara daerah kambium vasikuler
dan intervasikuler. Berkas Pengangkut koleteral terbuka adalah struktur berkas
pengangkut yang kambiumnya berfungsi sebagai jaringan penghubung antara
Floem dan Xytem. Selain itu kambium ini berperan besar dalam membentuk
pembuluh kayu (xilem) sekunder ke arah luar dan membik pembuluh tapis
(Floem) ke arah dalam.
Kemudian terakhir adalah pengematan pada batang tumbuhan Tilia sp.
Pada pengamatan preparat terakhir adalah menentukan usia dari dari tumbuhan
Tilia sp dengan cara mengamatahui lingkaran tahunnya. Dapat dilihat bahwa
diperkirakan usia tumbuyhan tersebut adalah lima tahun, karena pada preparat
melintang batang Tilia sp. terdapat lima berkas kambium yang di antaranya sudah
terdapat perkembangan xilem sekunder dan primer. Semakin tua umur suatu
tumbuhan, maka lingkaran yang terbentuk dari kambium ini juga akan semakin
banyak dan menebal. Hal tersebut digunakan sebagai salah satu cara dalam
memperkirakan umur suatu tumbuhan.

Hal ini seperti pendapat bahwa pada batang Tilia terdapat felogen yang
tersusun atas kambium gabus jika terletak ke luar dari floem disebut felem dan
jika terletak ke dalam dari floem disebut parenkim. Epidermis berubah menjadi
periderm. Terdapat lingkaran tahunan yang jelas dan adanya jari-jari pembuluh
(Alviani Risti Afrilianti, dkk. 2019). Dan sebagai penjelasan aktivitas kambium
membentuk siklus satu tahun. Lingkaran tahunan adalah lingkaran yang dibentuk
oleh aktivitas divisi jaringan kambium tahun. Di wilayah Tempera, lingkaran
tahunan terlihat jelas. Artinya, jaring kayu berwarna gelap dan terang terbentuk.
Jaringan gelap adalah jaringan yang terbentuk selama musim dingin, biasanya
membentuk sel-sel kecil padat yang tampak gelap. Di musim semi, jaringan
transportasi (floem dan xilem) dibentuk oleh sel-sel yang lebih besar,
membuatnya terlihat lebih cerah. Usia pohon dapat ditentukan berdasarkan
lingkaran tahunan (Marina Silalahi Dan Fajar Adinugraha. 2019).
Daftar Pustaka

Ahmad. (2016). Anatomi Batang.

Alviani Risti Afrilianti, D. C. (2019). BATANG LAPORAN PRAKTIKUM.


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALA,
BANDUNG.
Aulia Fuji Yanti, H. D. (2017). BATANG LAPORAN PRAKTIKUM.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM,
BANDUNG.
Hayati, Riza Sativani. 2016. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.

Karimatulhajj, H. (2021). Modul Petunjuk Praktikum Morfologi dan Fisiologi


Tumbuhan.
MUHAMMAD RADIAN NUR ALAMSYAH. (2019). PETUNJUK
PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN.
UNIVERSITAS TIDAR, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN, Magelang.
Mulyani, Sri. 2016. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Nugroho, Hartanto, dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Purwanto, Y. A. (2022). Analisis Permasalahan Pembelajaran Pada Materi


Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan untuk Pengembangan
Media Pembelajaran Augmented Reality Berbasis Android.

Silalahi, M., & Adinugraha, F. (2019). PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI,


FISIOLOGI, DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN I.
Sri Winda Lestari, L. M. (2018). LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN
PADA AKAR. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA,
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI, SUMATERA UTARA.
WAHYUNI, S. (2018). LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN
“JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG MONOKOTIL DAN
DIKOTIL”. UNIVERSITAS TANJUNGPURA, FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, TANJUNGPURA.
Yunita, N. (2019). LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI. UIN SUMATERA
UTARA, FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI, SUMATERA
UTARA.
Satterlee, J. W., Strable, J., & Scanlon, M. J. (2020). Plant Stem-cell Organization
and Differentiation at Single-cell Resolution. Proceedings of The National
Academy of Sciences, 117(52).
Latifa, R. (2015). Peningkatkan Kualitas Preparat Histologi Berbasis Kegiatan
Praktikum Di Laboratorium Biologi. In Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi.
Sudibyanung, S., Dewi, A. R., & Wulansari, H. (2017). Pola Keruangan Nilai
Tanah di Kota Madiun Menggunakan Perspektif Ekonomi. BHUMI:
Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 3(2), 201-216

Anda mungkin juga menyukai