Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM VIII

Judul : Jaringan Mekanik dan Jaringan Pengangkut


Tujuan : Untuk mengamati jaringan mekanik dan jaringan pengangkut
yang terdapat pada tumbuhan.
Hari/ Tanggal : Sabtu, 30 April 2011
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Silet
5. Pipet tetes
6. Baki
7. Gelas kimia

Bahan :
1. Tangkai daun seledri (Apium graveolens)
2. Buah kacang buncis (Phaseolus vulgaris)
3. Kulit biji/ endokarpium kelapa (Cocos nucifera)
4. Batang jagung (Zea mays)
5. Aquadest

II. CARA KERJA


1. Membuat sayatan melintang setipis mungkin pada tangkai daun seledri untuk
mengamati sel kolenkim dan pada batang jagung untuk mengamati sel
sklerenkim serta jaringan pengangkut.
2. Membuat kerokan kulit biji kelapa/ tempurung kelapa untuk mengamati sel
sklerenkim.
3. Membuat sayatan kulit buah buncis bagian dalam untuk mengamati sel
sklerenkim.
4. Meletakkan masing-masing hasil sayatan atau kerokan di atas kaca benda, lalu
memberi setetes aquadest, menutup dengan kaca penutup dan mengamati di
bawah mikroskop.

III. TEORI DASAR


Untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat
(mekanik). Ada 2 macam jaringan penguat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu
kolenkim dan sklerenkim. Sklerenkim dapat dibedakan dari kolenkim karena
sklerenkim tidak mengandung protoplasma dan dindingnya mengalami lignifikasi,
sel sklerenkim juga menunjukkan variasi dalam bentuk, struktur dan
perkembangan. Sedangkan sel kolenkim bersifat hidup dindingnya mengandung
selulosa, pektin dan hemiselulosa.
Selain memperkokoh tubuhnya dengan adanya jaringan mekanik
tumbuhan juga mempunyai sistem pengangkutan yang tersusun atas jaringan
pengangkut. Xilem dan floem merupakan jaringan kompleks yang selalu
berdampingan bersama-sama menyusun sistem pengangkutan yang meluas ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda,
dapat bersifat hidup atau mati, sel yang paling karakteristik adalah trakeid dan
trakea, yang berfungsi mengangkut air. Selain itu xylem terdiri atas serat dan sel-
sel parenkim yang bersifat hidup (Sumardi dan Agus, 1993). Floem yang
merupakan jaringan kompleks tersusun oleh sel tapis, buluh tapis, sel pengiring
dan serabut floem.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Tangkai daun seledri (Apium graveolens)
Keterangan :
1. Lumen sel
2. Epidermis
3. Penebalan dinding sel
Kolenkim tipe angular
Perbesaran (10 x 10)

Menurut literatur:
Keterangan :
1. Lumen
2. Penebalan dinding sel

Sumber : http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf
2. Buah kacang buncis (Phaseolus vulgaris)
Keterangan :
1. Sel skelreid
2. Epidermis
Perbesaran (10 x 10)

Menurut literatur:
Keterangan :
1. Makrosklereid dilihat dari
samping

Sumber : http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf

3. Kulit biji/ endokarpium kelapa (Cocos nucifera)


Keterangan :
1. Penebalan dinding sel
Perbesaran (10 x 10)
Menurut literatur:
Keterangan:
1. Penebalan dinding sel
2. Saluran noktah

Sumber: http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf

4. Batang jagung (Zea mays)


Keterangan :
1. Xylem
2. Floem
3. Sklerenkim
Perbesaran (10 x 10)

Menurut literatur:
Keterangan :
1. Floem
2. Sel pengiring
3. Trakea
4. Trakeida
5. Buluh cincin
6. Ruang reksigen
7. Sklerenkim
8. Parenkim
Sumber: http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf
V. ANALISIS DATA
1. Tangkai daun seledri (Apium graveolens)
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolipsida
Sub classis : Rosidae
Ordo : Apiales
Familia : Apiaceae
Genus : Apium
Species : Apium graveolens
Sumber : (Cronquist. 1981)

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada tangkai daun


seledri ini adalah pada bagian sel kolenkim. Umumnya kolenkim terbentuk di
bawah epidermis, dan sel-sel kolenkim pada tangkai daun seledri inipun juga
demikian. Berdasarkan dari cara penebalan dinding selnya sel kolenkim pada
tangkai daun seledri merupakan kolenkim tipe angular (menyudut) yaitu
penebalan dinding yang terdapat pada sudut sel dan memanjang mengikuti
sumbu sel. Pada penampang melintangnya penebalan tersebut terlihat di sudut
sel tempat bertemunya tiga atau lebih sel.
Kolenkim berasal dari sel-sel memanjang serupa prokambium yang
terbentuk pada awal diferensiasi jaringan dasar. Jaringan ini berfungsi sebagai
penguat pada organ muda mupun tua. Kolenkim pada umumnya terletak di
bagian perifer batang, tangkai daun, tangkai bunga, ibu tulang daun dan jarang
dijumpai pada akar. Sel-sel kolenkim dindingnya dapat menebal dengan lignin
sehingga menyerupai sklerenkim. Kolenkim berkembang dari sel-sel
memanjang yang mirip prokambium yang terbentuk pada awal differensiasi
jaringan dasar. Sel-sel kolenkim bersifat hidup, dinding selnya mengandung
selulosa, pectin dan hemiselulosa.
2. Buah kacang buncis (Phaseolus vulgaris)
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolipsida
Sub classis : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Species : Phaseolus vulgaris
Sumber : (Cronquist. 1981)

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada buah kacang buncis


ini adalah pada kulit bijinya yaitu untuk mengamati bagian sel sklerenkim
yang terdapat di dalamnya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pada buah
ini terdapat sklereid. Sklereid sering disebut sebagai sel batu, karena
dindingnya keras. Pada biji, sklereid seringkali merupakan suatu lapisan yang
turut menyusun kulit biji. Sklereid yang diamati pada buah kacang buncis ini
selnya panjang dan berbentuk seperti tiang yang membentuk deretan tegak
lurus permukaan biji. Dari bentuknya dapat diketahui bahwa sel sklereid yang
terdapat dalam kulit biji kacang buncis ini termasuk tipe makrosklereid.

3. Kulit biji/ endokarpium kelapa (Cocos nucifera)


Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Arecidae
Ordo : Arecales
Familia : Arecacea / Palmae
Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera L.
Sumber : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh pada kulit biji/
endokarpium kelapa ditemukan adanya sel sklerenkim yaitu berupa sklereid.
Sel sklerenkim dindingnya sangat tebal, biasanya sangat kuat dan
mengandung lignin. Dinding selnya mempunyai penebalan yang bersifat
sekunder, dan pada waktu dewasa sel pada umumnya bersifat mati.
Sel sklereid yang ditemukan pada tempurung kelapa ini tergolong dalam
tipe brakhisklereid atau disebut juga sel batu. Sel sklereid ini bentuknya
membulat, dan mengalami penebalan sekunder (sentripetal). Sel-sel sklereid
pada kulit biji/ endokarpium kelapa berasal dari sel yang pendek tetapi dalam
perkembangannya kemudian sel ini berbentuk membulat. Sel-sel sklereid ini
dapat mengumpul menjadi jaringan yang keras di antara jaringan lain yang
lunak.

4. Batang jagung (Zea mays)


Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays
Sumber : (Cronquist. 1981)

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh pada batang jagung ini
adalah untuk mengamati sel sklerenkim dan jaringan pengangkut di dalamnya.
Dari hasil pengamatan pada jaringan pengangkut batang jagung, terdapat
floem dan xylem dalam satu berkas pengangkut, dan terdapat sel-sel
sklerenkim di sekitar berkas pengangkut tersebut.
Berkas pengangkut pada tumbuhan tersusun oleh jaringan xilem yang
berfungsi sebagai saluran pengangkut air dan zat-zat hara akar ke bagian tubuh
yang lain, serta jaringan floem yang berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi
dari daun ke tempat-tempat penyimpan makanan cadangan dan bagian tubuh
lainnya. Sel-sel penyusun jaringan xilem berdinding tebal dan keras karena telah
mengalami lignifikasi (penebalan sekunder dengan zat lignin), sedang sel-sel
penyusun jaringan floem lebih lunak dan tipis, meskipun telah mengalami
pertumbuhan menebal sekunder dengan penebalan dinding dari selulose.
Xylem merupakan suatu jaringan kompleks yang tersusun atas beberapa
sel berbeda dengan penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea yang
berfungsi mengangkut air, kadang-kadang juga berfungsi sebagai penguat.
Trakeid dan trakea sel-selnya memanjang, dinding tipis, biasanya terdapat
sedikit protoplasma pada waktu dewasa. Penebalan dinding sekunder dengan
berbagai cara, dan dinding tersebut berlignin.
Trakeid berasal dari sel tunggal. Selnya panjang dengan ujung runcing.
Pada waktu dewasa trakeid bersifat mati, tidak mengandung protoplas.
Trakeid dibedakan dari trakea karena tidak mengalami perforasi dan hanya
mempunyai pasangan noktah pada dindingnya, sedangkan trakea selnya
mengalami perforasi pada tempat tertentu dalam persalinannya dengan trakea
lain. Disamping itu pada xylem terdapat serabut yang strukturnya mirip
dengan serabut sklerenkim dan juga terdapat parenkim xylem yang merupakan
sel hidup dan mengandung berbagai senyawa (umumnya tepung atau lipid).
Pada floem terdapat sel yang sangat khusus yaitu unsur tapisan, dimana
pada unsur tapisan terdapat bidang tapisan yang merupakan dinding dengan
lubang-lubang. Lubang-lubang tersebut dilalui oleh protoplas yang
menggabungkan diri dari bagian lateral atau vertikal buluh tapisan. Pada
bidang tapisan, masing-masing lubang biasanya mengandung kalosa yang
merupakan suatu karbohidrat.
Sel-sel parenkim pada floem mengandung bermacam-macam substansi
ergastik seperti tepung, tanin, dan kristal. Sel-sel parenkim sering
berhubungan dengan serat atau sklereid. Serat terdapat baik pada floem primer
maupun sekunder. Pada floem primer serat terdapat berkelompok, sedangkan
pada floem sekunder serat tidak selalu demikian.
Disamping unsur tapisan juga terdapat sel pengiring, sel albumin, sel
parenkim, dan sel sklerenkim. Sel pengiring berasal dari pembelahan sel induk
buluh tapis. Jumlah sel pengiring satu sampai banyak, mempunyai ukuran
yang bermacam-macam. Panjangnya mungkin sama dengan sel buluh tapisan.
Pada sel albumin, tidak dijumpai adanya tepung di dalam sel tersebut serta
hubungannya dengan buluh tapisan.

VI. KESIMPULAN
1. Pada tangkai daun seledri terdapat jaringan mekanik yaitu berupa sel-sel
kolenkim. Berdasarkan dari cara penebalan dinding selnya, sel kolenkim pada
tangkai daun seledri merupakan kolenkim sudut (angular).
2. Pada buah kacang buncis terdapat jaringan mekanik yaitu sklereid dengan tipe
makrosklereid.
3. Pada kulit biji/ endokarpium kelapa terdapat jaringan mekanik yaitu berupa
sklereid yang termasuk tipe brakhisklereid (sel batu).
4. Pada batang jagung terdapat jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem yang
membentuk berkas pengangkut dengan tipe berkas kolateral tertutup, karena
antara floem dan xylem tidak terdapat kambium dan letak berkas
pengangkutnya tersebar.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Adrak, R.A dkk. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. FKIP UNLAM.
Banjarmasin.

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of flowering Plants.


Columbia University Press. New York.

Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.

Soerodikoesoemo, W. dan Sri W.S. 1991. Anatomi Tumbuhan. UGM Press.


Yogyakarta.

http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf

Anda mungkin juga menyukai