Bahan :
1. Tangkai daun seledri (Apium graveolens)
2. Buah kacang buncis (Phaseolus vulgaris)
3. Kulit biji/ endokarpium kelapa (Cocos nucifera)
4. Batang jagung (Zea mays)
5. Aquadest
Menurut literatur:
Keterangan :
1. Lumen
2. Penebalan dinding sel
Sumber : http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf
2. Buah kacang buncis (Phaseolus vulgaris)
Keterangan :
1. Sel skelreid
2. Epidermis
Perbesaran (10 x 10)
Menurut literatur:
Keterangan :
1. Makrosklereid dilihat dari
samping
Sumber : http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf
Sumber: http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf
Menurut literatur:
Keterangan :
1. Floem
2. Sel pengiring
3. Trakea
4. Trakeida
5. Buluh cincin
6. Ruang reksigen
7. Sklerenkim
8. Parenkim
Sumber: http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf
V. ANALISIS DATA
1. Tangkai daun seledri (Apium graveolens)
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolipsida
Sub classis : Rosidae
Ordo : Apiales
Familia : Apiaceae
Genus : Apium
Species : Apium graveolens
Sumber : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh pada batang jagung ini
adalah untuk mengamati sel sklerenkim dan jaringan pengangkut di dalamnya.
Dari hasil pengamatan pada jaringan pengangkut batang jagung, terdapat
floem dan xylem dalam satu berkas pengangkut, dan terdapat sel-sel
sklerenkim di sekitar berkas pengangkut tersebut.
Berkas pengangkut pada tumbuhan tersusun oleh jaringan xilem yang
berfungsi sebagai saluran pengangkut air dan zat-zat hara akar ke bagian tubuh
yang lain, serta jaringan floem yang berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi
dari daun ke tempat-tempat penyimpan makanan cadangan dan bagian tubuh
lainnya. Sel-sel penyusun jaringan xilem berdinding tebal dan keras karena telah
mengalami lignifikasi (penebalan sekunder dengan zat lignin), sedang sel-sel
penyusun jaringan floem lebih lunak dan tipis, meskipun telah mengalami
pertumbuhan menebal sekunder dengan penebalan dinding dari selulose.
Xylem merupakan suatu jaringan kompleks yang tersusun atas beberapa
sel berbeda dengan penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea yang
berfungsi mengangkut air, kadang-kadang juga berfungsi sebagai penguat.
Trakeid dan trakea sel-selnya memanjang, dinding tipis, biasanya terdapat
sedikit protoplasma pada waktu dewasa. Penebalan dinding sekunder dengan
berbagai cara, dan dinding tersebut berlignin.
Trakeid berasal dari sel tunggal. Selnya panjang dengan ujung runcing.
Pada waktu dewasa trakeid bersifat mati, tidak mengandung protoplas.
Trakeid dibedakan dari trakea karena tidak mengalami perforasi dan hanya
mempunyai pasangan noktah pada dindingnya, sedangkan trakea selnya
mengalami perforasi pada tempat tertentu dalam persalinannya dengan trakea
lain. Disamping itu pada xylem terdapat serabut yang strukturnya mirip
dengan serabut sklerenkim dan juga terdapat parenkim xylem yang merupakan
sel hidup dan mengandung berbagai senyawa (umumnya tepung atau lipid).
Pada floem terdapat sel yang sangat khusus yaitu unsur tapisan, dimana
pada unsur tapisan terdapat bidang tapisan yang merupakan dinding dengan
lubang-lubang. Lubang-lubang tersebut dilalui oleh protoplas yang
menggabungkan diri dari bagian lateral atau vertikal buluh tapisan. Pada
bidang tapisan, masing-masing lubang biasanya mengandung kalosa yang
merupakan suatu karbohidrat.
Sel-sel parenkim pada floem mengandung bermacam-macam substansi
ergastik seperti tepung, tanin, dan kristal. Sel-sel parenkim sering
berhubungan dengan serat atau sklereid. Serat terdapat baik pada floem primer
maupun sekunder. Pada floem primer serat terdapat berkelompok, sedangkan
pada floem sekunder serat tidak selalu demikian.
Disamping unsur tapisan juga terdapat sel pengiring, sel albumin, sel
parenkim, dan sel sklerenkim. Sel pengiring berasal dari pembelahan sel induk
buluh tapis. Jumlah sel pengiring satu sampai banyak, mempunyai ukuran
yang bermacam-macam. Panjangnya mungkin sama dengan sel buluh tapisan.
Pada sel albumin, tidak dijumpai adanya tepung di dalam sel tersebut serta
hubungannya dengan buluh tapisan.
VI. KESIMPULAN
1. Pada tangkai daun seledri terdapat jaringan mekanik yaitu berupa sel-sel
kolenkim. Berdasarkan dari cara penebalan dinding selnya, sel kolenkim pada
tangkai daun seledri merupakan kolenkim sudut (angular).
2. Pada buah kacang buncis terdapat jaringan mekanik yaitu sklereid dengan tipe
makrosklereid.
3. Pada kulit biji/ endokarpium kelapa terdapat jaringan mekanik yaitu berupa
sklereid yang termasuk tipe brakhisklereid (sel batu).
4. Pada batang jagung terdapat jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem yang
membentuk berkas pengangkut dengan tipe berkas kolateral tertutup, karena
antara floem dan xylem tidak terdapat kambium dan letak berkas
pengangkutnya tersebar.
Adrak, R.A dkk. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. FKIP UNLAM.
Banjarmasin.
http://endangpurwaningsih.wimamadiun.com/materi/minggu11.pdf