Askep KLMPK 2
Askep KLMPK 2
3 PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal : 10 Mei 2013 Jam : 10.00 WIB
Tanggal masuk : 9 Mei 2013 No. CM : _
Ruangan : _ Ruangan :_
A. Identitas Pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 8 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Padang
Pendidikan : SD
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Samudra 37 Padang Sumbar
Diagnosa Medis : Fraktur Tibia ( Retak tulang kering )
C.Riwayat Kesehatan
Teori Sunrise model :
1.Faktor Tekhnologi
a. Persepsi Sehat Sakit
persepsiklienmengenai sehat sakit,klien mengatakan biasanya klien cukup datang ke dukun
dalam mengatasi permasalahan kesehatan, selain itu juga sering menkonsumsi obat tradisional
b. Alasan mencari bantuan kesehatan
Bp.A mengatakan bahwa anaknya didorong oleh pohon penunggu keramat, sehingga bp.A
mencari bantuan kesehatan dengan membawa An.A kedukun, selain itu keluarga bp.A
mempunyai kebiasaan berobat kedukun
6. Faktor Ekonomi
Bp.A seseorang yang berprofesi sebagai karyawan. Biaya rumah sakit ditanggung oleh keluarga
klien. Keluarga klien juga menggunakan asuransi.
7. Faktor Pendidikan
An.A pada saat ini masih duduk di Sekolah Dasar.
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan
tekanan. Tapi, apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang,
maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas
tulang.Ketika tulang patah, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang
dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan
jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematoma pada kanal medulla antara tepi tulang
di bawah periosteum dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.
Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotis adalah ditandai dengan vasodilatasi
dari plasma dan leukoit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses
penyembuhan untuk memperbaiki cedera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan
tulang. Hematoma yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang
yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam
pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Hematoma menyebabkan dilatasi kapiler
di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang
iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini
menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung saraf, yang bila
berlangsung lama bisa menyebabkan Syndroma Comportement.
F. Etiologi
Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur patologis adalah fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses yaitu :Osteoporosis Imperfekta,Osteoporosis dan Penyakit
metabolic.
Trauma Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi
miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras.
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh
terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
2. Non Trauma
Fraktur terjadi karena kelemahan tulang akibat kelainan patologis didalam tulang, non trauma ini
bisa karena kelainan metabolik atau infeksi.
3. Stress
Fraktur stress terjadi karena trauma yang terus-menerus pada suatu tempat tertentu.
G. Manifestasi Klinis
Nyeri terus-menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang diimobilisasi,
hematoma, dan edema.
Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah.
Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas
dan di bawah tempat fraktur.
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur.
Dx.KEPERAWATAN
NO DATA ANALISIS DATA BIO,PSIKO,SOSIAL,
CULTURE
3.
Ds : Bp.A mengatakan P: Resiko tinggi cedera Resiko tinggi cedera
setelah pijat oleh dukun berhubungan dengan berhubungan dengan
desa An.A masih diskontinuitas tulang diskontinuitas tulang
mengeluh nyeri pada E:setelah dipijit oleh
tulang keringnya dukun Bp.A mengatakan
An.A masih merasakan
Do : An.A tampak nyeri
meringis kesakitan S: An.A tampak lemas
dan meringis kesakitan
2. Resiko terjadinya Tujuan Jangka Pendek : 1.Kaji Nutrisi secara teratur Mengetahui
infeksi pada Setelah dilakukan asuhan perkembangan
struktur tulang keperawatan selama 30 nutrisi
dan jaringan menit kebutuhan nutrisi
lunak sekitarnya meningkat.
berhubungan 2. Berikan penjelasan pada Sebagai
dengan Tujuan Jangka Panjang : klien dan keluarga tindakan awal
kurangnya Setelah dilakukan mengenai pentingnya nutrisi untuk
pemenuhan tindakan keperawatan bagi proses penyembuhan menentukan
nutrisi tehadap selama 3 x 24 jam, fraktur klien intervensi
An.A kebutuhan nutrisi selanjutnya
terpenuhi dengan criteria
hasil : 3. Berikan penjelasan Sebagai
kepada klien dan keluarga tindakan untuk
1. Klien tidak terlihat mengenai kepercayaan mempertimbang
lemah dan lesu keluarga pada dukun kan antara
terhadap pemenuhan nutrisi budaya klien
klien. dan jenis
2. Klien dan keluarga makanan
menerima penjelasan dari pengganti yang
perawat tentang diperlukan
kebutuhan nutrisi dan untuk
manfaat nutrisi terhadap mempercepat
luka An.A proses
penyembuhan
3. Tidak terjadi infeksi luka
pada fraktur klien
4. Ajarkan Pola makan Mempercepat
4.Pemenuhan nutrisi dengan nutrisi yang baik proses
tercukupi penyembuhan
luka
5.Perawat melakukan
kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik Perawat dapat
untuk mengurangi nyeri. meningkatkan
sirkulasi umum dan
menurunakan area
tekanan lokal serta
kelelahan otot
pasien
Perawat dapat
menurunkan nyeri
pasien melalui
mekanisme
penghambatan
rangsang nyeri baik
secara sentral
maupun perifer
Resiko 1. Perawat mengkaji Nutrisi 1. Perawat Pukul 14.00 WIB,
terjadinya pasien secara teratur mengetahui
Tanggal 10/05/2012
infeksi pada perkembangan
struktur nutrisi pasien.
tulang dan
S :Klien
jaringan 2. Perawat memberikan 2. Sebagai tindakan
lunak penjelasan pada klien dan agar klien mengerti mengatakan nafsu
sekitarnya keluarga mengenai pentingnya nutrisi
makan bertambah
berhubungan pentingnya nutrisi bagi bagi proses
dengan proses penyembuhan fraktur penyembuhan luka O :Klien tidak
kurangnya klien fraktur
tampak lemah dan
pemenuhan
nutrisi 3. Perawat memberikan 3. Sebagai tindakan lesu
tehadap An.A penjelasan kepada klien dan agar pasien dapat
A : tujuan belum
keluarga mengenai mempertimbangkan
kepercayaan keluarga pada dalam pemilihan tercapai.
dukun terhadap pemenuhan makanan untuk
P : lanjutkan
nutrisi klien. proses kesembuhan
intervensi
fraktur dan
I : 1. Observasi
4 Perawat melakukan memenuhi
kebutuhan nutrisi
Kolaborasi dengan Dokter kebutuhan nutrisi.
klien
untuk pemberian vitamin
2. Tinjau
4. Membantu
kecukupan nutrisi
meningkatkan nafsu
klien
makan pasien
3. Identifikasi
Acupan nutrisi
Resiko tinggi 1. Perawat 1Agar perawat Pukul 10.30 WIB
cidera Mempertahankan tirah dapat.
Tanggal 10/05/2012
berhubungan baring/ ekstremitas sesuai meningkatkan
dengan indikasi. Memberikan stabilitas dan
diskontinuitas sokongan sendi diatas dan menurunkan
S: Klien
tulang dibawahfraktur bila kemungkinan
bergerak/membalik. gangguan posisi mengatakan sudah
dan cedera pasien
tidak merasakan
2. Perawat mengobsevasi
pasien, dan memberikan 2.Perawat dapat sakit
pengaman tempat tidur Meningkatkan
O: Klien tampak
keselamatan pasien
dan menurunkan lemas
kemungkinan
A: Tujuan Belum
3. Perawat membantu dan pasien terjatuh.
Mengajarkan klien latihan Tercapai
rentang gerak pasif aktif 3. Perawat dapat
P: Lanjutkan
(imobilisasi) pada Meningkatkan
ekstremitas yang sakit kemandirian pasien Intervensi
maupun yang sehat sesuai dalam perawatan
I : 1.Berikan posisi
keadaan klien. diri melakukan
imobilisasi sesuai yang aman untuk
4.Perawat melibatkan tim kondisi pasien
pasien dengan
medis yang lain dalam
memindahkan pasien dan 4. Perawat dapat meningkatkan
mengatur posisi pasien yang
membantu
2.obsevasi pasien,
nyaman Keterbatasan pasien
Dan meningkatkan beri pengaman
5.Perawat mengkaji ulang tingkat kenyamanan
tempat tidur
foto/ Evaluasi. dan keselamatan
pasien 2.Menilai ROM
pasien
5. Memberikan
bukti visual 3.Melakukan
mulainya mobilisasi
pembentukan kalus/
proses
penyembuhan.