Anda di halaman 1dari 5

PERANAN PEMUDA DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh : Reviandy Azhar Ramdhani


Instansi : Universitas PGRI Wiranegara

ABSTRAK
Apakah pendidikan menjadi masalah di Indonesia? Berbicara tentang
pendidikan sangatlah penting karena pendidikan merupakan cara bagi pemerintah
untuk membentuk atau menanamkan karakter dan membesarkan anak-anak
masyarakat bangsa. Anak bangsa. Mengapa ini karena ada beberapa masalah
pendidikan yang belum terpecahkan? Secara garis besar, masalah pendidikan saat
ini meliputi:1. Terjadi ketimpangan sistem pendidikan, terutama di pedesaan,
yang tertinggal dari segi kualitas dan peralatan di perkotaan. 2. Rendahnya minat
baca siswa di Indonesia Menurut penelitian “World's Most Polluted Nation” yang
dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia
menempati peringkat ke-60 dari 61 negara untuk minat baca. Hal ini menjadi
perhatian sekaligus tantangan bagi pemerintah dan pemuda untuk mengurangi
angka tersebut dan bagaimana kita dapat menanamkan budaya kompetisi cinta
pada siswa Indonesia sejak dini. 3. Angka putus sekolah yang tinggi ini biasa
terjadi di daerah pedesaan dimana pentingnya belajar tidak dipahami dan biaya
pendidikan yang cukup tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh orang tua dengan
latar belakang ekonomi rendah. . . Akses pendidikan di Indonesia masih terbatas,
menurut aktivis pendidikan Indonesia Anies Baswedan, dan terbatasnya akses
pendidikan di daerah menjadi penyebab pesatnya urbanisasi. “Masalahnya di
Jabodetabek angkanya proporsional, tapi tidak hanya bicara kota. Padahal kita ada
masalah di luar perkotaan makanya kita merantau ke Jakarta,” kata Anies. Melihat
situasi ini secara tidak langsung, anak-anak yang tinggal di pelosok terpaksa
urbanisasi jika ingin melanjutkan hidupnya. tidak bisa tinggal diam, walaupun
anak muda tidak memiliki kekuatan seperti pemerintah, namun menjadi relawan
di bidang pendidikan khususnya di pelosok desa merupakan salah satu tindakan
positif anak muda yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak di pedesaan, mampu
membantu memecahkan masalah masyarakat.
Kata Kunci : Pemuda, Pemerintah, Mahasiswa
A. Pendahuluan
Pendidikan menempati posisi yang sangat strategis dalam pembangunan
bangsa, terutama dalam jangka panjang. Karena pentingnya pendidikan, hingga
ayat Al-Qur'an yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT yaitu surat al-'Alaq
ayat 1 sampai 5 berkaitan dengan pendidikan. Makna lengkap dari kelima ayat
tersebut adalah: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu
bertasbih. Dia telah mengajar manusia dengan pena.” Lima ayat Surat al-Alaq
telah menentukan lima unsur utama pendidikan. Yaitu (1) Unsur ideologi
pendidikan dengan pola humanisme yang berpusat pada teo, sebagaimana
dipahami dari ayat “iqra bismi rabika al-ladzi khalaq”. Bacalah dengan menyebut
nama Tuhanmu yang menciptakan; (2) Unsur metode dan pendekatan dalam
proses pembelajaran berbasis aktivitas siswa (student centered) sebagaimana
termuat dalam kalimat iqra': membaca yang diulang dua kali; (3) Unsur kurikulum
pendidikan terbuka dan maya, yaitu segala sesuatu yang belum diketahui
sebagaimana dinyatakan dalam ayat: 'allama al-insaan maa lam ya'lam':
mengajarkan manusia tentang segala sesuatu yang tidak diketahuinya; (4) Unsur
pendidik, yang dalam hal ini Allah SWT, sebagaimana terlihat pada ayat “allama
al-Insaan”: Dia telah mengajar manusia, dan (5) Unsur teknologi pendidikan, yang
diwakili oleh kosakata “al-qalam “, seperti yang terkandung dalam ayat: “allama
bi al-qalam.: Mengajar manusia dengan pena.
Oleh karena itu, UUD 19 5 mewajibkan negara untuk mendidik seluruh
rakyat Indonesia dengan memberikan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya.
Selain itu, diundangkan pula Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Islam, yang mengatur seluruh komponen pendidikan: visi,
misi, tujuan, kurikulum, mutu lulusan, proses belajar mengajar, pendidikan dan
personalia, pendidikan, prasarana, pembiayaan. , manajemen dan evaluasi. Untuk
melaksanakan sistem pendidikan ini telah dibuat peraturan perundang-undangan
lainnya, seperti undang-undang n. 1 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; hukum
n. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, peraturan pemerintah no. 19 Tahun
2005 yang disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013
tentang standar nasional pendidikan, dan lain-lain. Berbagai peraturan perundang-
undangan tersebut menyatakan bahwa ada pendidik dan tenaga kependidikan
formal yang diangkat oleh pemerintah, tetapi ada juga pendidik dan tenaga
kependidikan yang diangkat oleh masyarakat melalui yayasan pendidikan yang
dibentuk oleh masyarakat yang bersangkutan.
Namun, pendidikan di Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah yang
belum terselesaikan. Permasalahan pendidikan tersebut antara lain tergantung
pada kualitas tenaga kependidikan dan kependidikan yang kurang baik, secara
kuantitatif dan kualitatif, serta distribusi yang tidak merata, pengelolaan
pendidikan yang masih belum profesional dan ramah klien, pembiayaan
pendidikan yang masih belum merata dan belum merata. , pemerataan Pendidikan
yang adil dan memadai kepada seluruh masyarakat, relevansi lulusan dengan
tuntutan dunia kerja, serta moral dan karakter mahasiswa yang cenderung
menurun.

B. Pembahasan
Peran Pemuda dalam Pendidikan
Sejarah mencatat, bahwa dari sejak pra-kemerdekaan, para pemuda telah
aktif dalam kegiatan pendidikan. Berdirinya Taman Siswa di Jogjakarta da
Perkumpulan Budi Utomo, misalnya merupakan bukti bahwa dari sejak awal para
pemuda telah terlibat dalam bidang pendidikan. Dalam situasi di mana pendidikan
masih menghadapi problema yang demikian besar, serta tantangan era globalisasi
yang demikian kuat, peranan pemuda di masa sekarang walaupun spiritnya sama,
namun bentuk dan programnya dapat berbeda dengan keadaan sebelumnya. Peran
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama,  di samping menjadi pendidik yang baik, para pemuda dapat
menjadi volunteer yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada
masa lalu ada mahasiswa yang dimobilisasi menjadi pendidik secara sukarela
terutama bagi masyarakat di daerah terpencil.
Sifat dan karakter pemuda sebagaimana tersebut di atas, memungkinkan
para pemuda dalam melaksanakan tugas ini.
Kedua, para pemuda dapat membangun sekolah alternatif non-formal untuk
membantu anak-anak yang putus sekolah karena permasalahan biaya pendidikan.
Hingga saat ini, masih banyak anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan
pendidikan karena tidak adanya biaya.
Ketiga, para pemuda dapat melaksanakan pendidikan alternatif melalui
program paket A (setara SD/Ibtidaiyah), program paket B (setara
SMP/Tsanawiyah, program paket C (setara dengan SMU/Aliyah bagi kelompok
sosial yang tidak memiliki persyaratan mengikuti pendidikan formal. Kelompok
sosial tersebut misalnya anak para Gepeng (Gelandangan dan Pengemis), anak
para PSK (Pekerja Sex Komoersial),  para pengamen, para pemulung, dan lain
sebagainya. Pelaksanaan pendidikan ini dapat memanfaatkan berbagai sarana
yang ada di masyarakat, seperti gerbong kereta api yang tidak aktif, balai desa,
Pos Siskamling, rumah penduduk yang ditinggalkan penghuninya, gedung-gedung
terbengkalai, lahan parkir, kios-kios yang tidak digunakan, bahkan ruangan
terbuka.
Keempat, para pemuda dapat melaksanakan pendidikan dengan
memafaatkan media-media informasi dan komunukasi dengan menyebarkan
tulisan-tulisan dengan menyebarkan tulisan-tulisan mengenai problematika
pendidikan yang terjadi yang dibuat oleh para pemuda. Dengan menyebarnya
tulisan-tulisan melalui media tersebut, maka hal ini dapat menyadarkan
masyarakat tentang kondisi pendidikan Indonesia saat ini. Atau para pemuda
dapat langsung terjun ke dalam masyarakat untuk memasyarakatkan bahwa begitu
pentingnya pendidikan bagi kehidupan bangsa.

C. Penutup
Kesimpulan
Permasalahan pendidikan saat ini menurut Saya tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah tetapi peran pemuda sangatlah di butuhkan dalam
memberikan perubahan terhadap sistem pendidikan saat ini. Selain itu di zaman
tekhnologi ini pemuda dapat memanfaatkan tekhnologi dengan kreatif yang
mampu mendidik dan memberikan dampak positif buat masyarakat terutama
anak-anak yang masih minim pengetahuan tekhnologi seperti menciptakann
aplikasi yang kontennya untuk belajar. Pemuda juga juga dapat melaksanakan
pendidikan dengan memanfaatkan media-media informasi dan komunikasi dengan
menyebarluaskan tulisan-tulisan yang positif dan mendidik di media online.
Pemuda juga berperan penting untuk menangkal berita hoax yang rentan
terjadi di media sosial. Dengan menyebarkan tulisan –tulisan positif akan mampu
menyadarkan pentingnya akan pendidikan sehingga diharakan memberikan
dampak yang progres bagi masyarakat bagaimana menciptakan kesadaran akan
pentingnya dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai