Disusun oleh :
Dhea Fienda Ferani
S17015 / S17A
2019/2020
KASUS
jumlah lansia 100 orang. Dari hasil wawancara dengan ketua RW 1 mengatakan bahwa rata-rata
lansia yang menderita hipertensi 50%. Bedasarkan dari data puskesmas mojolaban pada bulan maret
sampai bulan mei di kelurahan bekonang dukuh mojosari RW 1 50% lansia menderita hipertensi,
85% kemampuan lansia dalam mengenali secara dini hipertensi kurang baik, 40% warga yang
menderita hipertensi tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang hipertensi. Bedasarkan data dari
puskesmas di desa Mojolaban terdapat posyandu lansia setiap minggu ke-2 dan tidak semua lansia
hadir posyandu tersebut hanya 35 % lansia yang sering hadir, 25 % jarang hadir dan 40% tidak
pernah hadir.
A. Pengkajian Tahap 1
1. Geografi
b. Luas daerah : 8 Ha
2. Demografi
a. Jumlah KK : 47 KK
d. Mobilitas penduduk : penduduk jarang di rumah ketika pagi dan siang hari karena
2) SMA : 16 orang
3) SMP : 15 orang
4) SD : 20 orang
5) TK : 17-20 orang
h. Pekerjaan
i. Pendapatan rata-rata
1) RP 800.000,- : 20%
2) Rp 800.000,- s/d Rp 2.000.000 : 50%
3) Rp 2.000.000,- : 30%
B. Pengkajian Tahap 2
1. Lingkungan Fisik
b. Penerangan : di lingkungan penerangan pada malam hari sudah cukup, tapi banyak
c. Sirkulasi udara : lingkungan sejuk karena banyak pohon yang ditanam warga sekitar
tetapi banyak perumahan warga yang ventilasi rumahnya kurang memadai seperti
2. Status pendidikan
b. SMA : 16 orang
c. SMP : 15 orang
d. SD : 20 orang
e. TK : 17-20 orang
4. Struktur pemerintahan
a. Masyarakat swadaya yang terdiri dari 1 RW dan 4 RT
a. Pelayanan kesehatan : tidak terdapat praktik bidan swasta maupun praktik klinik
swasta lain
e. Pasar : tidak ada,namun terdapat banyak toko kelontong yang menyediakan banyak
k. Saran MCK : semua dilakukan dikamar mandi masing-masing dan hamper tidak ada
yang di sungai
6. Komunikasi
Terdapat komunikasi yang memadai dan modern seperti internet, ponsel, Koran, majalah
dan televise. Masyarakat juga bias menggunakan alat-alat komunikasi tersebut. Untuk
papan informasi menyampaikan kabar berita dari desa maupun dari yang disediakan
7. Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat dalam kategori baik dan diatas garis kemiskinan. Warga
masyarakat juga tidak ada yang mengaggur dirumah. Rata – rata pekerja warga setempat
8. Rekreasi
Karang taruna dari wilayah setempat sering mengadakan wisata bersama-sama ke suatu tempat.
Kelompok khusus seperti kader juga sering mengadakan rekreasi bersama yang diharapkan dapat
hipertensi 50%
DO :
mendapatkan penyuluhan
tentang hipertensi.
Keterangan :
1% - 0,9% 5 atau 6
<0,01% 1 atau 2
2. Keseriusan Masalah
Keterangan :
Keterangan :
Keefektifan Nilai
1. Defisit kesehatan komunitas b.d program tidak atau kurang puas dengan program yang
dijalankan d.d terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas (D. 0110)
V. RENCANA KEPERWATAN
Intervensi
Keperawatan
masalah meningkatka
0110) dan
mengembang
kan rencana
kerja
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Hipertensi
Sasaran : Lansia di Kecamatan Mojosongo
Tempat : Halaman Kecamatan Mojosongo
Waktu : Jam 09.30 WIB s/d 10.00 WIB
Hari/Tanggal : Jumat , 29 Mei 2020
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami konsep
teori Hipertensi dan mempraktekkan senam hiipertensi lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
a) Menjelaskan pengertian hipertensi
b) Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
c) Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi
d) Mengetahui penatalaksanaan hipertensi dengan senam hiipertensi lansia
e) Menyebutkan pengertian senam hiipertensi lansia
f) Menyebutkan manfaat dari senam hiipertensi lansia
g) Menyebutkan tujuan dari senam hiipertensi lansia
h) Mengetahui langkah-langkah dari senam hiipertensi lansia
B. METODE PENYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi
C. MEDIA
Laptop, LCD, Leaflet
D. MATERI :
Terlampir
E. POKOK MATERI
1. Pengertian hipertensi
2. Tanda dan gejala hipertensi
3. Penyebab penyakit hipertensi
4. Penatalaksanaan hipertensi dengan senam hiipertensi lansia
5. Pengertian senam hiipertensi lansia
6. Manfaat dari senam hiipertensi lansia
7. Tujuan dari senam hiipertensi lansia
8. Langkah-langkah dari senam hiipertensi lansia
F. SUSUNAN ACARA
KEGIATAN
No TAHAP WAKTU
MAHASISWA PESERTA
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam, a. Peserta menjawab
memperkenalkan diri salam
b. Apersepsi tentang b. Peserta menjawab
Hipertensi sesuai dengan
pengetahuan yang
dimiliki
2. Pelaksanaa 20 menit a. Menjelaskan a. Peserta
n pengertian Hipertensi, mendengarkan
tanda gejala, dengan seksama
penyebab, komplikasi, b. Peserta
penatalaksanaan, dan memperhatikan dan
pencegahan hipertensi. melakukan
b. Memberikan demonstrasi
kesempatan kepada c. Peserta memberikan
peserta untuk pertanyaan kepada
demonstrasi senam pemateri
hipertensi pada lansia. d. Peserta menjawab
c. Melakukan sesi tanya pertanyaan
jawab
d. Mengevaluasi secara
verbal pada peserta
penyuluhan
3. Penutup 5 menit a. Menyimpulkan a. Peserta
materi penyuluhan memperhatikan
b. Mengakhiri b. Peserta menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan c. Peserta menerima
salam leaflet
c. Membagikan
leaflet
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
c. Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b. Peserta hadir tepat waktu
c. Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh perhatian
3. Evaluasi hasil
a. 80% peserta dapat menyebutkan pengertian dari hipertensi.
b. 80% peserta dapat menjelaskan tentang penyebab penyakit hipertensi.
c. 80% peserta dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi.
d. 80% peserta dapat menjelakan penatalaksanaan penyakit hipertensi.
e. 80% peserta dapat menjelakan komplikasi penyakit hipertensi.
f. 80% peserta dapat menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi.
g. 80% peserta dapat melakukan senam hipertensi pada lansia.
Lampiran
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg, sementara itu
Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah
persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140
mmhg dan tekanan diastole diatas 90mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges
(2000:42). Pendapat senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta
(1993:199) dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa hipertensi
adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg. Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh kaplan
(1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah waktu
berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun
dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95 mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan
darah diatas sama dengan 160/95 mmhg. Hal yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS
Harapan Kita (1993:198) pada usia dibawah 40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan
untuk usia antara 60-70 tahun tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih dianggap normal.
Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau
lebih pemeriksaan yang berbeda. (JNC VI, 1997).
Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kalikunjungan yang berbeda
waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmHg ataulebih, atau apabila tekanan darah sistolik
pada beberapa pengukuran didapatkannilai yang menetap diatas 140mmHg (R. P. Sidabutar dan
Waguno P, 1990).Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwahipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari140 mmhg
dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.
B. PENYEBAB
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1) Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah
meningkat.
3) Stress Lingkungan
4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh
darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjutusia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksidan volumenya
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
D. KOMPLIKASI
1. Penyakit ginjal
2. Penyakit stroke
3. Penyakit jantung
E. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan asupan etanol
c. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas
olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi
maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit
berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu.
d. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-
tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
3) Terapi tanpa obat bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, dari berbagi
macam olah raga yang ada. Salah satu olah raga yang dapat dilakukan yaitu senam
hipertensi pada lansia.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,
Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
3. Terapi Herbal
a. Blimbing
b. Saledri
c. Mentimun
d. Alpukat
e. Semangka
f. Mengkudu
F. PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada
anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan
dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
b. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
c. Batasi aktivitas.
SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA
A. PENGERTIAN
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan
secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga
untuk mencapai tujuan tersebut. Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi
berat badan dan mengelola stress (factor yang mempertinggi hipertensi).
B. TUJUAN
Tujuan dari senam hipertensi pada lansia ini adalah untuk mengatasi berbagaimacam yaitu:
1) Stres
2) Kecemasan
3) Insomnia
4) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
5) Membangun emosi positif dari emosi negatif.
C. MANFAAT
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat
proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia
pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara teratur akan
mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan
persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah
volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin
hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang,
adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek
minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak,
pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh
juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.
Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu
kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung
sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila
senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang
berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan
stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada
impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle
akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal.
Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin
dan mencegah cedera (Suroto, 2004).
2. KEGIATAN INTI
a. Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan searah dengan
sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
b. Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua
kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil mengatur nafas.
c. Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang searah
dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakan dipinggang dan kepala searah dengan
gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan. Lalu ganti dengan sisi lainnya.
d. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua tangan diangkat
keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan semampunya.
e. Hampir sama dengan gerakan inti I, tapi kaki digerakan ke samping. Kedua tangan
dengan jemari mengepal kearah yang berlawanan. Ualangi dengan sisi bergantian.
f. Kedua kaki dibuka lebar dari bahu. Satu lutut agak ditekuk dan tangan yang searah lutut
dipinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan
kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.
3. PENDINGINAN
a. Kedua kaki dibuka selebar bahu. Lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8- 10 x dan lakukan pada sisi lainnya.
b. Posisi tetap tautkan kedua tangan lalu gerakan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya. Dan
tahan dengan hitungan yang sama.
E. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN SENAM
HIPERTENSI PADA LANSIA
1) Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai dirisendiri
2) Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik
3) Memeriksa apakah klien benar-benar rileks dan nyaman
4) Terus-menerus memberikan instruksi yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
DAFTAR PUSTAKA