Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA POPULASI RENTAN


HIPERTENSI PADA LANSIA

Disusun oleh :
Dhea Fienda Ferani

S17015 / S17A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2019/2020
KASUS

Di desa Mojosari RW 1 terdapat jumlah KK 47 keluarga,jumlah penduduk keseluruhan 508 jiwa,

jumlah lansia 100 orang. Dari hasil wawancara dengan ketua RW 1 mengatakan bahwa rata-rata

lansia yang menderita hipertensi 50%. Bedasarkan dari data puskesmas mojolaban pada bulan maret

sampai bulan mei di kelurahan bekonang dukuh mojosari RW 1 50% lansia menderita hipertensi,

85% kemampuan lansia dalam mengenali secara dini hipertensi kurang baik, 40% warga yang

menderita hipertensi tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang hipertensi. Bedasarkan data dari

puskesmas di desa Mojolaban terdapat posyandu lansia setiap minggu ke-2 dan tidak semua lansia

hadir posyandu tersebut hanya 35 % lansia yang sering hadir, 25 % jarang hadir dan 40% tidak

pernah hadir.
A. Pengkajian Tahap 1

1. Geografi

a. Keadaan tanah : tanah kering namun tidak berdebu

b. Luas daerah : 8 Ha

2. Demografi

a. Jumlah KK : 47 KK

b. Jumlah penduduk keseluruhan : 508 jiwa

c. Jumlah lansia :100 orang

d. Mobilitas penduduk : penduduk jarang di rumah ketika pagi dan siang hari karena

bekerja,sedangkan anak-anak pada sekolah

e. Jumlah keluarga : 47 keluarga

f. Kepadatan penduduk : padat

g. Tingkat pendidikan penduduk

1) Perguruan tinggi : 10 orang

2) SMA : 16 orang

3) SMP : 15 orang

4) SD : 20 orang

5) TK : 17-20 orang

h. Pekerjaan

1) PNS : 10% jumlah penduduk

2) Buruh : 10% jumlah penduduk

3) Pedagang : 70% jumlah penduduk

4) RT : 10% jumlah penduduk

i. Pendapatan rata-rata

1) RP 800.000,- : 20%
2) Rp 800.000,- s/d Rp 2.000.000 : 50%

3) Rp 2.000.000,- : 30%

j. Tipe masyarakat : masyarakat niaga

k. Agama : 100% Islam

B. Pengkajian Tahap 2

1. Lingkungan Fisik

a. Perumahan : permanen dan rata-rata dalam kategori baik

b. Penerangan : di lingkungan penerangan pada malam hari sudah cukup, tapi banyak

rumah warga yang kurang pencahayaannya pada siang hari

c. Sirkulasi udara : lingkungan sejuk karena banyak pohon yang ditanam warga sekitar

tetapi banyak perumahan warga yang ventilasi rumahnya kurang memadai seperti

kurannya jumlah jendela dan dekatnya jarak anatr rumah

d. Kepadatan penduduk : tergolong padat

2. Status pendidikan

a. Perguruan tinggi : 10 orang

b. SMA : 16 orang

c. SMP : 15 orang

d. SD : 20 orang

e. TK : 17-20 orang

3. Keamanan dan keselamatan

a. Pemadam kebakaran : tidak ada

b. Polisi : tidak ada namun terdapat siskamling secara rutin

c. Saran transportasi : sepeda ontel, motor dan mobil pribadi

d. Keadaan jalan : jalanan sudah diaspal

4. Struktur pemerintahan
a. Masyarakat swadaya yang terdiri dari 1 RW dan 4 RT

b. Pamong desa 1 orang

c. Kader desa 5 orang

d. PPK : ada dan masih berjalan aktif tiap bulan

e. Karang taruna : ada dan masih berjalan aktif tiap bulan

f. Kumpulan agama : ada dan masih berjalan aktif tiap bulan

5. Sarana dan fasilitas kesehatan

a. Pelayanan kesehatan : tidak terdapat praktik bidan swasta maupun praktik klinik

swasta lain

b. Tenaga kesehatan : 2 perawat 1 bidan

c. Tempat ibadah : terdapat masjid dan mushola

d. Sekolah : terdapat 1 taman kanak-kanak

e. Pasar : tidak ada,namun terdapat banyak toko kelontong yang menyediakan banyak

kebutuhan dari masyarakat sekitar

f. Posyandu : terdapat posyandu lansia tiap minggu ke-2

Sering hadir : 35%

Jarang hadir : 25%

Tidak pernah hadir : 40%

g. Hyiene perumahan : sanitasi warga RW 1 dalam kategori baik

h. Sumber air bersih : air sumur galian

i. Pembuangan air limbah : dialirkan lancara keselokan dan tidak menggenang

j. Jamban : 80% sudah mempunyai jamban dirumah masing-masing

k. Saran MCK : semua dilakukan dikamar mandi masing-masing dan hamper tidak ada

yang di sungai

l. Pembuangan sampah : di buang dan di kumpulkan di TPS dekat makam setempat


m. Sumber polusi : air selokan

6. Komunikasi

Terdapat komunikasi yang memadai dan modern seperti internet, ponsel, Koran, majalah

dan televise. Masyarakat juga bias menggunakan alat-alat komunikasi tersebut. Untuk

papan informasi menyampaikan kabar berita dari desa maupun dari yang disediakan

tempat di dekat rumah pak RW.

7. Ekonomi

Keadaan ekonomi masyarakat dalam kategori baik dan diatas garis kemiskinan. Warga

masyarakat juga tidak ada yang mengaggur dirumah. Rata – rata pekerja warga setempat

adalah pedagang baik di rumah maupun di masyarakat.

8. Rekreasi

Karang taruna dari wilayah setempat sering mengadakan wisata bersama-sama ke suatu tempat.

Kelompok khusus seperti kader juga sering mengadakan rekreasi bersama yang diharapkan dapat

mengurangi stressor dan beban pikiran.


II. Analisa Data

No DATA FOKUS DIAGNOSA KEPERWATAN

1 DS: Defisit kesehatan komunitas b.d program

1. Dari hasil wawancara tidak atau kurang puas dengan program

dengan ketua RW1 yang dijalankan d.d terjadi masalah

mengatakan bahwa rata-rata kesehatan yang dialami komunitas (D.

lansia yang menderita 0110)

hipertensi 50%

DO :

1. Bedasarkan dari data

puskesmas mojolaban pada

bulan maret sampai bulan

mei di kelurahan bekonang

dukuh mojosari RW 1 50%

lansia menderita hipertensi

2. 85% kemampuan lansia

dalam mengenali secara dini

hipertensi kurang baik

3. 40% warga yang menderita

hipertensi tidak pernah

mendapatkan penyuluhan

tentang hipertensi.

III. PENAPISAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Presentasi Populasi dalam Masalah Keasehatan / Ukuran Masalah


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN SEKORING

1. Defisit kesehatan komunitas b.d program tidak atau kurang 9

puas dengan program yang dijalankan d.d terjadi masalah

kesehatan yang dialami komunitas (D. 0110)

Keterangan :

Prosentasie populasi dalam masalah kesehatan Nilai

25% atau lebih 9 atau 10

10% - 24,9% 7 atau 8

1% - 0,9% 5 atau 6

0,1% - 0,9% 3 atau 4

<0,01% 1 atau 2

2. Keseriusan Masalah

No Diagnosa Keperawatan Skoring Tingkat Keseriusan

1. Defisit kesehatan komunitas b.d 8 Serius

program tidak atau kurang puas dengan

program yang dijalankan d.d terjadi

masalah kesehatan yang dialami

komunitas (D. 0110)

Keterangan :

Tingkat Keseriusan Nilai

Sangat Serius 9 atau 10

Serius 6,7 atau 8


Cukup Serius 3,4 atau 5

Tidak Serius 0,1 atau 2

3. Penilaian Keefektifan Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Skoring Tingkat Keefektifan

1. Defisit kesehatan komunitas b.d 9 Sangat Efektif

program tidak atau kurang puas dengan

program yang dijalankan d.d terjadi

masalah kesehatan yang dialami

komunitas (D. 0110)

Keterangan :

Keefektifan Nilai

Sangat efektif ( 80 – 100 %) misal : vaksin 9 atau 10

Relatif rendah ( 60 – 80%) 7 atau 8

Efektif ( 40-60%) 5 atau 6

Cukup efektif ( 20 – 40%) 3 atau 4

Relatif tidak efektif (5-20%) misal : upaya berhenti merokok 1 atau 2

Hampir tidak efektif 0

4. Prioritas / urutan masalah

Komponen BPR Skor Urutan /


Masalah Keperawatan
A B C (A+2B) x C ranking
Defisit kesehatan komunitas
b.d program tidak atau kurang
9 8 9 225 1
puas dengan program yang
dijalankan d.d terjadi masalah
kesehatan yang dialami
komunitas (D. 0110)

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Defisit kesehatan komunitas b.d program tidak atau kurang puas dengan program yang

dijalankan d.d terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas (D. 0110)

V. RENCANA KEPERWATAN

No Dx. Tujuan dan Rencana Metode Evaluator

Keperawatan Kriteria Hasil Tindakan / Evaluasi

Intervensi

Keperawatan

1. Defisit kesehatan Mengembangka a. Identifikasi Observasi Ketua Rt /

komunitas b.d n kesehatan masalah atau Kepala desa

program tidak masyarakat isu kesehatan setempat

atau kurang puas prioritasnya

dengan program b. Libatkan

yang dijalankan masyarakat

d.d terjadi untuk

masalah meningkatka

kesehatan yang n kesadaran

dialami terhadap isu

komunitas (D. kesehatan

0110) dan

mengembang
kan rencana

kerja
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI PADA LANSIA

Topik : Hipertensi
Sasaran : Lansia di Kecamatan Mojosongo
Tempat : Halaman Kecamatan Mojosongo
Waktu : Jam 09.30 WIB s/d 10.00 WIB
Hari/Tanggal : Jumat , 29 Mei 2020

A. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami konsep
teori Hipertensi dan mempraktekkan senam hiipertensi lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
a) Menjelaskan pengertian hipertensi
b) Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
c) Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi
d) Mengetahui penatalaksanaan hipertensi dengan senam hiipertensi lansia
e) Menyebutkan pengertian senam hiipertensi lansia
f) Menyebutkan manfaat dari senam hiipertensi lansia
g) Menyebutkan tujuan dari senam hiipertensi lansia
h) Mengetahui langkah-langkah dari senam hiipertensi lansia

B. METODE PENYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi

C. MEDIA
Laptop, LCD, Leaflet

D. MATERI :
Terlampir
E. POKOK MATERI

1. Pengertian hipertensi
2. Tanda dan gejala hipertensi
3. Penyebab penyakit hipertensi
4. Penatalaksanaan hipertensi dengan senam hiipertensi lansia
5. Pengertian senam hiipertensi lansia
6. Manfaat dari senam hiipertensi lansia
7. Tujuan dari senam hiipertensi lansia
8. Langkah-langkah dari senam hiipertensi lansia

F. SUSUNAN ACARA
KEGIATAN
No TAHAP WAKTU
MAHASISWA PESERTA
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam, a. Peserta menjawab
memperkenalkan diri salam
b. Apersepsi tentang b. Peserta menjawab
Hipertensi sesuai dengan
pengetahuan yang
dimiliki
2. Pelaksanaa 20 menit a. Menjelaskan a. Peserta
n pengertian Hipertensi, mendengarkan
tanda gejala, dengan seksama
penyebab, komplikasi, b. Peserta
penatalaksanaan, dan memperhatikan dan
pencegahan hipertensi. melakukan
b. Memberikan demonstrasi
kesempatan kepada c. Peserta memberikan
peserta untuk pertanyaan kepada
demonstrasi senam pemateri
hipertensi pada lansia. d. Peserta menjawab
c. Melakukan sesi tanya pertanyaan
jawab
d. Mengevaluasi secara
verbal pada peserta
penyuluhan
3. Penutup 5 menit a. Menyimpulkan a. Peserta
materi penyuluhan memperhatikan
b. Mengakhiri b. Peserta menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan c. Peserta menerima
salam leaflet
c. Membagikan
leaflet

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
c. Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b. Peserta hadir tepat waktu
c. Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh perhatian
3. Evaluasi hasil
a. 80% peserta dapat menyebutkan pengertian dari hipertensi.
b. 80% peserta dapat menjelaskan tentang penyebab penyakit hipertensi.
c. 80% peserta dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi.
d. 80% peserta dapat menjelakan penatalaksanaan penyakit hipertensi.
e. 80% peserta dapat menjelakan komplikasi penyakit hipertensi.
f. 80% peserta dapat menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi.
g. 80% peserta dapat melakukan senam hipertensi pada lansia.
Lampiran
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg, sementara itu
Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah
persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140
mmhg dan tekanan diastole diatas 90mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges
(2000:42). Pendapat senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta
(1993:199) dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa hipertensi
adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg. Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh kaplan
(1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah waktu
berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun
dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95 mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan
darah diatas sama dengan 160/95 mmhg. Hal yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS
Harapan Kita (1993:198) pada usia dibawah 40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan
untuk usia antara 60-70 tahun tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih dianggap normal.
Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau
lebih pemeriksaan yang berbeda. (JNC VI, 1997).
Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kalikunjungan yang berbeda
waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmHg ataulebih, atau apabila tekanan darah sistolik
pada beberapa pengukuran didapatkannilai yang menetap diatas 140mmHg (R. P. Sidabutar dan
Waguno P, 1990).Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwahipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari140 mmhg
dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.

B. PENYEBAB
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1) Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah
meningkat.
3) Stress Lingkungan
4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh
darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjutusia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksidan volumenya
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut FKUI (1990:210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007)hipertensi esensial kadang
tampa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadikomplikasi pada organ target seperti pada
ginjal, mata, otak dan jantung. Namunterdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit
kepala, epitaksis.Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yangmenderita
hipertensi yaitu :
1) Mengeluh sakit kepala, pusing bahkan terasa berat di pundak
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun

D. KOMPLIKASI
1. Penyakit ginjal
2. Penyakit stroke
3. Penyakit jantung

E. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan asupan etanol
c. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas
olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi
maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit
berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu.
d. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-
tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
3) Terapi tanpa obat bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, dari berbagi
macam olah raga yang ada. Salah satu olah raga yang dapat dilakukan yaitu senam
hipertensi pada lansia.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.

a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,
Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
3. Terapi Herbal
a. Blimbing
b. Saledri
c. Mentimun
d. Alpukat
e. Semangka
f. Mengkudu

F. PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada
anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan
dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
b. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
c. Batasi aktivitas.
SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA

A. PENGERTIAN
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan
secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga
untuk mencapai tujuan tersebut. Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi
berat badan dan mengelola stress (factor yang mempertinggi hipertensi).

B. TUJUAN
Tujuan dari senam hipertensi pada lansia ini adalah untuk mengatasi berbagaimacam yaitu:
1) Stres
2) Kecemasan
3) Insomnia
4) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
5) Membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. MANFAAT
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat
proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia
pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara teratur akan
mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan
persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah
volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin
hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang,
adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek
minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak,
pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh
juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.
Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu
kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung
sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila
senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang
berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan
stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada
impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle
akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal.
Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin
dan mencegah cedera (Suroto, 2004).

D. CARA MELAKUKAN SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA


1. PEMANASAN
a. Tekuk kepala kesamping lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan arah
kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
b. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus keatas kepala dengan posisi kedua kaki
dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.

2. KEGIATAN INTI
a. Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan searah dengan
sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
b. Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua
kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil mengatur nafas.
c. Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang searah
dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakan dipinggang dan kepala searah dengan
gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan. Lalu ganti dengan sisi lainnya.
d. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua tangan diangkat
keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan semampunya.
e. Hampir sama dengan gerakan inti I, tapi kaki digerakan ke samping. Kedua tangan
dengan jemari mengepal kearah yang berlawanan. Ualangi dengan sisi bergantian.
f. Kedua kaki dibuka lebar dari bahu. Satu lutut agak ditekuk dan tangan yang searah lutut
dipinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan
kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.

3. PENDINGINAN
a. Kedua kaki dibuka selebar bahu. Lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8- 10 x dan lakukan pada sisi lainnya.
b. Posisi tetap tautkan kedua tangan lalu gerakan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya. Dan
tahan dengan hitungan yang sama.
E. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN SENAM
HIPERTENSI PADA LANSIA
1) Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai dirisendiri
2) Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik
3) Memeriksa apakah klien benar-benar rileks dan nyaman
4) Terus-menerus memberikan instruksi yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
DAFTAR PUSTAKA

Aji Subekti, Insan. 2012. Olahraga Bagi Usia Lanjut.


http://insanajisubekti.wordpress.com/2012/04/17/olahraga-bagi-usia-lanjut/ ,
diakses 26 November 2013
Arumdita. 2010. Klasifikasi Tekanan Darah.
http://arumdita.blogspot.com/2010/01/klasifikasi-tekanan-darah.html
, diakses 26 November 2013.
Departemen Kesehatan. 2012. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Buku
Saku. http://www.binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361338449.pdf ,
diakses 26 November 2013.
Fhajar Pranama, Vendyik. 2012. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, Karya Tulis,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/5/jkptumpo-gdl-vendyikfha-233-1-abstrak-i.pdf ,
diakses 21 November 2013.

Kadulli, Arnold. 2012. Proposal Hipertensi Pada Lansia.


http://arnoldkadulli12081991.blogspot.com/2012/11/proposal-hipertensi-pada-lansia.html ,
diakses pada 26 November 2013.

Karya, Teguh. 2012. Olahraga Pada Lansia Pengidap Hipertensi,


http://teguhkarya277.blogspot.com/2012/03/v-
behaviorurldefaultvmlo_31.html , diakses 26 November 2013.
APA ITU PENYEBAB
HIPERTENSI ? HIPERTENSI

1. Kurang aktivitas fisik


2. Merokok
3. Stres
4. Konsumsi
alkohol berlebih
5. Kegemukan (obesitas),
6. Diet tinggi lemak
7. Konsumsi garam yang
Hipertensi atau tekanan tinggi (>30 gr).
darah tinggi yang biasa terjadi
Disusun Oleh :
pada lansia yaitu hipertensi
Dhea Fienda Ferani sistolik terisolasi dimana
S17015 / S17A tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, tetapi

PROGRAM STUDI SARJANA tekanan diastolik kurang dari


KEPERAWATAN 90 mmHg.
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA
HUSADA SURAKARTA
GEJALA
KOMPLIKASI PENCEGAHAN HIPERTENSI

Hipertensi pada lansia dapat


mengakibatkan timbulnya
1. penyakit jantung
2. stroke,
3. penyakit ginjal,
4. gangguan saraf,
Gelisah 5. kerusakan retina,
Mimisan 6. serta pecahnya
pembuluh darah di
Sesak nafas otak sehingga terjadi
kelumpuhan,
Mudah lelah 7. kesulitan berbicara
Rasa pegal dibahu sampai kematian
Jantung berdebar
debar
Pandangan menjadi
kabur
8.

Anda mungkin juga menyukai