Anda di halaman 1dari 12

KATA dan KALIMAT

Disusun Oleh:

Kelompok 1 3G D-IV Manajemen Pemasaran:


Dwita Putri Widyadari (07/1942620036)
Galuh Pramesty
Hanif Fadhlurahman
Nihayatul Zulfa
Yogi Setyawan

D-IV MANAJEMEN PEMASARAN


ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
BAB I
KATA DAN KALIMAT
1.1 Kata
1.1.1 Pengertian Kata
Kata merupakan satuan terkecil sebuah kalimat, sesudah kalimat tersebut dibagi atas bagian-
bagiannya. Kata merupakan sebuah satuan kecil yang bebas, dapat berdiri sendiri, dan
memiliki sebuah arti. Selain berupa bentuk dasar, kata juga dapat dibentuk melalui proses
morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi
(penggabungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung di dalam kalimat.
Kombinasi dari beberapa kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

1.1.2 Jenis-Jenis Kata


1.2.2.1 Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, kata dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kata Dasar
Kata dasar merupakan bentuk kata yang tidak berimbuhan atau yang belum dibentuk melalui
proses morfologis. Contoh: kerja, makan, hidup, minum.
2. Kata Turunan
Berbeda dengan kata dasar, kata turunan merupakan sebuah kata yang sudah melalui proses
morfologis. Dari satu kata dasar, dapat dibentuk beberapa kata turunan.
3. Kata Ulang
Kata ulang merupakan kata yang mengalami proses pengulangan bentuk, baik pada seluruh
katanya maupun hanya sebagian. Semua kata ulang wajib ditulis dengan menggunakan tanda
penghubung (-).
4. Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dari dua kata atau lebih, yang membentuk suatu pengertian.
Hal yang terpenting adalah, pada penggabungan kata-kata untuk membentuk kata majemuk,
mereka harus merujuk kepada satu arti. Contoh: kereta api, sapu tangan, rumah makan.

1.2.2.2 Berdasarkan Kelas


Berdasarkan kelasnya, kata dibagi menjadi 7, yaitu:
1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja merupakan kata yang menunjukkan atau menyatakan perbuatan, tindakan, proses,
dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Biasanya, verba berfungsi sebagai predikat dalam
kalimat.
Macam-macam verba adalah sebagai berikut:
1) Verba Dasar Bebas
Contoh: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang.
2) Verba Turunan
i. Verba berafiks
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
ii. Verba berduplikasi
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan.
3) Verba Berproses Gabung
Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum.
4) Verba Majemuk
Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.

2. Kata Sifat (Adjektiva)


Adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat
orang/binatang/benda. Adjektiva umumnya berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelas
subjek.
Macam-macam adjektiva adalah sebagai berikut:
1) Adjektiva Dasar
Contoh: adil, bangga, cemas, disiplin, anggun.
2) Adjektiva Turunan
i. Adjektiva berafiks
Contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian.
ii. Adjektiva berduplikasi
Contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
3) Adjektiva Deverbalisasi
Contoh: melengking, terkejut, menggembirakan, meluap.
4) Adjektiva Denominalisasi
Contoh: berapi-api, berbudi, budiman.
5) Adjektiva Denumeralia
Contoh: mendua, menyeluruh.
6) Adjektiva Majemuk
Contoh: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan.

3. Kata Benda (Nomina)


Kata benda atau yang biasa disebut juga dengan nomina merupakan kata yang mengacu
kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek,
objek, pelengkap, dan keterangan.

4. Kata Keterangan (Adverbia)


Kata keterangan atau atverbia adalah kata yang memberikan keterangan pada kata lain,
seperti kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan.
Macam-macam adverbial adalah sebagai berikut:
1) Kata keterangan tempat
Merupakan jenis kata yang memberikan informasi atau keterangan mengenai lokasi
atau tempat terjadinya sesuatu.
Misal: di gunung, di sekolah, di jalan raya.
2) Kata keterangan waktu
Merupakan jenis keterangan yang memberikan informasi mengenai berlangsungnya
sesuatu dalam waktu tertentu.
Misal: sekarang, besok, kemarin, pagi tadi.
3) Kata keterangan alat
Merupakan jenis kata yang menjelaskan dengan menggunakan apa sesuatu
berlangsung. Kata ini biasanya diikuti oleh kata dengan dan menggunakan.
Misal: dengan palu, menggunakan raket.
4) Kata keterangan cara
Kata keterangan ini digunakan untuk menjelaskan cara perlakuan terhadap suatu hal
dan sering dipakai untuk menerangkan kata kerja. Keterangan cara biasanya diikuti
oleh kata dengan dan secara.
Misal: dengan cepat, secara teratur.

5. Kata Ganti (Pronomina)


Pronomina merupakan kata ganti yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina
merupakan segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau kata yang
dibendakan.
Salah satu jenis pronominal adalah pronominal persona atau kata ganti orang. Adapun
penjelasan lebih lengkap adalah sebagai berikut:
Pronomina Persona (Kata Ganti Orang)
Merupakan pronominal yang merujuk kata ganti orang. Kata ganti jenis ini dibagi
menjadi 3, yaitu:
i. Kata ganti orang pertama
Pronomina ini menggantikan orang yang berbicara. Ia dibagi lagi menjadi 2 macam, yaitu:
a) Kata ganti orang pertama tunggal, misalnya: saya, aku, daku.
Contoh: Saya selalu sarapan sebelum berangkat sekolah.
b) Kata ganti orang pertama jamak, seperti: kami, kita
Contoh: Kami akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik.
ii. Kata ganti orang kedua
Kata ganti ini digunakan untuk menggantikan orang yang diajak berbicara. Pronomina ini
dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a) Kata ganti orang kedua tunggal, misalnya: kamu, engkau, tuan.
Contoh: Kamu selalu terlihat cantik dengan baju itu.
b) Kata ganti orang kedua jamak, misalnya: kalian.
Contoh: Kalian seharusnya tidak meninggalkannya sendiri.
iii. Kata ganti orang ketiga
Kata ganti orang ketiga digunakan untuk menggantikan orang yang sedang dibicarakan.
Dibagi lagi menjadi:
a) Kata ganti orang ketiga tunggal, misal: dia, beliau.
Contoh: Dia terlihat seperti sedang sakit.
b) Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka.
Contoh: Mereka sudah terlalu lama bermain di air.

6. Kata Ganti Bilangan (Numeralia)


Numeralia adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu deretan.
Terdapat 2 jenis kata bilangan, yaitu:
1) Kata bilangan tentu (takrif)
Kata ganti ini merupakan kata yang menyatakan jumlah. Ia dibagi lagi menjadi 2,
yaitu:
i. Kata bilangan utama
Kata ganti ini menyatakan jumlah angka. Dia dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Kata bilangan penuh
Contoh: Kita perlu menunggu 2 jam untuk mengetahui hasil
pemeriksaannya.
b) Kata bilangan pecahan
Contoh: Ibu memintaku untuk memberli setengah kilogram gula di
warung.
c) Kata bilangan gugus
Contoh: Harga gelas itu akan lebih murah jika kita membeli sebanyak
1 lusin.
ii. Kata bilangan tingkat
Contoh: Ayah bangga karena aku mendapatkan peringkat ketiga.

7. Kata Tugas
Kata tugas adalah bentuk kata yang menyatakan hubungan suatu unsur dengan unsur yang
lain dalam sebuah frasa atau kalimat.
Ada beberapa jenis kata tugas, yaitu:
1) Preposisi
Preposisi atau kata depan, merupakan kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan
nomina dengan verba di dalam satu klausa.
Contoh: di, ke, dari, dan pada
2) Konjungsi
Konjungsi (Kata Hubung) merupakan kata atau ungkapan yang berfungsi sebagai
penghubung kata, antar klausa atau antar kalimat. Konjungsi ini berfungsi agar
susunan kata menjadi suatu susunan kaliamt yang memiliki keterkaitan (Koherensi).
Macam-macam konjungsi adalah sebagai berikut:
i. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang digunakan untuk
menggabungkan dua klausa yang berkedudukan setara. Konjungsi yang
termasuk kelompok koordinatif adalah dan, dari, serta, melainkan, padahal,
sedangkan, atau, tetapi.
Contoh:
a) Yogi adalah orang yang pendiam, sedangkan Hanif adalah orang yang
periang.
b) Dwita baru saja pulang dari kampus, kemudian dia pergi lagi bersama
temanya
ii. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif merupakan kata penghubung untuk menggabungkan
dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat.
Contoh:
a) Sesudah, sehabis, sejak, seketika, tatkala, sementara, sambil, dan
seraya. (berhubungan dengan waktu)
b) Jika, kalau, asalkan, bila, manakala (hubungan syarat)
c) Agar, biar, supaya. (Hubungan Tujuan)
d) Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana.
(hubungan pemiripan)
e) Bahwa (Hubungan Penjelasan)
f) Dengan (Hubungan Cara)
g) Andaikan, seandainya, seumpama. (Hubungan Pengandaian)
h) Biarpun, meskipun, sekalipun, kendatipun, sungguhpun. (Hubungan
Konsesif)
Contoh: Kegiatan belajar di kampus secara Offline boleh dilaksanakan,asalkan
seluruh mahasiswa telah melakukan vaksinasi.
iii. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua
kata,frasa,artau klausa dimana kedua unsur tersebut memilikki subjek yang
sama.konjungsi yang termasuk dalam korelatif adalah:
a) Tidak hanya…tetapi juga…
b) Tidak hanya…bahkan…
c) Bukanya…melainkan…
d) Makin…makin….
e) Jangankan…pun…
Contoh: Bus Pariwisata ini tidak hanya menabrak motor dari arah berlawanan,
tetapi juga menabrak rumah penduduk sekitar lokasi.
iv. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi untuk menggabungkan dua kalimat berbeda dengan konjungsi
untuk menggabungkan dua pragraf.
Contoh: akan tetapi, namun, oleh karena itu, oleh sebab itu
v. Konjungsi Antarparagraf
Contoh konjungsi antarparagraf:
a) Kata penghubung yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang sudah
disebutkan sebelumnya (di samping itu, demikian juga, tambahan lagi).
b) Kata penghubung menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang
sudah disebutkan sebelumnya (bagaimanapun juga, sebaliknya,
namun).
c) Kata penghubung yang menyatakan perbandingan (sebagaimana, sama
halnya).
d) Kata penghubung yang menyatakan akibat atau hasil (oleh karena itu,
jadi akibatnya).
e) Kata penghubung yang menyatakan tujuan (untuk itulah, untuk
maksud itu).
f) Kata penghubung yang menyatakan intensifikasi (ringkasnya, pada
intinya).
g) Kata penghubung yang menyatakan waktu (kemudian, sementara itu).
Kata penghubung yang menyatakan tempat (di sinilah, berdampingan
dengan).

8. Artikula (Kata Sandang)


Kata Artikula adalah kata yang tidak mempunyai makna yang digunakan untuk
menjelaskan kata benda atau kata tertentu. Kata artikula dapat digunakan untuk
mendampingi kata benda dasar ataupun kata benda turunan.kemudian fungsi dar kata
artikula adalah digunakan sebagai gelar, seperti sang raja, sri sultan, digunakan untuk
menjelaskan orang tunggal atau kelompok tertentu seperti sang penulis, kelompok para
wartawan.
Artikula memiliki beberapa macam, di antaranya:
1) Kata sandang penunjuk jumlah tunggal:
i. Si
ii. Sang
iii. Sri
iv. Yang
Contoh:
a) Sang raja meninggalkan Istana.
b) Sri Sultan Hamengkubuwana sekarang berusia 75 tahun.
2) Kata sandang penunjuk jumlah jamak
i. Para
ii. Kaum
iii. Umat
Contoh: Setelah melakukan isolasi mandiri, para atlet Indonesia kembali ke asrama
Pelatihan Nasional.
3) Kata dandang atau artikula yang menominalkan dapat mengacu makna tunggal atau
genetik, tergantung pada kalimat.
Contoh: Si kutu buku yang selalu menghabiskan waktunya di kelas.

1.2 Kalimat
1.2.1 Pengertian Kalimat
Satuan bahasa terkecil dan terlengkap maknanya disebut kalimat. Hal ini dikarenakan pada
sebuah kataterkadang tidak dapat mewakili sebuah konsep makna yang utuh, sedangkan
kalimat punya makna yang utuh sehingga dapat berdiri sendiri dan mempunyai pola intonasi
akhir.

Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan dan intonasi final. Kalimat berperan
penting dalam sebuah komunikasi karena kalimat harus mampu menyampaikan informasi,
menanyakan sesuatu, atau bahkan mengekspresikan emosi manusia. Kalimat umumnya
berwujud rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku. Pengurutan rentetan kata
serta macam kata yang dipakai dalam kalimat menentukan pula macam kalimat yang
dihasilkan.

1.2.2 Kalimat Efektif


1.2.2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam sebuah
tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki
struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak
dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut
kalimat yang fragmentaris.

1.2.2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif Secara Umum


1) Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
2) Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3) Menggunakan diksi yang tepat.
4) Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
dan sistematis.
5) Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6) Melakukan penekanan ide pokok.
7) Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8) Menggunakan variasi struktur kalimat.

1.2.2.3 Syarat dalam penyusunan kalimat efektif:


1) Adanya kesatuan dalam penyusunan kata,
2) Ada keparalelan dari setiap kata untuk membentuk suatu kalimat,
3) Ada kepaduan dari setiap kata,
4) Ada kelogisan maksud dan makna dari kalimat tersebut.
5) Ada kepaduan kata,
6) Ada kehematan kata (tidak mengulang kata yang dapat digabungkan).

1.2.2.4 Jenis Kalimat Efektif


1) Jenis Kalimat Efektif
Kalimat argumentasi adalah sebuah kalimat yang sangat mudah di pahami di
mengerti oleh si pembaca.
Contohnya: Saya tidak masuk kerja hari Selasa besok karena saya akan pergi ke
Surabaya.
2) Kalimat ide dan gagasan
Kalimat ide dan gagasan adalah sebuah kalimat yang sangat mudah di pahami,
dimana si penulis menggunakan ide dan juga gagasan dalam kalimat.
Contohnya : Menurut saya, akan lebih baik jika kita melakukan breafing terlebih
dahulu sebelum tugas kantor di mulai.
3) Kalimat formal
Kalimat formal adalah kalimat yang isinya tidak menggunakan kata-kata alay
atau kata-kata yang tidak baku. Tentunya, suatu kalimat formal menjadi kalimat
paling efektif.
Contohnya : Diharapkan kepada calon siswa/siswi baru untuk mengikuti
PROSPEK yang akan dilaksanakan tanggal 4 Maret 2020 pukul 7.30 WIB di
AULA sekolah.

1.2.2.5 Contoh Kalimat Efektif


1) Ibu membeli obat ke apotek karena adik sedang sakit dan tertidur.
2) Rini adalah anak terpintar di kelasnya dan selalu memiliki reputasi baik di
sekolahnya.
3) Jika kamu ingin hidup bahagia, jangan pernah bahagia di atas penderitaan orang
lain.
4) Adik turun dari atas tempat tidur dan melihat apa yang terjadi di pekarangan.
5) Para buruh meminta kenaikan upah karena jumlah pekerjaan mereka terus
meningkat.

Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki
struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi,
maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang
fragmentaris.

Contoh:

1) Hanif.
2) Hanif belajar.
3) Hanif belajar bahasa Indonesia.
4) Hanif belajar bahasa Indonesia dikampus.

Anda mungkin juga menyukai