1. Struktur monopoli dan oligopolistik membebankan harga yang lebih tinggi dan biaya marginal, MC,
yang dapat diartikan sebagai kegagalan pasar. Kegagalan pasar ini dapat diperbaiki dengan masuknya
koperasi.
Akan tetapi, sebagaimana yang telah diba sebelumnya, ini adalah hal yang problematis. jika pelaku
pasar dapat mewujudkan selisih positif dari pendapatan atas biaya maka pada saat yang sama, peluang
laba bagi pendatang baru pun akan tercipta.
a) Masuknya pesaing ke dalam pasar tidaklah bebas karena adanya hambatan-hambalan hukum, politik
dan ekonomi (rent-seeking behaviour of political entrepreneurs). Kebijakan yang dapat mengatasi
masalah ini bisa berupa perubahan atau penghapusan hak-hak hukum yang mendukung kekuatan
monopoli.
b) Terdapat keseniangan kemampuan antara pelaku pasar dengan pendatang baru. Kesenjangan ini
mencegah pesaing masuk dan melakukan peniruan. Situasi ini sangat mirip dengan masalah "monopolis-
inovator" menurut Schumpeter, biaya "sewa" (rent) monopoli dapat diinternalisasikan karena
kemampuan inovasi, teknologi, dan kewirausahaannya yang lebih tinggi. Tanggapan politis yang tepat
mengenai kasus ini akan dibahas kemudian dalam judul "Perlindungan Koperasi yang Baru Lahir".
c. Biaya/hambatan masuk sangat tinggi. Bagian yang cukup besar dari perbedaan biaya ini adalah
kemampuan kewirausahaan (entrepreneurial ability)
d) Biaya transaksi untuk mengeksploitasi peluang laba, terlaiu tinggi. Telah diasumsikan bahwa biaya
transaksi nol. Tetapi, jika biaya transaksi positif maka serangkaian argumen baru bisa diterapkan
3. Perilaku oligopolis dan monopolis sangat tergantung pada biaya yang dibutuhkan untuk masuk ke
pasar. Jika biaya atau hambatan masuk rendah; maka dalam jangka panjang, pasar oligopoli dan
monopoli tidak akan menyimpang jauh dari pasar persaingan sempurna."
Secara empiris, hasil ini tampaknya memiliki fondasi yang baik. Telah banyak riset empiris dilakukan
mengenai hilangnya kesejahtera (wel-fare loss) akibat penyimpangan dari konstelasi ideal (nirwana
dalam pasar, persaingan sempurna, Namun, besar kesejahteraan yang hilang ini biasanya rendah. Hasil
suatu studi menyimpulkan bahwa: */10 x 1% GNP masih merupakan perkiraan terbaik atas hilangnya
kesejahteraan akibat kekuasaan oligopoli dalam industri manufaktur di Arnerika (Gisser, 1989, 612)
. Tekanan persaingan dari pendatang potensial merupakan harnbatan persaingan antarpemasok aktif,
yang secara efektif menghambat besar atas perilaku perusahaan yang berada di pasar
Adalah potensi persaingan dari pendatang baru dan bukannya persaingan antarpemasok aktif, yang
secara efektif menghambat ekuilibrium perilaku pemain yang berada di pasar" (Willig. 1988, 618).
Ketika masuk/keluar pasar adalah bebas (tak ada batasan secara hukum) dan biaya masuk/keluar
rendah Itidak ada kesenjangan kemampuan antara perusahaan di dalam dan di luar pasar) maka
oligopolis dan nonopolis mungkin mampu mencegah masuknya pesaing. uereka dapat melakukan hal ini
hanya dengan berperiaku terpuji, yaitu dengan memberikan konsumen manfaat yang tidak akan
diperoleh dari persaingan." (Baumol, 1982, 14). Sayangnya, hal ini juga akan menghalangi masuknya
koperasi. Mengingat relevansi teori kinerja structure-conduct maka penentu perilaku struktur pasar
menjadi kurang relevan dalam persaingan poten- sial. Faktor-faktor penting bagi masıknya koperasi da
keberhasilan pasar kurang berkaitan dengan pangsa pasar maupun jumlah perusahaan, melainkan lebih
berkaitan dengan biaya masuk dan faktor-taktor yang memengaruhi keunggulan komparatif setelah
masuknya perusahaan ke dalam pasar. lika biaya masuk rendah dan tidak terdapat hambatan hukum
dalam keluar/masuknya perusahaan ke pasar maka keunggulan koperasi potensial akan kurang
berkaitan dengan variabel-variabel struktur pasar (entah itu pasar persaingan sempurna, tidak
sempurna oligopoli atau monopoli). Hal yang lebih penting adalah biaya khusus yang harus dikeluarkan
oleh pendatang baru. Jika biaya masuk rendah maka keunggulan tambahan bagi anggota koperasi yang
masuk ke pasar akan sulit terwujud karena: a) Koperasi harus memiliki kemampuan inovasi lebih tinggi
dibandingkan perusahaan yang berada di pasar untuk memberikan keunggulan khusus yang diperoleh
dari teknologi baru, metode metode organisasional yang lebih baik maupun perbaikan produk dan
layanan. Koperasi harus mampu mengurangi biaya transaksi lebih rendah dari biaya perusahaan yang
berada di pasar. * Koperasi juga harus mampu mewujudkan keunggulan lain yang tidak diberikan oleh
organisasi lainnya. Ihi merupakan dilema bagi koperasi karena: * Jika biaya masuk rendah, koperasi
dapat memasuki pasar, namun anpa memberikan keunggulan tambahan bagi anggota. anajerial dan
kewirausahaannya yang rendah maka koperasi tidak dapat memasuki pasar, Kermbali tidak ada
keunggulan koperasi sus yang dapat direalisasikan. Karena potensi persaingan yang Tendah, perusahaan
di pasar dapat memperoleh keuntungan di atas
Skala ekonomi sering dilihat sebagai alasan yang penting bagi pemb tukan dan kelangsungan hidup
suatu koperasi. * Akan dibahas due tanyaan: 1. Apa arti skala ekonomi? 2. Apakah koperasi memiliki
keunggulan khusus dalam mewujudkan dae mewujudkan skala ekonomi? Sejak awal, tidak akan
diperdebatkan mengenai apakah koperasi daoa melakukan pengurangan biaya bagi anggotanya dengan
menggunakan skab ekonomi. Ini bukanlah hal penting. Akan tetapi, supaya meyakinkan, haru dapat
dibuktikan bahwa koperasi mampu merealisasikan skala ekonomi secara lebih baik bila dibandingkan
dengan organisasi non-koperasi ini harus menunjukkan keunggulan komparatif berdasarkan skala
ekonomi. Skala ckonomi dapat dianggap sebagai faktor-faktor yang tmemungkinkan suatu perusahaan
urituk memproduksi output Iebih banyak dengan biaya rata-rata lebih rendah. Skala ekonomi lebih
diartikan pada hubungan antara biaya rata-rata dengan skala Skala ekonomi dapat dianggap sebagai
faktor-faktor yang memungkinkan suatu perusahan untuk memproduksi output lebih banyak dengan
biaya rata-rata lebih rendah. Skala ekonomi lebih diartikan pada hubungan antara biaya rata-rata
dengan skala output. Skala ekonomi ini diperoleh dari dua hukum utama mengenai produksi: 1) The Law
of Diminishing Returns. Ini adalah hukum jangka pendek yang memiliki hipotesis bahwa output tumbuh
pada tingkat yang menurun dan akhirnya malah akan benar-benar turun ketika suatu faktor/variabel
input ditambahkan ke variabel input lain yang jumlahnya tetap, baik secara kuantitas maupun kualitas.
2) Hukum ke dua menganggap bahwa seluruh input dalam proses produksi adalah variabel. Hukum ini
berhubungan dengan returns to scale dan menggambarkan hubungan antara input dengan output
dalam jangka panjang perusahaan memiliki fleksibilitas penuh dalam menentukan karakter proses
produksinya. output. Itilah skala ekonomi mengacu pada hubungan antara biaya rate rata per unit waktu
dengan skala perusahaan. Skala ekonomi direfleksikan dalam bentuk biaya rata-rata jangka panjang dari
perusahaan tersebut. Skae ekonomi terjadi jika kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) memiliki
Faktor-faktor apa dalam lingkungan dan operasional perusahaan yang menyebabkan LRAC
1.Skala ekonomi dikatakan naik karena adanya faktor-faktor "riil/nyata",misalnya: spesialisasi dan
pembagian pekerja, administrasi personalia. Ini merupakan kejadian di mana suatu perusahaan
ngunakan teknologi yang merupakan subjek bagi peningkatan minsan scale. Ini terjadi bila suatu
perusahaan yang menggandakan nutnya (atau biaya, jika harga inpuinya konstan) dapat memperoleh
tout lebih besar dari penambahan input sehingga pengeluaran rata- ata input per unit output menjadi
lebih kecil untuk jumlah output yang lebih besar, Ekonomi riil sifatnya lebih teknis (menggunakan mesin
dengan dala vang lebih besar dan lebih efisien), atau yang timbul dari ekonomi pekerja (spesialisasi
pekerja yang lebih tinggi).
3. Efek biaya tetap kadang-kadang disebut sebagai hukum produksi masa (the law of mass production).
Untuk memulai produksi, dibutuhkan sejumlah input tetap seperti manajemen. Semakin besar output
yang dihasilkan maka semakin kecil biaya per unit outputnya sebagaimana halnya input manajerial yang
tetap, disebar atas jumlah output yang lebih besar.
Skala ekonomi riil memberikan keuntungan bersih (net gain) bagi masyarakat, karena skala ekonomi ini
menghasilkan output tertentu diproduksi dengan jumlah input lebih sedikit.
Di lain pihak, skala ekonomi finansial (pecuniary), tidak tergantung pada si operasi, Hal itu sering
merupakan hasil dari pemanfaatan kekuatan npoli maupun kekuatan monopsoni (pembeli tunggal)
untuk menekan eusahaan lain. Perilaku ini mengakibatkan pendistribusian kembali laba dari suatu
perusahaan kepada perusahaan lainnya. Jadi, skala ekonomi Pun efisiensi masyarakat luas Tentu saja
perusahaan yang menikmati Da Konomi ini dapat meningkatkan keuntungannya. Tetapi keuntungan
perusahaan ini menjadi kerugian bagi perusahaan lainnya sehingga menjadi mixed blessing dari ekonomi
secara keseluruhan.