Anda di halaman 1dari 11

PERANAN BIMBINGAN KEJURUAN TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER KERJA SISWA DI JURUSAN MESIN SMKN 2 WONOSARI

Th. Sukardi
FT Universitas Negeri Yogyakarta (e-mail: tomkar234@yahoo.co.id; HP: 081328174979)

Abstract: Roles of Vocational Guidance in the Development of Students’ Work


Character in the Mechanical Engineering Program of SMKN 2 Wonosari. This
study aimed to investigate the roles of vocational education in the development of
students’ work character in terms of their understanding of work character and
mastery of work character aspects and the effects on their practicum performance in
the Mechanical Engineering Program of SMKN 2 Wonosari. This was an ex post
facto study. The sample, selected using the stratified sampling technique, consisted
of 108 students, 6 teachers, and 2 laboratory staff members. The data were collected
using questionnaires, documents, and interviews, and were analyzed using the
descriptive technique. The results showed the students’ understanding and mastery
of work character were satisfactory and the effects on their practicum performance
were very satisfactory.

Keywords: work character, vocational guidance

PENDAHULUAN harus dikuasai oleh peserta didik (yang


Pendidikan nasional berfungsi me- dalam hal ini termasuk karakter) akan
ngembangkan kemampuan dan mem- terwujud dalam bentuk kesatuan peri-
bentuk watak serta peradaban bangsa laku dan sikap hidup yang dimilikinya,
yang bermartabat dalam rangka men- karena karakter merupakan suatu kua-
cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan litas pribadi yang terukur. Karakter men-
untuk berkembangnya potensi peserta jadi identitas yang dapat mengatasi ke-
didik agar menjadi manusia yang ver- seluruhan pengalaman pribadi yang se-
iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang lalu berubah, dan dari kematangan ka-
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, ver- rakter inilah kualitas seorang pribadi
ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan men- diukur.
jadi warga negara yang demokratis ser- Karakter merupakan ciri khas suatu
ta bertanggung jawab (UU No. 20 Ta- perilaku yang nampak dari diri sese-
hun 2003: Bab 2, Pasal 3). Jika dicermati orang, dari karakter dapat dilihat per-
secara teliti pada undang-undang ter- forma yang nampak seperti dalam be-
sebut, selain kecakapan akademis dan kerja, berbuat, berkarya atau yang se-
keterampilan, tersirat pula tuntutan ka- jenisnya. Dengan demikian, karakter
rakter yang harus terpenuhi. Dengan juga dapat mewakili ciri khas suatu
kata lain, tuntutan kemampuan yang bangsa. Bangsa yang peradabannya su-

167
168

dah maju ditandai dengan karakter Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


yang nampak secara mengglobal, se- adalah salah satu bentuk dari pendidik-
bagai contoh misalnya bangsa Jepang an menengah kejuruan yang ada di In-
atau bangsa Korea terkenal dengan ka- donesia. Lembaga pendidikan kejuruan
rakter kerja keras dan disiplin tinggi- ini mempunyai tugas mendidik dan
nya. Karakter memerlukan pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk me-
dan pembiasaan yang benar-benar se- masuki serta meniti karirnya di dunia
rius, terpola, dan prosesnya perlu di- kerja. Dengan demikian, SMK merupa-
bimbing/didampingi oleh seorang pen- kan sekolah khusus yang menekankan
didik/instruktur yang benar-benar ko- proses pembelajarannya pada upaya
mit akan tugasnya. Secara kurikuler, memberikan pengetahuan, keterampil-
pendidikan karakter sudah lama di- an, dan sikap kepada anak didik se-
selenggarakan dan diterapkan pada se- hingga mempunyai kemampuan untuk
kolah negeri maupun swasta, namun mempertahankan eksistensi dirinya da-
dalam perkembangannya capaian yang lam kehidupan di dunia kerjanya. De-
diharapkan tidak nampak menggem- ngan keterampilan yang dimilikinya,
birakan. anak didik yang sudah lulus dapat
Lembaga pendidikan tingkat mene- mengaktualisasikan dan mengimple-
ngah yang memerlukan kemampuan mentasikan segala kemampuan dirinya
bercirikan karakter yang kuat adalah untuk hidup secara baik.
pendidikan menengah kejuruan karena Permasalahan mendasar yang diha-
pendidikan menengah kejuruan adalah dapi oleh SMK Rumpun Teknologi saat
pendidikan pada jenjang pendidikan me- ini adalah, belum tercapainya kemam-
nengah yang mengutamakan pengem- puan kompetensi minimal untuk pe-
bangan kemampuan peserta didik un- nguasaan prinsip dasar dan keterampil-
tuk melaksanakan jenis pekerjaan ter- an manual bagi siswanya. Penyebab be-
tentu (PP No. 29 Tahun 1990, Pasal 1, lum tercapainya penguasaan kompeten-
ayat 3). Selain itu, pendidikan mene- si siswa tersebut antara lain dikarena-
ngah kejuruan juga dituntut meng- kan SMK tidak dikelola secara profesio-
utamakan penyiapan peserta didik un- nal baik yang menyangkut sistem pe-
tuk memasuki lapangan kerja serta ngelolaannya, proses pembelajarannya,
mengembangkan sikap profesionalnya. dan kelengkapan sarana dan prasarana
Dari peraturan pemerintah tersebut, je- praktiknya. Hal tersebut akan member-
las sekali persyaratan yang harus di- kan dampak negatif kepada lulusan
penuhi oleh peserta didik setelah tamat, yang dikeluarkannya, baik yang men-
yaitu sikap professional pada suatu pe- cakup keterampilan (hard skill) maupun
kerjaan tertentu. Jika sikap profesional mental kerja (soft skill). Hasil penelitian
dituntut, maka karakter selalu meng- Moedjiarto (1995) yang dilakukan di
ikuti, demikian pula sebaliknya jika ka- SMK Negeri se-Kota Surabaya menun-
rakter dituntut maka sikap professional jukkan bahwa nilai prestasi praktik
mesti akan terbawa serta. siswa rendah (rata-rata 57,89). Berdasar-
kan data tersebut dapat diperkirakan

Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
169

bahwa rendahnya prestasi siswa SMK atau budaya kerja yang harus dikuasai
disebabkan karena proses belajar meng- peserta didik. Berdasar hasil riset yang
ajar yang kurang baik dan peralatan- dilakukan Wagiran (2008) teridentifi-
peralatan praktik dasar yang secara kasi dua puluh unsur soft skills yang di-
umum masih kurang memadai. Hasil butuhkan oleh dunia industri di Indo-
penelitian lain yang dilakukan oleh nesia, adapun sepuluh unsur soft skills
Sulipan (2004) pada SMK yang ada di terpenting yang dibutuhkan dunia in-
kota Serang, Garut, Jakarta dan SMK dustri adalah honesty, ethic work, res-
Texmaco Karawang, menunjukkan ma- ponsibilities, discipline, applying safety and
sih terjadi kesenjangan antara peralatan work health principals, initiative and create-
yang tersedia dengan tuntutan kompe- vity, cooperation, adaptability, self confi-
tensi yang harus terpenuhi di industri dent, and tolerant. Aspek soft skill dalam
(http:/www.pages-yourfavorite.com/p- pendidikan kejuruan khususnya SMK
psupi/disertasi2004.html.08-2006). diistilahkan sebagai materi bimbingan
Kedua hal tersebut kalau dicermati kejuruan (vocational guidance), keberada-
secara sepintas sudah menunjukkan be- anya kurang begitu nampak dalam pro-
tapa kurang baiknya proses pembelajar- ses pembelajaran karena tidak ada kuri-
an yang dilakukan oleh lembaga pen- kulum dan silabi yang mengaturnya.
didikan tersebut, sehingga akan mem- Pendidikan Kejuruan adalah salah
beri dampak pada kompetensi yang satu bentuk dari sistem pendidikan
harus dimiliki oleh peserta didik. yang ada di indonesia, pendidikan ini
Hasil kajian yang dilakukan oleh mempunyai misi untuk membantu pe-
Widarto, dkk (2007) disebutkan bahwa serta didik dalam mengembangkan si-
dalam hal kesesuaian kompetensi yang kap profesionalnya. Tujuan pendidikan
diberikan oleh SMK Teknologi dengan kejuruan secara spesifik adalah untuk
yang dibutuhkan dalam dunia kerja ter- meningkatkan kecerdasan, pengetahu-
lihat bahwa terdapat kesenjangan anta- an, kepribadian, akhlak mulia, serta ke-
ra apa yang dibekalkan oleh SMK de- terampilan peserta didik untuk hidup
ngan kinerja lulusan di industri. Ke- mandiri dan mengikuti pendidikan lebh
mudian dilihat dari aspek-aspek kom- lanjut sesuai dengan program kejuruan-
petensi yang berupa hard skill dan soft nya agar dapat, bekerja secara efektif
skill, tampak bahwa kesenjangan aspek dan efisien, mengembangkan keahlian
soft skill lebih mendominasi daripada dan keterampilan, menguasai bidang ke-
aspek hard skill. Dari hasil kajian tam- ahlian dan dasar-dasar ilmu pengetahu-
pak bahwa kelemahan dan kekurangan an serta teknologi, memiliki etos kerja
lulusan SMK sebagai tenaga kerja baru yang tinggi, berkomunikasi sesuai de-
di industri lebih banyak pada aspek soft ngan tuntutan pekerjaan, serta memiliki
skill seperti adaptasi, percaya diri, ker- kemampuan dalam memngembangkan
jasama tim manajemen diri, kedisiplin- diri (Permen 22, Th 2006: tentang Stan-
an, inisiatif, mental kerja, sikap kerja, dar Isi).
motivasi kerja dan sejenisnya, yang se- Menurut teori Bartel (1976:11), pen-
muanya merupakan karakter spesifik didikan kejuruan adalah pendidikan

Peranan Bimbingan Kejuruan terhadap Pembentukan Karakter Kerja Siswa


170

bakat, minat, dan keterampilan yang arah pada kesiapan individu dalam
bercirikhas, yang direncanakan dan di- rangka mempersiapkan dirinya sebagai
berikan kepada individu yang tertarik pekerja, baik dibayar maupun tidak di-
untuk mengembangkan/menyiapkan di- bayar (http:/georgers@tech.purdue.edu.
rinya dalam memilih pekerjaan di ling- 04-2004).
kup area okupasi dan kelompok oku- Berdasarkan berbagai pendapat di
pasi. Artinya, keleluasaan dalam menen- atas, jika dicermati ada tiga maksud
tukan pilihan okupasi atau kelompok yang tersirat dari pendidikan kejuruan
okupasi diserahkan sepenuhnya kepada yaitu: (1) memberi layanan bimbingan
siswa itu sendiri dengan mempertim- karir dan kejuruan; (2) memberi pe-
bangkan bakat dan minat yang dipunyai ngalaman pada siswa pada bidang-bi-
siswa. Jadi, pada prinsipnya pendidikan dang kejuruan tehnik; dan (3) membim-
kejuruan hanya membimbing dan meng- bing siswa untuk menguasai kemampu-
arahkan serta memfasilitasi keperluan an dan keterampilan yang spesifik di
siswa dalam meniti karirnya. Menurut bidang keteknikan sehingga pendidikan
Hoachlander dan Kaufman (1992) pakar kejuruan mempunyai ciri yang berbeda
pendidikan dari National Center For dengan jenis pendidikan yang lain. Ter-
Education Statistics di USA: kait dengan aspek bimbingan kejuruan
Vocational education is intended to help seperti yang disebut pada poin pertama,
prepare student for work, both inside and menurut Carman (2003), keterampilan
outside the home, many educators and pokok yang harus dikuasai dalam rang-
policymakers believe it has a broader missin:
ka memasuki dunia kerja adalah (1) ba-
to provide a concrete, understandable context
sic workplace skill yang meliputi terampil
for learning and applying academic skills and
concepts (http:/nces.ed.gov/pubs92/926- membaca, menulis dan berhitung; (2)
69.pdf.08-2006). basic workplace knowledge yang meliputi
konsep-konsep pengetahuan tentang ke-
Pendapat tersebut menyatakan bah- selamatan kerja dan kesehatan kerja, me-
wa pendidikan kejuruan dipergunakan ngerti proses dan produksi, struktur or-
untuk menyiapkan siswa agar siap kerja gansasi dan budaya kerja serta prinsip-
baik di lingkungannya sendiri maupun prinsip dasar keuangan; dan (3) basic em-
di lingkungan masyarakat, maka misi ployabilityy skill yang meliputi keteram-
utama para pendidik dan pemangku pilan kerja tim, penyelesaian masalah,
kebijakan adalah membentuk fondasi membuat keputusan, mendemonstrasi-
yang kuat bagi para siswa pada proses kan manajemen diri (termasuk dalam
belajar mengajar, penguasaan dan pene- bersikap), menjalin hubungan dengan
rapan keterampilan akademis, dan pe- relasi (http:/www.pawerc.org/foundati-
nerapan konsep-konsep yang diperlu- onskills/lib/foundationskills.08-2006).
kan. Hal tersebut senada dengan pen- SMK adalah sekolah yang mendidik
dapatnya Walter (1993), bahwa penye- siswanya agar mempunyai keterampil-
lenggaraan pendidikan kejuruan harus an yang siap dipakai di dunia kerja.
difokuskan dan diarahkan pada pro- Untuk itu, tugas utama yang harus di-
gram-program pendidikan yang meng- lakukan adalah mendidik dan mem-

Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
171

berikan bekal keterampilan serta pe- ngan masalah karakter kerja, dan ka-
ngetahuan kerja pada siswa agar kelak rakter ini mestinya menjadi ciri utama
siap digunakan di dunia kerja. Layanan bagi lulusan SMK. Namun demikian,
bimbingan yang harus diberikan kepa- menurut teorinya Super (1995), sukses
da siswa adalah bimbingan yang me- dan tidaknya individu (dalam hal ini
nyangkut bidang okupsi dan karier siswa) dalam meniti dan mengembang-
atau lazim disebut bimbingan kejuruan. kan karirnya di sekolah tergantung dari
Karena siswa yang masih aktif di SMK variasi seting okupasinya. Artinya, apa-
(antara umur 16-24 tahun atau usia re- kah berprinsip pada interes dan ke-
maja) adalah siswa yang dalam kondisi mampuan individu yang dididik (Osi-
fase eksploratif (menurut teori Super), pow dan Fitzgerald,1996:112). Pendapat
di mana saat tersebut siswa mulai me- tersebut menunjukkan betapa penting-
mikirkan beberapa alternatif pekerjaan, nya seting yang harus direncanakan se-
tetapi belum mengambil keputusan yang cara tepat dan benar oleh sekolah akan
mengikat dan di sinilah peran bimbing- terlaksananya bimbingan kejuruan yang
an kejuruan diberikan (http:/bruderfic.- menyangkut masalah karakter kerja.
or.id/h-62/perencanaan-karier-sejah-di- Menurut Miller, D.C dan Form
ni.html.03-08). Bahkan, menurut Jepsen (Crites, 1969:184), membentuk anak di-
(1975) dalam bukunya Osipow dan dik untuk membiasakan mencintai kerja
Fitzgeraid (1996:128), disebutkan bahwa dapat dilakukan dengan membuat sup-
pemilihan karier individu itu sudah lemen sekolah yang kondisinya menye-
dimulai pada kels 9 s/d kelas 12 atau rupai tempat kerja yang sebenarnya.
antara periode sekolah menengah ting- Terdapat 5 hal pokok yang harus diajar-
kat pertama (SMTP) sampai sekolah kan, yaitu: a) murid dilatih untuk mem-
menengah tingkat atas (SMTA). pelajari bagaimana belajar kerja dan
Dengan demikian, melalui bimbing- bekerja yang baik; b) murid dilatih un-
an kejuruan yang terprogram dengan tuk mematuhi aturan-aturan yang ber-
baik di lingkungan sekolah diharapkan laku ditempat kerja; c) murid dilatih
siswa memperoleh bekal dalam: a) pe- mengembangkan karakternya; d) murid
mahaman diri tentang keadaan dan ke- dianjurkan membangun inisiatif dan me-
mampuan diri; b) kesadaran tentang ni- nambah sosialisasinya; e) murid dilatih
lai-nilai diri dan masyarakat; c) penge- untuk bergaul/bekerja sama dengan te-
nalan terhadap berbagai jenis pekerjaan; man sekolah.
d) persiapan lebih matang untuk me- Berdasarkan hal di atas, penelitian
masuki dunia kerja; e) memecahkan ma- ini mencoba menemukan bentuk imple-
salah khususnya sehubungan dengan mentasi dari aspek karakter kerja mela-
pemilihan pekerjaan; f) penghargaan lui bimbingan kejuruan pada proses
yang objektif dan sehat terhadap kerja. pembelajaran produktif di Jurusan Me-
Jika diperhatikan butir c) dan d), butir- sin SMK 2 Wonosari. Hasil penelitian
butir tersebut merupakan karakter po- ini diharapkan dapat dipakai sebagai
kok yang harus dikembangkan bagi sis- pedoman atau gambaran untuk mem-
wa SMK, karena hal tersebut terkait de- bentuk karakter kerja siswa melalui

Peranan Bimbingan Kejuruan terhadap Pembentukan Karakter Kerja Siswa


172

bimbingan kejuruan, khususnya di ju- data dari observasi lapangan, yaitu me-
rusan mesin SMK. Permasalahan yang lihat langsung pada proses pembelajar-
akan diungkap secara rinci seperti an produktif untuk mengetahui apa
berikut. yang terjadi selama proses pembelajar-
 Sejauh mana peranan bimbingan an produktif. Data hasil isian angket
kejuruan dalam pemahaman karak- dan data prestasi hasil kerja praktik sis-
ter kerja siswa? wa (untuk mengetahui dampaknya) di-
 Sejauh mana penguasaan aspek ka- analisis dengan teknik korelasional. Da-
rakter kerja siswa pada pembelajar- ta hasil dari wawancara dan observasi
an praktik? di lapangan dianalisis dengan teknik
 Bagaimana efek karakter kerja pada deskriptif kulitatif. Artinya, menjelaskan
hasil kerja praktik siswa? secara rinci segala fenomena yang di-
dapat dari lapangan. Prosedur peneliti-
METODE an dilaksanakan dengan tahapan seba-
Penelitian ini berkaitan dengan im- gai berikut.
plementasi bimbingan kejuruan yang  Tahap pertama, identifikasi materi
difokuskan pada pembentukan karakter bimbingan kejuruan dengan fokus
kerja. Jenis penelitian yang dipakai ada- karakter kerja, melalui berbagai kaji-
lah expost facto. Metode yang diguna- an kepustakaan, jurnal-jurnal yang
kan adalah metode diskriptif kualitatif relevan, dan sumber-sumber infor-
dan korelasional. Lokasi penelitian di- masi lain dari internet ataupun dari
laksanakan di bengkel kerja praktik Ju- literatur yang terkait.
rusan Mesin SMKN 2 Wonosari selama  Tahap kedua, memilih dan memilah
4 bulan, mulai April sampai dengan Juli materi yang akan digunakan sesuai
2008. Populasi dalam penelitian ini dengan waktu dan topik yang di-
adalah siswa Jurusan Mesin SMKN 2 pilih. Materi ini dikemas dalam ben-
Wonosari dengan sampel kelas 2 yang tuk kartu instruksional (maksudnya
berjumlah 108 siswa. Teknik sampel setiap topik materi dibuat dalam
yang digunakan adalah stratified sam- bentuk kartu), dengan maksud agar
pling, dan 8 orang pelaksana pembe- mudah digunakan sebagai pedoman
lajaran (6 guru, 1 kepala bengkel, 1 ke- guru dalam memberikan materi bim-
pala bidang). bingan kejuruan, khususnya karakter
Data pemahaman bimbingan keju- kerja.
ruan diambil dengan menggunakan me-  Tahap ketiga, melakukan pelatihan
tode angket (reliabilitas angket menu- pada guru agar mempunyai persepsi
rut Cronbach’s Alpha 0,750), data pres- yang sama dalam penguasaan materi
tasi kerja praktik diambil dari doku- dan pelaksanaan bimbingan.
mentasi guru praktik. Data yang lain  Tahap keempat, implementasi bim-
diambil dengan teknik wawancara pada bingan kejuruan yang dilakukan de-
subjek yang berkompeten pada bidang- ngan pemberian materi pada awal
nya (dalam hal ini 6 orang guru, 1 ke- dan akhir pertemuan. Alokasi waktu
pala bengkel, 1 kepala badang), serta yang digunakan 20 menit, dan seba-

Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
173

gai pemateri adalah guru yang men-  Isi bimbingan meliputi pengetahuan/
dampingi pada hari berlangungnya pengalaman yang diperlukan siswa
pembelajaran produktif. Pada saat selama belajar bidang kejuruan di
proses pembelajaran berlangsung, di- bengkel praktik, dan yang diperlu-
lakukan pengamatan/observasi kepa- kan setelah lulus hingga bekerja di
da para siswa yang meliputi bagai- tempat kerja, dengan harapan agar
mana sikap kerja, semangat kerja, siswa mempunyai: 1) semangat kerja;
dan cara kerja siswa dalam menyele- 2) motivasi kerja; 3) kerja keras; 4) ke-
saikan tugasnya menerjakan job yang terampilan; 5) sikap kerja dan cara
telah diberikan oleh guru. bekerja yang baik; 6) sadar akan pe-
 Tahap kelima, melakukan evaluasi, ranannya sebagai siswa SMK; 7) ke-
revisi dan pembenahan jika terjadi disiplinan, kejujuran dan sportifitas;
ketidak cocokan pada implementasi 8) kemampuan bekerja sama.
bimbingan kejuruan baik mengenahi  Tema-tema lain yang terkait sebagai
materi, waktu dan pemateri yang bekal pedoman guru dalam membe-
bertugas. rikan aspek bimbingan kejuruan ter-
 Tahap keenam, melakukan penjajag- sebut dipilih dan disesuaikan dengan
an pemahaman tentang bimbingan kebutuhan siswa SMK sebagai calon
kejuruan (fokus pada karakter kerja) teknisi/operator mesin. Isi tema meli-
di akhir pertemuan pembeljaran pro- puti: 1) blokade mental; 2) membangun
duktif (direncanakan 12 kali perte- kepercayaan; 3) perencanaan karier
muan). sejak dini; 4) usia muda dan ganggu-
 Tahap ke-tujuh, melakukan olah data an karir; 5) mengantisipasi kelum-
tentang keterkaitan bimbingan keju- puhan karir; 6) pengertian kerja cer-
ruan, karakter kerja dan hasil kerja das; 7) mengatasi gap komunikasi; 8)
pembelajaran produktif siswa. modal utama pencari kerja; 9) kiat
mendapatkan pekerjaan; 10) bernego-
HASIL DAN PEMBAHASAN siasi di tempat kerja.
Pelaksanaan bimbingan kejuruan  Sebelum melaksanakan bimbingan
dengan fokus karakter kerja dilaksana- kejuruan 6 guru pengampu pembe-
kan dengan prosedur sebagai berikut lajaran produktif/praktik dilatih ter-
 Pelaksanaan dilakukan dengan ben- lebih dahulu dengan diberi penjelas-
tuk klasikal pada pembelajaran pro- an dan pedoman pelaksanaan agar
duktif model shop talk, yang diberi- mereka mempunyai persepsi yang
kan dengan metode ceramah dan ta- sama tentang bimbingan kejuruan dan
nya jawab serta pembimbingan pada pelaksanaannya.
waktu siswa melakukan praktik. Hasil penelitian menunjukkan bah-
 Waktu shop talk dipilih sebelum prak- wa pelaksanaan bimbingan kejuruan
tik dimulai dan sesudah praktik se- yang difokuskan terhadap pembentukan
lesai dengan durasi waktu masing- karakter kerja siswa dapat dilaksanakan
masing 10 menit dari total shop talk 30 dengan baik dan berpengaruh positif
menit.

Peranan Bimbingan Kejuruan terhadap Pembentukan Karakter Kerja Siswa


174

terhadap proses pembelajaran produk- sebesar 76,86; kelas B sebesar 83,09; dan
tif siswa. Secara spesifik hasil penelitian kelas C sebesar 83,71. Rerata skor ketiga
tersebut dapat dilihat pada diskripsi kelas tersebut sebesar 81,22, dengan ka-
data berikut. tegori penilaian kelas skor tersebut da-
 Dari hasil penelitian didapatkan skor pat dikatakan “sangat memuaskan”.
pemahaman tentang karakter kerja Berdasarkan hasil tersebut, secara
sebagai berikut. Kelas A didapat skor garis besar dapat dijelaskan bahwa im-
rata-rata 60,24; kelas B skor rata-rata plementasi bimbingan kejuruan yang
59,94; dan kelas C skor rata-rata berkaitan dengan karakter kerja siswa
60,28. Rerata skor ketiga kelas terse- dalam melakukan kegiatan praktik pem-
but sebesar 60,15; dan jika dirujuk ke belajaran produktif dapat dikatakan
skor capaian pemahaman karakter berjalan dengan baik sesuai dengan
kerja sebesar 72 (skor tertinggi). De- yang diharapkan. Tingkat pemahaman
ngan demikian, rerata kelas tersebut siswa tentang bimbingan kejuruan yang
dikategorikan “memuaskan”. Hal ter- menyangkut karakter kerja dapat di-
sebut menunjukkan bahwa pema- capai dengan kategori memuaskan. Ar-
haman siswa tentang karakter kerja tinya, pengetahuan tentang karakter
secara umum dapat memahami fung- kerja yang dikenalkan kepada siswa da-
si dan manfaatnya terhadap pem- pat dicerna/difahami dengan baik. Hal
bentukan karakter kerja yang harus tersebut dapat dicapai karena pelaksa-
dikuasai setelah lulus nanti. naannya dilakukan dengan cara klasi-
 Penguasaan aspek karakter kerja kal, rutin setiap praktik, dengan durasi
pada pelaksanaan praktik: Dari hasil waktu 10 menit diawal dan diakhir
penelitian didapatkan penguasaan pembelajaran praktik. Temuan ini di-
aspek karakter kerja siswa pada pem- dukung dari beberapa kajian yang inti-
belajaran praktik sebagai berikut. Re- nya disebutkan bahwa pemberian pe-
rata skor kelas A sebesar 15,37; kelas ngetahuan ataupun keterampilan, jika
B sebesar 16,62; dan kelas C sebesar dilakukan secara rutin dan menerus,
16,74. Rerata skor ketiga kelas terse- siswa akan menguasai pengetahuan
but sebesar 16,24. Rerata skor terse- atau materi tersebut dengan tuntas.
but jika dikonfirmasikan ke skor Hal lain yang nampak dengan ada-
ideal sebesar 20, maka dapat dikate- nya bimbingan tentang karakter kerja
gorikan “memuaskan”. Artinya, as- ditandai dengan tampilan kerja siswa
pek-aspek karakter kerja yang harus yang selalu memperhatikan kaidah-
dikuasai oleh sisiwa tersebut ternyata kaidah kerja yang baik, seperti sikap
dapat dikuasai dengan baik dan di- kerja, mental kerja, disiplin kerja, lang-
laksanakan serta ditaati dengan baik. kah kerja maupun dalam bersosialisasi
 Efek penguasaan karakter kerja pada dengan teman kerja praktiknya. Tam-
hasil produk pembelajaran praktik. pilan yang nampak tersebut sudah me-
Dari hasil penelitian didapatkan nunjukkan indikasi bahwa jika siswa
skor tampilan hasil kerja praktik siswa selalu diberi pencerahan tentang kaidah
sebagai berikut. Rerata skor kelas A kerja, dibimbing dan diawasi dalam pe-

Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
175

laksanaannya, ternyata mempunyai efek tindak dan berperilaku sesuai karakter


yang positip terhadap pola perilaku kerja, dengan demikian perlu pendam-
kerja praktik mereka. Siswa selalu ber- pingan yang ektif dari pihak guru.
fikir ulang dalam melakukan sesuatu, Namun, dari pihak guru sendiri masih
banyak menggunakan pertimbangan belum merata dalam hal penguasaan
untung rugi, sikap kehati-hatian dalam pengalaman kerja di industri, ada yang
bekerja juga nampak. Adanya bimbing- berpengalaman dan ada juga yang be-
an kejuruan memberi dampak terhadap lum mempunyai pengalaman sama se-
cara kerja dan sikap kerja siswa yang kali. Kompetensi guru juga kurang me-
mapan. Dengan adanya bimbingan ke- rata, hal ini tampak pada kegiatan guru
juruan yang fokus pada karakter kerja, pada waktu melakukan pendampingan.
ternyata membawa akibat positip ter- Masih ada guru yang acuh terhadap pe-
hadap pemakaian mesin dan alat-alat laksanaan bimbingan karakter kerja, ku-
praktik. Hal ini ditandai dengan aman rang berinisiatif dalam pengembangan
dan tidak ada kerusakan mesin mau- materi bimbingan kejuruan.
pun alat praktik yang digunakan siswa.
Secara teoretik, jika penggunaan mesin PENUTUP
mentaati prinsip-prinsip yang sudah Bimbingan kejuruan yang fokus
disarankan, mesin dan alat yang di- pada pembentukan karakter kerja dilak-
gunakan akan awet. Namun, jika peng- sanakan dengan bentuk klasikal pada
gunaan mesin atau alat tanpa mengikuti pembelajaran praktik/produktif, diberi-
prosedur yang disarankan, maka mesin kan dengan metode ceramah, tanya ja-
atau alat akan menjadi cepat rusak. wab dan pendampingan. Waktu pem-
Pada penelitian ini, siswa dilatih bekerja berian materi dilaksanakan pada waktu
secara professional. Artinya, bekerja sebelum praktik dimulai dan sesudah
mengikuti kaidah-kaidah yang diwajib- praktik selesai, dengan durasi waktu
kan seperti di industri pemesinan. Hal masing-masing 10 menit. Isi bimbingan
ini terlihat selama kerja praktik sebagi- meliputi pengetahuan atau pengalaman
an besar mesin dan alat yang diguna- yang diperlukan siswa selama belajar
kan oleh siswa tidak mengalami gang- bidang kejuruan di bengkel praktik,
guan. Hal ini membuktikan bahwa bim- dan yang diperlukan setelah lulus hing-
bingan kejuruan yang fokus pada ka- ga bekerja di tempat kerja. bimbingan
rakter kerja memiliki dampak positip bertujuan agar siswa mempunyai pe-
terhadap keawetan mesin atau alat ngetahuan dan sikap tentang: 1) se-
yang digunakan. mangat kerja; 2) motivasi kerja; 3) kerja
Beberapa kendala yang nampak keras; 4) keterampilan; 5) sikap kerja
dari hasil penelitian ini yaitu, masih ada dan cara bekerja yang baik; 6) sadar
beberapa siswa yang belum terbiasa akan peranannya sebagai siswa SMK; 7)
menerima bimbingan masalah kejuruan kedisiplinan, kejujuran dan sportifitas;
yang terkait dengan karakter kerja dan 8) kemampuan bekerja sama, dan lain
seluk beluk di ditempat kerja, dalam hal sebagainya.
ini siswa masih sering lupa dalam ber-

Peranan Bimbingan Kejuruan terhadap Pembentukan Karakter Kerja Siswa


176

Dampak bimbingan kejuruan pada atau yang lainnya; 2) siswa masih


prestasi pembelajaran produktif cukup sering lupa dalam bertindak dan ber-
positip. Pertama, perilaku kerja pembe- perilaku sesuai etos kerja di bengkel
lajaran praktik siswa yang menyangkut kerja praktik. Aspek guru meliputi: 1)
mental kerja, sikap kerja, keamanan pengalaman guru tidak merata dalam
kerja, motivasi kerja, disiplin kerja, dan hal penguasaan pengalaman kerja di
kerja sama, terlihat sangat menonjol ak- industri; 2) kompetensi guru juga ku-
tivitasnya. Kedua, pemahaman tentang rang merata; 3) masih ada guru yang
karakter kerja dari ketiga kelas didapat- acuh terhadap pelaksanaan bimbingan
kan skor rerata 60,15 dan jika dirujuk kejuruan, malas melakukan pendam-
ke skor capaian pemahaman karakter pingan, tidak melakukan pengawasan
kerja, yaitu 72 (skor tertinggi), maka dan bersikap masa bodoh; 4) kurang
rerata kelas tersebut dapat dikategori- berinisiatif dalam pengembangan ma-
kan “memuaskan”, yang menunjukkan teri bimbingan kejuruan; 5) dengan ada-
bahwa pemahaman siswa tentang ka- nya bimbingan kejuruan yang memberi
rakter kerja secara umum dapat mema- dampak terhadap cara kerja dan sikap
hami fungsi dan manfaatnya terhadap kerja siswa yang mapan, ternyata mem-
pembentukan karakter kerja yang harus bawa akibat positif terhadap pemakaian
dikuasai. Ketiga, penguasaan aspek ka- mesin dan alat praktik. Hal ini ditandai
rakter kerja pada pelaksanaan praktik dengan aman dan awet/tidak rusaknya
didapatkan skor rerata 16,24. Skor re- mesin maupun alat praktik yang di-
rata tersebut jika dikonfirmasikan ke gunakan siswa.
skor ideal yang harus dicapai, yaitu 20,
maka dikategorikan “memuaskan”. Ar- SARAN
tinya, aspek-aspek karakter kerja yang Terkait dengan kesimpulan peneliti-
harus dikuasai oleh sisiwa tersebut ter- an, berikut diberikan beberapa saran se-
nyata dapat dikuasai dengan baik, dan bagai tindak lanjut dari hasil temuan
dilaksanakan serta ditaati dengan baik;. penelitian seperti berikut.
Keempat, efek penguasaan karakter  Bimbingan kejuruan sudah saatnya
kerja pada hasil produk pembelajaran harus dan wajib diberikan kepada
praktik ditandai dengan didapatkannya siswa SMK agar mereka memiliki
skor rerata 81,22, jika dirujuk dengan bekal wawasan dan kemapuan untuk
kategori penilaian kelas, maka dapat siap bekerja di lapangan pekerjaan.
dikatakan “sangat memuaskan”.  Materi bimbingan kejuruan hendak-
Kendala yang terjadi dalam imple- nya fokus pada pembentukan karak-
mentasi bimbingan kejuruan secara ga- ter kerja, implementasinya diberikan
ris besar dibedakan menjadi dua aspek dalam bentuk klasikal pada pembe-
yaitu: dari aspek siswa dan guru. Aspek lajaran produktif, secara terstrutur,
siswa meliputi: 1) siswa masih cang- terjadwal, dan rutin pelaksanaannya.
gung dan asing menerima bimbingan  Untuk memberikan pengalaman yang
kejuruan yang terkait dengan kesiapan komplit bagi siswa, guru yang
kerja dan seluk beluk di ditempat kerja mengampu pembelajaran produktif

Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
177

hendaknya mempunyai pengalaman Muslihudin, dkk. 2004. Bimbingan dan


yang cukup di bidang industri agar Konseling. Bandung: LPMP Jawa
bimbingan kejuruan yang diberikan- Barat.
nya sesuai dengan harapan dunia in-
dustri. Osipow, H. Samuel., Fitzgerald, F.
Louise. 1996. Theories of Career
UCAPAN TERIMA KASIH Development. London: Allyn and
Pada kesempatan ini kami meng- Bacon.
ucapkan terima kasih kepada Bapak
Wardan Suyanto, Ed.D selaku dekan Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Ten-
FT-UNY, Bapak Bambang Setyo HP, tang Standar Isi untuk Satuan Pen-
M.Pd selaku Ketua Jurusan Mesin FT- didikan Dasar dan Menengah. Ja-
UNY, dan Bapak Drs. Sangkin, M.Pd karta: Depdiknas.
Kepala SMKN 2 Wonosari, yang telah
membantu dan memfasilitasi pelaksa- Sudrajat, Akhmad. 2007. “Bimbingan
naan penelitian. dan Konseling”. Makalah Pelatihan
Guru Pengembangan Profesi Guru.
DAFTAR PUSTAKA http:/www.e-psikologi.com/pe-
ngembangan /240506.htm.03-08.
Bartel, Carl R. 1976. Instructional Analy-
sis and Materials Development. Sulipan. 2004. Pengelolaan Pendidikan dan
USA: American Technical Society. Pelatihan Berbasis Kompetensi Keju-
ruan pada Sekolah Menengah Keju-
Carman. 2003. “Foundation of Skills”. ruan. Abstrak Disertasi 2004.
Jurnal Elektronik. http:/www.pa- (http:/www.pages-yourfavorite.-
werc.org/foundationskills/lib/fo- com/ppsupi/disertasi2004.html.08
undationskills.08-2006. -2006).

Crites, O. John., 1969. Vocational Psycho- Wagiran, W. 2008, The Importance of


logy. The Study of Vocational Beha- Developing Soft Skills in Preparing
vior and Development. New York: Vocational High School Graduates,
McGraw-Hill Book Company Diakses 15/04/2010 dari tersedia
pada www.voctech.bn.
Hoachlander dan Kaufman. 1992. Na-
tional Center for Education Statis- Widarto, dkk. 2007. Peranan SMK Kelom-
tics USA. http:/nces.ed.gov/pub- pok Teknologi terhadap Pertumbuh-
s92/92669.pdf.08-2006. an Manufaktur. DP SMK, Dirjen
Mandikdasmen. Departemen Pen-
Moedjiarto, dkk. 1995. Uji Protesi Pela- didikan Nasional.
tihan Keterampilan Siswa STM, di
Balai Latihan Pendidikan Teknik.
IKIP Surabaya. Surabaya.

Peranan Bimbingan Kejuruan terhadap Pembentukan Karakter Kerja Siswa

Anda mungkin juga menyukai