Th. Sukardi
FT Universitas Negeri Yogyakarta (e-mail: tomkar234@yahoo.co.id; HP: 081328174979)
167
168
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
169
bahwa rendahnya prestasi siswa SMK atau budaya kerja yang harus dikuasai
disebabkan karena proses belajar meng- peserta didik. Berdasar hasil riset yang
ajar yang kurang baik dan peralatan- dilakukan Wagiran (2008) teridentifi-
peralatan praktik dasar yang secara kasi dua puluh unsur soft skills yang di-
umum masih kurang memadai. Hasil butuhkan oleh dunia industri di Indo-
penelitian lain yang dilakukan oleh nesia, adapun sepuluh unsur soft skills
Sulipan (2004) pada SMK yang ada di terpenting yang dibutuhkan dunia in-
kota Serang, Garut, Jakarta dan SMK dustri adalah honesty, ethic work, res-
Texmaco Karawang, menunjukkan ma- ponsibilities, discipline, applying safety and
sih terjadi kesenjangan antara peralatan work health principals, initiative and create-
yang tersedia dengan tuntutan kompe- vity, cooperation, adaptability, self confi-
tensi yang harus terpenuhi di industri dent, and tolerant. Aspek soft skill dalam
(http:/www.pages-yourfavorite.com/p- pendidikan kejuruan khususnya SMK
psupi/disertasi2004.html.08-2006). diistilahkan sebagai materi bimbingan
Kedua hal tersebut kalau dicermati kejuruan (vocational guidance), keberada-
secara sepintas sudah menunjukkan be- anya kurang begitu nampak dalam pro-
tapa kurang baiknya proses pembelajar- ses pembelajaran karena tidak ada kuri-
an yang dilakukan oleh lembaga pen- kulum dan silabi yang mengaturnya.
didikan tersebut, sehingga akan mem- Pendidikan Kejuruan adalah salah
beri dampak pada kompetensi yang satu bentuk dari sistem pendidikan
harus dimiliki oleh peserta didik. yang ada di indonesia, pendidikan ini
Hasil kajian yang dilakukan oleh mempunyai misi untuk membantu pe-
Widarto, dkk (2007) disebutkan bahwa serta didik dalam mengembangkan si-
dalam hal kesesuaian kompetensi yang kap profesionalnya. Tujuan pendidikan
diberikan oleh SMK Teknologi dengan kejuruan secara spesifik adalah untuk
yang dibutuhkan dalam dunia kerja ter- meningkatkan kecerdasan, pengetahu-
lihat bahwa terdapat kesenjangan anta- an, kepribadian, akhlak mulia, serta ke-
ra apa yang dibekalkan oleh SMK de- terampilan peserta didik untuk hidup
ngan kinerja lulusan di industri. Ke- mandiri dan mengikuti pendidikan lebh
mudian dilihat dari aspek-aspek kom- lanjut sesuai dengan program kejuruan-
petensi yang berupa hard skill dan soft nya agar dapat, bekerja secara efektif
skill, tampak bahwa kesenjangan aspek dan efisien, mengembangkan keahlian
soft skill lebih mendominasi daripada dan keterampilan, menguasai bidang ke-
aspek hard skill. Dari hasil kajian tam- ahlian dan dasar-dasar ilmu pengetahu-
pak bahwa kelemahan dan kekurangan an serta teknologi, memiliki etos kerja
lulusan SMK sebagai tenaga kerja baru yang tinggi, berkomunikasi sesuai de-
di industri lebih banyak pada aspek soft ngan tuntutan pekerjaan, serta memiliki
skill seperti adaptasi, percaya diri, ker- kemampuan dalam memngembangkan
jasama tim manajemen diri, kedisiplin- diri (Permen 22, Th 2006: tentang Stan-
an, inisiatif, mental kerja, sikap kerja, dar Isi).
motivasi kerja dan sejenisnya, yang se- Menurut teori Bartel (1976:11), pen-
muanya merupakan karakter spesifik didikan kejuruan adalah pendidikan
bakat, minat, dan keterampilan yang arah pada kesiapan individu dalam
bercirikhas, yang direncanakan dan di- rangka mempersiapkan dirinya sebagai
berikan kepada individu yang tertarik pekerja, baik dibayar maupun tidak di-
untuk mengembangkan/menyiapkan di- bayar (http:/georgers@tech.purdue.edu.
rinya dalam memilih pekerjaan di ling- 04-2004).
kup area okupasi dan kelompok oku- Berdasarkan berbagai pendapat di
pasi. Artinya, keleluasaan dalam menen- atas, jika dicermati ada tiga maksud
tukan pilihan okupasi atau kelompok yang tersirat dari pendidikan kejuruan
okupasi diserahkan sepenuhnya kepada yaitu: (1) memberi layanan bimbingan
siswa itu sendiri dengan mempertim- karir dan kejuruan; (2) memberi pe-
bangkan bakat dan minat yang dipunyai ngalaman pada siswa pada bidang-bi-
siswa. Jadi, pada prinsipnya pendidikan dang kejuruan tehnik; dan (3) membim-
kejuruan hanya membimbing dan meng- bing siswa untuk menguasai kemampu-
arahkan serta memfasilitasi keperluan an dan keterampilan yang spesifik di
siswa dalam meniti karirnya. Menurut bidang keteknikan sehingga pendidikan
Hoachlander dan Kaufman (1992) pakar kejuruan mempunyai ciri yang berbeda
pendidikan dari National Center For dengan jenis pendidikan yang lain. Ter-
Education Statistics di USA: kait dengan aspek bimbingan kejuruan
Vocational education is intended to help seperti yang disebut pada poin pertama,
prepare student for work, both inside and menurut Carman (2003), keterampilan
outside the home, many educators and pokok yang harus dikuasai dalam rang-
policymakers believe it has a broader missin:
ka memasuki dunia kerja adalah (1) ba-
to provide a concrete, understandable context
sic workplace skill yang meliputi terampil
for learning and applying academic skills and
concepts (http:/nces.ed.gov/pubs92/926- membaca, menulis dan berhitung; (2)
69.pdf.08-2006). basic workplace knowledge yang meliputi
konsep-konsep pengetahuan tentang ke-
Pendapat tersebut menyatakan bah- selamatan kerja dan kesehatan kerja, me-
wa pendidikan kejuruan dipergunakan ngerti proses dan produksi, struktur or-
untuk menyiapkan siswa agar siap kerja gansasi dan budaya kerja serta prinsip-
baik di lingkungannya sendiri maupun prinsip dasar keuangan; dan (3) basic em-
di lingkungan masyarakat, maka misi ployabilityy skill yang meliputi keteram-
utama para pendidik dan pemangku pilan kerja tim, penyelesaian masalah,
kebijakan adalah membentuk fondasi membuat keputusan, mendemonstrasi-
yang kuat bagi para siswa pada proses kan manajemen diri (termasuk dalam
belajar mengajar, penguasaan dan pene- bersikap), menjalin hubungan dengan
rapan keterampilan akademis, dan pe- relasi (http:/www.pawerc.org/foundati-
nerapan konsep-konsep yang diperlu- onskills/lib/foundationskills.08-2006).
kan. Hal tersebut senada dengan pen- SMK adalah sekolah yang mendidik
dapatnya Walter (1993), bahwa penye- siswanya agar mempunyai keterampil-
lenggaraan pendidikan kejuruan harus an yang siap dipakai di dunia kerja.
difokuskan dan diarahkan pada pro- Untuk itu, tugas utama yang harus di-
gram-program pendidikan yang meng- lakukan adalah mendidik dan mem-
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
171
berikan bekal keterampilan serta pe- ngan masalah karakter kerja, dan ka-
ngetahuan kerja pada siswa agar kelak rakter ini mestinya menjadi ciri utama
siap digunakan di dunia kerja. Layanan bagi lulusan SMK. Namun demikian,
bimbingan yang harus diberikan kepa- menurut teorinya Super (1995), sukses
da siswa adalah bimbingan yang me- dan tidaknya individu (dalam hal ini
nyangkut bidang okupsi dan karier siswa) dalam meniti dan mengembang-
atau lazim disebut bimbingan kejuruan. kan karirnya di sekolah tergantung dari
Karena siswa yang masih aktif di SMK variasi seting okupasinya. Artinya, apa-
(antara umur 16-24 tahun atau usia re- kah berprinsip pada interes dan ke-
maja) adalah siswa yang dalam kondisi mampuan individu yang dididik (Osi-
fase eksploratif (menurut teori Super), pow dan Fitzgerald,1996:112). Pendapat
di mana saat tersebut siswa mulai me- tersebut menunjukkan betapa penting-
mikirkan beberapa alternatif pekerjaan, nya seting yang harus direncanakan se-
tetapi belum mengambil keputusan yang cara tepat dan benar oleh sekolah akan
mengikat dan di sinilah peran bimbing- terlaksananya bimbingan kejuruan yang
an kejuruan diberikan (http:/bruderfic.- menyangkut masalah karakter kerja.
or.id/h-62/perencanaan-karier-sejah-di- Menurut Miller, D.C dan Form
ni.html.03-08). Bahkan, menurut Jepsen (Crites, 1969:184), membentuk anak di-
(1975) dalam bukunya Osipow dan dik untuk membiasakan mencintai kerja
Fitzgeraid (1996:128), disebutkan bahwa dapat dilakukan dengan membuat sup-
pemilihan karier individu itu sudah lemen sekolah yang kondisinya menye-
dimulai pada kels 9 s/d kelas 12 atau rupai tempat kerja yang sebenarnya.
antara periode sekolah menengah ting- Terdapat 5 hal pokok yang harus diajar-
kat pertama (SMTP) sampai sekolah kan, yaitu: a) murid dilatih untuk mem-
menengah tingkat atas (SMTA). pelajari bagaimana belajar kerja dan
Dengan demikian, melalui bimbing- bekerja yang baik; b) murid dilatih un-
an kejuruan yang terprogram dengan tuk mematuhi aturan-aturan yang ber-
baik di lingkungan sekolah diharapkan laku ditempat kerja; c) murid dilatih
siswa memperoleh bekal dalam: a) pe- mengembangkan karakternya; d) murid
mahaman diri tentang keadaan dan ke- dianjurkan membangun inisiatif dan me-
mampuan diri; b) kesadaran tentang ni- nambah sosialisasinya; e) murid dilatih
lai-nilai diri dan masyarakat; c) penge- untuk bergaul/bekerja sama dengan te-
nalan terhadap berbagai jenis pekerjaan; man sekolah.
d) persiapan lebih matang untuk me- Berdasarkan hal di atas, penelitian
masuki dunia kerja; e) memecahkan ma- ini mencoba menemukan bentuk imple-
salah khususnya sehubungan dengan mentasi dari aspek karakter kerja mela-
pemilihan pekerjaan; f) penghargaan lui bimbingan kejuruan pada proses
yang objektif dan sehat terhadap kerja. pembelajaran produktif di Jurusan Me-
Jika diperhatikan butir c) dan d), butir- sin SMK 2 Wonosari. Hasil penelitian
butir tersebut merupakan karakter po- ini diharapkan dapat dipakai sebagai
kok yang harus dikembangkan bagi sis- pedoman atau gambaran untuk mem-
wa SMK, karena hal tersebut terkait de- bentuk karakter kerja siswa melalui
bimbingan kejuruan, khususnya di ju- data dari observasi lapangan, yaitu me-
rusan mesin SMK. Permasalahan yang lihat langsung pada proses pembelajar-
akan diungkap secara rinci seperti an produktif untuk mengetahui apa
berikut. yang terjadi selama proses pembelajar-
Sejauh mana peranan bimbingan an produktif. Data hasil isian angket
kejuruan dalam pemahaman karak- dan data prestasi hasil kerja praktik sis-
ter kerja siswa? wa (untuk mengetahui dampaknya) di-
Sejauh mana penguasaan aspek ka- analisis dengan teknik korelasional. Da-
rakter kerja siswa pada pembelajar- ta hasil dari wawancara dan observasi
an praktik? di lapangan dianalisis dengan teknik
Bagaimana efek karakter kerja pada deskriptif kulitatif. Artinya, menjelaskan
hasil kerja praktik siswa? secara rinci segala fenomena yang di-
dapat dari lapangan. Prosedur peneliti-
METODE an dilaksanakan dengan tahapan seba-
Penelitian ini berkaitan dengan im- gai berikut.
plementasi bimbingan kejuruan yang Tahap pertama, identifikasi materi
difokuskan pada pembentukan karakter bimbingan kejuruan dengan fokus
kerja. Jenis penelitian yang dipakai ada- karakter kerja, melalui berbagai kaji-
lah expost facto. Metode yang diguna- an kepustakaan, jurnal-jurnal yang
kan adalah metode diskriptif kualitatif relevan, dan sumber-sumber infor-
dan korelasional. Lokasi penelitian di- masi lain dari internet ataupun dari
laksanakan di bengkel kerja praktik Ju- literatur yang terkait.
rusan Mesin SMKN 2 Wonosari selama Tahap kedua, memilih dan memilah
4 bulan, mulai April sampai dengan Juli materi yang akan digunakan sesuai
2008. Populasi dalam penelitian ini dengan waktu dan topik yang di-
adalah siswa Jurusan Mesin SMKN 2 pilih. Materi ini dikemas dalam ben-
Wonosari dengan sampel kelas 2 yang tuk kartu instruksional (maksudnya
berjumlah 108 siswa. Teknik sampel setiap topik materi dibuat dalam
yang digunakan adalah stratified sam- bentuk kartu), dengan maksud agar
pling, dan 8 orang pelaksana pembe- mudah digunakan sebagai pedoman
lajaran (6 guru, 1 kepala bengkel, 1 ke- guru dalam memberikan materi bim-
pala bidang). bingan kejuruan, khususnya karakter
Data pemahaman bimbingan keju- kerja.
ruan diambil dengan menggunakan me- Tahap ketiga, melakukan pelatihan
tode angket (reliabilitas angket menu- pada guru agar mempunyai persepsi
rut Cronbach’s Alpha 0,750), data pres- yang sama dalam penguasaan materi
tasi kerja praktik diambil dari doku- dan pelaksanaan bimbingan.
mentasi guru praktik. Data yang lain Tahap keempat, implementasi bim-
diambil dengan teknik wawancara pada bingan kejuruan yang dilakukan de-
subjek yang berkompeten pada bidang- ngan pemberian materi pada awal
nya (dalam hal ini 6 orang guru, 1 ke- dan akhir pertemuan. Alokasi waktu
pala bengkel, 1 kepala badang), serta yang digunakan 20 menit, dan seba-
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
173
gai pemateri adalah guru yang men- Isi bimbingan meliputi pengetahuan/
dampingi pada hari berlangungnya pengalaman yang diperlukan siswa
pembelajaran produktif. Pada saat selama belajar bidang kejuruan di
proses pembelajaran berlangsung, di- bengkel praktik, dan yang diperlu-
lakukan pengamatan/observasi kepa- kan setelah lulus hingga bekerja di
da para siswa yang meliputi bagai- tempat kerja, dengan harapan agar
mana sikap kerja, semangat kerja, siswa mempunyai: 1) semangat kerja;
dan cara kerja siswa dalam menyele- 2) motivasi kerja; 3) kerja keras; 4) ke-
saikan tugasnya menerjakan job yang terampilan; 5) sikap kerja dan cara
telah diberikan oleh guru. bekerja yang baik; 6) sadar akan pe-
Tahap kelima, melakukan evaluasi, ranannya sebagai siswa SMK; 7) ke-
revisi dan pembenahan jika terjadi disiplinan, kejujuran dan sportifitas;
ketidak cocokan pada implementasi 8) kemampuan bekerja sama.
bimbingan kejuruan baik mengenahi Tema-tema lain yang terkait sebagai
materi, waktu dan pemateri yang bekal pedoman guru dalam membe-
bertugas. rikan aspek bimbingan kejuruan ter-
Tahap keenam, melakukan penjajag- sebut dipilih dan disesuaikan dengan
an pemahaman tentang bimbingan kebutuhan siswa SMK sebagai calon
kejuruan (fokus pada karakter kerja) teknisi/operator mesin. Isi tema meli-
di akhir pertemuan pembeljaran pro- puti: 1) blokade mental; 2) membangun
duktif (direncanakan 12 kali perte- kepercayaan; 3) perencanaan karier
muan). sejak dini; 4) usia muda dan ganggu-
Tahap ke-tujuh, melakukan olah data an karir; 5) mengantisipasi kelum-
tentang keterkaitan bimbingan keju- puhan karir; 6) pengertian kerja cer-
ruan, karakter kerja dan hasil kerja das; 7) mengatasi gap komunikasi; 8)
pembelajaran produktif siswa. modal utama pencari kerja; 9) kiat
mendapatkan pekerjaan; 10) bernego-
HASIL DAN PEMBAHASAN siasi di tempat kerja.
Pelaksanaan bimbingan kejuruan Sebelum melaksanakan bimbingan
dengan fokus karakter kerja dilaksana- kejuruan 6 guru pengampu pembe-
kan dengan prosedur sebagai berikut lajaran produktif/praktik dilatih ter-
Pelaksanaan dilakukan dengan ben- lebih dahulu dengan diberi penjelas-
tuk klasikal pada pembelajaran pro- an dan pedoman pelaksanaan agar
duktif model shop talk, yang diberi- mereka mempunyai persepsi yang
kan dengan metode ceramah dan ta- sama tentang bimbingan kejuruan dan
nya jawab serta pembimbingan pada pelaksanaannya.
waktu siswa melakukan praktik. Hasil penelitian menunjukkan bah-
Waktu shop talk dipilih sebelum prak- wa pelaksanaan bimbingan kejuruan
tik dimulai dan sesudah praktik se- yang difokuskan terhadap pembentukan
lesai dengan durasi waktu masing- karakter kerja siswa dapat dilaksanakan
masing 10 menit dari total shop talk 30 dengan baik dan berpengaruh positif
menit.
terhadap proses pembelajaran produk- sebesar 76,86; kelas B sebesar 83,09; dan
tif siswa. Secara spesifik hasil penelitian kelas C sebesar 83,71. Rerata skor ketiga
tersebut dapat dilihat pada diskripsi kelas tersebut sebesar 81,22, dengan ka-
data berikut. tegori penilaian kelas skor tersebut da-
Dari hasil penelitian didapatkan skor pat dikatakan “sangat memuaskan”.
pemahaman tentang karakter kerja Berdasarkan hasil tersebut, secara
sebagai berikut. Kelas A didapat skor garis besar dapat dijelaskan bahwa im-
rata-rata 60,24; kelas B skor rata-rata plementasi bimbingan kejuruan yang
59,94; dan kelas C skor rata-rata berkaitan dengan karakter kerja siswa
60,28. Rerata skor ketiga kelas terse- dalam melakukan kegiatan praktik pem-
but sebesar 60,15; dan jika dirujuk ke belajaran produktif dapat dikatakan
skor capaian pemahaman karakter berjalan dengan baik sesuai dengan
kerja sebesar 72 (skor tertinggi). De- yang diharapkan. Tingkat pemahaman
ngan demikian, rerata kelas tersebut siswa tentang bimbingan kejuruan yang
dikategorikan “memuaskan”. Hal ter- menyangkut karakter kerja dapat di-
sebut menunjukkan bahwa pema- capai dengan kategori memuaskan. Ar-
haman siswa tentang karakter kerja tinya, pengetahuan tentang karakter
secara umum dapat memahami fung- kerja yang dikenalkan kepada siswa da-
si dan manfaatnya terhadap pem- pat dicerna/difahami dengan baik. Hal
bentukan karakter kerja yang harus tersebut dapat dicapai karena pelaksa-
dikuasai setelah lulus nanti. naannya dilakukan dengan cara klasi-
Penguasaan aspek karakter kerja kal, rutin setiap praktik, dengan durasi
pada pelaksanaan praktik: Dari hasil waktu 10 menit diawal dan diakhir
penelitian didapatkan penguasaan pembelajaran praktik. Temuan ini di-
aspek karakter kerja siswa pada pem- dukung dari beberapa kajian yang inti-
belajaran praktik sebagai berikut. Re- nya disebutkan bahwa pemberian pe-
rata skor kelas A sebesar 15,37; kelas ngetahuan ataupun keterampilan, jika
B sebesar 16,62; dan kelas C sebesar dilakukan secara rutin dan menerus,
16,74. Rerata skor ketiga kelas terse- siswa akan menguasai pengetahuan
but sebesar 16,24. Rerata skor terse- atau materi tersebut dengan tuntas.
but jika dikonfirmasikan ke skor Hal lain yang nampak dengan ada-
ideal sebesar 20, maka dapat dikate- nya bimbingan tentang karakter kerja
gorikan “memuaskan”. Artinya, as- ditandai dengan tampilan kerja siswa
pek-aspek karakter kerja yang harus yang selalu memperhatikan kaidah-
dikuasai oleh sisiwa tersebut ternyata kaidah kerja yang baik, seperti sikap
dapat dikuasai dengan baik dan di- kerja, mental kerja, disiplin kerja, lang-
laksanakan serta ditaati dengan baik. kah kerja maupun dalam bersosialisasi
Efek penguasaan karakter kerja pada dengan teman kerja praktiknya. Tam-
hasil produk pembelajaran praktik. pilan yang nampak tersebut sudah me-
Dari hasil penelitian didapatkan nunjukkan indikasi bahwa jika siswa
skor tampilan hasil kerja praktik siswa selalu diberi pencerahan tentang kaidah
sebagai berikut. Rerata skor kelas A kerja, dibimbing dan diawasi dalam pe-
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
175
Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
177