JAWAB :
1. Pada pulau Kalimantan memiliki 4 fase perubahan tatan tektonik, yakni: Basement pre-Eosen,
Cekungan Eosen, Tektonisme Oligosen dan Tektonik Meosen
➢ Basement pre-Eosen
Bagian baratdaya Kalimantan tersusun atas kerak yang stabil (Kapur Awal)
sebagai bagian dari Lempeng Asia Tenggara meliputi baratdaya Kalimantan, Laut
Jawa bagian barat,Sumatra, dan semenanjung Malaysia. Wilayah ini dikenal sebagai
Sundaland Ofiolit dansediment dari busur kepulauan dan fasies laut dalam ditemukan
di Pegunungan Meratus, yangdiperkirakan berasal dari subduksi Mesozoikum. Di
wilayah antara Sarawak dan Kalimantanterdapat sediment laut dalam berumur Kapur-
Oligosen (Kelompok Rajang), ofiolit dan unitlainnya yang menunjukkan adanya
kompleks subduksi. Terdapat intrusive besar bersifatgranitik berumur Trias diantara
Cekungan Mandai dan Cekungan Kutai atas, memiliki kontaktektonik dengan formasi
berumur Jura-Kapur
➢ Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS pada Miosen awal-tengah terjadi perubahan yang
Sangat penting. Pemekaran lantai samudera di SCS berhenti, sebagai subduksi di
Sabah danPalawan; mulai terjadinya pembukaan Laut Sulu. Membukanya cekungan
marginal LautAndaman terjadi pada sebagian awal Miosen tengah
➢ Cekungan Kutai
Secara teknik cekungan Kutai di sebelah utara berbatasan dengan Bengalon
dan ZonaSesar Sangkulirang, di selatan berbatasan dengan Zona Sesar Adang, di barat
dengansedimen-sedimen Paleogen dan metasedimen Kapur yang terdeformasi kuat
dan terangkatdan membentuk daerah Kalimantan Tengah, sedangkan di bagian timur
terbuka danterhubung denganlaut dalam dari Cekungan Makassar bagian Utara.
Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi fase pengendapan transgresif Paleogen
dan pengendapan regresif Neogen. Fase Paleogen dimulai dengan ekstensi pada
tektonik dan pengisian cekungan selama Eosen dan memuncak pada fase longsoran
tarikan post-rift dengan diendapkannya serpih laut dangkal dan karbonat selama
Oligosen akhir. Fase Neogendimulai sejak Miosen Bawah sampai sekarang,
menghasilkan progradasi delta dari CekunganKutai sampai lapisan Paleogen. Pada
Miosen Tengah dan lapisan yang lebih muda di bagian pantai dan sekitarnya berupa
sedimen klastik regresif yang mengalami progradasi ke bagiantimur dari Delta
Mahakam secara progresif lebih muda menjauhi timur.Sedimen-sedimen yang
mengisi Cekungan Kutai banyak terdeformasi oleh lipatan-lipatan yang subparalel
dengan pantai. Intensitas perlipatan semakin berkurang ke arahtimur, sedangkan
lipatan di daerah dataran pantai dan lepas pantai terjal, antiklin yang sempitdipisahkan
oleh sinklin yang datar. Kemiringan cenderung meningkat sesuai umur lapisan pada
antiklin. Lipatan-lipatan terbentuk bersamaan dengan sedimentasi berumur
Neogen.Banyak lipatan-lipatan yang asimetris terpotong oleh sesar-sesar naik yang
kecil, secaraumum berarah timur, tetapi secara lokal berarah barat.
➢ Cekungan Tarakan
Cekungan Tarakan merupakan cekungan sedimen yang berumur Tersier dan
berkembang di bagian timurlaut Pulau Kalimantan. Daerah Tarakan adalah daerah
delta yang terletak di daerah passive margin (Lentini dan Darman, 1996) dan
berbentuk busur membuka ke arah Laut Sulawesi. Cekungan ini membentang dari
utara dibatasi oleh Tinggian Sampurna yang terletak di utara batas wilayah Indonesia
Malaysia. Di sebelah selatan dibatasi oleh Tinggian Mangkalihat yang merupakan
batas pemisah antara Cekungan Tarakan dengan Cekungan Kutai. Ke arah barat
dibatasi oleh Tinggian Kucing berupa batuan Cretaceous-Melange Eosen dan ke timur
cekungan ini membuka ke Laut Sulawesi
Secara umum struktur geologi hasil peristiwa tektonik di Cekungan Tarakan
dikontrol oleh pola sesar berarah timurlaut-baratdaya dan pola lipatan berarah
baratlaut-tenggara. Struktur-struktur tersebut berkembang dan mengontrol
perkembangan sedimentasi di cekungan. Perkembangan peristiwa tektonik yang
terjadi pada Cekungan Tarakan melalui beberapa tahapan waktu, mulai pada waktu
Tersier hingga Kuarter
Akuanbatin H, Rosandi T dan Samuel L (1984)membagi stratigrafi Pulau
Bunyu menjaid 5 formasi berturut–turut dari tua ke muda sebagai berikut:
a.Formasi Meliat Ketebalan formasi ini lebih besar dari 500m. Formasi
ini tersusun atas perselingan antara batulempung, serpih dan batulanau
dengan sisipan tipis batupasir. Ketebalan batulempung bisa mencapai 30m,
sedangkan ketebalan batupasir 0,5-2m. Kontak dengan Formasi Tabul di
atasnya bergradasi. Formasi Meliat diendapkan pada lingkungan delta front
platform sampai prodelta marine. Pemunculan awal genus Orbulina
mengindikasikan bahwa formasi tersebut berumur Miosen Tengah (N9).
b. Formasi Tabul Ketebalan formasi ini sekitar 1300-2000m, terdiri
dari perselingan antara batulempung, batulanau dan batupasir. Tebal
batulempung 5-20m, sedangkan lapisan batupasirnya tipis-tipis. Batas dengan
Formasi Santul di atasnya bergradasi dan batas ini diambil dari mulai
munculnya lapisan tipis batubara yang termasuk ke dalam Formasi Santul.
Dari hasil studi bentuk kurva log serta runtunan litologinya, ditafsirkan bahwa
bagian bawah Formasi Tabul merupakan hasil pengendapan yang lebih
dominan prodelta sampai delta front dan makin ke atas berubah secara
dominan menjadi dominan delta front. Hasil pemeriksaan palinologi
menunjukkan bahwa umur Formasi Tabul adalah Miosen Tengah-Miosen
Akhir
c. Formasi Santul Ketebalan Formasi ini berkisar antara 200-600m,
dicirikan oleh adanya lapisan tipis batubara (1-2m). Formasi Santul terdiri
dari perselingan antara batupasir, batulanau dan batulempung. Ukuran
butirnya dari pasir halus sampai sedang dengan ketebalan bervariasi antara 2-
25m. Lingkungan pengendapan formasi ini lebih dominan delta front, dengan
kandungan foraminifera Rotalia, Sigmoilina dan Operculina
d.Formasi TarakanKetebalan formasi ini adalah antara 1200-1600m,
terdiri dari perselingan batupasir, batulempung dan batubara, miskin akan
kandungan foraminifera. Pada bagian bawah mengandung batubara dengan
ketebalan 3-5m, lapisan ini dapat ditentukan sebagai dasar dari Formasi
Tarakan. Batas atas dan batas bawah dari Formasi Tarakan di lepas pantai dan
daerah daratan sebelah barat dipisahkan oleh ketidakselarasan. Sedangkan di
Pulau Bunyu, batas bawah dari Formasi Tarakan ini tidak jelas. Kontak antara
Formasi Tarakan dan Santul dibawahnya adalah transisi.
e.Formasi Bunyu Formasi ini mempunyai ketebalan antara 300-700m
dan diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Tarakan. Litologinya
terdiri dari batupasir yang tebal berukuran butir sedang sampai kasar, kadang-
kadang konglomerat dan perselingan antara serpih dengan lignit. Batupasir
umumnya lebih tebal, lebih kasar dan lebih kompak dibandingkan dengan
batupasir Formasi Tarakan. Tebal batupasir dan batubara pada formasi ini
adalah antara 1m sampai dengan lebih dari 30m. Lingkungan
pengendapannya adalah upper delta plain-fluvial delta plain, dengan
kandungan foraminifera Bathysiphon dan Cyclamina.