Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kuis 10 Geotektonik dan Stratigrafi Cekungan Kalimantan

NAMA : MUHAMMAD HAFIZH DIKHAN


NIM : 181.10.1050
KELAS : A

JAWAB :
1. Pada pulau Kalimantan memiliki 4 fase perubahan tatan tektonik, yakni: Basement pre-Eosen,
Cekungan Eosen, Tektonisme Oligosen dan Tektonik Meosen

➢ Basement pre-Eosen
Bagian baratdaya Kalimantan tersusun atas kerak yang stabil (Kapur Awal)
sebagai bagian dari Lempeng Asia Tenggara meliputi baratdaya Kalimantan, Laut
Jawa bagian barat,Sumatra, dan semenanjung Malaysia. Wilayah ini dikenal sebagai
Sundaland Ofiolit dansediment dari busur kepulauan dan fasies laut dalam ditemukan
di Pegunungan Meratus, yangdiperkirakan berasal dari subduksi Mesozoikum. Di
wilayah antara Sarawak dan Kalimantanterdapat sediment laut dalam berumur Kapur-
Oligosen (Kelompok Rajang), ofiolit dan unitlainnya yang menunjukkan adanya
kompleks subduksi. Terdapat intrusive besar bersifatgranitik berumur Trias diantara
Cekungan Mandai dan Cekungan Kutai atas, memiliki kontaktektonik dengan formasi
berumur Jura-Kapur

➢ Permulaan Cekungan Eosen


Banyak penulis memperkirakan bahwa keberadaan zona subduksi ke arah
tenggara di bawah baratlaut Kalimantan pada periode Kapur dan Tersier awal
dapatmenjelaskan kehadiran ofiolit, mélanges, broken formations, dan struktur
tektonik KelompokRajang di Serawak , Formasi Crocker di bagian barat Sabah, dan
KelompokEmbaluh. Batas sebelah timur Sundaland selama Eosen yaitu wilayah
Sulawesi, yangmerupakan batas konvergensi pada Tersier dan kebanyakan sistem
akresi terbentuk sejak Eosen, Mulainya collision antara India dan Asia pada Eosen
tengah (50 Ma) danmempengaruhi perkembangan dan penyesuaian lempeng Asia.
Adanya subsidence padaEosen dan sedimentasi di Kalimantan dan wilayah sekitarnya
merupakan fenomena regionaldan kemungkinan dihasilkan dari penyesuaian lempeng,
sebagai akibat pembukaan bagian back-arc Laut Celebes
➢ Tektonisme Oligosen
Tektonisme pada pertengahan Oligosen di sebagian Asia tenggara,
termasukKalimantan dan bagian utara lempeng benua Australia, diperkirakan sebagai
readjusementdari lempeng pada Oligosen. Di pulau New Guinea, pertengahan
Oligosen ditandai olehketidakselarasan) yang dihubungkan dengan collision bagian
utara lempeng Australia (NewGuinea) dengan sejumlah komplek busur. New Guinea
di ubah dari batas konvergen pasifmenjadi oblique. Sistem sesar strike-slip berarah
barat-timur yang menyebabkan perpindahanfragmen benua Australia (Banggai Sula)
ke bagian timur Indonesia berpegaruh pada kondisilempeng pada pertengahan
Oligosen, Ketidakselarasan pada pertengahan Oligosen hadir di Laut China selatan
(SCS) danwilayah sekitarnya. Ketidakselarasan ini dihubungkan dengan pemekaran
lantai samudera diSCS. Subduksi pada baratlaut Kalimantan terhenti secara progresif
dari baratdaya sampaitimurlaut. Di bagian baratdaya, berhenti pada pertengahan
Oligosen; di bagian timurlaut, berhenti pada akhir Miosen awal

➢ Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS pada Miosen awal-tengah terjadi perubahan yang
Sangat penting. Pemekaran lantai samudera di SCS berhenti, sebagai subduksi di
Sabah danPalawan; mulai terjadinya pembukaan Laut Sulu. Membukanya cekungan
marginal LautAndaman terjadi pada sebagian awal Miosen tengah

2. Perbedaan kondisi geologi cekungan Tarakan, Kutai, Barito :


➢ Cekungan Barito
Secara tektonik Cekungan Barito terletak pada batas bagian tenggara dari
Schwanner Shield Kalimantan Selatan. Cekungan ini dibatasi oleh Tinggian Meratus
pada bagian Timurdan pada bagian Utara terpisah dengan Cekungan Kutai oleh
pelenturan berupa Sesar Adang,ke Selatan masih membuka ke Laut Jawa, dan ke Barat
dibatasi oleh Paparan Sunda.Cekungan Barito merupakan cekungan asimetrik,
memiliki cekungan depan (foredeep) pada bagian paling Timur dan berupa platform
pada bagian Barat. CekunganBarito mulai terbentuk pada Kapur Akhir, setelah
tumbukan (collision) antara Microcontinent Paternoster dan Baratdaya Kalimantan
Secara urutan stratigrafi Cekungan Barito dari tua ke muda adalah :
a.Formasi Tanjung (Eosen – Oligosen Awal) Formasi ini disusun oleh
batupasir,konglomerat, batulempung, batubara, dan basalt. Formasi ini diendapkan
pada lingkunganlitoral neritik.
b. Formasi Berai (Oligosen Akhir – Miosen Awal) Formasi Berai disusun oleh
batugamping berselingan dengan batulempung / serpih di bagian bawah, di bagian
tengah terdiri dari batugamping masif dan pada bagian atas kembali berulang menjadi
perselingan batugamping, serpih, dan batupasir. Formasi ini diendapkan dalam
lingkungan lagoon-neritik tengah dan menutupi secara selaras Formasi Tanjung yang
terletak di bagian bawahnya. Kedua Formasi Berai, dan Tanjung memiliki ketebalan
1100 m pada dekatTanjung.
c.Formasi Warukin (Miosen Bawah – Miosen Tengah) Formasi Warukin
diendapkan di atasFormasi Berai dan ditutupi secara tidak selaras oleh Formasi Dahor.
Sebagian besar sudahtersingkap, terutama sepanjang bagian barat Tinggian Meratus,
malahan di daerah Tanjungdan Kambitin telah tererosi. Hanya di sebelah selatan
Tanjung yang masih dibawah permukaan. Formasi ini terbagi atas 2 anggota, yaitu
Warukin bagian bawah (anggotaklastik), dan Warukin bagian atas (anggota batubara).
Kedua anggota tersebut dibedakan berdasarkan susunan litologinya
d.Formasi Dahor (Miosen Atas – Pliosen) Formasi ini terdiri atas perselingan
antara batupasir, batubara, konglomerat, dan serpih yang diendapkan dalam
lingkungan litoral –supra litoral

➢ Cekungan Kutai
Secara teknik cekungan Kutai di sebelah utara berbatasan dengan Bengalon
dan ZonaSesar Sangkulirang, di selatan berbatasan dengan Zona Sesar Adang, di barat
dengansedimen-sedimen Paleogen dan metasedimen Kapur yang terdeformasi kuat
dan terangkatdan membentuk daerah Kalimantan Tengah, sedangkan di bagian timur
terbuka danterhubung denganlaut dalam dari Cekungan Makassar bagian Utara.
Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi fase pengendapan transgresif Paleogen
dan pengendapan regresif Neogen. Fase Paleogen dimulai dengan ekstensi pada
tektonik dan pengisian cekungan selama Eosen dan memuncak pada fase longsoran
tarikan post-rift dengan diendapkannya serpih laut dangkal dan karbonat selama
Oligosen akhir. Fase Neogendimulai sejak Miosen Bawah sampai sekarang,
menghasilkan progradasi delta dari CekunganKutai sampai lapisan Paleogen. Pada
Miosen Tengah dan lapisan yang lebih muda di bagian pantai dan sekitarnya berupa
sedimen klastik regresif yang mengalami progradasi ke bagiantimur dari Delta
Mahakam secara progresif lebih muda menjauhi timur.Sedimen-sedimen yang
mengisi Cekungan Kutai banyak terdeformasi oleh lipatan-lipatan yang subparalel
dengan pantai. Intensitas perlipatan semakin berkurang ke arahtimur, sedangkan
lipatan di daerah dataran pantai dan lepas pantai terjal, antiklin yang sempitdipisahkan
oleh sinklin yang datar. Kemiringan cenderung meningkat sesuai umur lapisan pada
antiklin. Lipatan-lipatan terbentuk bersamaan dengan sedimentasi berumur
Neogen.Banyak lipatan-lipatan yang asimetris terpotong oleh sesar-sesar naik yang
kecil, secaraumum berarah timur, tetapi secara lokal berarah barat.

➢ Cekungan Tarakan
Cekungan Tarakan merupakan cekungan sedimen yang berumur Tersier dan
berkembang di bagian timurlaut Pulau Kalimantan. Daerah Tarakan adalah daerah
delta yang terletak di daerah passive margin (Lentini dan Darman, 1996) dan
berbentuk busur membuka ke arah Laut Sulawesi. Cekungan ini membentang dari
utara dibatasi oleh Tinggian Sampurna yang terletak di utara batas wilayah Indonesia
Malaysia. Di sebelah selatan dibatasi oleh Tinggian Mangkalihat yang merupakan
batas pemisah antara Cekungan Tarakan dengan Cekungan Kutai. Ke arah barat
dibatasi oleh Tinggian Kucing berupa batuan Cretaceous-Melange Eosen dan ke timur
cekungan ini membuka ke Laut Sulawesi
Secara umum struktur geologi hasil peristiwa tektonik di Cekungan Tarakan
dikontrol oleh pola sesar berarah timurlaut-baratdaya dan pola lipatan berarah
baratlaut-tenggara. Struktur-struktur tersebut berkembang dan mengontrol
perkembangan sedimentasi di cekungan. Perkembangan peristiwa tektonik yang
terjadi pada Cekungan Tarakan melalui beberapa tahapan waktu, mulai pada waktu
Tersier hingga Kuarter
Akuanbatin H, Rosandi T dan Samuel L (1984)membagi stratigrafi Pulau
Bunyu menjaid 5 formasi berturut–turut dari tua ke muda sebagai berikut:
a.Formasi Meliat Ketebalan formasi ini lebih besar dari 500m. Formasi
ini tersusun atas perselingan antara batulempung, serpih dan batulanau
dengan sisipan tipis batupasir. Ketebalan batulempung bisa mencapai 30m,
sedangkan ketebalan batupasir 0,5-2m. Kontak dengan Formasi Tabul di
atasnya bergradasi. Formasi Meliat diendapkan pada lingkungan delta front
platform sampai prodelta marine. Pemunculan awal genus Orbulina
mengindikasikan bahwa formasi tersebut berumur Miosen Tengah (N9).
b. Formasi Tabul Ketebalan formasi ini sekitar 1300-2000m, terdiri
dari perselingan antara batulempung, batulanau dan batupasir. Tebal
batulempung 5-20m, sedangkan lapisan batupasirnya tipis-tipis. Batas dengan
Formasi Santul di atasnya bergradasi dan batas ini diambil dari mulai
munculnya lapisan tipis batubara yang termasuk ke dalam Formasi Santul.
Dari hasil studi bentuk kurva log serta runtunan litologinya, ditafsirkan bahwa
bagian bawah Formasi Tabul merupakan hasil pengendapan yang lebih
dominan prodelta sampai delta front dan makin ke atas berubah secara
dominan menjadi dominan delta front. Hasil pemeriksaan palinologi
menunjukkan bahwa umur Formasi Tabul adalah Miosen Tengah-Miosen
Akhir
c. Formasi Santul Ketebalan Formasi ini berkisar antara 200-600m,
dicirikan oleh adanya lapisan tipis batubara (1-2m). Formasi Santul terdiri
dari perselingan antara batupasir, batulanau dan batulempung. Ukuran
butirnya dari pasir halus sampai sedang dengan ketebalan bervariasi antara 2-
25m. Lingkungan pengendapan formasi ini lebih dominan delta front, dengan
kandungan foraminifera Rotalia, Sigmoilina dan Operculina
d.Formasi TarakanKetebalan formasi ini adalah antara 1200-1600m,
terdiri dari perselingan batupasir, batulempung dan batubara, miskin akan
kandungan foraminifera. Pada bagian bawah mengandung batubara dengan
ketebalan 3-5m, lapisan ini dapat ditentukan sebagai dasar dari Formasi
Tarakan. Batas atas dan batas bawah dari Formasi Tarakan di lepas pantai dan
daerah daratan sebelah barat dipisahkan oleh ketidakselarasan. Sedangkan di
Pulau Bunyu, batas bawah dari Formasi Tarakan ini tidak jelas. Kontak antara
Formasi Tarakan dan Santul dibawahnya adalah transisi.
e.Formasi Bunyu Formasi ini mempunyai ketebalan antara 300-700m
dan diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Tarakan. Litologinya
terdiri dari batupasir yang tebal berukuran butir sedang sampai kasar, kadang-
kadang konglomerat dan perselingan antara serpih dengan lignit. Batupasir
umumnya lebih tebal, lebih kasar dan lebih kompak dibandingkan dengan
batupasir Formasi Tarakan. Tebal batupasir dan batubara pada formasi ini
adalah antara 1m sampai dengan lebih dari 30m. Lingkungan
pengendapannya adalah upper delta plain-fluvial delta plain, dengan
kandungan foraminifera Bathysiphon dan Cyclamina.

Anda mungkin juga menyukai