Anda di halaman 1dari 36

Pertemuan kuliah GL ke-2

Dosen: Ir. Dwi Indah Purnamawati, M.Si

PENGERTIAN
GEOLOGI LINGKUNGAN
DAN KONSEP DASARNYA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
IST. AKPRIND YOGYAKARTA
2021
Pengertian Geologi Lingkungan
Geologi lingkungan adalah cabang ilmu geologi yg
mempelajari segala hal yg berhubungan dgn kegiatan2 akibat
adanya interaksi antara manusia dan lingkungan geologi
(Howari, 2003 dalam Mulyaningsih, 2010)

Lingkungan geologi tersebut mencakup:


1. Sifat dan komponen fisik bumi: batuan, tanah, air (fluida)
dan mineral
2. Bentang alam (geomorfologi)
3. Proses2 yang mempengaruhi perkembangan geologi di
permukaan bumi, seperti sedimentasi, erosi, pelapukan,
tektonisme, aktivitas gunungapi dan lain2
menurut Campbell (2002)
disiplin ilmu geologi lingkungan sering disebut juga sbg
geologi teknik (engineering geology)

Cabang ilmu tsb mencakup studi, investigasi dan


tinjauan, serta analisis tentang:
a) Bencana geologi (environmental hazards), sbg contoh: adaya
sesar di wilayah permukiman, semburan air (lumpur), letusan
gunungapi, gerakan massa, longsoran, amblesan, dll
b) Kontaminasi tanah akibat limbah air dari industri dan RT
c) Kontaminasi airtanah dgn remediasi
d) Segala hal yg menyangkut pekerjaan geologi lingkungan lain di
permukaan yg membutuhkan pengambilan contoh dan
interpretasi geologi, serta evaluasi hidrogeologi dan analisis
hidrokimia.
Dalam hal itu dibutuhkan pengujian2 dan/
evaluasi geologi lingkungan sbg pendukungnya
a) Suatu penjabaran dan interpretasi yg jelas tentang susunan litologi dan
stratigrafi bawah permukaan yg bersifat korelatif,
b) Suatu evaluasi kondisi hidrogeologi secara lokal spt dewatering pd
bagian kegiatan penambangan bawah permukaan dan/pemotongan
lereng,
c) Suatu pembahasan menyeluruh (an assessment) spt uji pengembangan
potensi suplai air minum serta dampak kontaminan terikut dlm sumber
daya airtanah
d) Suatu pembahasan menyeluruh/analisis pendahuluan terhadap potensi
kontaminan pd kesehatan manusia dan lingkungan
e) Analisis biaya dan keuntungan bersih yg diperoleh dr remedial
approach.
Secara umum,
menurut Keller (2000)
geologi lingkungan merupakan salah satu sistem
pembelajaran dalam mencari hubungan antara budidaya
dan lingkungan geologi, yg meliputi 3 hal penting yaitu:

1. Bencana alam seperti banjir, longsoran, gunungapi dan


gempabumi
2. Sumber daya geologi seperti logam, batuan, minyak bumi dan air
3. Permasalahan2 lingkungan, spt penanganan sampah dan
kontaminasi airtanah
Menurut Karnawati 2000: 3
dalam Soetoto, 2016
GEOLOGI LINGKUNGAN = EKOGEOLOGI
adalah geologi yang diterapkan utk mengelola
sumberdaya geologi dan memitigasi bencana
geologi.
Mengelola = menyeimbangkan eksploitasi
dan konservasi sumberdaya geologi
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa interaksi manusia terhadap alam dlm
geologi lingkungan meliputi pemanfaatan
SDA (resources), dampak dari pemanfaatan
SDA dan penanggulangan dampak yg
ditimbulkan oleh pemanfaatan SDA tsb,
serta manajemen dan mitigasi bahaya
(potential hazards) geologi (lingkungan).
Dalam pemanfaatan SD Geologi, biasanya terjadi
eksploitasi (pengambilan), yg secara langsung
maupun tidak langsung berdampak pada
perubahan lingkungan dan polusi.
Tujuan dari studi geologi Lingkungan adalah:
1. Mengurangi atau meminimalkan dampak yg ditimbulkan
akibat eksploitasi
2. Mengatur pengembangan dan perencanaan wilayah, dan
kepentingan teknik yg meliputi konstruksi bangunan, sarana
transportasi dan fasilitas umum
3. Membuat masyarakat maju ke arah perkembangan yang
berkelanjutan.
Sasaran Geologi Lingkungan
1. Memperoleh titik keseimbangan antara
eksploitasi sumberdaya geologi dan
perlindungan lingkungan
2. Menjamin realisasi perkembangan
masyarakat manusia yang berkelanjutan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran, Geologi Lingkungan
membutuhkan kerjasama antara Cabang Ilmu Pengetahuan Alam
dan Ilmu Pengetahuan Sosial atau Sociogeoscience yang berguna
untuk memecahkan dilema dalam mencari titik keseimbangan
(Karnawati, 2000:4 dalam Soetoto, 2016)
Cabang Ilmu Geologi Lain yang
Mendukung Kuliah Geologi Lingkungan
1. Geomorfologi
2. Mineralogi
3. Petrologi
4. Geologi Ekonomi
5. Geologi Struktur
6. Penginderaan Jauh
7. Geologi Teknik
8. Hidrogeologi dan Geohidrologi
9. Geofisika
10. Geokimia
11. Volkanologi
12. Pemetaan Geologi
Konsep Dasar Geologi Lingkungan
(Coates, 1982 dalam Soetoto, 2016)
1. Kompleksitas
Banyaknya faktor yg berbeda dapat mempengaruhi kegiatan
yang dilakukan oleh manusia.
2. Perubahan lahan dan air yang disebabkan oleh manusia
menghasilkan sistem umpan balik yang sama; untuk setiap
kegiatan terdapat reaksi balik/berlawanan yang sama.
3. Lingkungan geologi mengandung baik sistem terbuka
maupun sistem tertutup
4. Sumberdaya dapat terbarukan dan tidak dapat terbarukan
5. Masalah lingkungan bersifat umum/universal
6. Kecepatan pertambahan pemburukan lingkungan bersifat
eksponensial
7. Keputusan terhadap lingkungan harus berdasarkan hal yang
menguntungkan
8. Keputusan terhadap lingkungan dapat menimbulkan konflik
internal karena tidak dapat memuaskan semua orang
9. Ambang geologis adalah bahaya /bencana yang sewaktu–
waktu dapat terjadi.
10. Pelayanan lingkungan merupakan prasyarat bagi kelestarian
manunggalnya manusia dan lingkungan.
Manfaat Geologi Lingkungan

1. Mengatasi konflik antara manusia dan


lingkungan
2. Mengoptimalkan potensi sumberdaya
geologi
3. Meminimalkan potensi bencana geologi
Penerapan Geologi Lingkungan
1. Penerapan Geologi Lingkungan untuk penataan
lingkungan
2. Penerapan Geologi Lingkungan untuk pengembangan
wilayah
3. Penerapan Geologi Lingkungan untuk Analisis
mengenai Dampak Lingkungan terhadap suatu
kegiatan
4. Penerapan Geologi Lingkungan untuk studi kelayakan
5. Penerapan Geologi Lingkungan untuk mitigasi bencana
6. Penerapan Geologi Lingkungan untuk pengembangan
masyarakat.
Cakupan Geologi Lingkungan
meliputi hidrogeologi, topografi, geologi teknik,
geologi ekonomi dan segala hal yg
berhubungan dgn proses2 alam, termasuk di
dalamnya penyelesaian permasalahan
konstruksi bangunan dan fasilitas transportasi,
instalasi fasilitas umum, penanganan sampah,
pengembangan dan pengaturan SD Air,
evaluasi dan pemetaan SD Batuan dan mineral,
serta segala permasalahan yg berhubungan
dgn perencanaan dan pengembangan fisik
jangka panjang (Anonim, 1972).
Geologi lingkungan dsb juga
manajemen sistem lingkungan
Kini, manajemen sistem
lingkungan ini lebih populer dengan
sebutan
sustainable development
(Mulyaningsih, 2010: 6)
Konsep tsb mencakup sgl sesuatu
yg berkaitan dgn interaksi
antara manusia dgn alam
Manajemen tsb ditujukan utk menjaga
kemenerusan alam dlm mendukung
pengembangan sosial dan ekonomi,
yaitu dlm menjaga agar SDA yg dpt
terbarukan tidak habis/berkurang
serta dampak pengambilan dan penggunaan
SD tak terbarukan dpt diminimalkan
tujuan sustainable development
menjaga agar interaksi tsb mampu bertahan dlm
jangka waktu yg lama tanpa menyebabkan
kerusakan lingkungan.
Kunci keberhasilan sustainable development
terletak pd tingkat efektivitas kinerja manajemen
lingkungan tsb.
Efektif berarti terjadi keseimbangan antara
pengambilan dan dampak yg ditimbulkan
Interaksi manusia terhadap
lingkungan geologi

Perubahan-perubahan Tekanan-tekanan yang


geometris tumpang-tindih

Tekanan-tekanan pemicu

Dampak aktif Dampak pasif

Aktivitas Manusia: Gangguan pada GL:


a. Konstruksi bangunan a. Gangguan kestabilan
b. Dam lereng
c. Tanggul b. Aliran / longsoran lereng
d. Jalan raya/rel keretaapi c. Erosi
e. Konstruksi bawah tanah d. Banjir
f. Saluran air (kanal) e. Amblesan tanah
g. Struktur penguat tanah f. Gangguan tanah/lahan
(bumi) g. Gangguan instalasi pipa
h. Fasilitas pengairan (irigasi) h. Beban
i. Bandara udara i. Gempabumi
j. Struktur-struktur hidraulika j. Bencana gunungapi
k. Tower (gudang makanan) k. Tsunami
l. Instalasi pipa l. Pencemaran lingkungan
m. Jembatan
Krisis Geologi Lingkungan
Bencana geologi Utk dapat
sendiri adl bencana yg mempertahankan
ditimbulkan oleh kelangsungannya,
proses2 geologi, sbg alam (matahari dan
akibat dari upaya bumi sistem tatasuryanya)
dlm memposisikan sll menjaga agar
komponen2nya menuju tetap setimbang.
kondisi setimbang
Indonesia mrpk negara kepulauan
Kebanyakan wilayahnya terletak pd jalur
tektonisme aktif penunjaman Lempeng India di
bawah Lempeng Eurasia
(Gambar 1).
Sbg konsekuensinya, wilayah2 tsb sangat
berpotensi thd letusan gunungapi
(Gambar 2)
dan bahaya gempabumi (Gambar 3).
Gambar 1. Wilayah Indonesia dilalui oleh jalur 3 tumbukan lempeng,
yaitu Lempeng India-Australia di bawah Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik di
bawah Lempeng Eurasia (Hamilton, 1979)
Gambar 2. Konsekuensi dari 3 proses tumbukan lempeng di Indonesia, akan
membentuk gugusan gunungapi dari Sumatera-Nusa Tenggara dan Kep. Maluku-
Sulawesi hingga Halmahera (Simkin & Siebert, 1994)
Gambar 3. Konsekuensi dari 3 proses tumbukan lempeng di Indonesia yang
membentuk jalur ring of fire shg Indonesia sarat thd bahaya gempabumi
(sumber: USGS/CVO, 2001)
Banyak sekali
permasalahan
lingkungan yg
diakibatkan oleh Sbg langkah
bencana alam dan
artifisial. antisipasinya, kini telah
digalakkan manajemen
Bencana geologi spt bencana, yg bertujuan
gempabumi, tsunami dan utk mensosialisasikan
letusan gunungapi sistem peringatan dini
memang tdk dpt
ditanggulangi, namun atau early warning
dapat dipelajari shg system
dampaknya dpt
diminimalkan.
Sistem peringatan dini Masy. perlu mengetahui kapan
umumnya didasarkan pd dan dlm kondisi yg bgmn
sejarah kebencanaan yg tsunami dpt terjadi??
pernah terjadi.
akankah gempabumi susulan lbh
Cth bencana guguran awan tinggi intensitasnya dr gempa
panas Merapi 22 Nop 1994 utama???
selanjutnya melahirkan
apa yg dsb dgn liquifaction??
manajemen bencana Merapi
dan mengapa terjadi???
gempabumi Kobe 17 Jan kapan suatu gunungapi dpt
1995 yg melahirkan sistem meletus dan dlm radius brp
pembelajaran hidup masy. hrs mewaspadainya
bersama gempa
Pertumbuhan Penduduk yang Cepat
Peningkatan populasi penduduk adl suatu masalah terbesar di
Indonesia, bahkan di dunia.
Kini, jml penduduk di Indonesia telah mencapai 210 juta jiwa
dgn pertumbuhan rata2 1,7%.
Dgn tingkat pertumbuhan sebesar itu, jml penduduk Indonesia
thn 2025 diperkirakan mencapai 370an juta jiwa.
Populasi terbesar terkonsentrasi di 6,9% luas Indonesia: Jawa,
Madura dan Bali sebesar 63,6% (Anonim, 2005).
Sisanya tersebar di Sumatra, Nusa Tenggara, Kalimantan,
Sulawesi, kepulauan Ambon dan Halmahera, serta populasi
terkecil berada di Papua.
Kini populasi penduduk Indonesia
makin membesar, sementara luas
lahan yg layak utk tempat tinggal
tetap. Dgn kecep.
pertumbuhan
Permasalahan muncul
manakala Jawa, Madura, Bali dan penduduk 1,7% tsb,
Sumatra yg berfungsi sbg sentra padi kini banyak
dan gula, lahan pertaniannya makin terbentuk kota2 baru
sempit. dgn peradaban yg
Pembangunan di segala baru pula
bidang, baik perumahan, industri,
niaga dan fasilitas2 umum, spt
sekolah, RS, arena olah raga, bermain,
rekreasi dan pusat2 peradaban yg lain,
sgt cepat dan menjamur di berbagai
kota.
Krisis Sosial – Ekonomi
Masalah sosial dan ekonomi sgt umum
dijumpai di negara2 berkembang dan
terbelakang seperti Indonesia.
Besarnya tingkat populasi penduduk
menyebabkan tingkat pengangguran tinggi. Ditambah
dgn rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya dana
pendidikan, serta tunjangan kesehatan, menjadikan
proses pendewasaan akan keyakinan dan rasa
kepemilikan lingkungan terhambat
Hal itu tercermin pd tingkat perlakuan masy thd
lingkungannya yg tdk bijaksana. Dlm setiap ketidak-puasan thd
segala tindakan yg dilakukan olh pihak2, spt pemerintah, dewan
perwakilan, aparat keamanan, industri dll, sering menimbulkan
kemarahan yg berujung pd pengrusakan fasilitas instalasi
umum dan alam.
Perlakuan yg tdk bijaksana jg sering mengganggu
kemenerusan (kelanggengan) hayati dan bumi yg dipicu oleh
rendahnya sense of belonging Earth.
Kesemua tindakan tidak bijaksana tsb dilatarbelakangi
olh kesenjangan sosial dan ekonomi yg terlampau jauh.
Permasalahan sosial-
ekonomi semakin
menjadi-jadi manakala Ketidak-percayaan tsb
masyarakat tidak lagi selanjutnya dilampiaskan
mempercayai kinerja secara membabi-buta,
pemerintah, spt yg kini shg menyebabkan
terjadi di Indonesia, banyak kerusakan dan
Philipina pd 1980- penjarahan di berbagai
1990an, Meksiko pd sektor.
1990an, Kolumbia pd
1990an, India pada
1980an, Thailand pada
2000an dll
Krisis ekonomi dan sosial juga berdampak pd
sektor kesehatan, pertanian, industri kecil dan
menengah, serta transportasi.
Menurunnya daya beli masyarakat dlm
sektor pertanian (pupuk, bibit dan tenaga kerja)
serta murahnya harga dasar hasil pertanian,
menjadikan banyak petani beralih profesi
menjadi pemulung, pengamen bahkan pengemis.
Mahalnya harga bahan bakar berdampak pd
menurunnya hasil tangkapan nelayan, shg merekapun
beralih profesi sbg pemulung.
Krisis budaya mendera wilayah ini
Eksplorasi dan eksploitasi budaya justru banyak dilakukan
masy. Indonesia di negara2 maju, namun sayangnya mereka
mengimport budaya yg buruk,
seperti cara berpakaian yg memperlihatkan
aurat, berbicara, cara bergaul dll. Kebanyakan
dari kita justru tdk mencontoh hal2 yg baik, spt
dalam bersikap yg saling menghormati dan
menghargai, jujur, rasional, menjaga moralitas
dll.
Begitu pula sebaliknya, eksplorasi dan eksploitasi budaya
Indonesia juga yg selanjutnya di bawa ke negara2 maju pun
terjadi, entah dgn apa pun dalihnya.
Eksploitasi budaya tak-terbatas, seperti dlm berpose, model
berpakaian, maraknya CD-CD/video/youtube porno (blue-film)
dll yg dilakukan masyarakat Indonesia berpadu dgn tingkat
pendidikan yg rendah dan tingkat pengangguran yg tinggi,
justru tlh melahirkan banyak kekacauan, spt tingginya tingkat
kejahatan dan pemerkosaan.
Kejahatan lain yg tdk didasarkan atas moralitas yg baik, rasa
bertanggung jawab dan rasa saling memiliki pun tlh meraja-
lela, spt pencurian2 fasilitas dan prasarana umum, yaitu
pengrusakan dan pencurian pelat rel kereta api, pencurian
kabel2 listrik, pengrusakan dan pencurian alat2 sensor
kebencanaan (gempabumi, lahar dan letusan gunungapi),
penebangan hutan lindung dll
Krisis kesehatan pun tak terelakkan oleh
mahalnya biaya perawatan dan obat-obatan.
Di Indonesia sebenarnya telah diproduksi
obat2 generik yg murah, namun toh tdk semua
jenis obat berkelas 2 tsb ada

Anda mungkin juga menyukai