AKLIMATISASI
Dosen Pengampu : Dr. Farida Mulyaningsih M.Kes
Disusun Oleh:
Niko Ardiansah
20601241055
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Aklimatisasi
2. Hubungan aklimatisasi panas dengan Olahraga
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan aklimatisasi tubuh terhadap panas
4. Cedera atau penyakit yang dapat timbul kegagalan aklimatisasi panas
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Aklimatisasi
2. Mengetahui Hubungan aklimatisasi panas dengan Olahraga
3. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan aklimatisasi tubuh
terhadap panas
4. Mengetahui Cedera atau penyakit yang dapat timbul kegagalan aklimatisasi panas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari
suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Hal ini
didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur morfologi, perilaku, dan
jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk menyesuaikannya dengan
lingkungan. Beberapa kondisi yang pada umumnya disesuaikan adalah suhu lingkungan,
derajat keasaman (pH), dan kadar oksigen. Proses penyesuaian ini berlangsung dalam
waktu yang cukup bervariasi tergantung dari jauhnya perbedaan kondisi antara
lingkungan baru yang akan dihadapi, dapat berlangsung selama beberapa hari hingga
beberapa minggu. Aklimatisasi dalam fisiologi berarti proses adaptasi terhadap iklim
(ketinggian, bawah air, humidity, angin, gravitasi, suhu, perbedaan waktu).
Aklimatisasi panas melibatkan penyesuaian fisiologis yang memungkinkan kita
untuk bekerja lebih nyaman dalam panas. Mempromosikan pelatihan fisik tingkat tinggi
aklimatisasi panas bahkan jika sesi pelatihan tidak dilakukan di lingkungan panas.
Aklimatisasi panas meningkat dipromosikan oleh latihan fisik tampaknya dirangsang
oleh jumlah besar panas yang dihasilkan selama sesi pelatihan. Hal ini menyebabkan
peningkatan suhu kulit dan tubuh dalam suatu kulit suhu tubuh dibandingkan dengan
yang dihadapi ketika bekerja di lingkungan panas.
Proses aklimatisasi dapat diterapkan pada banyak hal, seperti pada pendakian
gunung. Hal ini biasanya dilakukan apabila seseorang ingin melakukan pendakian pada
gunung yang memiliki puncak yang cukup tinggi, hingga ribuan meter di atas permukaan
laut, seperti Gunung Everest. Beberapa hal utama yang harus disesuaikan antara lain
adalah suhu dan kadar oksigen di udara karena pada dataran tinggi suhu lingkungan bisa
jauh lebih rendah, demikian pula dengan kadar oksigennya yang menyebabkan tubuh
harus memproduksi lebih banyak sel darah merah atau eritrosit. Aklimatisasi panas
meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengendalikan suhu tubuh, meningkatkan
berkeringat dan meningkatkan aliran darah melalui kulit, dan memperluas volume darah
memungkinkan jantung untuk memompa darah lebih banyak untuk otot, organ dan kulit
yang diperlukan.
B. Hubungan aklimatisasi panas dengan Olahraga
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan
panas (MarieB dan Hoehn dalam McCallum: 2012 ). Jika tingkat panas yang dihasilkan
setara dengan tingkat panas yang hilang, suhu tubuh inti akan stabil (Tortora dan
Derrickson dalam McCallum: 2012).
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.
Rata-rata suhu tubuh manusia normal adalah berkisar antara 36,5 sampai 37,5ºC,
akan tetapi pada pagi hari akan berkurang sampai 36 ºC, daripada saat latihan suhu tubuh
dapat meningkat sampai mendekati 40 ºC tanpa efek sakit, karena perubahan tersebut
merupakan kondisi fisiologis yang normal. Akan tetapi, suhu tubuh juga dapat meningkat
akibat adanya perbedaan suhu lingkungan dan kelembaban udara yang relatif tinggi.
Keberfungsian dari sistem pengaturan suhu tubuh pada saat istirahat, aktivitas
keseharian, maupun pada saat latihan, memiliki komponen sebagai pusat pengaturan
suhu, reseptor suhu, dan efektor suhu. Bila seseorang melakukan olahraga tanpa disertai
kemampuan aklimatisasi panas yang baik maka akan berpengaruh pada
penurunan pencapaian pencapaian dari aktivitas tersebut, serta meningkatkan resiko
terserang salah satu atau beberapa jenis penyakit yang ditimbulkan oleh suhu yang panas
salah satunya adalah heat cramps (kram panas).
Daftar Pustaka
Indra, N, E. (2007). Adaptasi Fisiologis Tubuh Terhadap Latihan Di Suhu Lingkungan Panas
dan Dingin. Yogyakarta. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Giriwijoyo, Y.S. Santosa. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung. Fakultas Pendidikan Olahraga
Kesehatan (IKIP Bandung).