Anda di halaman 1dari 9

FISIOLOGI OLAHRAGA

HUBUNGAN KELELAHAN DENGAN REAKSI


Dosen Pengampu : Dr. Farida Mulyaningsih M.Kes

Disusun Oleh:
Niko Ardiansah
20601241055

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
PRAKTIKUM 3
PRAKTIKUM HUBUNGAN KELELAHAN DENGAN REAKSI
Waktu reaksi merupakan gerak yang disadari untuk menjawab suatu rangsangan yang
datang. Waktu reaksi adalah lama waktu yang digunakan untuk menjawab rangsang setelah ia
menerima rangsang. Rangsang ini umumnya berupa aba-aba ataupun setelah ia melihat
sesuatu. Normal waktu reaksi kurang lebih 0,18 detik. Waktu reaksi dipengaruhi beberapa
hal, antara lain : sex (jenis kelamin), laki-laki mempunyai waktu reaksi yang lebih bagus
dibanding perempuan, umur seseorang orang tua lebih lamban dibanding yang muda, macam
rangsang suara lebih cepat dari pada sinar, kondisi fisik kelelahan menyebabkan waktu reaksi
lamban, tingkat keterlatihan orang terlatih lebih cepat, type rangsang rangsang bersyarat
menyebabkan lebih lamban, dan intensitas perhatian serta konsentrasi.

Salah satu sebab menurunnya waktu reaksi adalah faktor kelelahan yang diakibatkan
kelelahan fisik, sehingga konsentrasi menurun. Praktikum ini untuk membuktikan bahwa
kalau orang itu mengalami kelelahan apakah betul waktu reaksinya menurun. Apakah setelah
melakukan recovery / istirahat waktu reaksi akan lebih baik.

 Alat
1. Penggaris panjang 30 cm
2. Stopwacth 2 buah
3. Garpu tala

 Pelaksanaan.
1. Orang coba diukur waktu reaksi dengan dua cara.
2. Orang coba menjalani aktivitas, sehingga orang coba lelah
3. Diukur waktu reaksi dengan dua cara
4. Istirahat 10 menit ukur kembali waktu reaksinya
Pengukuran Waktu reaksi.

1. Orang coba disuruh duduk, tangan kanan di atas bibir meja. Bentuk tangan kanan
seperti gambar. Jarak jari telunjuk dan ibu jari kurang lebih 2,5 cm.
Setelah orang coba siap, kemudian testor memegang penggaris serta memberi aba-aba
siap. Suruhlah menangkap penggaris yang jatuh setelah orang coba melihat penggaris
jatuh. Awas jangan sampai orang coba melakukan antisipasi. Ulangi percobaan
tersebut 20 kali, dan catat hasilnya. Buanglah 5 data terbesar dan 5 data terkecil,
sehingga didapatkan 10 data. Carilah angka rata-rata. Hitung sesuai dengan formula di
bawah ini.

t = √2 st/g St = jarak rerata

g = garvitasi = 10 m/dt²

2. Rangsangan suara.

Orang coba memegang stop watch dan mata dalam keadaan tertutup, testor juga
memegang stop watch, semua dalam keadaan nol, selanjutnya terstor menghidupkan
stop watch bersamaan dengan membunyikan/memukulkan garpu tala pada besi/kayu.
Orang coba diminta untuk menghidupkan stop watch ketika mendengar garpu tala
dibunyikan/dipukulkan. Stop watch diminta testor untuk dimatikan secara bersamaan,
kemudian catatlah selisih waktunya. Lakukan percobaan ini sebanyak tiga kali,
diambil data yang terbaik.
DATA PENGUKURAN WAKTU REAKSI

 Kelompok :3
 Nama Pratikan : Niko Ardiansyah 20601241055
Rizki Ade Prastika 20601241059
Amalia Rahmawati 20601241094
Ami Tuhu Sejati 20601244097
Febrian Banu Salsabili 20601244141
 Tanggal Praktikum : 5 Oktober 2021
 Jam : 09.20-11.00
 Nama Probandus : Febrian banu salsabili
 Umur : 21
 Jenis Kelamin : laki laki
 Tinggi Badan : 173
 Berat Badan : 68

1. Berapakah waktu reaksi yang anda ukur sebelum orang coba melakukan aktivitas :
a. Pengukuran dengan penggaris
Denyut Nadi awal : 88/menit
Data setelah dibuang 5 data terbesar dan 5 data terkecil

12 cm 13,5 cm
12 cm 14,5 cm
13,5 cm 14 cm
13 cm 14,5 cm
13 cm 16 cm

Rata rata 135/10 = 13,5 cm


= 0,135 M

t = √2 st/g
= √ 2 x 0,135 / 10
= √ 0,27 / 10
= √ 0,027
= 0,16
b. Rangsang Suara
Testor Testi
Niko Febrian banu Selisih
4.58 s 4.43 s 0,15 s
6.20 s 6.01 s 0,19 s
3.64 s 3.49 s 0,18 s
Data terbaik : 0,15 s

2. Berapakah waktu reaksi yang anda ukur setelah orang coba melakukan aktivitas :
a. Pengukuran dengan penggaris
Denyut Nadi awal : 104/menit
Data setelah dibuang 5 data terbesar dan 5 data terkecil

12,5 cm 13 cm
16 cm 14,5 cm
16,5 cm 13,5 cm
10,5 cm 12 cm
11,5 cm 13,5 cm
Rata rata 133,5/10 = 13,35 cm
= 0,133 M

t = √2 st/g
= √ 2 x 0,133 / 10
= √ 0,266 / 10
= √ 0,0266
= 0,163

b. Rangsang Suara
c. Testor Testi
Niko Febrian banu Selisih
4.57 s 4.38 s 0,19 s
3.24 s 3.09 s 0,15 s
3.21 s 3.07 s 0,14 s
Data terbaik : 0,14 s
3. Berapakah waktu reaksi yang anda ukur setelah orang coba melakukan recovery :
a. Pengukuran dengan penggaris
Denyut Nadi awal : 96/menit
Data setelah dibuang 5 data terbesar dan 5 data terkecil

15,5 cm 16,5 cm
13 cm 17,5 cm
17,5 cm 16,5 cm
13,5 cm 14 cm
13,5 cm 11 cm
Rata rata 148,5/10 = 14,85 cm
= 0,148 M

t = √2 st/g
= √ 2 x 0,148 / 10
= √ 0,296 / 10
= √ 0,0296
= 0,172

b. Rangsang Suara
c. Testor Testi
Niko Febrian banu Selisih
3.91 s 3.62 s 0,29 s
3.68 s 3.54 s 0,14 s
3.00 s 2.82 s 0,18 s
Data terbaik : 0,14 s
Kajian Teori

Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-
hari. Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu
kegiatan, walaupun ini gejala (Budiono, dkk., 2003:86).

Kelelahan setelah beraktivitas akan memperpanjang waktu reaksi. Dengan bertambahnya


waktu reaksi setelah tubuh mengalami kelelahan, ini akan mengurangi tingkat kewaspadaan
dalam beraktifitas. Hal ini juga berpengaruh dengan tingkat konsentrasi seseorang. Menurut
Suma’mur (2009), kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan fisik dan mental yang berbeda,
akan tetapi tidak semuanya berakibat pada turunnya daya kerja dan berkurangnya ketahanan
tubuh untuk bekerja. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kelelahan kerja, menurut
Setyawati (2010), faktor penyebab kelelahan antara lain faktor individu, faktor pekerjaan,
faktor lingkungan dan faktor psikologis.

Pengukuran waktu reaksi ini merupakan uji psikomotor yang melibatkan fungsi
persepsi, interpretasi dan reksi motor (Nurminto, 2004:263). Waktu reaksi merupakan
indikator untuk pengukuran kelelahan kerja tujuan pengukuran waktu reaksi adalah untuk
menentukan waktu yang diperlukan antara pemberian rangsang sampai timbulnya respon
terhadap rangsang tersebut, dalam hal ini berupa rangsang suara (dengan mendengar suara)
dan rangsang cahaya (dengan melihat cahaya) yang ditampilkan secra digital pada Alat
Pemeriksaan Waktu Reaksi/Reactiotimer (Maurits, 2013:36).

Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptons) secara subyektif dan


obyektif yaitu: (1) Perasaan lesu; ngatuk dan pusing; (2) kurang mampu berkonsentrasi; (3)
berkurang tingkat kewaspadaan; (4) persepsi yang buruk dan lambat; (5) berkurang gairah
untuk bekerja; (6) penurunan kinerja jasmani dan rohani (Budiono, dkk., 2003:88).

Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efektivitas kerja
fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut manifestasi timbul berupa keluhan oleh tenaga
kerja dan sering tenaga kerja tidak masuk kerja (Budiono, dkk., 2003:88).
Pembahasan
Dari praktikum yang sudah dilakukan pada selasa, 05 Oktober 2021. Di dapatkan
hasil praktikum yang telah dilaksanakan melalui metode menggunakan pengaris dan rangsang
suara dengan tiga kondisi kebugaran antara lain sebelum aktifitas, setelah aktifitas, dan
setelah istirahat 10 menit sebagai berikut.
Tes awal yang dilaksanakan sebelum aktifitas memiliki denyut nadi awal 88
denyut/menit. Hasil Kecepatan reaksi yang dimiliki orang coba saat tes menggunakan
pengaris memiliki hasil akhir t=0,16 dan rangsang suara memiliki hasil terbaik yaitu 0,15
sekon. Hasil ini menunjukan bahwa sebelum beraktifitas orang coba memiliki kecepatan
reaksi yang masih bagus karena belum merasa kelelahan.

Pada tes kedua yang dilaksanakan setelah orang coba beraktifitas yang menyebabkan
timbulnya rasa lelah dengan denyut nadi 104 denyut per menit, memiliki hasil yang berbeda
dengan tes pertama sbelum beraktifitas. Pada tes kali ini, orang coba memiliki hasil tes
dengan penggaris dengan hasil akhir t=0,163 dan hasil terbaik tes menggunakan rangsang
suara 0,14 sekon. Dari data yang didapat orang coba mengalami penurunan waktu reaksi
dengan penggaris, namun mengalami peningkatan pada tes rangsang suara.

Pada tes ketiga yang dilaksanakan setelah istirahat 10 menit ini orang coba memiliki
denyut nadi 96 per menit. Pada tes ini orang coba memiliki hasil tes menggunakan penggaris
dengan t=0,172 dan hasil tes rangsang suara 0,14 sekon. Dari tes pertama sampai tes ketiga
hasil tes reaksi dengan penggaris selalu mengalami penurunan, sedangan tes dengan rangsang
suara dari tes kedua ke tiga hasilnya masih sama.

Dari ketiga rangkaian percobaan yang sudah dilakukan yaitu ; sebelum aktifitas,
setelah aktifitas, dan setelah istirahat 10 menit. Dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi
orang cobadengan tes rangsangan suara hasil praktikum yang didapatkan hampir stabil
normal, namun hasil tesorang coba menggunakan penggaris dari tes pertama sampai ketiga
terus mengalami penurunan hal ini mungkin dikarenakan orang coba sudah mengalami
kelelahan sehingga reaksinya sedikit menurun. Hal lain yang mempengaruhi adalah orang
coba belum sarapan dan pola tidur yang tidak teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Wahyu sri. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pada Pekerja
Pembuat Tahu di Pabrik Tahu Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunung pati
Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan (UNNES). Semarang.
Juliansen, Andry. 2001. Pengaruh Kelelahan Terhadap Waktu Reaksi. Undergraduate thesis,
Universitas Kristen Maranatha.

Anda mungkin juga menyukai