KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
OBAT TBC
LEMBAR BALIK
GIZI PADA
TUBERKULOSIS ANAK
Direktorat Gizi Masyarakat
Kementerian Kesehatan
2021
APA ITU TUBERKULOSIS?
Mycobacterium
tuberculosis
BAGAIMANA CARA PENULARAN TUBERKULOSIS
TBC dapat menular melalui beberapa cara yaitu:
1) Kuman TBC keluar ke udara pada saat penderita TBC batuk, bersin
atau berbicara.
2) Kuman TBC terhirup oleh orang lain melalui saluran pernapasan
menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
3) Di dalam tubuh, kuman TBC dilawan oleh daya tahan tubuh.
4) Jika daya tahan tubuh kuat, orang tersebut tetap sehat.
5) Jika daya tahan tubuh lemah, orang tersebut menjadi sakit TBC.
bakteri di udara bebas
.
terhirup
Mycobacterium
tuberculosis
Mycobacterium
tuberculosis
STUNTING
180 mgdL
ADANYA PENYAKIT
ANAK GIZI BURUK ATAU SEPERTI HIV, KANKER,
STUNTING DIABETES MELITUS
FAKTOR RESIKO ANAK TERTULAR TBC
VAKSIN BCG
NORMAL
STUNTING
180 mgdL
ADANYA PENYAKIT
ANAK GIZI BURUK ATAU SEPERTI HIV, KANKER,
STUNTING DIABETES MELITUS
GEJALA TUBERKULOSIS PADA ANAK
• Seseorang yang terinfeksi TBC akan menimbulkan berbagai dampak di
kehidupannya, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Secara fisik, gejala
utama seseorang yang telah terinfeksi TBC adalah batuk secara terus
menerus.
20 Kg 18 Kg
GEJALA TAMBAHAN
tanpa aktivitas fisik.
Batuk
Terus Menerus
GEJALA UTAMA
GEJALA TUBERKULOSIS PADA ANAK
20 Kg 18 Kg
PENCEGAHAN DI MASYARAKAT
PENCEGAHAN PENULARAN TBC
VAKSIN BCG
Gunakan Masker
Tidak Meludah Makan Makanan Menerapkan Perilaku Hidup
atau Menutup Mulut
di Sembarang Tempat Bergizi Seimbang Bersih dan Sehat (PHBS)
Sewaktu Batuk dan Bersin
PENCEGAHAN DI MASYARAKAT
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
UNTUK MENCEGAH TUBERKULOSIS
SUSU
SAPI
- Rutin berolahraga
- Rutin membuka jendela rumah agar mendapatkan
sinar matahari dan udara segar.
- Menjemur alas dan peralatan tidur secara rutin Rutin
Berolahraga
Rutin Membuka
Jendela Rumah
SUSU
SAPI
SOAP
Menjemur
Rutin Membuka Tidak Istirahat
Peralatan Tidur
Jendela Rumah Merokok secara Cukup
secara Rutin
POLA MAKAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK DENGAN TUBERKULOSIS
• Anak dengan tuberkulosis membutuhkan pola makan yang tepat agar dapat melawan infeksi yang terjadi dalam
tubuh dan juga mempertahankan status gizinya. Penurunan berat badan sering terjadi pada anak dengan
Tuberkulosis. Hal ini dapat disebabkan oleh nafsu makan yang menurun, mual, muntah atau metabolisme gizi
yang terganggu.
• Pola makan gizi seimbang untuk anak dengan tuberkulosis yaitu terdiri dari :
• Sumber karbohidrat
Anak penderita TBC membutuhkan banyak energi untuk menjaga status gizinya. Energi
dapat diperoleh dari sumber karbohidrat. Sumber karbohidrat diantaranya nasi, bubur,
nasi tim, kentang, jagung, ubi, sagu, dan roti.
SUMBER KARBOHIDRAT
• Sumber protein hewani dan nabati.
Protein digunakan tubuh untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh SUSU
SAPI
serta menjaga atau menjaga berat badan agar masih dalam rentang normal. Sumber
protein terbagi menjadi protein hewani dan nabati. Sumber hewani diantaranya : ayam,
daging, ikan, telur, susu dan produk olahannya. Sumber nabati diantaranya : tempe, tahu
dan kacang-kacangan.
SUMBER PROTEIN
• Sayuran dan buah
Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin dan mineral. Vitamin dan
mineral merupakan antioksidan, yang berperan untuk mencegah kerusakan sel. Vitamin
mampu membantu tubuh untuk memperkuat sistim kekebalan tubuh. Sayuran dan buah-
buahan seperti wortel, kembang kol, sawi, pisang, pepaya, alpukat dan lainnya. Pada
anak dibawah 2 tahun, sayuran dan buah masih diperkenalkan jadi konsumsinya masih
dalam jumlah sedikit.
SAYUR DAN BUAH
POLA MAKAN GIZI SEIMBANG
PADA ANAK DENGAN TUBERKULOSIS
SUSU
SAPI
SUMBER PROTEIN
SUMBER KARBOHIDRAT
GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK 6-24 BULAN (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
1. Lanjutkan ASI sampai umur anak 2 tahun
Setelah bayi berumur 6 bulan ASI diberikan secukupnya atau sekehendak si bayi.
2. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai Usia 6 bulan
• Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Mengapa
demikian? Karena ASI saja tidak cukup
• Kebutuhan anak usia 6-8 bulan adalah 800 kkal, 9-11 bulan sebesar 800 kkal dan 12-24 bulan sebesar
1350kkal. Kebutuhan tersebut tidak bisa semua dipenuhi oleh ASI.
• MP-ASI diberikan dari jumlah kecil, ditingkatkan perlahan sambil menyusui. Semakin bertambahnya
usia, MP-ASI yang diberikan semakin bertambah.
• (MENUNJUKKAN TABEL), Anak yang berusia 6-8 bulan, 30% kebutuhan gizinya dipenuhi dari MP-ASI
(240 kkal) dan 70% ASI. Ketika anak usia 9-11 bulan, pemberian MP-ASI meningkat menjadi 50%
(400 kkal) dan ASI 50%. Anak yang usianya 12 tahun ke atas, proporsi MP-ASI lebih banyak
dibandingkan ASI, yaitu 70% MP-ASI dan 30% ASI.
• Strategi pemberian MP-ASI adalah tepat waktu, aman dan higienis, adekuat dan diberikan secara
responsif.
• Daging, unggas, ikan atau telur dikonsumsi setiap hari
• Sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin A dikonsumsi setiap hari
Usia Energi Total Energi (kkal) Porsi makanan
(bulan) Frekuensi dalam sehari per hari dari Konsistensi setiap kali makan
(kkal) MP-ASI
2-3 sendok makan,
6-8 bulan 2-3 kali 800 240 Tim saring, lumat ditingkatkan LANJUTKAN ASI
bertahap 125 ml SAMPAI UMUR 2 TAHUN
9-11 bulan 3-4 kali 800 400 Cincang 125 ml BERIKAN MAKANAN
PENDAMPING ASI
12 -23 bulan 3-4 kali 1350 945 Makanan keluarga 150 -250 ml
GIZI SEIMBANG
UNTUK ANAK 6 - 23 BULAN
12 -23 bulan 3-4 kali 1350 945 Makanan keluarga 150 -250 ml
PRINSIP MP-ASI PADA ANAK 6-23 BULAN
1. Tepat Waktu: MP-ASI dibutuhkan bayi mulai umur 6 bulan dengan dilanjutkan pemberian ASI hingga dua tahun
atau lebih.
2. Adekuat: MP-ASI harus sesuai dengan kebutuhan gizi berdasarkan usianya secara jumlah, frekuensi makan,
konsistensi dan variasi makanan. Variasi makanan terdiri dari:
1) Makanan pokok: beras, jagung, kentang, serta ubi-ubian.
2) Makanan sumber protein (hewani dan nabati): Sumber protein hewani diantaranya ikan, ayam, daging, hati,
udang dan lainnya. Pemberian protein hewani diprioritaskan dan proporsinya lebih besar dibandingkan protein
nabati. Sumber protein nabati sudah mulai diperkenalkan seperti kacang-kacangan.
3) Lemak diperoleh dari proses pengolahan misalnya untuk menggoreng, menumis, atau menambahkan santan.
4) Buah atau Sayur sudah mulai diperkenalkan. Pada awal MP-ASI, porsi sayuran atau buah yang diberikan
mulai dari sedikit dan ditingkatkan perlahan ketika menginjak usia 1 tahun. Untuk sayur dapat diberikan 1/3
gelas (setelah dimasak) per harinya. Buah-buahan dapat diberikan 1/2 potong atau 1/4 gelas buah segar .
Variasi makanan yang terdiri dari makanan pokok, sumber protein, lemak, buah dan sayur perlu disesuaikan
dengan kebutuhan gizi. Komposisi zat gizi pada MP-ASI yang dianjurkan adalah
1. Komposisi karbohidrat sebesar 35-60% dari total energi SUSU
SAPI
SUSU
SAPI
DIBERIKAN SECARA
AMAN DAN HIGIENIS RESPONSIF
GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK 2-5 TAHUN (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
• Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) dan 2 kali selingan atau snack.
• Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari-hari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan malam.
Makanan yang dianjurkan ialah yang bergizi seimbang yaitu terdiri dari, makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayur dan buah. Selain itu, selingan atau snack juga diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan gizi anak.
Kelompok Umur Energy (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
BATASI
4-5 tahun 1400 25 50 220
GARAM
PROTEIN HEWANI
DAN NABATI MINYAK
MINUM AIR PUTIH
2 - 4 PORSI + 8 GELAS
SAYURAN
3-4 PORSI
BUAH - BUAHAN
KARBOHIDRAT 2-3 PORSI
3-4 PORSI
20 Kg
SOAP
GULA
GARAM BATASI
PROTEIN HEWANI
DAN NABATI MINYAK
MINUM AIR PUTIH
2 - 4 PORSI + 8 GELAS
SAYURAN
3-4 PORSI
BUAH - BUAHAN
KARBOHIDRAT 2-3 PORSI
3-4 PORSI
20 Kg
SOAP
AKTIVITAS FISIK
Kelompok Umur Energy (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
SEMANGKA MELON
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019). UBI SINGKONG
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
PORSI YANG DIANJURKAN UNTUK ANAK USIA 6-11 BULAN
MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH
15%
35%
40% 10%
SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
+ 30% 10%
30%
SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
PORSI YANG DIANJURKAN UNTUK ANAK USIA 1-3 TAHUN
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).
Sayur 1,5 P
Buah 3 P Gula 2p
+
Makanan Minyak 2p
Pokok 3P Protein 3P
30%
30% 10%
30%
SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
PORSI YANG DIANJUKAN UNTUK ANAK USIA 4-5 TAHUN
• Berdasarkan pedoman gizi seimbang pada PMK no 41 Tahun 2014, anjuran jumlah porsi menurut kecukupan
energi untuk usia 4 sampai 5 tahun dalam sehari dapat dilihat pada gambar (Gambar Porsi yang dianjurkan
dalam sehari). Pada gambar terlihat ada 4 kelompok bahan pangan yaitu:
1. Pangan pokok sebanyak 4 porsi.
2. Protein sebanyak 5 porsi yang terdiri dari protein hewani 2p, nabati 2p, dan susu 1p.
3. Sayuran sebanyak 2 porsi.
4. Buah sebanyak 3 porsi.
• Selain bahan pangan diatas, terdapat anjuran porsi sumber lemak yaitu sebesar 2p dan gula sebesar 2p.
Sumber lemak tersebut bisa digunakan dalam setiap kali penyajian makanan seperti untuk menumis,
menggoreng atau kuah (menggunakan santan). Gula juga dapat digunakan untuk penggunaan bumbu dalam
setiap masakan.
• (Menunjukkan gambar anjuran proporsi bahan pangan dalam satu kali makan.) Pada gambar dapat kita lihat
proporsi yang dianjurkan setiap kali makan berdasarkan presentase porsi setiap bahan makanan dalam sehari.
1. Makanan pokok sebesar 30%. Contoh sumber karbohidrat lainnya adalah kentang, singkong, jagung,
sagu, ubi dan lainnya.
2. Protein sebesar 35%. Contohnya : daging, ayam, ikan, telur, tempe, tahu, susu dan produk olahannya.
3. Sayuran sebesar 15%. Contohnya : wortel, brokoli, sawi, buncis, bayam dan lainnya.
4. Buah sebesar 20%. Contohnya : pisang, semangka, apel, melon, jeruk, salak dan lainnya.
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).
MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH
Sayur 1,5 P
Buah 3 P
Gula 2 P 20% 15%
+
30%
SUSU 35%
SAPI
Protein 5 P
Makanan - Protein Hewani 2 P Minyak 2 P TEMPE TAHU TELUR
BAYAM BROKOLI JERUK
KENTANG PISANG PEPAYA
BERAS
Pokok 3 P - Protein Nabati 2 P
- Susu 1 P
SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
PORSI YANG DIANJURKAN UNTUK ANAK USIA 4-5 TAHUN
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).
Sayur 1,5 P
Buah 3 P
Gula 2 P
Protein 5 P
+
Makanan - Protein Hewani 2 P Minyak 2 P
Pokok 3 P - Protein Nabati 2 P
- Susu 1 P
20% 15%
30%
SUSU 35%
SAPI
SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
TIPS PENYAJIAN MAKANAN UNTUK ANAK PENDERITA TBC
• Sajikan makanan yang menggugah selera untuk meningkatkan nafsu makan anak
• Tampilan makan yang menarik
• Peralatan makan yang unik
• Pilih beberapa jenis makanan kesukaannya lalu digabungkan dengan makanan lainnya
sehingga anak semangat makan dan makanannya pun tetap bergizi seimbang.
• Sajikan makanan yang bergizi seimbang dan meningkatkan imunitas
• Sajikan makan sesuai dengan anjuran isi piringku dan perhatikan jumlah porsinya agar sesuai
dengan kebutuhan.
• Makanan gizi seimbang yang terdiri dari sumber karbohidrat, protein, sayuran dan
buah bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh. Sayuran dan buah yang berwarna
warni mengandung vitamin A, vitamin C, dan Vitamin E yang berperan dalam sistem imun
yaitu membantu produksi sel imun dan mempercepat perbaikan sel yang rusak.
• Sajikan makanan dengan menerapkan prinsip sanitasi dan hygiene makanan
• Makanan harus bersih dan aman karena pada penderita TBC sistem imunnya rentan.
• Pilih bahan makanan yang segar, simpan pada suhu yang tepat, jaga kebersihan ketika
mengolah, pilih alat dan wadah yang bersih, serta pisahkan bahan yang matang dan mentah.
• Pertahakan atau tingkatkan kandungan gizi pada makanan
Misalnya, berikan makanan sumber vitamin C agar zat besi pada makanan dapat mudah
diserap. Rebus atau masak sayuran tidak terlalu lama dan airnya tidak terlalu banyak agar
kandungan gizinya tetap terjaga.
TIPS MENYAKJIKAN MAKAN UNTUK ANAK PENDERITA TBC
CUCI BERSIH
PROTEIN HEWANI
MAKANAN POKOK DAN NABATII MAKANAN DAN ALAT MAKAN
DAFTAR PUSTAKA
Abeshu MA, Lelisa A, Geleta B. 2016. Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices
and Adequacy of Homemade Complementary Food Preparations in Developing Countries-Lessons from
Ethiopia. Frontiers in Nutrition.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. 2019. Diet Untuk Penderita TBC. [Internet]. [Diunduh pada
Maret 2021].http://bbkpm bandung.org/blog/2019/05/DIETUNTUKPENDERITATBC
Damayanti R. Sjarif, Klara Yuliarti, Endand D. Lestari, I. G. Lanang Sidiartha, Sri S. Nasar, Maria Mexitalia.
2015. Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Byi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi.
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak. 2018. Isi Piringku. [Internet]. [Diunduh pada Maret 2021]. Tersedia pada:
http://www.gkia.org/event_detail.php?id=102
IDAI. (2020). Seputar Kesehatan Anak. Internet]. [Diunduh pada Maret 2021]. Tersedia pada:
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-bayi-dan-batita-di-era-new-normal-pandemi-
covid-19
IDAI. 2018. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Jakarta Pusat : UKK Nutrisi dan Penyakit
Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kemenkes RI. 2020. Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemetrian Kesehatan dan JICA (Japan
International Cooperation Agency)
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/755/2019.
WHO. 2001. Guiding Principles for Complementary Feeding of THe Breastfed Child. Wasington DC : Division of
Health Prmotion and Protection Food and Nutrition Program World Health Organization
PENYUSUN