Anda di halaman 1dari 32

KEMENTERIAN

KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

OBAT TBC

LEMBAR BALIK
GIZI PADA
TUBERKULOSIS ANAK
Direktorat Gizi Masyarakat
Kementerian Kesehatan
2021
APA ITU TUBERKULOSIS?

Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang


disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Selain menginfeksi organ paru bakteri ini juga bisa menginfeksi


organ lain seperti, pleura, kelenjar limpa, tulang, dan organ ekstra
paru lainnya.

Di masyarakat biasanya tuberkulosis ini bakteri di udara bebas


terhirup

dikenal sebagai penyakit paru-paru basah


atau flek (Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Mycobacterium
tuberculosis
APA ITU TUBERKULOSIS ?

bakteri di. udara bebas


terhirup

Mycobacterium
tuberculosis
BAGAIMANA CARA PENULARAN TUBERKULOSIS
TBC dapat menular melalui beberapa cara yaitu:
1) Kuman TBC keluar ke udara pada saat penderita TBC batuk, bersin
atau berbicara.
2) Kuman TBC terhirup oleh orang lain melalui saluran pernapasan
menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
3) Di dalam tubuh, kuman TBC dilawan oleh daya tahan tubuh.
4) Jika daya tahan tubuh kuat, orang tersebut tetap sehat.
5) Jika daya tahan tubuh lemah, orang tersebut menjadi sakit TBC.
bakteri di udara bebas
.
terhirup

Mycobacterium
tuberculosis

Bakteri TBC di lawan oleh


daya tahan tubuh
Bakteri TBC keluar ke udara, Bakteri TBC terhirup melalui saluran
saat penderita TBC batuk, bersin, pernafasan dan menyebar ke bagian Daya Tahan Tubuh KUAT, Daya Tahan Tubuh LEMAH,
dan berbicara tubuh lainnya Tetap Sehat Menjadi Sakit TBC
CARA PENULARAN TUBERKULOSIS
bakteri di udara bebas
.
terhirup

Mycobacterium
tuberculosis

Bakteri TBC keluar ke udara, Bakteri TBC terhirup melalui saluran


saat penderita TBC batuk, bersin, pernafasan dan menyebar ke bagian
dan berbicara tubuh lainnya

Bakteri TBC di lawan oleh


daya tahan tubuh

Daya Tahan Tubuh KUAT, Daya Tahan Tubuh LEMAH,


Tetap Sehat Menjadi Sakit TBC
FAKTOR RESIKO ANAK TERTULAR SAKIT TBC
Anak usia <5 tahun adalah salah satu kelompok yang rentan
terkena dan tertular sakit TBC, berikut beberapa faktor risiko yang
menyebabkan anak terkena sakit TBC:
VAKSIN BCG

- Anak tidak diimunisasi BCG,


TIDAK DI VAKSIN BCG
- Adanya kontak erat dengan lingkungan sekitar,
- Daya tahan tubuh yang lemah,
- Anak mengalami gizi buruk atau stunting,
- Adanya penyakit seperti, HIV, KONTAK ERAT DENGAN
PASIEN TBC DAYA TAHAN TUBUH LEMAH

kanker dan diabetes melitus. NORMAL

STUNTING

180 mgdL

ADANYA PENYAKIT
ANAK GIZI BURUK ATAU SEPERTI HIV, KANKER,
STUNTING DIABETES MELITUS
FAKTOR RESIKO ANAK TERTULAR TBC

VAKSIN BCG

KONTAK ERAT DENGAN


TIDAK DI VAKSIN BCG DAYA TAHAN TUBUH LEMAH
PASIEN TBC

NORMAL

STUNTING

180 mgdL

ADANYA PENYAKIT
ANAK GIZI BURUK ATAU SEPERTI HIV, KANKER,
STUNTING DIABETES MELITUS
GEJALA TUBERKULOSIS PADA ANAK
• Seseorang yang terinfeksi TBC akan menimbulkan berbagai dampak di
kehidupannya, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Secara fisik, gejala
utama seseorang yang telah terinfeksi TBC adalah batuk secara terus
menerus.
20 Kg 18 Kg

• Adapun gejala tambahan antara lain:


Berat Badan dan

1. Demam meriang berkepanjangan, Nafsu Makan Menurun

2. Sesak nafas dan Nyeri dada,


Demam Meriang Sesak Nafas
Berkepanjangan dan Nyeri Dada
3. Berat badan dan nafsu makan menurun,
4. Serta Berkeringat di malam hari meski Berkeringat Dimalam Hari
meski tanpa Aktivitas Fisik

GEJALA TAMBAHAN
tanpa aktivitas fisik.
Batuk
Terus Menerus

GEJALA UTAMA
GEJALA TUBERKULOSIS PADA ANAK

20 Kg 18 Kg

Berat Badan dan


Nafsu Makan Menurun

Demam Meriang Sesak Nafas


Berkepanjangan dan Nyeri Dada

Batuk Berkeringat Dimalam Hari


Terus Menerus meski tanpa Aktivitas Fisik

GEJALA UTAMA GEJALA TAMBAHAN


PENCEGAHAN PENULARAN
Pencegahan pada TBC dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. BCG
- Imunisasi (vaksinasi) BCG yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penyakit TBC berat seperti TBC milier dan
TBC selaput otak,
- Vaksin BCG diberikan pada bayi usia 0-2 bulan,
- Imunisasi ulang BCG tidak direkomendasikan karena tidak memberikan perlindungan tambahan,
- Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada bayi yang terinfeksi HIV positif.
b. Terapi pencegahan TBC (TPT)
Anak (umur < 15 tahun) yang kontak erat dengan pasien TBC paru, berisiko tinggi untuk tertular dan sakit TBC. Oleh
karena itu harus dibawa ke dokter (Puskesmas) untuk menentukan apakah anak tersebut sakit TBC atau tidak.
- Jika anak kontak tersebut sakit TBC, maka harus segera diobati,
- Jika anak kontak tersebut tidak sakit TBC, harus diberikan obat pencegahan TBC,
- TPT berguna untuk mencegah agar anak yang kontak dengan pasien TBC tidak sakit TBC dimasa dewasanya,
yang dapat menjadi sumber penularan baru di masyarakat,
- Saat ini ada 2 pilihan TPT untuk anak, yaitu yang diberikan dalam
jangka pendek (selama 3 bulan) dan jangka panjang (selama 6 bulan). VAKSIN BCG

c. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat


VAKSINASI BCG TERAPI PENCEGAHAN TBC (TPT)
- Masyarakat dapat menggunakan masker atau menutup mulut
sewaktu batuk dan bersin,
- Tidak meludah di sembarang tempat,
- Makan makanan bergizi seimbang,
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Gunakan Masker
atau Menutup Mulut
Tidak Meludah Makan Makanan Menerapkan Perilaku Hidup
di Sembarang Tempat Bergizi Seimbang Bersih dan Sehat (PHBS)
Sewaktu Batuk dan Bersin

PENCEGAHAN DI MASYARAKAT
PENCEGAHAN PENULARAN TBC

VAKSIN BCG

VAKSINASI BCG TERAPI PENCEGAHAN TBC (TPT)

Gunakan Masker
Tidak Meludah Makan Makanan Menerapkan Perilaku Hidup
atau Menutup Mulut
di Sembarang Tempat Bergizi Seimbang Bersih dan Sehat (PHBS)
Sewaktu Batuk dan Bersin

PENCEGAHAN DI MASYARAKAT
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
UNTUK MENCEGAH TUBERKULOSIS
SUSU
SAPI

- Makan dengan gizi seimbang SOAP

- Mencuci tangan memakai sabun dan di


Konsumsi Mencuci Tangan Menutup Mulut
- Menutup mulut ketika batuk dan bersin. Makanan
Bergizi Seimbang
dengan Sabun & ketika Batuk &
Air Mengalir Bersin

- Rutin berolahraga
- Rutin membuka jendela rumah agar mendapatkan
sinar matahari dan udara segar.
- Menjemur alas dan peralatan tidur secara rutin Rutin
Berolahraga
Rutin Membuka
Jendela Rumah

di bawah sinar matahari langsung


- Tidak merokok
- Beristirahat secara cukup.
Menjemur
Tidak Istirahat
Peralatan Tidur
Merokok secara Cukup
secara Rutin
PHBS UNTUK MENCEGAH TUBERKULOSIS

SUSU
SAPI
SOAP

Konsumsi Mencuci Tangan Menutup Mulut


Rutin
Makanan dengan Sabun & ketika Batuk &
Berolahraga
Bergizi Seimbang Air Mengalir Bersin

Menjemur
Rutin Membuka Tidak Istirahat
Peralatan Tidur
Jendela Rumah Merokok secara Cukup
secara Rutin
POLA MAKAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK DENGAN TUBERKULOSIS
• Anak dengan tuberkulosis membutuhkan pola makan yang tepat agar dapat melawan infeksi yang terjadi dalam
tubuh dan juga mempertahankan status gizinya. Penurunan berat badan sering terjadi pada anak dengan
Tuberkulosis. Hal ini dapat disebabkan oleh nafsu makan yang menurun, mual, muntah atau metabolisme gizi
yang terganggu.
• Pola makan gizi seimbang untuk anak dengan tuberkulosis yaitu terdiri dari :
• Sumber karbohidrat
Anak penderita TBC membutuhkan banyak energi untuk menjaga status gizinya. Energi
dapat diperoleh dari sumber karbohidrat. Sumber karbohidrat diantaranya nasi, bubur,
nasi tim, kentang, jagung, ubi, sagu, dan roti.
SUMBER KARBOHIDRAT
• Sumber protein hewani dan nabati.
Protein digunakan tubuh untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh SUSU
SAPI
serta menjaga atau menjaga berat badan agar masih dalam rentang normal. Sumber
protein terbagi menjadi protein hewani dan nabati. Sumber hewani diantaranya : ayam,
daging, ikan, telur, susu dan produk olahannya. Sumber nabati diantaranya : tempe, tahu
dan kacang-kacangan.
SUMBER PROTEIN
• Sayuran dan buah
Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin dan mineral. Vitamin dan
mineral merupakan antioksidan, yang berperan untuk mencegah kerusakan sel. Vitamin
mampu membantu tubuh untuk memperkuat sistim kekebalan tubuh. Sayuran dan buah-
buahan seperti wortel, kembang kol, sawi, pisang, pepaya, alpukat dan lainnya. Pada
anak dibawah 2 tahun, sayuran dan buah masih diperkenalkan jadi konsumsinya masih
dalam jumlah sedikit.
SAYUR DAN BUAH
POLA MAKAN GIZI SEIMBANG
PADA ANAK DENGAN TUBERKULOSIS

SUSU
SAPI

SAYUR DAN BUAH

SUMBER PROTEIN

SUMBER KARBOHIDRAT
GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK 6-24 BULAN (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
1. Lanjutkan ASI sampai umur anak 2 tahun
Setelah bayi berumur 6 bulan ASI diberikan secukupnya atau sekehendak si bayi.
2. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai Usia 6 bulan
• Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Mengapa
demikian? Karena ASI saja tidak cukup
• Kebutuhan anak usia 6-8 bulan adalah 800 kkal, 9-11 bulan sebesar 800 kkal dan 12-24 bulan sebesar
1350kkal. Kebutuhan tersebut tidak bisa semua dipenuhi oleh ASI.
• MP-ASI diberikan dari jumlah kecil, ditingkatkan perlahan sambil menyusui. Semakin bertambahnya
usia, MP-ASI yang diberikan semakin bertambah.
• (MENUNJUKKAN TABEL), Anak yang berusia 6-8 bulan, 30% kebutuhan gizinya dipenuhi dari MP-ASI
(240 kkal) dan 70% ASI. Ketika anak usia 9-11 bulan, pemberian MP-ASI meningkat menjadi 50%
(400 kkal) dan ASI 50%. Anak yang usianya 12 tahun ke atas, proporsi MP-ASI lebih banyak
dibandingkan ASI, yaitu 70% MP-ASI dan 30% ASI.
• Strategi pemberian MP-ASI adalah tepat waktu, aman dan higienis, adekuat dan diberikan secara
responsif.
• Daging, unggas, ikan atau telur dikonsumsi setiap hari
• Sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin A dikonsumsi setiap hari
Usia Energi Total Energi (kkal) Porsi makanan
(bulan) Frekuensi dalam sehari per hari dari Konsistensi setiap kali makan
(kkal) MP-ASI
2-3 sendok makan,
6-8 bulan 2-3 kali 800 240 Tim saring, lumat ditingkatkan LANJUTKAN ASI
bertahap 125 ml SAMPAI UMUR 2 TAHUN

9-11 bulan 3-4 kali 800 400 Cincang 125 ml BERIKAN MAKANAN
PENDAMPING ASI
12 -23 bulan 3-4 kali 1350 945 Makanan keluarga 150 -250 ml
GIZI SEIMBANG
UNTUK ANAK 6 - 23 BULAN

LANJUTKAN ASI BERIKAN MAKANAN


SAMPAI UMUR 2 TAHUN PENDAMPING ASI

Usia Energi Total Energi (kkal) Porsi makanan


(bulan) Frekuensi dalam sehari per hari dari Konsistensi setiap kali makan
(kkal) MP-ASI
2-3 sendok makan,
6-8 bulan 2-3 kali 800 240 Tim saring, lumat ditingkatkan
bertahap 125 ml

9-11 bulan 3-4 kali 800 400 Cincang 125 ml

12 -23 bulan 3-4 kali 1350 945 Makanan keluarga 150 -250 ml
PRINSIP MP-ASI PADA ANAK 6-23 BULAN
1. Tepat Waktu: MP-ASI dibutuhkan bayi mulai umur 6 bulan dengan dilanjutkan pemberian ASI hingga dua tahun
atau lebih.
2. Adekuat: MP-ASI harus sesuai dengan kebutuhan gizi berdasarkan usianya secara jumlah, frekuensi makan,
konsistensi dan variasi makanan. Variasi makanan terdiri dari:
1) Makanan pokok: beras, jagung, kentang, serta ubi-ubian.
2) Makanan sumber protein (hewani dan nabati): Sumber protein hewani diantaranya ikan, ayam, daging, hati,
udang dan lainnya. Pemberian protein hewani diprioritaskan dan proporsinya lebih besar dibandingkan protein
nabati. Sumber protein nabati sudah mulai diperkenalkan seperti kacang-kacangan.
3) Lemak diperoleh dari proses pengolahan misalnya untuk menggoreng, menumis, atau menambahkan santan.
4) Buah atau Sayur sudah mulai diperkenalkan. Pada awal MP-ASI, porsi sayuran atau buah yang diberikan
mulai dari sedikit dan ditingkatkan perlahan ketika menginjak usia 1 tahun. Untuk sayur dapat diberikan 1/3
gelas (setelah dimasak) per harinya. Buah-buahan dapat diberikan 1/2 potong atau 1/4 gelas buah segar .
Variasi makanan yang terdiri dari makanan pokok, sumber protein, lemak, buah dan sayur perlu disesuaikan
dengan kebutuhan gizi. Komposisi zat gizi pada MP-ASI yang dianjurkan adalah
1. Komposisi karbohidrat sebesar 35-60% dari total energi SUSU
SAPI

2. Komposisi protein sebesar 8-15% dari total energi


3. Komposisi lemak sebesar 30-45% dari total energi. SUMBER PROTEIN SUMBER KARBOHIDRAT BUAH DAN SAYUR

4. Aman dan Higienis: Pembuatan MP-ASI menggunakan TEPAT WAKTU ADEKUAT


.
cara, bahan, alat yang aman dan higienis
5. Diberikan secara responsif: Ibu dapat menyuapi anak
secara langsung, penuh kasih sayang, mengenali kondisi
lapar dan kenyang anak serta tidak memaksa si kecil DIBERIKAN SECARA
AMAN DAN HIGIENIS RESPONSIF
untuk makan.
PRINSIP MP-ASI PADA ANAK 6 - 23 BULAN

SUSU
SAPI

SUMBER PROTEIN SUMBER KARBOHIDRAT BUAH DAN SAYUR

TEPAT WAKTU ADEKUAT

DIBERIKAN SECARA
AMAN DAN HIGIENIS RESPONSIF
GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK 2-5 TAHUN (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

• Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) dan 2 kali selingan atau snack.
• Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari-hari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan malam.
Makanan yang dianjurkan ialah yang bergizi seimbang yaitu terdiri dari, makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayur dan buah. Selain itu, selingan atau snack juga diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan gizi anak.
Kelompok Umur Energy (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

2-3 tahun 1350 20 45 215


GULA

BATASI
4-5 tahun 1400 25 50 220
GARAM
PROTEIN HEWANI
DAN NABATI MINYAK
MINUM AIR PUTIH
2 - 4 PORSI + 8 GELAS

SAYURAN
3-4 PORSI

BUAH - BUAHAN
KARBOHIDRAT 2-3 PORSI
3-4 PORSI

20 Kg

SOAP

PANTAU BERAT BADAN

MENCUCI TANGAN MAKAN TIGA KALI


AKTIVITAS FISIK SEHARI
GIZI SEIMBANG TUMPENG
UNTUK ANAK 2 - 5 TAHUN GIZI SEIMBANG

GULA

GARAM BATASI
PROTEIN HEWANI
DAN NABATI MINYAK
MINUM AIR PUTIH
2 - 4 PORSI + 8 GELAS

SAYURAN
3-4 PORSI

BUAH - BUAHAN
KARBOHIDRAT 2-3 PORSI
3-4 PORSI

20 Kg

SOAP

MAKAN TIGA KALI PANTAU BERAT BADAN


SEHARI
MENCUCI TANGAN

AKTIVITAS FISIK

Kelompok Umur Energy (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

2-3 tahun 1350 20 45 215


4-5 tahun 1400 25 50 220
PORSI YANG DIANJUKAN UNTUK ANAK USIA 6-11 BULAN
KOMPOSISI ZAT GIZI MAKRO PADA MP-ASI (ABASHU 2016)
1. Komposisi karbohidrat sebesar 35-60% dari total energi.
Estimasi porsi sumber karbohidrat untuk memenuhi rentang komposisi tersebut adalah ¾ porsi per hari untuk anak usia 6-8 bulan dan
1 ¼ porsi untuk anak usia 9-11 bulan
2. Komposisi protein sebesar 8-15% dari total energi
Estimasi porsi sumber protein untuk memenuhi rentang komposisi tersebut adalah 1 porsi per hari untuk anak usia 6-8 bulan dan 1 ½ porsi
untuk anak usia 9-11 bulan
3. Komposisi lemak sebesar 30-45% dari total energi
Estimasi porsi sumber lemak untuk memenuhi rentang komposisi tersebut adalah 1 porsi per hari untuk anak usia 6-8 bulan dan 2 ½ porsi
untuk anak usia 9-11 bulan. Sumber lemak tersebut bisa digunakan dalam setiap kali penyajian makanan seperti untuk menumis,
menggoreng atau kuah (menggunakan santan).
4. Untuk anjuran porsi sayur dan buah tidak terlalu banyak karena sifatnya diperkenalkan selama MP-ASI. Menurut WHO, untuk memenuhi
kebutuhan vitamin A pada MP-ASI cukup mengkonsumsi wortel 1,5 sdm dalam sehari atau 1/3 gelas bayam. Jika dikonversikan ke porsi
sekitar 1/3 porsi sayuran. Porsi buah dapat disamakan sama seperti sayuran yaitu 1/3 porsi untuk usia 6-11 bulan dan dapat ditingkatkan
ketika sudah berusia 9 sampai 11 bulan sebanyak ½ porsi per hari.
(Menunjukkan gambar anjuran proporsi bahan pangan dalam satu kali makan.)
Pada gambar dapat kita lihat proporsi yang dianjurkan setiap kali makan berdasarkan presentase porsi setiap bahan makanan dalam sehari
untuk anak usia 6-11 bulan, sebagai berikut:
• Makanan pokok sebesar 35%. Contohnya: kentang, singkong, jagung, sagu, ubi dan lainnya.
• Protein sebesar 40 % untuk usia 6-11 bulan . Contohnya: daging, ayam, ikan, telur, tempe, tahu, susu dan produk olahannya.
• Sayuran sebesar 10%. Contohnya: wortel, brokoli, sawi, buncis, bayam dan lainnya.
• Buah sebesar 15%. Contohnya : pisang, semangka, apel, melon, jeruk, salak dan lainnya.
MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH
Bahan Makanan Usia 6 -8 Bulan Usia 9 - 11 Bulan Persentase (%)
15%
Makanan Pokok 3/4 P 1 1/4 P 35 35%
40% 10%
Protein 1P 1 1/2 P 40
Sayur 1/3 P 1/3 P 10
TEMPE TAHU TELUR
BAYAM BROKOLI PISANG PEPAYA JERUK
KENTANG
Buah 1/3 P 1/2 P 15 BERAS

SEMANGKA MELON
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019). UBI SINGKONG
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
PORSI YANG DIANJURKAN UNTUK ANAK USIA 6-11 BULAN
MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH

15%
35%
40% 10%

TEMPE TAHU TELUR


BAYAM BROKOLI PISANG PEPAYA JERUK
KENTANG BERAS

SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG

USIA 6 - 8 BULAN USIA 9 - 11 BULAN

Makanan Buah 1/3 P Makanan Buah 1/2 P


Pokok 3/4 P Pokok 1 1/4 P

Protein 1P Protein 1 1/2 P


Sayur 1/3 P Sayur 1/3 P

*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).


PORSI YANG DIANJUKAN UNTUK ANAK USIA 1-3 TAHUN
• Berdasarkan pedoman gizi seimbang pada PMK no 41 Tahun 2014, anjuran jumlah porsi menurut kecukupan
energi untuk usia 1 sampai 3 tahun dalam sehari dapat dilihat pada gambar (Gambar Porsi yang dianjurkan
dalam sehari). Pada gambar terlihat ada 4 kelompok bahan pangan yaitu :
1. Makanan pokok sebanyak 3 porsi.
2. Protein sebanyak 3 porsi yang terdiri dari protein hewani 1p dan nabati 1p dan susu 1p :
3. Sayuran sebanyak 1.5 porsi. Contohnya : wortel, kembang kol, sawi, buncis, bayam dan lainnya.
4. Buah sebanyak 3 porsi. Contohnya : pisang, semangka, apel, melon, jeruk dan lainnya
• Selain bahan pangan diatas, terdapat anjuran porsi sumber lemak yaitu sebesar 2p dan gula sebesar 2p.
Sumber lemak tersebut bisa digunakan dalam setiap kali penyajian makanan seperti untuk menumis,
menggoreng atau kuah (menggunakan santan). Gula juga dapat digunakan untuk penggunaan bumbu dalam
setiap masakan.
• (Menunjukkan gambar anjuran proporsi bahan pangan dalam satu kali makan.) Pada gambar dapat kita lihat
proporsi yang dianjurkan setiap kali makan berdasarkan presentase porsi setiap bahan makanan dalam sehari.
1. Makanan pokok sebesar 30%. Contoh sumber karbohidrat lainnya adalah kentang, singkong, jagung, sagu,
ubi dan lainnya.
2. Protein sebesar 30%. Contohnya : daging, ayam, ikan, telur, tempe, tahu, susu dan produk olahannya.
3. Sayuran sebesar 10%. Contohnya : wortel, brokoli, sawi, buncis, bayam dan lainnya.
4. Buah sebesar 30%. Contohnya : pisang, semangka, apel, melon, jeruk, salak dan lainnya
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).
MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH
Sayur 1,5 P
Buah 3 P Gula 2p 30%

+ 30% 10%
30%

Makanan Minyak 2p TEMPE TAHU TELUR


BAYAM BROKOLI PISANG PEPAYA JERUK
Pokok 3P Protein 3P KENTANG BERAS

SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
PORSI YANG DIANJURKAN UNTUK ANAK USIA 1-3 TAHUN
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).

Sayur 1,5 P
Buah 3 P Gula 2p

+
Makanan Minyak 2p
Pokok 3P Protein 3P

MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH

30%
30% 10%
30%

TEMPE TAHU TELUR


BAYAM BROKOLI PISANG PEPAYA JERUK
KENTANG BERAS

SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
PORSI YANG DIANJUKAN UNTUK ANAK USIA 4-5 TAHUN
• Berdasarkan pedoman gizi seimbang pada PMK no 41 Tahun 2014, anjuran jumlah porsi menurut kecukupan
energi untuk usia 4 sampai 5 tahun dalam sehari dapat dilihat pada gambar (Gambar Porsi yang dianjurkan
dalam sehari). Pada gambar terlihat ada 4 kelompok bahan pangan yaitu:
1. Pangan pokok sebanyak 4 porsi.
2. Protein sebanyak 5 porsi yang terdiri dari protein hewani 2p, nabati 2p, dan susu 1p.
3. Sayuran sebanyak 2 porsi.
4. Buah sebanyak 3 porsi.
• Selain bahan pangan diatas, terdapat anjuran porsi sumber lemak yaitu sebesar 2p dan gula sebesar 2p.
Sumber lemak tersebut bisa digunakan dalam setiap kali penyajian makanan seperti untuk menumis,
menggoreng atau kuah (menggunakan santan). Gula juga dapat digunakan untuk penggunaan bumbu dalam
setiap masakan.
• (Menunjukkan gambar anjuran proporsi bahan pangan dalam satu kali makan.) Pada gambar dapat kita lihat
proporsi yang dianjurkan setiap kali makan berdasarkan presentase porsi setiap bahan makanan dalam sehari.
1. Makanan pokok sebesar 30%. Contoh sumber karbohidrat lainnya adalah kentang, singkong, jagung,
sagu, ubi dan lainnya.
2. Protein sebesar 35%. Contohnya : daging, ayam, ikan, telur, tempe, tahu, susu dan produk olahannya.
3. Sayuran sebesar 15%. Contohnya : wortel, brokoli, sawi, buncis, bayam dan lainnya.
4. Buah sebesar 20%. Contohnya : pisang, semangka, apel, melon, jeruk, salak dan lainnya.
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).
MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH
Sayur 1,5 P
Buah 3 P
Gula 2 P 20% 15%

+
30%
SUSU 35%
SAPI

Protein 5 P
Makanan - Protein Hewani 2 P Minyak 2 P TEMPE TAHU TELUR
BAYAM BROKOLI JERUK
KENTANG PISANG PEPAYA
BERAS
Pokok 3 P - Protein Nabati 2 P
- Susu 1 P
SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
PORSI YANG DIANJURKAN UNTUK ANAK USIA 4-5 TAHUN
*Sumber: WHO (2000); PGS (2014); BNF (2019).

Sayur 1,5 P
Buah 3 P
Gula 2 P

Protein 5 P
+
Makanan - Protein Hewani 2 P Minyak 2 P
Pokok 3 P - Protein Nabati 2 P
- Susu 1 P

MAKANAN POKOK PROTEIN SAYUR BUAH

20% 15%
30%
SUSU 35%
SAPI

TEMPE TAHU TELUR


BAYAM BROKOLI PISANG PEPAYA JERUK
KENTANG BERAS

SEMANGKA MELON
IKAN AYAM DAGING SAWI WORTEL
UBI SINGKONG
TIPS PENYAJIAN MAKANAN UNTUK ANAK PENDERITA TBC
• Sajikan makanan yang menggugah selera untuk meningkatkan nafsu makan anak
• Tampilan makan yang menarik
• Peralatan makan yang unik
• Pilih beberapa jenis makanan kesukaannya lalu digabungkan dengan makanan lainnya
sehingga anak semangat makan dan makanannya pun tetap bergizi seimbang.
• Sajikan makanan yang bergizi seimbang dan meningkatkan imunitas
• Sajikan makan sesuai dengan anjuran isi piringku dan perhatikan jumlah porsinya agar sesuai
dengan kebutuhan.
• Makanan gizi seimbang yang terdiri dari sumber karbohidrat, protein, sayuran dan
buah bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh. Sayuran dan buah yang berwarna
warni mengandung vitamin A, vitamin C, dan Vitamin E yang berperan dalam sistem imun
yaitu membantu produksi sel imun dan mempercepat perbaikan sel yang rusak.
• Sajikan makanan dengan menerapkan prinsip sanitasi dan hygiene makanan
• Makanan harus bersih dan aman karena pada penderita TBC sistem imunnya rentan.
• Pilih bahan makanan yang segar, simpan pada suhu yang tepat, jaga kebersihan ketika
mengolah, pilih alat dan wadah yang bersih, serta pisahkan bahan yang matang dan mentah.
• Pertahakan atau tingkatkan kandungan gizi pada makanan
Misalnya, berikan makanan sumber vitamin C agar zat besi pada makanan dapat mudah
diserap. Rebus atau masak sayuran tidak terlalu lama dan airnya tidak terlalu banyak agar
kandungan gizinya tetap terjaga.
TIPS MENYAKJIKAN MAKAN UNTUK ANAK PENDERITA TBC

SAYUR DAN BUAH 30%

CUCI BERSIH
PROTEIN HEWANI
MAKANAN POKOK DAN NABATII MAKANAN DAN ALAT MAKAN
DAFTAR PUSTAKA
Abeshu MA, Lelisa A, Geleta B. 2016. Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices
and Adequacy of Homemade Complementary Food Preparations in Developing Countries-Lessons from
Ethiopia. Frontiers in Nutrition.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. 2019. Diet Untuk Penderita TBC. [Internet]. [Diunduh pada
Maret 2021].http://bbkpm bandung.org/blog/2019/05/DIETUNTUKPENDERITATBC
Damayanti R. Sjarif, Klara Yuliarti, Endand D. Lestari, I. G. Lanang Sidiartha, Sri S. Nasar, Maria Mexitalia.
2015. Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Byi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi.
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak. 2018. Isi Piringku. [Internet]. [Diunduh pada Maret 2021]. Tersedia pada:
http://www.gkia.org/event_detail.php?id=102
IDAI. (2020). Seputar Kesehatan Anak. Internet]. [Diunduh pada Maret 2021]. Tersedia pada:
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-bayi-dan-batita-di-era-new-normal-pandemi-
covid-19
IDAI. 2018. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Jakarta Pusat : UKK Nutrisi dan Penyakit
Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kemenkes RI. 2020. Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemetrian Kesehatan dan JICA (Japan
International Cooperation Agency)
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/755/2019.
WHO. 2001. Guiding Principles for Complementary Feeding of THe Breastfed Child. Wasington DC : Division of
Health Prmotion and Protection Food and Nutrition Program World Health Organization
PENYUSUN

Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M. Kes


Dwikani Oklita Anggiruling S. Gz, M. Si

- KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2021 -

Anda mungkin juga menyukai