Oleh :
Ni Luh Widianingsih
NIM. 17089014094
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat kuasa dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah keperawatan gawar darurat dengan Judul “Pendidikan Kesehatan Resusitasi
yang membantu menyelesaikan tugas ini. Ucapan terimakasih diberikan kepada dosen,
teman-teman, dan keluarga. Sehingga tugas ini diselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM........................................................................................ i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………...……………….…………….…….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………....... 3
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….………… 3
D. Mafaat Penelitian……………………………………….…………….... 3
A. Review Artikel…………………………………………………………. 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 17
B. Saran………………………………………………………...……….…. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Henti jantung merupakan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan
mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memiliki penyakit jantung atau tidak.
Secara klinis, keadaan henti jantung ditandai dengan tidak adanya nadi dan tanda-
tanda sirkulasi lainnya. Kejadian henti jantung di luar rumah sakit sebagian besar
terjadi di rumah. Out of Hospital Cardiac Arrest yaitu kejadian henti jantung
mekanis yang ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda sirkulasi dan terjadi di luar
rumah sakit. Salah satu penyebab utama kematian dikalangan orang dewasa di
Amerika Serikat adalah OHCA dengan jumlah kejadian mencapai sekitar 300.000
setiap tahun dan sekitar 92% orang meninggal karena henti jantung (Katuuk et al.,
2017).
Menurut world health organization (WHO) menyebutkan bahwa serangan
jantung masih menjadi pembunuh manusia nomor satu di Negara maju dan
berkembang dengan menyumbang 60 persen dari seluruh kematian. Diperkirakan
sekitar 350.000 orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di Amerika dan
Kanada (Herman et al., 2020).
Out-of-hospital cardiac arrest (OHCA) merupakan masalah kesehatan utama di
seluruh dunia dengan angka kejadian rata-rata 55 setiap 100.000 orang dewasa
setiap tahun. Angka kajadian kasus henti jantung dari tahun ke tahun terus
meningkat. Lebih dari 50 % kasus terjadi diluar rumah sakit. Di indonesia peneliti
belum menemukan angka kejadian OHCA secara pasti akan tetapi banyak laporan
kematian mendadak akibat henti jantung yang terjadi di rumah atau di ruang publik.
Kematian tersebut berhubungan dengan tidak mendapatkan pertolongan pertama
yang adekuat dan waktu yang terlalu lama untuk sampai di rumah sakit (Qodir,
2020).
Berdasarkan kasus henti jantung di Indonesia sendiri belum diketahui data yang
jelas mengenai jumlah pravelensi kejadian henti jantung dikehidupan sehari-hari
atau di luar rumah sakit, namun diperkirakan sekitar 10.000 warga per tahun atau
1
2
kurang lebih 30 orang per hari mengalami henti jantung. Kejadian terbanyak dialami
oleh penderita jantung koroner. Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung
koroner dan stroke sehingga mengalami henti jantung diperkirakan akan terus
meningkat mencapai 23,3 juta kematian (Alga Febriana H, Yuniar Ika Fajarini,
2018).
RJP merupakan bagian dari bantuan hidup dasar yang membantu jantung dapat
kembali berfungsi memompa dan memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh.
Bantuan hidup dasar dapat dilakukan oleh siapapun terutama oleh TRC sesegera
mungkin pada saat awal terjadinya henti jantung untuk meningkatkan angka
kelangsungan hidup (Wiliastuti et al., 2018).
Resusitasi Jantung Paru (RJP) sangat dibutuhkan bagi orang yang ditemukan
tidak sadarkan diri yaitu orang yang tidak teraba denyut nadinya untuk
mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti napas
dan henti jantung. Henti jantung dapat 3 disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut
MONICA (Multinational Monitoring Of Trends and Determinant In Cardiovaskuler
Disease) yang dilakukan The World Health Organization yang mengevaluasi
kematian karena penyakit jantung koroner terbanyak berada pada kelompok usia 35-
64 tahun dan mengalami Ventrikuler vibrasi dan pulseles ventricular achicardi
(VFIPulseles VT ) terjadi pada 40 – 50 % kematian diluar rumah sakit karena henti
jantung, untuk kasus di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 400.000 –
460.000 kasus henti jantung setiap tahun terjadi di luar rumah sakit (Susilo &
Kurniawan, 2016).
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah
dalam literature review yaitu “Bagaimanakah Pendidikan Kesehatan Resusitasi
Jantung Paru Terhadap Kemampuan Menolong Korban Henti Jantung?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pendidikan Kesehatan Resusitasi Jantung Paru
Terhadap Kemampuan Menolong Korban Henti Jantung.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memaparkan informasi tentang Pendidikan Kesehatan Resusitasi
Jantung Paru Terhadap Kemampuan Menolong Korban Henti Jantung.
b. Mengidentifikasi artikel/jurnal yang berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan
Resusitasi Jantung Paru Terhadap Kemampuan Menolong Korban Henti
Jantung.
c. Untuk menganalisis artikel/jurnal yang berkaitan dengan Pendidikan
Kesehatan Resusitasi Jantung Paru Terhadap Kemampuan Menolong Korban
Henti Jantung.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
Dari hasil literatur review ini dapat digunakan sebagai acuan dasar
Jantung
c. Bagi Masyarakat
LITERATUR REVIEW
secara sistematik, jelas dan menyeluruh. Pada literature review berisi tentang
dan bahan penelitian lain yang diperoleh untuk dijadikan landasan kegiatan
sintesis terhadap pengetahuan terkait topik yang diteliti sehingga dapat menjadi
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Review Artikel
6
7
Pengaruh simulasi Tujuan penelitian Sampel berjumlah 33 Desain penelitian yaitu quasy Hasil Penelitian didapat
(Katuuk et al., 2017) tindakan resusitasi ini untuk responden dengan experiment with one group nilai P-value sebesar 0,00
Mengetahui
jantung paru (rjp) menggunakan teknik pre-posttest dan menggunakan (< = 0,05). Kesimpulan
Pengaruh
terhadap tingkat Simulasi total sampling lembar kuesioner untuk menunjukkan adanya
motivasi siswa Tindakan mendapatkan data dari pengaruh simulasi
Resusitasi
menolong korban responden. tindakan RJP terhadap
Jantung Paru
henti jantung di (RJP) Terhadap tingkat motivasi
sma negeri 9 binsus Tingkat Motivasi menolong korban henti
Siswa Menolong
manado jantung pada siswa SMA
Korban Henti
Jantung di SMA Negeri 9 Binsus Manado.
Negeri 9 Binsus
8
Manado.
(Sianturi, 2019) Gambaran Penelitian ini Teknik pengambilan Jenis penelitian yang Hasil penelitian
pengetahuan bertujuan untuk sampel menggunakan digunakan pada penelitian ini menunjukan bahwa
perawat tentang mengetahui Total Sampling adalah penelitian deskriptif sebagian besar responden
bantuan hidup gambaran sebanyak 28 responden dengan desain cross sectional memiliki pengetahuan
dasar berdasarkan pengetahuan menggunakan tentang bantuan hidup
aha 2015 di perawat tentang instrument kuesioner. dasar berdasarkan AHA
puskesmas pancur bantuan hidup 2015 yaitu
batu kab. Deli dasar berdasarkan berpengetahuan baik
serdang tahun 2019 AHA 2015 di sebanyak 17 orang
Puskesmas (60,7%), sedangkan
Pancur Batu pengetahuan cukup
Kabupaten Deli sebanyak 7 orang
Serdang. (25,0%), dan
berpengetahuan kurang
sebanyak 4 orang
(14,3%). Berdasarkan
hasil penelitian ini
diharapkan dapat lebih
meningkatkan
pengetahuan perawat
tentang bantuan hidup
9
(Hidayati et al., 2020) Tingkat Tujuan penelitian Pada penelitian ini Penelitian ini merupakan Hasil penelitian
Pengetahuan ini adalah jumlah responden 250 penelitian deskriptif. Data menunjukkan 55,6 %
Masyarakat mengidentifikasi orang yang dipilih diambil dengan menggunakan responden memiliki
Tentang pengetahuan melalui tekhnik cluster tekhnik cluster random tingkat pengetahuan yang
Penanganan Henti masyarakat dalam random sampling. sampling di wilayah Cilincing rendah tentang
Jantung di Wilayah penanganan Jakarta Utara. penanganan henti
Jakarta Utara kegawatdaruratan jantung. Tingkat
henti jantung. pengetahuan responden
memiliki hubungan
dengan tingkat
pendidikan, sumber
informasi dan
keikutsertaan dalam
pelatihan Bantuan Hidup
Dasar (BHD). Dengan
estimasi interval 95%,
pengetahuan responden
berada pada angka 13,48
- 14,07 (rendah).
Penelitian lanjutan dapat
dilakukan dengan
11
penambahan cakupan
wilayah dan
pengembangan pada
aspek sikap serta
keterampilan BHD
12
motivasi menolong korban henti jantung pada siswa SMA Negeri 9 Binsus
Manado. Semakin bertambah umur seseorang maka semakin meningkat tingkat
kematangannya, dan juga semakin baik hubungan interpersonalnya sehingga dapat
mempengaruhi motivasi seseorang untuk bertindak.
Pengetahuan responden tentang bantuan hidup dasar berdasarkan AHA,
berdasarkan hasil penelitian sangat bervariasi. Peneliti mengkategorikan
pengetahuan setiap responden ke dalam 3 kategori yaitu Baik, Cukup dan Kurang.
Hasil penelitian (Sianturi, 2019) menunjukan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan tentang bantuan hidup dasar berdasarkan AHA 2015 yaitu
berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (60,7%), sedangkan pengetahuan cukup
sebanyak 7 orang (25,0%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (14,3%).
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan
pengetahuan perawat tentang bantuan hidup dasar berdasarkan AHA 2015.
Pelatihan memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan
pengetahuan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Peran
pelatihan dalam pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk melakukan perbaikan
kesehatan masyarakat. Pengetahuan cukup yang dimiliki siswa tentang RJP
menunjukkan bahwa pentingnya pemberian pelatihan RJP kepada siswa kelas X
di SMA N 1 Karanganom Klaten sehingga pengetahuan siswa dapat diperoleh
hasil yang optimal. Berdasarkan penelitian (Alga Febriana H, Yuniar Ika Fajarini,
2018) Hasil uji statistik sebelum dan sesudah bahwa pelatihan resusitasi jantung
paru sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa tentang penanganan
pertama korban henti jantung.
Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah ia memahami hal-hal baru dan persoalan
yang terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan pendidikan dengan
tingkat pengetahuan BHD pada masyarakat (p:0,01). Hasil penelitian (Hidayati et
al., 2020) menunjukkan 55,6 % responden memiliki tingkat pengetahuan yang
rendah tentang penanganan henti jantung. Tingkat pengetahuan responden
memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan, sumber informasi dan
keikutsertaan dalam pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Henti jantung merupakan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba
dan mendadak. Salah satu penyebab utama kematian dikalangan orang
dewasa di Amerika Serikat adalah OHCA dengan jumlah kejadian
mencapai dan sekitar 92% orang meninggal karena henti jantung.
Resusitasi Jantung Paru (RJP) sangat dibutuhkan bagi orang yang
ditemukan tidak sadarkan diri yaitu orang yang tidak teraba denyut
nadinya untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ
pada korban henti napas dan henti jantung.
Pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar (BHD) terhadap
tingkat pengetahuan tenaga kesehatan bahwa, terjadi peningkatan tingkat
pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang BHD. Proses belajar tersebut dapat memberikan pengetahuan bagi
remaja sehingga semakin banyak seseorang mempelajari atau mengetahui
sesuatu hal maka orang tersebut akan lebih termotivasi untuk bertingkah
laku sesuai dengan yang pernah dipelajarinya.
B. Saran
Kita sebagai pemberi asuhan keperawatan sangat berpengaruh pada
tingkat derajat kesehatan yang optimal. Peran perawat dalam hal ini
mampu menjadi jembatan yang profesionalisme dalam memberikan
tindakan keperawatan dalam proses perkembangan yang diharapkan
nantinya. Saran ditujukkan kepada Institusi Pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk meneliti hal ini lebih lanjut,
dan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut.
14
DAFTAR PUSTAKA