Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 Ilmu Sosial Budaya Dasar

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum
dan berikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan sekitar anda!

2. Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan
negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap
etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi. Jelaskan bagaimana etnosentrisme, prejudis,
dan diskriminasi dapat menjadi sumber permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berikan
contoh kasus untuk memperjelas jawaban Anda!

3. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat akan tetapi hal itu
berbanding terbalik dengan kondisi moral manusia, cukup banyak terjadi krisis moral di
Era sekarang. Menurut anda, apakah kemajuan teknologi saat ini sebanding dengan
kualitas peradaban manusia secara keseluruhan, atau bahkan sebaliknya? Jelaskan dan
berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban anda!

Jawaban :

1. Hakikat dari pendidikan umum adalah agar kita dapat mengikuti pekembangan arus
globalisasi dan dapat membedakan mana yang baik untuk kita dalam menghadapi
pesatnya globalisasi. pendidikan nilai hakikaynya sebagai menanam dan meperkuat nilai
nilai positif yang ada dalam masyarakat. hakikatnya pendidikan nilai dalam pendidikan
hukum adalah agar kita dapat menaati peraturan dan norma yang ada di masyyarakat dan
hukum adalh suatu yang di berikan kepada para pelanggar yang telah melanggar selama
beberapa kali agar mereka bisa merubah sifatnya

2. Etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi merupakan sikap yang seharusnya dihindari


oleh sebab dapat menjadi sumber permasalahan bagi bangsa Indonesia. Sikap
etnosentrisme, prejudis (prasangka), dan diskriminasi akan membuat bangsa Indonesia
yang berasal dari banyak suku bangsa akan menyebabkan munculnya rasa sentiment atas
sesamanya. Hal tersebut berakibat pada terjadinya perang dingin, bahkan perang terbuka
yang menimbulkan perpecahan dalam bangsa Indonesia.Untuk menjaga keutuhan bangsa
Indonesia, setiap suku bangsa juga perlu menghindari berbagai sikap yang mampu
mengorek sensitivisme dalam berbudaya, salah satunya adalah etnosentrisme, prejudis
(prasangka), dan diskriminasi. Mengapa demikian?

Etnosentrisme merupakan sikap yang memandang budayanya sendiri lebih baik dan
lebih tinggi dibandingkan dengan budaya kelompok masyarakat lain. Sikap etnosentrisme
cenderung membuat suatu kelompok masyarakat memandang budaya lain lebih rendah
sehingga dapat memicu timbulnya pertikaian antara kelompok masyarakat. Contoh
etnosentrime, yaitu:
 Adanya keharusan untuk menikah dengan perempuan atau laki-laki dari
kebudayaan yang sama.
 Sistem kasta yang menganggap kelompok brahmana lebih agung dibandingkan
dengan kelompok pedagang.
Prejudis (Prasangka)
Prasangka merupakan anggapan yang kurang baik terhadap sesuatu sebelum mengetahui
kebenarannya. Pada hal ini, suatu kelompok masyarakat hanya mengikuti anggapannya
sendiri tanpa berusaha untuk mengenal lebih dalan kelompok masyarakat lain.
Umumnya, prasangka tersebut bersifat negatif sehingga dapat menimbulkan
permasalahan dan pertikaian antara kelompok masyarakat. Contoh prasangka adalah
adanya kekhawatiran suatu kelompok masyarakat pada tindakan yang akan dilakukan
oleh kelompok masyarakat lain.
Diskriminasi merupakan wujud dari prasangka yang menyebabkan pembedaan perlakuan
terhadap suatu kelompok masyarakat tersebut. Pembedaan perlakuan tersebut tidak hanya
terlihat dari sikap sentimen yang tertutup saja, melainkan juga menunjukkan sikap yang
terbuka seperti kekerasan secara fisik. Diskriminasi didasarkan pada beragam hal, seperti
warna kulit, suku, agama, golongan, dan lain sebagainya. Contoh sikap diskriminasi
adalah seorang siswa mengolok-olok temannya karena memiliki logat dan warna kulit
yang berbeda.
Ketiga sikap tersebut termasuk sikap yang perlu dihindari untuk menjaga keutuhan
bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa dan kelompok. Selain itu, ketiga
sikap tersebut juga dapat menyebabkan terjadi pertikaian dan bentrok antarkelompok
masyarakat.

3. Jika produk teknologi dijadikan indikator kemajuan peradaban, maka peradaban manusia
saat ini sudah sangat maju. Tetapi, apakah sudah sampai pada puncaknya? Saya kira
belum. Sebab, sepanjang manusia memiliki rasa ingin tahu dan kebutuhan hidup,
kreativitas manusia akan terus berkembang dan karenanya teknologi juga akan terus
berkembang.
Jika yang dimaksud dengan kualitas peradaban itu adalah moralitas, maka ukuran
moralitas seperti apa yang bisa dijadikan indikator kemajuan peradaban? Fakta-fakta
sejarah menunjukkan, bahkan hingga hari ini, tidak ada satupun doktrin (kriteria) moral
yang diterima oleh semua umat manusia.
Peradaban manusia sudah melahirkan ratusan agama, setiap agama menelurkan puluhan
bahkan ratusan mazhab. Faktanya, belum ada satu pun agama atau mazhab agama yang
berhasil meyakinkan seluruh umat manusia sebagai sesuatu yang PALING BENAR.
Selama manusia tidak bisa menyepakati ukuran-ukuran kebaikan, keburukan, atau
kebenaran yang sama, rasanya sulit (jika bukan mustahil) untuk menilai apa peran dan
dampak tenologi pada kemajuan peradaban—khususnya moral.

Anda mungkin juga menyukai