Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014

“Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013”


Surabaya, 18 Januari 2014

KEMAMPUAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU MAHASISWA CALON GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Nur Wakhidah1)
1)
Jurusan PGMI FITK UIN Sunan Ampel Surabaya
e-mail: nurwe@rocketmail.com

Science process skills are indispensable in learning science because it can develop a hands -on activity and minds
-on activity . Besides these skills relate to the process of critical thinking , creative thinking , scientific
communication and problem solving . These skills include basic skills and advanced skills . This study aims to
analyze the ability of students in advanced science process skills or integrated with indicators identifying and
controlling variables , making hypotheses , operational definitions , graphs and interpretation of data , designing
experiments . The method in this research is descriptive qualitative . The study was conducted on students of
Department , UIN Sunan Ampel in primary FITK . Data collection technique using the test capabilities of integrated
science process skills as much as 30 questions in the field of Biology . The test contains 30 questions at one time
administrating dripping to 25 students where each student fill in the answers on a sheet that has been provided and
the student answer sheets are then analyzed using TAP . The results showed that students majoring in science
process skills in primary FITK overall amounted to 63.2 % with the details of the ability to identify the variables of
61.7 % , making the hypothesis of 77.8 % , 81.3 % operational definition , reading charts and interpretation of the
data of 51.3 % and 65.6 % of designing experiment .

Keywords : integrated science process skills , design of experiments , thinking skills

Abstrak
Keterampilan proses sains sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dapat mengembangkan hands
on activity dan minds on activity. Selain itu keterampilan ini sangat berhubungan dengan proses berpikir kritis,
berpikir kreatif, komunikasi ilmiah dan problem solving. Keterampilan ini meliputi keterampilan dasar dan
keterampilan lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan mahasiswa dalam keterampilan
proses sains lanjut atau terpadu dengan indikator mengidentifikasi dan mengontrol variabel, membuat hipotesis,
definisi operasional, grafik dan interpretasi data, merancang percobaan. Metode dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Jurusan PGMI FITK UIN Sunan Ampel. Teknik
pengumpulan datanya dengan menggunakan tes kemampuan keterampilan proses sains terpadu sebanyak 30 soal di
bidang Biologi. Tes yang berisi 30 soal di teskan satu kali pengadministrasian kepada 25 orang mahasiswa dimana
setiap mahasiswa mengisi jawaban pada lembar yang telah disediakan dan lembar jawaban mahasiswa tersebut
kemudian dianalisis dengan menggunakan TAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains
mahasiswa Jurusan PGMI FITK secara keseluruhan adalah sebesar 63,2 % dengan rincian kemampuan untuk
mengindentifikasi variabel sebesar 61,7 %, membuat hipotesis sebesar 77,8 %, definisi operasional sebesar 81,3 %,
membaca grafik dan interpretasi data sebesar 51,3 % dan meramcang ekperimen 65,6 %.

Kata kunci: keterampilan proses sains terpadu, desain eksperimen, keterampilan berpikir

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY


Universitas Negeri Surabaya 1
PENDAHULUAN Jika digradasikan maka akan terbentuk tiga dimensi
keterampilan yakni keterampilan dasar, kemudian
Hakikat dari pembelajaran sains meliputi produk,
diikuti dengan keterampilan mengolah/memroses, dan
proses dan pengembangan sikap ilimiah.
yang tertinggi yaitu keterampilan melakukan investigasi
Pengembangan sikap ilmiah akan muncul ketika proses
(Bryce et al., 1990: 2).
mengamati fenomena alam dengan berbagai
dimensinya sehingga diharapkan siswa akan Keterampilan berpikir kritis juga dapat ditingkatkan
mempunyai sikap positif karena akan mengetahui dengan inkuiri yang di dalamnya terdapat keterampilan
hubungan antara konsep satu dengan yang lain atau proses sains (Kaswan, 2005). Keterampilan proses
prinsip yang lain. Adanya proses ilmiah akan sains dapat meningkat dengan program yang
menghasilkan produk berupa ilmu pengetahuan. melibatkan kehidupan nyata siswa (Mei GTY, 2007).
Keterampilan berpikir kreatif dapat diukur melalui KPS
Proses ilmiah (scientific process) menjadi bagian
(Subali, B, 2009). KPS sangat penting dalam
penting bagi pembelajaran sains karena alasan di atas.
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Di dalam proses pembelajaran yang berorientasi dengan
ceramah, proses ilmiah ini hampir pasti hanya Selama ini ujian untuk mengevaluasi siswa lebih
melibatkan minds on activity sangat kecil kemungkinan menekankan pada aspek kognitif semata. Tentunya hal
melibatkan siswa dalam hands on activities. Ilmu itu sudah sangat dikaitkan kemampuan untuk
pengetahuan alam merupakan hasil cara bertanya dan memahami konsep materi yang biasanya hanya pada
menjawab ilmuwan tentang alam, yang tidak hanya level C1 dan C2. Apalagi pada proses pembelajaran
berisi kumpulan tentang fakta atau jawaban, melainkan IPA dimana IPA dipandang sebagai produk, proses dan
sebuah proses yang berkelanjutan sesuai dengan nilai maka penilaian ini masih jauh dari harapan.
perkembangan peradapan manusia ( Trefil dan Hazen, Penilaian pada bidang IPA sangat erat dengan penilain
2010). Pembelajaran IPA seyogyanya sebagaimana kerja ilmiah yang disebut dengan keterampilan proses
ilmuwan menemukan ilmu pengetahuan dengan sains (KPS).
menggunakan keterampilan proses seperti mengamati,
Mengukur kemampuan keterampilan proses sains
mengklasifikasi, mengkomunikasikan hasil, mengukur,
pada pembelajaran IPA bukan hal yang baru lagi,
menyimpulkan dan melakukan eksperimen (Gega yang
meskipun sampai sekarang jarang dilakukan oleh guru-
dikutip Suryanti, 2012). IPA sebagai suatu sikap ilmiah
guru padahal komponen dari keterampilan proses sains
berkaitan dengan perolehan sikap yang terbangun saat
merupakan komponen atau indikator untuk high order
siswa melakukan proses kerja ilmiah sehingga
thinking skills (HOTS) seperti memprediksi,
terbentuk nilai-nilai kemanusiaan seperti integritas,
menganalisis, membuat hipotesis, interpretasi data dan
ketekunan, jujur, rasa ingin tahu, peduli, tanggujawab,
lain-lain. Open ended eksperimen dapat meningkatkan
terbuka skeptisme ( Rutherford & Ahlgren, 1990).
keterampilan ini (Aydogdu et al, 2013). Ada korelasi
Kemampuan proses sains dipengaruhi oleh antara keterampilan proses sains dengan efektivitas
tingkat kematangan dan latihan. Selain itu juga penggunaan laboratorium oleh siswa (FEYZIOGLU, B.
dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendidikan orang tua 2009).
dan penghasilan orang tua (Karar & Yenice, 2012).
Cakir & Sarkaya (2010) menyatakan bahwa ada Guru memainkan peran penting untuk mengajarkan
korelasi positif antara kemampuan keterampilan proses keterampilan proses sains di kelas melalui perencanaan
sains di SMU dan saat jadi mahasiswa. Perbedaan dan mengatur kegiatan belajar dan mengajar bagaimana
kemampuan keterampilan proses sains juga dipengaruhi untuk mencapai informasi ilmiah. Proses pengajaran
oleh domain kognitif (Ozgelen, S, 2012). dan pembelajaran IPA yang menggunakan berbagai
pendekatan pengajaran dalam satu pelajaran sains
Kemampuan dalam keterampilan proses sains
memiliki keuntungan tambahan dalam hal memberikan
(KPS) ini ternyata mempunyai pengaruh terhadap hasil
kesempatan bagi penanaman keterampilan proses
belajar dan proses berpikir. Banyak sekali penelitian
sains . Hal ini juga berhasil untuk memberikan para
tentang KPS diantaranya (Hadiana, LR, 2011)
siswa dengan kesempatan untuk belajar mandiri di
melaporkan bahwa KPS dapat meningkatkan hasil
memperoleh beberapa keterampilan (Rauf RAA, et al,
belajar siswa SMU. Penelitian lain yang sejenis telah
2013). Gadzama BI (2012) merekomendasikan bahwa
diteliti oleh Fauziah (2009), Herlina K (2004),
Keterampilan Proses Sains harus dimasukkan dalam
Indrianingsih (2009), Karuru P (2003) dan Muslim
pelatihan guru dalam rangka meningkatkan prestasi
(009).
siswa.
Proses ilmiah tersebut melibatkan berbagai
keterampilan proses sains (Towle, 1989: 16-31). Jika Kemampuan dalam keterampilan proses adalah
dilihat dari penjenjangannya, maka posisi bagian dasar dan integral yang harus dimiliki oleh guru
mengamati/mencandra merupakan posisi awal dalam sains dalam mengajar sains. Kompetensi ini seharusnya
melakukan proses sains. Kemudian diikuti dengan dilatihkan kepada mahasiswa calon guru (Ango, ML.
proses yang lebih tinggi seperti mengukur, 2002). Keterampilan proses sains terpadu sangat erat
mengklasifikasi, dan keterampilan tertinggi yaitu kaitannya dengan literasi sains yang diperlukan di abad
keterampilan bereksperimen (Rezba et al., 1995: 1).
Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)

21 sehingga perlu dilatihkan kepada calon guru Kurtosis = 5,962


(Turiman P et al, 2011).
umber of Items Excluded = 0
Penelitian ini adalah penelitian pendahuluan tentang Number of Items Analyzed = 30
kemampuan mahasiswa pada keterampilan proses sains Mean Item Difficulty = 0,632
yang meliputi identifikasi dan kontrol variabel, Mean Item Discrimination = 0,206
membuat hipotesis, definisi operasional, grafik dan Mean Point Biserial = 0,298
interpretasi data. Data yang diperoleh akan digunakan Mean Adj. Point Biserial = 0,196
untuk pengembangan penelitian mengenai keterampilan KR20 (Alpha) = 0,610
proses sains dalam hubungannya dengan keterampilan KR21 = 0,439
berpikir tingkat tinggi. SEM (from KR20) = 2,174
Analisis terhadap indikator keterampilan proses sains
METODE
yang diukur menunjukkan bahwa mahasiswa
Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi dan
kualitatif. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Jurusan mengontrol variabel sebesar 61,7 %. Hasil analisis
PGMI semester IV Fakultas Ilmu Tarbiyah dan dengan menggunakan TAP adalah sebagai berikut:
Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. Teknik
Number of Examinees = 25
pengumpulan datanya dengan menggunakan tes
Total Possible Score= 7
kemampuan keterampilan proses sains terpadu
Minimum Score = 2,000 = 28,6%
sebanyak 30 soal di bidang Biologi. Indikator yang
Maximum Score = 6,000 = 85,7%
akan diiukur adalah kemampuan untuk
Median Score = 4,000 = 57,1%
mengidentifikasi dan mengontrol variabel, membuat
Mean Score = 4,320 = 61,7%
hipotesis, definisi operasional, grafik dan interpretasi
Standard Deviation = 1,085
data, merancang percobaan.
Variance = 1,178
Tes yang berisi 30 soal di teskan satu kali Skewness = 0,091
pengadministrasian kepada 25 orang mahasiswa dimana Kurtosis = -0,637
setiap mahasiswa mengisi jawaban pada lembar yang
telah disediakan dan lembar jawaban mahasiswa
tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Berdasarkan hasil ini maka kemampuan untuk
TAP dan analisis manual. Analisis manual yang akan mengidentifikasi dan mengontrol variabel mahasiswa
dillakukan adalah untuk menghitung reliabilitas butir tergolong dalam kategori sedang. Keterampilan dasar
tes dan membandingkannya dengan hasil analisis dalam KPS meliputi Observasi, klasifikasi ,
dengan menggunakan analisis TAP. komunikasi , pengukuran , estimasi , prediksi , inferensi
. Keterampilan terpadu : Mengidentifikasi dan
controlling variables , hipotesa , bereksperimen ,
menggambar grafik , menafsirkan , pemodelan ( Martin
HASIL DAN PEMBAHASAN
et al , 1998 ). Mengontrol variabel merupakan
Dari hasil analisis terlihat bahwa dari jumlah keterampilan proses sains lanjut. Untuk keterampilan
mahasiswa yang dikenakan tes berjumlah 25 orang ini mahasiswa harus memahami bagaimana cara
dengan jumlah soal 30, maka secara keseluruhan mengontrol variabelnya. Namun kemampuan tersebut
menghasilkan skor terendah 6 dan skor maksimum perlu ditingkatkan lagi dengan strategi atau model
sebesar 27, sedangkan rata-rata skor mahasiswa adalah pembelajaran yang lebih tepat lagi sehingga
18. Ini berarti bahwa keterampilan proses sains terpadu keterampilan mengidentifikasi variabel dan
yang dimiliki oleh mahasiswa relatif baik (kategori mengontrolnya dapat lebih dikuasai oleh mahasiswa.
sedang). Reliabilitas berdasarkan analisis dengan
Mahasiswa mempunyai kemampuan membuat hipotesis
menggunakan TAP memperoleh hasil 0,439 (positif).
dan mendefinisikan operasional variabel relatif tinggi.
Ini masih tergolong tinggi. Ini berarti bahwa antara item
Untuk kemampuan membuat hipotesis adalah 77,8 %.
soal yang satu dengan yang lain ada keterkaitannya.
Hasil analisis dengan menggunakan terlihat sebagai
Adapun hasil analisis dengan menggunakan TAP
berikut:
adalah sebagai berikut:
Number of Examinees = 25
Number of Examinees = 25
Total Possible Score= 9
Total Possible Score= 30
Minimum Score = 2,000 = 22,2%
Minimum Score = 6,000 = 20,0%
Maximum Score = 9,000 = 100,0%
Maximum Score = 27,000 = 90,0%
Median Score = 7,000 = 77,8%
Median Score = 19,000 = 63,3%
Mean Score = 7,000 = 77,8%
Mean Score = 18,960 = 63,2%
Standard Deviation = 1,470
Standard Deviation = 3,481
Variance = 2,160
Variance = 12,118
Skewness = -1,663
Skewness = -1,491

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY


Universitas Negeri Surabaya 3
Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)

Kurtosis = 3,430
3 11 Definisi operasional

Membuat hipotesis adalah keterampilan proses sains 4 13 Membuat hipotesis


tingkat tinggi namun dalam soal pilihan ganda akan
lebih mudah dipilih oleh mahasiswa dengan 5 16 Desain eksperimen
berdasarkan logika deduktif sehingga mahasiswa
dengan kemampuan menalarnya dapat menjawab 6 27 Membuat hipotesis
pertanyaan. Hasil analisis untuk definisi operasional
variabel menghasilkan 81,3 %. Ini merupakan nilai 7 28 Grafik
dalam kategori tinggi untuk mahasiswa calon guru MI.
8 29 Identifikasi dan kontrol
Mahasiswa mempunyai kemampuan membaca grafik variabel
dan interpretasi data sebesar 51,3 %. Meskipun ini
masih tergolong sedang namun dari semua
keterampilan yang diukur mempunyai nilai yang paling
rendah. Kemampuan untuk menginterpretasi
SIMPULAN
membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
seperti berpikir kritis, analitis dan logis. Menurut Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
Mustain (2013) interpretasi data yang merujuk pada disimpulkan bahwa keterampilan proses sains
penelitian Padilla melaporkan bahwa kemampuan mahasiswa Jurusan PGMI FITK secara keseluruhan
interpretasi data siswa kelas 8 mempunyai keterampilan adalah sebesar 63,2 % dengan rincian kemampuan
ini kurang dari 50 %. Untuk skala penelitian yang lebih untuk mengindentifikasi variabel sebesar 61,7 %,
luas dengan menggunakan standar baik yang diukur membuat hipotesis sebesar 77,8 %, definisi operasional
dengan TIMSS maupun PISA menghasilkan persentase sebesar 81,3 %, membaca grafik dan interpretasi data
yang rendah. sebesar 51,3 % dan meramcang ekperimen 65,6 %.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan soal uraian sehingga dapat melengkapi
Mahasiswa mampu menjawab soal 65, 6 % pada
kajian hasil analisis kemampuan mahasiswa dalam
indikator desain eksperimen. Kegiatan merencanakan
keterampilan proses sains terpadu untuk mengetahui
percobaan atau penyelidikan menurut Rustaman
bagaimana kemampuan mahasiswa dalam merancang
(2005:97) meliputi beberapa kegiatan menggunakan
eksperimen di lapangan sehingga nantinya diharapkan
pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses
mahasiswa dapat luwes dan terampil untuk melakukan
merencanakan penyelidikan. Perencanaan percobaan
eksperimen dalam rangka implementasi pendekatan
atau penyelidikan meliputi kegiatan menentukan alat
saintifik proses ketika mengajar di MI kelak.
dan bahan untuk penyelidikan, menentukan variabel
kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang
diamati, diukur, atau ditulis serta menentukan cara dan UCAPAN TERIMA KASIH
langkah kerja. Kemampuan mahasiswa dalam Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.
merancang percobaan untuk materi yang membutuhkan Muhamad Nur atas bantuan dalam bentuk diskusi dan
kreativitas perlu diteliti lebih lanjut dalam rangka buku referensi yang mendukung penelitian ini.
melengkapi dan menambah informasi kemampuan Terimakasih juga disampaikan kepada Bu Tatik selaku
untuk merancang suatu percobaan. dosen Matakuliah IPA 1 di Jurusan PGMI FITK UIN
Penelitian ini instrumen yang dipakai masih Sunan Ampel serta mahasiswa yang berperan serta
mempunyai reliabiitas yang cukup rendah yaitu 0,4. dalam penelitian ini.
Untuk menaikkan reliabilitas maka item soal-soal
tersebut perlu direvisi dengan tidak mengubah indikator DAFTAR PUSTAKA
yang diukur, artinya setiap indikator yang diukur harus
ada yang mewakili. Berdasarkan hasil analisis ternyata Ango, ML. 2002. Mastery of Science Process Skills
setelah soal direvisi sehingga menjadi 8 soal maka and Their Effective Use in the Teaching of
reliabilitasnya meningkat menjadi 0,81. Adapun no soal Science: An Educology of Science
dan indikator tersaji berikut ini: Education in the Nigerian Context .
International Journal of Educology, 2002,
N No Soal Indicator Vol 16, No 1
o
Aydogdu, B, .Buldur S., Kartal S. 2013. The effect of
1 1 Definisi operasional open-ended science experiments based on
scenarios on the science process skills of the
2 4 Grafik pre-service teachers. Procedia - Social and

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY


Universitas Negeri Surabaya 4
Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)

Behavioral Sciences 93 ( 2013 ) 1162 – of Science Process Skills in a Science


1168. Classroom. Asian Social Science; Vol. 9,
No. 8; 2013 ISSN 1911-2017 E-ISSN
Cakir, NK & Sarkaya, M. 2010. An evaluation of 1911-2025 Published by Canadian Center
science process skills of the science teaching of Science and Education
Majors. Procedia Social and Behavioral
Sciences 9 (2010) 1592–1596.Science Direct. Ruterford, F J &Ahlgren A. 1990. Science for All
Americas. New York: Oxford University
Feyzioglu, B 2009. An Investigation of the Press.
Relationship between Science Process
Skills with Efficient Laboratory Use and Sinan Özgelen, S. 2012. Students’ Science Process
Science Achievement in Chemistry Skills within a Cognitive Domain
Education. Journal of TURKISH SCIENCE Framework. Eurasia Journal of
EDUCATION Volume 6, Issue 3, Mathematics, Science & Technology
December 2009 Education, 2012, 8(4), 283-292
Subali, B. 2009. Pengembangan Tes Pengukur
Gadzama BI, 2012. Effects of Science Process Skills
Keterampilan Proses Sains Pola Divergen Mata
Approach on Academic Performance and
Pelajaran Biologi SMA. Prosiding Seminar
Attitude of Integrated Science Students
Nasional Biologi, Lingkungan dan
With Varied Abilities. Department of
Pembelajarannya, Jurdik Biologi, FMIPA,
Science Education, Faculty of Education,
Universitas Negeri Yogyakarta, 4 Juli 2009
Ahmadu Bello University, Zaria.
Suryanti. 2012. Model Pembelajaran Untuk
Hadiana, LR. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Mengajarkan Keterampilan Pengambilan
Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi. Keputusan Dan Penguasaan Konsep IPA Bagi
Jakarta: UIN Jakarta. Siswa Sekolah Dasar. Surabaya: Disertasi

Karar, EE & Yenice, N. 2012. The investigation of Trefil, James & Hazen Robert, M. 2010. Science An
scientific process skill level of elementary Integrated Approach Six Edition International
education 8th grade students in view of Student Version. Florida: John Wiley and
demographic features. Procedia - Social and Sons.
Behavioral Sciences 46 ( 2012 ) 3885 – Turiman P, Jizah Omar, Adzliana Mohd Daud &
3889. Kamisah Osman. 2011. Fostering the 21 st
Century Skills through Scientific Literacy
Kaswan. 2005. Peningkatan Pemahaman Konsep dan
and Science Process Skills. Procedia - Social
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
and Behavioral Sciences 59 ( 2012 ) 110
Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada
– 116
Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Arus Searah.
Bandung: UPI

Mei, GTY. 2007. Promoting Science Process Skills and


the Relevance of Science Through Science
Alive! Programme. Proceedings of the
Redesigning Pedagogy: Culture, Knowledge
and Understanding Conference, Singapore,
May 2007
Mustain, L. 2013. Penggunaan Web Based Inquiry
Science Environment (WISE) Pada
Pembelajaran Berbantuan Simulasi Dalam
Meningkatkan Kemampuan Interpretasi Grafik
Dan Keterampilan Membuat Grafik Pada
Konsep Gerak. Bandung : Tesis UPI Tidak
Diterbitkan

Nuryani Y Rustaman, (2002), Pengembangan Butir


Soal keterampilan Proses Sains, Bahan
Piloting Biologi FPMIPA- UPI Bandung.

Rauf RAA, Mohamad Sattar Rasul, Azlin Norhaini


Mansor, Zarina Othman. 2013. Inculcation

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY


Universitas Negeri Surabaya 5

Anda mungkin juga menyukai